Tuesday

Cerita seks: Pertemuan Vera dan Natasya

Vera yang merasa sudah fit itu segera bersiap untuk mencari pekerjaan, tapi sebelum itu Vera memilih mengontrakkan rumahnya itu, dan pergi keluar kota saja, ia sadar dikotanya sekarang pasti ia tidak bisa mendapat pekerjaan(Cerita sebelumnya,Klik Disini).Vera segera mencari tempat kost dikota tujuannya melalui internet. Vera menemukan sebuah kost yang dikhusukan untuk perempuan single dengan usia 25-30 tahun, ia pun memilih untuk tinggal dikost itu. Setelah transaksi selesai, Vera segera mengemasi barangnya dan kemudain berpamitan kepada tetangga dekatnya. "Pak Darji, Bu Dian, Saya titip rumah saya, tolong diatur sendiri tentang sistem kontraknya", "Iya mbak, saya jamin aman, nanti uangnya biar kami kirim ke atmnya mbak Vera. Suami saya pasti bisa mengaturnya dengan baik" Vera melihat Pak Darji tidak seperti saat sedang mencoba menikmati air susunya, pria itu lebih memperhatikan istrinya. "Iya, mbak Vera tenang saja, oh iya, mbak vera bisa ambil motor saya sebagai ganti kepengurusan rumah ini", "Wah, terima kasih pak, terima kasih bu", "Iya mbak, kan mbak Vera sudah seperti anak saya, iya gak pak?", "oh, itu, iya iya, begitu mbak hehe" Vera tersenyum melihat pak Darji seperti kebingungan. Motor pak Darji lalu disiapkan, dan barang barang Vera segera dinaikkan. Sebelum pergi pak Darji mendekati Vera dan memberikan sesuatu. "Mbak, tolong ini dibuka dan diperhatikan ya, penting ini", "Apa ini pak?", "Sudah nanti saja bukanya, kamu berangkat saja", "Iya pak, Terima kasih, saya berangkat Dulu". Vera lalu pergi dengan motor pak Darji, membawa barang bawaannya. Pak Darji tampak begitu sedih, entah karena ditinggal Vera, atau karena tidak bisa menikmati tubuh janda muda itu lagi.
Dalam perjalanan, Vera sempat berhenti untuk istirahat, ia membuka kotak dari pak Darji tadi, ia menemukan ada surat didalamnya. "Mbak Vera, agar tubuh mbak Vera tetap sehat, kalau bisa terus dirawat buah dadanya, air susunya dikeluarkan, atau kalau bisa menyusui lebih baik, dan juga kalau bisa cari pasangan baru, agar ada yang membantu mbak Vera,hehe, sepertinya mbak Vera lebih terbiasa begitu, selamat jalan" Vera tersenyum, ia berfikir tetangganya itu memang sangat baik, karena sering sekali membantunya, juga sangat memperhatikannya.

Siang itu perjalanan masih jauh, Vera memilih beristirahat disebuah warung, warung itu sepi sekali, dan menu utama diwarung itu adalah mie ayam. "Permisi pak" Tampak diwarung itu pemiliknya adalah seorang laki-laki, " Iya mbak, mau makan ya?", "Iya pak, mm.. saya pesan mie ayam dan es teh saja pak", "Iya mbak, tunggu sebentar" Vera lalu duduk dan menunggu. Beberapa menit itu Vera sempat merasa buah dadanya itu sudah terisi penuh, tubuhnya begitu berat, Janda muda itu kini bingung harus mengeluarkan air susunya. Setelah hidangan sudah tiba, Vera segera menghabiskan hidangan itu. Setelah makan, Vera menemui pemilik warung itu dan segera membayar. "huuft... Berapa pak semua?", "8000 mbak sama tehnya, mbaknya sakitnya?", "Ndak pak, cuma ada yang ngganjel aja", Pemilik warung itu mulai melihat tubuh Vera yang montok itu, "kenapa mbak? mbak nya sehat sehat aja sepertinya", "mm...pinjam Gelas saja pak", "Buat apa mbak? mau minum lagi?", "Ndak pak, saya mau mengeluarkan air susu dari buah dada saya" Pemilik warung itu sempat kaget, Vera dengan lugunya mengucapkan kalimat itu. "Loh, sedang menyusui toh mbak?", "Iya pak, tapi sudah sendiri, tidak bersama anak saya", "Ooh, ini mbak gelasnya", "Terima kasih pak" Vera masih bingung, ia melihat kekanan dan kekiri, seperti mencari tempat yang sesuai. "Mbak, kedalam saja, kalau didepan nanti ganggu yang lain, nanti yang lewat nonton semua", "Iya pak, maaf mengganggu", "Silahkan mbak" Pemilik warung itu mengajak Vera masuk kedalam.
