Wednesday

Cerita Seks: Godaan Maut Dua bidadari Montok

"Sasa... tumben nggak kerja?", "ooh itu yang punya toko keluar kota sekeluarga", "hmm... hari ini gak kemana mana nih jadinya?", "iya betul mbak...", "bagus deh...hihi...ayo kebelakang bentar", "ngapain mbak...eh..." Sasa diajak Vana kehalaman belakang. Beberapa saat berlalu, ada yang datang kerumah Sasa. Ternyata si yudi, dia tau kalau si montok Sasa sudah dirumah itu lagi. Diketoknya pintu depan tidak ada yang muncul, yudi tak sabar, ia pikir mungkin sasa dibelakang. Jadi ia lewat gang kecil sebelah rumah itu, menuju halaman belakang rumah Sasa. Sampai sana Yudi kaget, ia lihat jelas Sasa memang disana, namun dengan cewek montok lainnya, memang yudi belum tau soal Vana. "...udah dari pada nganggur toh...", "hmm iya deh mbak" Yudi mengintip saja, ia lihat Sasa dan Vana malah mulai melepas semua pakaian, Yudi kaget dan terangsang meski hanya nonton. "Nah udah deh... hihi... duh bulunya nanti dicukur ya Sasa...aku bantuin deh", "ooh iya mbak... gimana nih?", "biar aku yang atur...sini..." Yudi mengintip terus, Saat sasa dan vana sedang berpose menggoda sambil berfoto. Yudi sempat heran, dua cewek montok itu malah suka berfoto telanjang, bahkan dibelakang rumah. "...sini kamu tutupin putingku nih...", "gini ya mbak...", "iya sip bentar..." Yudi melihat saja tak cukup, ia buka celana lalu ia kocok penis tegaknya itu, mana tahan melihat dua cewek bugil asyik bergaya, dua pasang toket besar yang bergoyang itu bisa membuat semua mata terbelalak bila melihatnya.
"... ah susuku keluar mbak...", "yah baru dipegang bentar... gak papa biarin... sini... nah...", "kalau gitu dadanya mbak Vana basah jadinya...", "biar deh... hehe... sekalian deh punyaku dikeluarin juga..mmh" Yudi kagum, dua pasang toket itu sudah sibuk mengeluarkan air kenikmatan. Sasa dan vana membiarkan toket mereka basah oleh susu, bahkan susu mereka menetes membasahi sampai selangkangan mereka. Yudi terus mengocok kemaluannya sambil mengintip, memang pemandangannya luar biasa menakjubkan. "...liat nih...hihi...", "keliatan kayak mandi susu ya mbak...", "iya... wah...hihi... hmm... udah deh kamu boleh masuk...sana pakai pakaian lagi", "oke mbak Vana..." Sasa masuk kerumah lagi. Vana tampaknya sadar kalau ada yang mengintip. Vana duduk saja dibelakang rumah itu, lalu ia sengaja mengelus elus tubuhnya, juga sambil memerah buah dadanya sendiri. Tak lama ia buka lebar pahanya, ia tunjukan memeknya kearah Yudi yang sedang mengintip itu. Vana lalu menggesekan jarinya dikemaluannya sendiri. Yudi sih tak ambil pusing, ia terus melihat saja, sambil ia nikmati, penisnya juga masih berdiri. Dua orang itu sibuk mengurus kemaluannya masing masing sambil memikirkan sedang ngentot. Tak lama kemudian, Yudi klimaks duluan, "eh...mmh" Croot crot, yudi menyemburkan spermanya muncrat kesemak semak halaman belakang, Yudi lalu berpakaian dengan benar dan pergi kedepan. Vana tersenyum melihat si pengintip sudah puas, Vana pun masuk rumah, ia pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah itu vana kembali kekamar untuk berpakaian, tak lama ia dengar ada suara orang selain sasa diruang depan. Vana sudah berpakaian, ia tengok siapa tamu yang datang. "...iya pak... oh mbak vana... nah ini pak yang tinggal sama saya sekarang" Vana melihat pria itu, jelas itu dia yang mengintip tadi. "Ooh ini ya... perkenalkan saya yudi", "ooh iya pak...saya Vana... salam kenal juga..." setelah berkenalan mereka bertiga berbincang lebih jauh, namun jelas Yudi datang hanya ingin