Saturday

Cerita Seks: Aliya Terbiasa Ngeseks

"...iya ini mau anterin makanan...", "wah..hehe... silahkan masuk aja..." Aliya dan Salwa siang itu sudah menyeberang kebagian lain desa, memang kali itu diwaktu istirahat, mereka mau mengantar makan siang untuk Cipto, juga untuk pamannya Salwa. "...hmm makasih ya Aliya... untung kamu tau tadi pagi aku lupa sarapan...", "iya mas, kalo mau nanti Aliya setelah ini bisa anterin kesini lagi pas siang gini", "iya, tapi jangan sering sering..." Cipto tau memang teman teman kerjanya itu sudah sibuk melihati Aliya. "wah, Ada Aliya nih... sama siapa kamu kesini?", "itu tadi sama Salwa...", "ooh, terus mana dia?", "masih nemuin pamannya mungkin", "hehe...kalau gitu kamu tunggu sini deh sama kita ya...", "hmm iya mas..." tentu Aliya sudah dikerumuni pria pria sange saja. "Cip, ini gak papa kan...", "iya iya gak papa... tapi inget, biasa..", "udah tenang aja nanti aku kasih, temen temen aku minta juga", "oke oke siip, aku makan disana deh..." Cipto malah pergi menyantap makan siangnya agak jauh dari tempat Aliya yang sudah ditahan pria pria sange.

Tuesday

Cerita Seks: Aliya Melayani Warga Desa

"...hmm iya bener sama aja...", "tuh kan mbak...hehe..." Kali itu Aliya sedang jalan jalan, ditemani adiknya Cipto. Aliya pun faham didesa itu tidak terlalu banyak perempuan, bila ia bertemu atau melihat perempuan pun pasti juga sama sepertinya, masih cukup muda dan berpakaian cukup minim. Memang didesa itu tempat tinggal dan tempat bekerja dipisahkan oleh sungai yang membentang sepanjang desa. Hari masih pagi, dan memang kondisi desa cukup sepi. Aliya kali itu jalan jalan dengan tenang, bocah disebelahnya itu bertingkah dengan wajar, meski terlihat menahan diri. "...jadi gak boleh nyebrang kesana ya dek?", "iya gak boleh... buat yang kerja aja kesebelah sana...", "ooh gitu...hmm.." Aliya pun melanjutkan perjalanan, sampai ia melihat ada yang beberapa bocah yang datang menghampiri. "Hei... dari mana aja... ditungguin...", "eh iya sori, habis ajakin mbak ini jalan jalan..." adiknya Cipto pun memperkenalkan Aliya. "wah mbak ini namanya siapa?", "hmm aku Aliya...", "ooh mbak Aliya...baru dateng kesini ya?", "iya bener dek...", "hehe... eh ayo kesana yuk... udah ditungguin... mbak Aliya ikut juga ya..hehe..." Aliya pun ikut saja, diarahkan menuju salah satu rumah terdekat, disana tampak ada beberapa bocah lain, dan terlihat ada seorang cewek juga.

Saturday

Cerita Seks: Ngeseks Dengan Penjaga Desa

"Maap mbak, tidak boleh masuk daerah ini...", "kenapa ya pak?", "soalnya mbak ini bukan warga sini...", "iya tapi saudara saya tinggal didaerah ini", "kami tidak percaya...", "iya pak nama saudara saya itu Cipto...", "kalau nama mbak ini siapa? ada kartu identitasnya ndak?", "saya Aliya pak... aduh kartu identitas saya hilang pak..." Aliya dipersulit untuk masuk kesebuah desa. Aliya hendak masuk kedesa itu untuk menemui saudaranya. "kalau benar mbak Aliya ini mau masuk kedaerah ini, sekarang ikut kami dulu ya", "hmm iya pak..." Aliya digiring kesebuah rumah dibatas desa itu. Disana Barang bawaan Aliya dicek satu demi satu. "...mbak Aliya tolong buka semua pakaiannya, karena harus kami periksa, itu juga kalau mbak Aliya benar benar mau masuk kedesa ini", "hmm iya sebentar pak..." Aliya menurut saja, ia buka semua pakaiannya, ia sudah telanjang saja didepan pria pria itu. Tentu segera mereka sibuk meraba raba tubuh mulus Aliya, dari atas sampai bawah. "hehehe... wah..." asyik saja pria pria itu beraksi, senang mereka bisa menggrayangi tubuh mulus Aliya. cewek itu juga memiliki buah dada yang membusung besar dan begitu menggoda, tentu segera ditangkap tangan pria pria itu, diremas dan digoyang sesukanya.