"Mbak ini namanya siapa?", "Saya Vera pak", "Oh, saya Heru, nah, silahkan disini saja mbak". Vera lalu ditinggal, sepertinya Heru menuju kedepan, dan menutup warungnya. Vera kemudian mengeluarkan buah dada kirinya dari dalam baju. Kembali janda muda itu bingung, saat ia berusaha meremas buah dadanya, juga memencet putingnya, air susunya tidak mau keluar. "Kok gak keluar mbak?" Vera baru sadar, Heru ternyata sedari tadi sedang menonton buah dadanya itu, Pria itu tampak tenang saat melihat buah dada montok Vera. "tidak tau pak, padahal lusa bisa keluar air susunya...", "Memang kemarin bagaimana kok bisa keluar?", "Tetangga saya yang meremas pak, dia juga minum, jadi saya masih bingung" Heru tampak kaget, ia menutup mulutnya sambil menggelengkan kepala. "mmm... begitu ya mbak, kalau saya bantu gimana?", "Jadi ngerepotin pak", "loh gak papa, demi mbak Vera juga", "Iya deh pak, pak Heru bisa nyusu tidak?", "mmm... pasti bisa deh", "kalau begitu silahkan pak" Vera menghadapkan Buah dada kirinya kearah heru. Pria itu pertama masih ragu, namun akhirnya ia berani mendaratkan tangannya dibuah dada kenyal milik Vera. Heru mengelus elus buah dada itu, sambil sesekali meremasnya. "wah, mulus banget ya mbak, kalau yang kanan dikeluarkan juga gimana?", "Begini pak?" Vera langsung mengeluarkan buah dada Kanannya. Kini Heru melongo melihat kedua buah dada montok Vera itu. Tangannya segera menempel di kedua buah dada itu, kini ia dengan sigap meremas buah dada sintal Vera. Heru merasakan tangannya begitu nikmat meremas dan menggoyangkan buah dada montok janda muda itu. Beberapa menit kemudian air susu menetes dari puting merah muda Vera. "Itu mbak, sudah keluar", "Wah, iya pak" Vera mengambil gelas tadi, dan menaruhnya dibawah buah dadanya. Heru lalu memencet puting merah muda Vera, tetes demi tetes Air susu janda muda itu mengisi gelas. "Mbak, itu buah dada kirinya silahkan diperas sendiri", "Iya pak, mumpung sudah keluar" Vera meraih buah dada kirinya, diremasnya denga kuat, tetes demi tetes air susu mengisi gelas itu lagi. "Mbak Vera... saya...minum air susu yang di buah dada kanan boleh?", "Iya pak, silahkan, memang itu yang bagus" Heru langsung melahap puting kanan Vera. Puting merah muda itu dijilat dan ditarik tarik oleh Heru, mulut pria itu mulai terisi air susu Vera. "mmm...slruup...mmm...segar juga ya mbak air susu perempuan itu... mmm", "mmmf....kan sebenarnya buat bayi pak...uuuh...", "mmm...slruup...cup...mmmm... kalau buat orang dewasa juga bisa kan mbak?", "uuh...mmmf...ssh...iya pak".