ngentot. "...ooh gitu ya pak...hmm... eh Sasa... kamu udah makan belum?", "belum nih mbak...", "ya udah kamu makan aja diluar ya... biar aku yang nemenin pak yudi", "ooh iya sudah... saya permisi dulu ya pak...", "oh iya Sasa..." Sasa keluar untuk makan, Vana memang ingin berdua dengan Yudi. Yudi jadi makin gak sabaran, ia tadi sudah lihat vana telanjang, jadi ia ingin lihat lagi dan membuka pakaian minim yang dipakai cewek montok itu. Yudi mengajak vana ngobrol terus, sembari memandangi cewek itu. "...iya pak, aku tau dari pak komir, untung Sasa orangnya baik, jadi aku boleh tinggal disini", "ooh gitu ya...hmm", "pak Yudi... tadi sebenarnya... ngintip aku pas dibelakang ya?" Yudi kaget, tapi ia berusaha biasa saja, "kapan itu vana? Kayaknya...", "tadi itu pak... jangan bilang siapa siapa ya pak... takut nanti banyak yang nyari vana...", "ooh haha...aman atuh...", "hmm iya sudah pak...", "tapi vana...", "kenapa pak yudi?", "tadi kan liatnya bentar aja...", "iya... terus...", "jadi...itu...apa itu...hmm", "pak yudi mau liat Vana telanjang lagi ya?", "waduh... vana tau aja nih...", "iya kan... keliatan tuh matanya pak yudi liat kemana...", "haha... gitu ya...", "kalau mau liat... kekamar dulu yuk pak...", "wah beneran ini?", "iya pak... aku kekamar dulu deh..." Vana pergi dulu, tak lama yudi menyusul setelah mengumpulkan keberanian. Sampai kamar, yudi sudah melihat vana selesai membuka baju. "Hehe...vana...", "pintu depan udah ditutup belum pak?", "sudah dong...wah..." Yudi mendekat, makin merangsang ternyata melihat tubuh putih mulus vana dari dekat, buah dada besar nan montok itu begitu menggiurkan. "Ooh iya sudah...mmh...aah...pak yudi..." Yudi sudah tak kuat, ia memeluk vana, kemudian mulai mengelus tubuh cewek itu. "Hehe...hmm...", "pak yudi ternyata gak cuman mau liat aja ya...mmh", "iya... gak papa kan vana? Hehe..." yudi bersiap menikmati tubuh vana. Vana tampaknya malah terus menggoda agar yudi makin bernafsu.
Sasa setelah selesai makan, ia berjalan kembali kerumah. Namun ia sudah dibuntuti beberapa pria, yang memang tadi melihat sasa makan diwarung. "Sasa... hehe...", "eh, iya mas...", "Sasa mau kemana?", "mau pulang ini mas...eh...", "udah pulangnya nanti dulu... kesana dulu ya..." Sasa mendapati tangannya dipegang, cewek itu malah ditarik pergi, ia diajak pergi kebelakang sebuah rumah. "hehe... nah... kita asik asikan dulu disini ya Sasa..." Sasa tiba tiba mendapati pria pria didekatnya itu mulai menjamah tubuhnya, bahkan pakaiannya langsung dicopot. "ehm..ah... ah...mas...", "hehe... wah...udah keluar aja..." tentu toket besar Sasa yang diremas tangan tangan nakal itu jadi meletus muatannya, air susu menyembur dari puting menonjol milik Sasa. "mmh...sluurp..mm..ah...mm..." Langsung puting susu Sasa disambut mulut mulut haus, dikenyot dan dihisap terus, susu mengalir keluar terus diminum pria pria sange itu. "aah...mas...ah..aahn..." Sasa juga merasakan memeknya sudah sibuk diganggu jari jari nakal juga. "Hehe... kenapa Sasa... geli ya...", "mmh...ah...nnghh...mas...ah..." Sasa cuma mendesah, saat rangsangan luar biasa terus menerjang tubuhnya. Bahkan tak lama cewek aduhai itu klimaks, cairan kewanitaan muncrat dari memeknya. "nah...wahaha..." Pria pria itu pun senang melihatnya. "ngh..ah..ah...ah" Sasa masih lemas duduk ngangkang diteras belakang sebuah rumah asing itu, cewek itu sibuk merasakan memeknya yang luber, saat pria pria didepannya sibuk melepas pakaian. Sasa mulai lemas tak bisa pergi, ia pun tak tau bagaimana bila setelah itu diperkosa ramai ramai.
