Tuesday

Cerita Seks: Aliya Melayani Warga Desa

"...hmm iya bener sama aja...", "tuh kan mbak...hehe..." Kali itu Aliya sedang jalan jalan, ditemani adiknya Cipto. Aliya pun faham didesa itu tidak terlalu banyak perempuan, bila ia bertemu atau melihat perempuan pun pasti juga sama sepertinya, masih cukup muda dan berpakaian cukup minim. Memang didesa itu tempat tinggal dan tempat bekerja dipisahkan oleh sungai yang membentang sepanjang desa. Hari masih pagi, dan memang kondisi desa cukup sepi. Aliya kali itu jalan jalan dengan tenang, bocah disebelahnya itu bertingkah dengan wajar, meski terlihat menahan diri. "...jadi gak boleh nyebrang kesana ya dek?", "iya gak boleh... buat yang kerja aja kesebelah sana...", "ooh gitu...hmm.." Aliya pun melanjutkan perjalanan, sampai ia melihat ada yang beberapa bocah yang datang menghampiri. "Hei... dari mana aja... ditungguin...", "eh iya sori, habis ajakin mbak ini jalan jalan..." adiknya Cipto pun memperkenalkan Aliya. "wah mbak ini namanya siapa?", "hmm aku Aliya...", "ooh mbak Aliya...baru dateng kesini ya?", "iya bener dek...", "hehe... eh ayo kesana yuk... udah ditungguin... mbak Aliya ikut juga ya..hehe..." Aliya pun ikut saja, diarahkan menuju salah satu rumah terdekat, disana tampak ada beberapa bocah lain, dan terlihat ada seorang cewek juga.

"Kenalin aku Salwa...", "ooh iya kalau aku Aliya..." Aliya pun berkenalan dengan cewek dirumah itu, mereka juga mulai ngobrol. Sementara bocah bocah tadi sudah berkumpul, agak jauh dari Salwa dan Aliya, "...wah asyik ada satu lagi nih...", "iya...aduh tapi masih jam segini, udah gak sabar...", "iya sama... udah tunggu aja..." bocah bocah itu tampak menunggu waktu. Aliya dan Salwa masih lanjut berbincang juga, "...ooh jadi Salwa udah sebulan disini...", "iya... kamu baru dateng ya?", "iya baru dateng...", "hmm... kalo didesa ini... yang cewek gak perlu kerja...udah dibayar...", "masa sih Salwa?", "iya... kemarin aku habis terima uang... jadi kebanyakan cewek cewek disini cuma jagain rumah, dan juga urusin hal hal yang lain gitu...", "ooh gitu ya..." Bocah bocah tadi tiba tiba sudah muncul berbondong bondong menemui Salwa dan Aliya, "mbak... ini kami bikinin minuman...", "wah...makasih ya..." Salwa dan Aliya pun lanjut ngobrol sambil meneguk minuman yang disuguhkan bocah bocah didekat mereka itu. "...hmm... dek... jemurannya tadi udah diangkat ya?" ,"udah kok mbak...", "hmm iya udah.. ini kalian udah sarapan semua kan?", "udah kok mbak...", "ooh iya udah siip" Aliya melihat Salwa seperti sudah mahir mengurus bocah bocah itu.
"wah udah jam sepuluh nih...yes...hehe...", "kenapa kalau udah jam 10 dek?", "iya gak papa mbak Aliya..hehe...hmm..." entah kenapa, setelah lewat jam 10, bocah bocah itu mulai berani menyentuh tubuh Salwa ataupun Aliya. "eeh dek iya bentar bentar... tuh udah nih..ahn..ngh..." Salwa tampak sudah melepas bajunya duluan, ia sadar betul toket besarnya sudah disambut jari jari nakal bocah bocah itu. "wah...hmm..mmh...umm..sluurp..mmh..." Aliya pun baru tau kalau Salwa juga bisa menyusui juga. "mbak Aliya, bajunya dilepas juga dong...", "hmm iya bentar dek...iya udah ini..ah...ngh..." Melihat Salwa sudah telanjang dada, Aliya juga ikutan, toket besarnya pun disambut bocah bocah itu. kini Aliya dan Salwa mendapati toket besar mereka terus digrayangi dan diremas remas, dan tampak bocah bocah bergantian menyedot susu segar dari puting kenyal milik dua cewek itu. "jadi kalau udah jam 10 lewat, kalau ada anak anak yang minta sesuatu harus kita turutin...", "hmm gitu ya Salwa...", "iya...gak cuma anak anak aja sih...yang dewasa juga sama..." Aliya pun mengingat memang ia ketika dulu sampai kedesa itu sudah hampir jam 11. Bocah bocah itu tampak sudah asyik bergantian minum susu segar dari sumbernya, "sluurp..mmh..ah...mbak Salwa...", "hmm iya dek...", "celananya dibuka juga ya...", "hmm iya bukain deh... sekalian taruh didalem ya...ngh..ah...", "hehe iya mbak...hmm..." Salwa benar benar sudah terbiasa, cewek itu sudah telanjang bulat. "eh mbak Aliya juga ya...", "hmm iya dek...nah udah..ahn..ah... " bocah bocah itu tampaknya ada yang lebih tertarik pada tubuh Aliya, mungkin karena ingin merasakan tubuh cewek yang baru datang itu.