Entah kenapa Vera merasa buah dada kirinya masih berat, karena memang ia memeras sendiri air susunya, gelas itupun masih belum penuh juga, padahal buah dada kanannya sedari tadi diremas dan puting kanannya sudah mengalirkan air susu dengan deras kedalam mulut Heru. "Pak Heru, sekalian yang kiri pak, sssh... kalau saya sendiri lama selesainya..." Heru langsung meraih puting kiri Vera. Pria itu lalu menggencet kedua buah dada Vera, dan memasukkan kedua puting merah muda Vera itu kedalam mulutnya. Tangan pria itu mulai meremas buah dada Vera dengan kuat, kedua puting Vera juga terus dijilat dan ditarik tarik. Air susu mengalir dari kedua puting Vera kedalam mulut Heru. "sssshhh....aaaahn...terus pak...oooh...", "mmm...slruuup...sssh....mmm...cup...slruuup" Beberapa menit itu buah dada Vera ditangani oleh Heru. Setelah kenyang oleh air susu Vera, heru berhenti. "Mbak Vera, sudah kenyang saya", "kalau begitu sudah pak, terima kasih ya" Vera memasukkan buah dadanya kedalam bajunya lagi. "Sudah mbak Vera gak usah bayar, sudah digantikan air susunya tadi", "ooh, begitu ya pak, ya sudah pak, terima kasih" Vera sudah merasa lega, ia kembali kemotornya, dan melanjutkan perjalanan.
Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya Vera sampai dikota tujuannya, sesampai ditempat kostnya, Vera segera menurunkan barangnya. "Mbak Vera ya?" tampak seorang pria sudah menunggunya didepan tempat kostnya itu. "Iya pak, pasti ini pak Arif", "betul sekali, salam kenal", pria itu menyalami Vera, sepertinya dia itu adalah pemilik kost tersebut. "Tempatnya cukup sepi ya pak", "Iya, disini juga hanya ada 1 kamar kost", "Loh, terus kamar itu kosong pak?", "Tidak, didalam sudah ada 1 orang", "terus saya bagaimana pak?", "tenang, kamarnya cukup besar, didalamnya ada 2 kasur kok, jadi memang didesain untuk 2 orang", "Oh, kalau begitu bagus pak", "Mari mbak Vera, silahkan langsung kedalam" Pak Arif tampak senang sekali, dari raut wajahnya seperti ia mendapat hadiah doorprize. Vera lalu masuk kedalam membawa barang bawaanya. Kamar kostnya itu ternyata ada didalam rumah pak Arif. "Kamarnya dilantai dua mbak" Sesampai dilantai dua, Vera membuka pintu kamar itu, dan ternyata didalam kamar itu ada seorang perempuan. "Silahkan masuk mbak Vera, Mbak Nat tolong dibantu" Perempuan itu lalu berdiri. Vera cukup kagum, perempuan itu tampak persis sepertinya, putih mulus dan montok, serta memiliki buah dada besar. Barang bawaan Vera itu segera dibawa masuk.
"Perkenalkan, namaku Natasya", "Salam kenal, aku Vera", Pak Arif tersenyum senang melihat mereka berkenalan, "Kalian memang cukup mirip ya, Vera umurnya berapa kalau boleh tau?", "Saya 27 tahun pak", "wah, sama dengan Nat, haha", "Wah, mungkin kita juga senasib, ya ndak Vera?", "bisa jadi, haha" Setelah mengijinkan Vera tinggal sekamar dengan Nat, pak Arif meninggalkan kamar itu, “Permisi ya, saya tinggal dulu”, “Iya pak” Vera dan natasya kini telah menjadi teman baru. Vera dibantu oleh Nat mulai merapikan barang bawaannya. "Ver, kamu ngekost karena apa nih?", "Aku mau cari kerja, karena aku sekarang hidup sendiri", "Memang kamu biasanya sama siapa?", "Dulu aku sudah menikah, sekarang suamiku sudah pergi dengan anakku", "waah, kok bisa senasib sih Ver?" Vera cukup kaget, pernyataan Natasya sebelumnya tadi bukan hanya candaan. "Kamu juga ditinggal suamimu ya?", "Iya, persis kasusnya, wah memang kita ini banyak yang sama", "Haha, senang bisa sekamar sama kamu" Vera dan Nat kini mulai menemukan kesamaan, mereka berdua melanjutkan bercakap-cakap setelah menata barang bawaan Vera. Setelah beberapa menit bercakap cakap, tampak Natasya meninggalkan Vera keluar. Vera menyelesaikan menata kamar serta barang bawaannya itu.