Wednesday

Cerita Seks: Godaan Maut Dua bidadari Montok

"Sasa... tumben nggak kerja?", "ooh itu yang punya toko keluar kota sekeluarga", "hmm... hari ini gak kemana mana nih jadinya?", "iya betul mbak...", "bagus deh...hihi...ayo kebelakang bentar", "ngapain mbak...eh..." Sasa diajak Vana kehalaman belakang. Beberapa saat berlalu, ada yang datang kerumah Sasa. Ternyata si yudi, dia tau kalau si montok Sasa sudah dirumah itu lagi. Diketoknya pintu depan tidak ada yang muncul, yudi tak sabar, ia pikir mungkin sasa dibelakang. Jadi ia lewat gang kecil sebelah rumah itu, menuju halaman belakang rumah Sasa. Sampai sana Yudi kaget, ia lihat jelas Sasa memang disana, namun dengan cewek montok lainnya, memang yudi belum tau soal Vana. "...udah dari pada nganggur toh...", "hmm iya deh mbak" Yudi mengintip saja, ia lihat Sasa dan Vana malah mulai melepas semua pakaian, Yudi kaget dan terangsang meski hanya nonton. "Nah udah deh... hihi... duh bulunya nanti dicukur ya Sasa...aku bantuin deh", "ooh iya mbak... gimana nih?", "biar aku yang atur...sini..." Yudi mengintip terus, Saat sasa dan vana sedang berpose menggoda sambil berfoto. Yudi sempat heran, dua cewek montok itu malah suka berfoto telanjang, bahkan dibelakang rumah. "...sini kamu tutupin putingku nih...", "gini ya mbak...", "iya sip bentar..." Yudi melihat saja tak cukup, ia buka celana lalu ia kocok penis tegaknya itu, mana tahan melihat dua cewek bugil asyik bergaya, dua pasang toket besar yang bergoyang itu bisa membuat semua mata terbelalak bila melihatnya.

Saturday

Cerita Seks: Kegiatan Seks Vana dan Sasa

Vana sementara tinggal dikamar peninggalan kakeknya Sasa. "Disini kamarnya mbak Vana ya", "iya Sasa..." Sasa membantu Vana sebentar mengatur kamar, setelah itu ia tinggal kekamarnya. Vana setelah selesai mengatur kamar, ia keluar dan mengecek keseluruhan rumah Sasa itu. Rumah itu menurut vana cukup bagus, vana merasa sudah pas saja padahal baru tiba. "Mbak Vana..." Sasa kali itu sibuk membaca list harga, lalu vana datang kekamar dan duduk disebelahnya. "Sasa ngapain?", "ini baca baca mbak, aku kan jaga toko dekat sini, tapi belum hafal harga barang", "ooh haha... hmm... Sasa bentar ya..." Vana melihat tubuh Sasa itu sama montok dan modis seperti dirinya. "Kenapa mbak?", "liat deh... badan kita sama montoknya ya...haha", "hmm iya keliatannya mbak", "buka dulu coba baju kamu", "hmm iya...mmh" Vana dan Sasa malah melepas baju mereka, mereka kemudian berhadapan, bisa jelas terlihat mereka punya buah dada yang sama besar dan montok. "Wah dadanya aja sama...", "kok bisa ya mbak...", "iya  ya...sini...hmm..." Vana mendekat, kini buah dada mereka bertabrakan, puting mereka bertemu saling sapa. "Mbak Vana... apa dadanya bisa menghasilkan Asi juga?", "wah... iya... kamu pasti sama ya...", "iya mbak...aahn..." Vana menangkap buah dada Sasa... ia remas remas, sampai susu keluar dari puting cewek itu.

Monday

Cerita Seks:Kembalinya Cewek Idola

Sasa makin terkenal, makin banyak yang mengagumi juga. Hari demi hari berlalu, rumah mbah Aryo sepi, tidak seperti biasa. "Kasian ya Sasa...", "iya... gak ada alasan buat tetep disini yah..." mbah aryo sudah tiada, rumahnya masih ditinggal kosong hari demi hari berlalu. Sasa tampaknya kembali ketempat orang tuanya. Haris ikut sedih, ia jadi lama tak bertemu Sasa. Namun suatu hari, "permisi dek...", "iya...wah... mbak Sasa...", "iya ... lama gak ketemu ya Haris...", "iya mbak... hehe", "ayah kamu ada? Aku mau beli", "beli apa mbak?", "biar Haris yang ambilin" Haris senang sekali melihat Sasa, makin cantik dan juga montok saja bila dilihat lama lama. "...banyak soalnya dirumah gak ada apa apa... makanya kalau ada ayah kamu biar diantar", "ooh iya mbak Sasa bawa sebisanya, nanti sisanya biar haris yang antar mbak", "ooh gitu ya... makasih Haris...", "iya mbak..." Sasa kemudian pergi, Haris menunggu ayahnya sebelum pergi membawa pesanan Sasa. Setelah Haris bisa pergi, ia sudah membawa barang barang pembelian Sasa kerumahnya. "Haris... makasih ya...", "iya mbak... hmm... mbak Sasa tinggal disini lagi?", "sementara aja, nunggu disuruh pulang lagi, katanya aku suruh jaga rumah ini, dari pada kosong", "hmm iya betul mbak... disini aja dulu...", "hehe iya... bantu masukin barangnya kedalam dong dek", "oh iya..." Haris membantu Sasa, mengurus barang barang itu. Haris tau, ada yang berubah dari Sasa, yaitu Sasa mulai berpakaian lebih tertutup kalau keluar rumah, sedang kalau dirumah itu, tetap pakai pakaian minim seperti biasa. Sasa makin menggoda saja.