"ah..ah..ngh..aahn...mh...", "wah enak...uh...", "ahn..ngh...dek sini kedepanku aja..", "oh iya mbak Salwa...wah...", "umm..mmh..mmgh..mm.." Salwa tampak begitu handal, ia bisa mengurus bocah bocah sange itu, memang kini memeknya sudah bergantian diganggu oleh penis penis remaja, Salwa bahkan menggunakan tangannya mengelus penis bocah bocah itu. "ngh..ah..mh..mh...", "ooh..hehe...ayo mbak Aliya jangan mau kalah sama mbak Salwa dong...", "ngh..ah..uh...iya..auh..." Aliya masih perlu adaptasi, meski sebenarnya ia sudah cukup membuat bocah bocah itu senang, kini Aliya juga asyik merasakan memeknya disusupi penis penis remaja secara bergantian. "mbak Salwa, kesitu aja sekalian...", "oh iya...mh..ah... uh..ngh..." Salwa mendekati Aliya, kini jadi dua cewek itu bisa melihat satu sama lain, tentu bocah bocah disekitarnya juga bisa mencoba dua memek bergantian dengan asyik. "Sluurp..mh..aah... mbak Salwa cobain susunya mbak Aliya nih... sama nggak...", "hmm iya umm...sluurp..ah...iya sama enaknya...", "hehe... mbak Aliya juga dong...", "mmh..sluurp..mh.. ah... iya enak...", "kalau gitu, mbak Aliya sama mbak Salwa setelah ini harus kumpul terus, biar bisa makin kenal ya...", "hmm iya dek..ah..ahn..." tentu bila Aliya dan Salwa bisa bertemu terus, mereka juga bisa digangbang terus sampai puas, memang bocah bocah itu senang bisa tinggal didesa istimewa itu, mereka mau menikmati waktu senggang mereka semaksimal mungkin, karena bila nanti mereka sudah bekerja, pasti waktu mereka untuk bersetubuh dengan cewek yang ia mau pasti jadi berkurang, dan mereka juga bisa saja jadi mudah capek.
Sampai puas bocah bocah itu menikmati tubuh Salwa dan Aliya, mereka tak ragu membasahi tubuh cewek cewek itu dengan cairan putih yang lengket. Setelah lelah bocah bocah itu meninggalkan Aliya dan Salwa untuk istirahat, bocah bocah itu pergi mandi saja disungai, dan biasanya setelah itu mereka pergi main. "...hehe... Aliya capek ya?", "ngh... dikit sih Salwa...", "hehe... nanti juga pasti terbiasa... udah ayo mandi dulu...", "hmm iya..." Salwa dan Aliya pun pergi mandi bersama. "... ooh gitu ya, iya pamanku itu kerjanya sama mas Cipto itu", "hmm jadi kenal ya...", "iya... Aliya, tau nggak, kalau pas hari libur kerja, didesa ini cewek ceweknya disuruh kumpul dibalai desa...", "ooh ada apa disana?", "iya ada kayak penyuluhan gitu dari kepala desa... setelah itu baru sebelum pulang disana sekalian pesta gitu...", "ooh... pasti rame ya...", "bukan rame lagi... rame banget...hehe..., eh Aliya... kamu kapan kapan aku ajak jalan jalan ke seberang mau?", "loh katanya nggak boleh?", "iya nggak boleh, tapi kalau waktu istirahat kita boleh mampir sebentar...", "hmm iya nanti aku iktu deh kalau mau kesana...", "siip...hehe..." Setelah selesai mandi, mereka berpakaian lagi, lalu lanjut ngobrol lagi. "...iya dirumah juga ada kok...", "wah padahal baru dateng tapi udah punya ya...", "iya dari kota aku udah dikasih obat gitu, banyak..", "ooh iya udah bagus deh, Ayo Aliya kita keliling desa bentar deh...", "hmm iya iya..." Aliya pun diajak jalan jalan oleh Salwa. baru saat mereka jalan jalan, baru tersadar hari sudah siang.