Malamnya, Vera memilih untuk berangkat mandi. Vera merasa buah dadanya sudah penuh lagi. Beberapa menit kemudian, Nat datang dari luar, tampak buah dadanya sama besar dan montok seperti milik Vera. "Dari mana Nat?", "Dari keluar, sekarang waktunya ngurusin buah dada nih" ucap Natasya sambil menggoyangkan buah dadanya. "Loh, kenapa buah dadamu?", "kan aku seharusnya menyusui, jadi  harus aku keluarkan susunya", "waah, sama juga tuh, aku juga harus mengeluarkan air susuku", "Wah wah, kamu ini, peniru, haha", "Aku masih gak bisa memeras buah dadaku sendiri tapi, huft", "Ya elaah, terus biasanya gimana? ada yang bantuin gitu?", "Iya, aku baru dari minggu lalu mulai sih", "haha, Aku bantu deh, gimana?", "Iya deh, tolong ya, kamu kayaknya udah ahli, haha", "Sip, yuuk cin" Lalu tanpa malu Vera dan Natasya melepas pakaian mereka. Tampak dua janda muda itu begitu mulus dan montok tubuhnya.segera mereka menuju kamar mandi.

Nat menyalakan shower, dan air mulai membasahi tubuh mereka berdua. "Kamu disitu ver, ikutin aku ya", Nat sudah duduk sambil memegang kedua buah dadanya. "Gini ya nat?" tampak Vera menirukan Natasya. "Sip sekarang kamu remas kuat buah dadamu, kayak gini" Natasya meremas kedua buah dadanya, ekspresi wajah natasya membuat Vera tau kalau remasan tangannya harus kuat. Vera segera menirukan Natasya, Ia pegang buah dada montoknya, lalu diremasnya kuat kuat. "Perhatikan aku ver, kamu terus ikutin ya", Vera dan Natasya terus meremas dan menggoyangkan buah dada montok mereka, dengan saling pandang. Tubuh mereka juga terus dibasahi air dari shower. Beberapa menit itu Vera merasa dirinya sudah menirukan Natasya dengan baik. Natasya yang sedari tadi memandangi Vera sambil menggigit bibirnya itu mulai mendekat, "Ver, coba deketan, tempelin buah dada kamu sini" Vera mendekat, kini buah dada montok Vera dan Natasya saling bertabrakan, Benda bundar kenyal itu terlihat begitu serunya bertabrakan. Vera merasa Natasya mendorong dirinya, janda muda itupun mengikutinya. Buah dada mereka semakin erat bertabrakan, mereka juga terus meremas buah dadanya. Sensasi yang Vera dan Natasya itu membuat mereka berdua terengah-engah. Puting mereka yang mengeras itu bertabrakan, juga berputar putar karena saling tabrak. "mmf...Nat, lucu deh rasanya...", "Kalau ada kamu, jadi seru mainnya...mmmf" Mereka berdua tersenyum, sambil terus berinteraksi.