"aahn..ah...ah...mmh...", "uuh...yeah...oh..." Vana dan Yudi sudah asyik sendiri dirumah Sasa itu. "ngh...eh, pak Yudi... si Sasa belum balik juga...", "uh.... mungkin masih... diwarung...", "hmm iya mungkin ya...ngh...ah...pak... ", "kenapa lagi Vana...", "itu... Vana mau diatas...", "oh gitu ya...hehe...iya udah..." Yudi senang senang saja mau diajak ngentot gaya seperti apapun. Kini pria itu yang dibawah, dan Vana diatas. Vana mulai mengambil posisi, ia turunkan memeknya tepat dipenis tegak milik Yudi. "udah pas belum ini pak?", "udah... turunin aja...", "mh...eh ndak pas pak...", "eeh Vana... kumaha...", "kurang mundur ya...sini...", "lama ah...mh...nah...tuh...", "aahn... masuk deh...ah..." Yudi memegang pinggul Vana, ia turunkan saja diarah yang tepat, dan kini kemaluan mereka bertemu lagi. "wah...luar biasa... Vana...ngh...", "aah...ah...yess..." Vana malah langsung bergoyang hebat, ia bergerak naik turun agar memeknya terus digesek penis tegak. vana dan Yudi pun lupa akan Sasa, kalau mereka taupun, pasti terkejut. "ah...aghn...mmgh...mgh..." Sasa sudah bergoyang hebat juga, tak hanya satu penis tegak saja yang ia lawan. mulut dan memeknya sudah terisi penis tegak, ia juga disuruh menggunakan tangannya mengocok penis tegak. "wah..hehe.... hebat Sasa... terusin..hehe..." Vana bahkan suara desahannya teredam, karena mulutnya tersumpal penis tegak. "mmgh..mh...mhhh...hmmh...", "sst...udah tenang aja Sasa...mmh...sluurp..mh..." toket montok Sasa juga tak dibiarkan saja, puting susunya sudah sedari tadi diemut dan disedot oleh mulut mulut pria itu secara bergantian, Sasa tak mengerti kenapa susunya belum juga habis disedot pria pria itu. "auh...wah...sasa...ngh..." Croot croot, Memek Sasa tiba tiba sudah disemprot sperma. "mmh...mmgh....nnnh!" Croot croot, mulutnya juga terisi sperma. pria pria itu bukanya istirahat malah tukar posisi, Sasa pun masih digangbang ramai ramai dibelakang sebuah rumah itu. Cewek itu mungkin akan segera dimandikan sperma oleh pria pria sange itu.
"uuh...mmh... iya udah Vana... aku balik ya...", "lho... masak gitu doang...", "eh...ehmm...itu... hehe...bentar bentar..." Yudi tampak sudah selesai ngentot dengan Vana, pria itu hendak pergi, tapi Vana sudah menagih, jadi ia keluarkan uang dari dompetnya. "hehe...gitu dong... makasih pak Yudi...", "hehe iya iya... aku pulang dulu ya..." Yudi pun pergi dari rumah itu. Vana kemudian membersihkan kamarnya itu, setelah itu ia pergi mandi. Vana kemudian baru ingat lagi tentang Sasa saat ia berpakaian. Setelah itu Vana menunggu saja sampai Sasa tiba, entah berapa lama akhirnya Sasa pulang. "Sasa... dari mana aja...", "nnh...itu tadi habis...dari sana..mh...", "aduduh... keliatan capek bener..." Vana melihat Sasa sudah lemas benar, ia pikir pasti habis ngeseks habis habisan. "mmh...ndak kok mbak..." , "udah sana...kamu mandi dulu... setelah itu istirahat deh...", "hmm iya mbak..." Sasa pun menuruti perkataan Vana. Jadinya malam itu Vana sendiri didepan rumah, Sasa sudah tidur pulas dikamar. Vana masih belum bisa tidur, ia sibuk dengan handphonenya, sampai ia mendapat kabar kalau warungnya sudah hampir selesai direnovasi. Vana masih ingin menemani Sasa, jadi ia tuntaskan dulu beberapa hari dirumah itu. Vana menemani Sasa dirumah itu sampai beberapa hari kemudian Sasa juga diminta pulang kerumahnya sendiri. "Emang rumah ini kenapa Sasa?", "udah dijual mbak...", "ooh gitu, bagus deh... haha... eh, Sasa...", "iya mbak Vana?", "kamu mau nggak ikut kerja diwarung tempatku itu?", "hmm... liat nanti aja mbak...", "rumah kamu aslinya dimana sih? nanti aku samperin ya...", "hmm iya mbak Vana... nanti kerumah aja ya..." ,"hehe oke deh... ayo deh cepetan beres beres..." Dua cewek itu segera beres beres, setelah itu membawa barang barang mereka pergi. Sasa pun pulang kerumahnya, disana ia pasti tidak harus mengurus pria sange setiap hari. Vana juga kembali kewarungnya, dimana ia sangat butuh teman kerja baru karena warungnya makin maju.

No comments:

Post a Comment