"...ooh jadi kerjanya sesuai usia gitu?", "iya, jadi yang muda lebih lama waktu kerjanya, tuh pamanku udah pulang..." Salwa dan Aliya memang kali itu sedang ada disebuah jembatan penghubung didesa itu, lewat jembatan itu banyak yang pergi atau pun pulang kerja. "Salwa..hehe...wah ini temen kamu ya? kok paman belum pernah liat...", "iya paman, ini Aliya, dia baru dateng...." Aliya pun berkenalan dengan pria yang disebut paman oleh Salwa itu, "kenalin om aku Aliya, saudaranya mas Cipto", "Cipto? ooh iya iya...hehe... kalian kok bisa disini berdua?", "iya tadi habis jalan jalan sama Salwa om", "ooh gitu...hehe... iya iya bagus itu, kamu biar banyak kenalannya ya...hehe..." Aliya tidak melihat Cipto muncul dari sudut lain jembatan itu, memang biasanya ia pulang saat sore hari. "udah ayo Aliya, balik lagi...apa kamu mau nungguin mas Cipto?", "iya sih maunya gitu...", "ooh iya udah aku balik dulu deh sama pamanku ya, kamu tunggu sana aja", "hmm iya Salwa makasih..." Salwa dan pamannya melangkah pergi. Aliya menunggu didekat jembatan itu. "Salwa, kamu masak apa dirumah?", "ada deh paman, nanti liat aja sendiri dirumah,hehe...", "hehe iya iya...hmm, kita kesana sebentar yuk Salwa", "kerumah itu ya?", "iya, mau ketemu temen sebentar", "hmm iya paman" Salwa tampak tidak langsung pulang, ia diajak mampir kesalah satu rumah kenalan pamannya itu. "eh... udah pulang kerja pak", "iya, tadi juga dijemput Salwa nih", "ooh gitu ya...hehe... Ayo Salwa masuk dulu, sante sante dulu disini", "iya pak permisi..." Salwa pun diajak masuk. Memang pamannya kemudian berbincang sebentar dengan temannya, tapi setelah itu, mereka berdua malah mengajak Salwa kekamar, baru juga pulang kerja, pria pria itu sudah ingin ngeseks, dan Salwa juga tidak mempermasalahkan, ia malah senang.
"...baru kemarin...", "iya mbak, kalo mbak ini?", "saya udah hampir setahun disini...", "ooh... gitu ya..." Aliya duduk dengan seorang cewek juga, yang tampak lebih dewasa darinya. "kok jam segini udah disini mbak Aliya?", "iya tadi lewat aja sebenarnya, tapi sekalian deh nungguin aja...", "ooh, gitu ya...eh saya kesana dulu ya", "ooh iya mbak..." Aliya kemudian ditinggal sendiri, karena perempuan tadi sudah melihat kekasihnya muncul dari sebrang jembatan. Aliya duduk saja, ia lihat beberapa orang lewat, beberapa juga melihati Aliya, pasti memang mereka juga baru pertama melihat cewek itu. "...Aliya kok kamu ada disini?", "iya mas aku tadi nungguin mas Cipto.." Cipto baru muncul, sudah hampir lewat satu jam Aliya menunggu. "aduuh ngapain pake ditungguin, hmm, iya udah... ayo pulang..." Aliya pun kini berjalan dengan Cipto. "...tadi Aliya ketemu sama Salwa, sama pamannya juga", "ooh... udah faham nih sama lingkungan sini?", "iya udah mulai faham mas", "hehe iya udah sip, masih jam segini, kita kesana dulu aja Aliya", "kemana mas?", "itu, beli makanan dulu lah...", "ooh iya mas..." Aliya diajak pergi ke sebuah warung. "Wah Cipto, siapa nih?", "ini.. saudaraku...", "ooh...wah cantik juga..." ada beberapa pria diwarung itu, yang tentu langsung senang melihat keindahan tubuh Aliya. "haha... Aliya, kenalan dong sama temen temenku..", "oh iya, kenalin mas aku Aliya..." Aliya pun berkenalan dengan pria pria itu. "hehe cantik juga namanya ya... duduk sini dulu dong..." Aliya pun menurut. "oi Cipto...gak papa kan kalo kita... itu loh...", "iya gak papa... aku juga mau beli makanan aja...", "wah haha... asik deh..." Pria pria itu tampak senang. "Aliya, habis ini kamu ikut mas mas ini bentar ya, nanti aku samperin deh..", "hmm iya mas Cipto" Setelah membeli makanan, Cipto pergi begitu saja meninggalkan Aliya. "nah... Ayo Aliya, kamu kan baru disini... kita jalan jalan yuk", "ooh iya mas, aku juga belum faham jalan sekitar sini", "nah tuh kan... ayo ayo..hehe..." Aliya pun pergi dengan beberapa pria itu.
"...eh Salwa...", "loh Aliya baru balik?", "iya... tadi mas Cipto udah balik duluan sih..", "oh gitu... iya udah aku balik dulu ya..." Aliya sempat melihat Salwa dan pamannya, mereka tampak agak berbeda dari sebelumnya, memang mereka habis ngeseks. "itu tadi temennya Aliya?", "iya mas, namanya Salwa", "ooh, kapan kapan ajakin jalan jalan juga dia ya", "hmm iya mas...", "udah ayo masuk dulu Aliya, nunggu Cipto kesini deh..." Aliya diajak masuk kesebuah rumah, yang tampak lebih besar dari rumahnya Cipto. "...rumahnya besar ya mas...", "iya soalnya banyak juga yang ninggalin, nah...hehe... sini Aliya...wah..." tanpa basa basi langsung pria pria itu melucuti pakaian Aliya, tentu tubuh indahnya bisa dilihat pria pria sange itu. "waah...hehe... Aliya umur berapa sih?", "ahn..ngh... 20 mas...", "wah masih muda ya...hmm...hehe..." Aliya berdiri saja sembari toket besarnya digrayangi tangan tangan pria sange itu. "wah...asik ini... Aliya aku minta susunya ya..umm..mm..sluurp.." baru keluar susu sedikit, puting menonjol milik Aliya segera disambar mulut mulut haus pria sange didekatnya itu. "aah..ah..iya mas..ngh...ah...ah...aah!" Aliya segera merasakan rangsangan berlebih, karena kini bagian intimnya juga dijamah pria pria itu. "wah ini asli mulus banget... Aliya buka dong kakinya...nah gitu..hehe..", "ah...ah..ngh..aahn.." Aliya merasakan kegelian luar biasa, ketika memeknya digesek gesek oleh jari jari yang nakal, ditambah toketnya terus diremas dan dipompa keluar susunya. "Sluuurp...mmh..ah... enak banget deh...mm...", "hehe... montok asli ini...", "eh minggir gantian dong..nah..." Pria pria itu terus saja berulah, Aliya sampai tak tahan merasakan rangsangan luar biasa pada tubuhnya itu. "aah...ah..aahn!" Spluurt... sampai klimaks cewek itu, cairan kewanitaan menyembur dari memeknya. "wah udah keluar...umm..mh...wah enak juga ini..mmh..." memek Aliya kini juga sibuk dijilati. "aahn..ah...ah" rangsangan sama sekali tidak berhenti, Aliya makin kualahan. Pria pria itu memutuskan membawa Aliya salah satu kamar yang paling luas dirumah itu. "tuh Aliya, kamarnya besarkan, jadi biar bisa rame rame disini..hehe..", "ngh..ah..ah..mmmh..aaahn!" kini baru pria pria itu menyiapkan penis tegaknya, dan mulai kini memek basah Aliya disodok penis tegak disore hari itu. "wah enak banget...mh...masih rapet ini..oh..", "ah..ah..ah..ahn...", "Aliya suaranya bikin geli ya...nih kalau mau aku kasih deh..auh..oh...", "..mmmh..mmgh..ngh.." mulut Aliya disumpal penis Juga. "hehe... siapin gelas dong, nanti kita isi susunya Aliya, hehe..." Aliya pun dientot pria pria  itu sampai benar benar mereka puas. Aliya mengikut saja kemauan pria pria itu, cewek itu hanya ingin lebih dikenal didesa itu, juga bisa lebih dekat dengan semua orang, meski harus mau dientot pria pria didesa itu.

No comments:

Post a Comment