Beberapa saat kemudian, Air susu mengalir dari puting Vera dan Natasya. "Udah keluar tuh ver, hehe", "Iya, mantap deh" Mereka terus menabrakan buah dadanya dengan hebat. Air susu itu menetes dan juga muncrat kemana mana, karena puting keras mereka terus bergerak dan terangsang karena remasan dan goyangan hebat mereka berdua. Natsya tiba tiba meraih buah dada kiri Vera, dan menyedot putingnya. Air susu Vera diminum oleh Natasya, Vera sempat mendesah, tak mau kalah ia meraih buah dada kiri Natasya, dan meminum air susu lawannya itu. Karena saling sedot puting lawan mainnya, tubuh mereka jadi lemas. "Ver, mmm....slruup...mmm...kamu tiduran aja deh..", "mmm...slruupp...mmm...knapa?", "udah cepet...mmm...slruupp...aaahn" Air shower dimatikan. Vera lalu merebahkan tubuhnya dilantai, Natasya pun mengikuti. kini mereka berdua saling berhadapan dilantai. Natasya menghisap puting Vera dengan hebat, tentu Vera mengikuti ulah teman sekostnya itu, Kini mereka terus menikmati air susu asli dari buah dada mereka, Natasya dan Vera juga meremas dan menarik narik buah dada lawan mainnya itu agar air susu dari buah dada mereka dapat mengalir dengan deras mengisi mulut mulut indah janda janda muda itu. Beberapa saat kemudian, Natasya merangkul erat Vera, kini buah dada mereka yang masih meneteskan air susu itu saling bertabrakan. Bedanya kini Natasya mencium bibir Vera, lidahnya bergerak berputar putar. Vera tak mau kalah, ia peluk erat Natasya, juga membalas lidah nakalnya itu. Kini Vera dan Natasya sibuk merasakan sensasi luar biasa, dimana mereka tanpa sadar menikmati hubungan sejenis. Janda janda muda itu terus bercumbu sambil menabrakan buah dada mereka.

"mmmf...cup...mmm...slruup...mantep deh ver....oommmf", "iya nat...mmm...cup...slruup... mmm... seru...uumf" Mereka semakin asyik berciuman. Tangan Natasya mulai bergerak dan memencet puting Vera, sebaliknya Vera pun mengikuti dan memutar mutar puting Natasya. Tangan mereka berdua mulai basah oleh air susu, mulut mereka berdua sudah bercampur air liur. Tanpa sadar lubang vagina mereka berdua sudah basah kuyub. "mmm...slruup...ver...memek kamu pasti basah, sini..." Natasya memasukkan tangannya kedalam lubang vagina Vera, dan jari jarinya bergerak menggesek lubang itu. "Aaahn... mmm...cup..slruup...kamu juga kan Nat...mmm... nih" Vera membalas Natasya, tangannya juga beraksi, Jari jari Vera sudah masuk dan mengobok obok memek Natasya. Sungguh luar biasa, janda janda muda itu masturbasi bersama, dan terlihat begitu menikmati. "Ahhn, ver, uuuhf...mmm...slruupp..ooh", "Nat...ouuuh...mmmf...sss...slruup...mmm" Buah dada mereka masih bertemu, dan air susu mereka terus menetes. Lubang vagina dan mulut mereka berdua juga tidak henti dipuaskan oleh birahi. Persetubuhan sejenis itu berlangsung terus, sampai mereka berdua pun klimaks. "Nat, aku gak kuat", "sama, barengan ya keluarnya oouuh" Cruut cruut cruut, Air surgawi janda janda muda itu keluar dari lubang kewanitaannya. Vera dan Natasya pun merasakan tubuh mereka bergetar setelah klimaks tadi. Beberapa saat kemudian mereka menyelesaikan kegiatan mandi mereka, dan segera memakai pakaian tidur.
"Seru banget tadi Nat, kamu belajar dari mana sih?", "Aku sih penuh pengalaman, nanti kamu aku kasih tau lebih deeh", "Hehe, Oke dah, tidur deh", "Sip, Ver, aku saran boleh?", "hmm? apa nat?", "Besok pagi jangan kaget", "Ooh, oke deeh…" Vera mengira Natasya akan mengajaknya bermain dikamar mandi lagi, namun Natasya tampak tidur dengan tenang, dengan wajah serius menunggu besok pagi.

Part 4: Klik Disini 

2 comments: