Monday

Cerita seks: Tukang kebun Setubuhi pembantu

Siang itu, Yanto baru tiba disebuah rumah yang besar dengan taman didepannya. Karena ia orang desa, ia tahu rumah itu pasti milik orang kaya. Ia disambut seorang Laki laki yang memakai jas Rapi. “Selamat datang Yanto”, “I iya pak, benar ini pak Yono kan?”, “Iya benar, kamu sudah siap bekerja dirumahku?”, “I…iya pak, terima kasih pak Yono sudah mau menerima saya bekerja disini”, “Iya, barang kamu cukup banyak  juga, ya sudah ayo masuk, saya tunjukan kamar kamu”. Yanto yang berusia 30 tahun itu baru saja memulai bekerja dirumah pak Yono itu sebagai tukang kebun sekaligus pembantu tambahan. Yanto memang dikenal ulet saat berkebun didesa, kini ia mencoba menjalani hidup dikota.
Yanto diajak masuk kedalam rumah pak Yono, ia sangat kagum melihat seisi rumah begitu banyak barang barang mewah, dan tampak mahal. Yanto berjalan bersama pak Yono, masuk lebih dalam kerumah besar itu. “Waah, bagus ya rumahnya pak Yono”, “Iya dong, haha, eh Ma, Ini si Yanto udah dateng” Tampak Seorang perempuan datang dari lantai atas dan menyapa yanto. “Selamat datang yanto”, “Iya bu Ida, terima kasih”, “Wah, taman kita bakal bagus deh kalau yang ngerawat Yanto, haha”, “Betul Ma, Eh Yanto, itu kamar kamu” Pak Yono menunjuk kesudut ruangan , tampak sebuah kamar kecil disana. Yanto segera masuk kedalam, dan segera ia memasukan barang bawaannya. “Pak Yono, kalau boleh tau, selain saya apa ada orang lain yang kerja disini?”, “Oh, ada pembantu juga disini, namanya Siti”, “Oh, begitu ya pak, kalau begitu, saya merapikan barang bawaan saya dulu pak”, “Oke, saya kedepan dulu ya” Kemudian Yanto ditinggal sendiri, ia segera merapikan barang bawaanya, pakaian dimasukkan kedalam lemari, dan barang lain ditata didekat kasurnya. Meski kamar itu kecil, menurutnya sudah sangat bagus untuk digunakan olehnya. Setelah selesai menata kamarnya, Yanto pergi kedepan.
Setibanya didepan, ia melihat pak yanto sedang duduk, “Eh, Yanto, sini, biar saya jelaskan tugas kamu ya” Yanto kemudian mendekat, setelah itu ia mendengarkan panjang lebar tugas tugasnya nanti sebagai tukang kebun, sekaligus pembantu. Beberapa menit mendengarkan pak Yanto, tiba tiba ada yang datang membawakan secangkir kopi untuk pak Yanto, “pak, Ini kopinya”, “Terima kasih Siti, eh kenalin, ini Yanto, tukang kebun baru” Saat Yanto menoleh, ia cukup kaget melihat seorang perempuan yang mungkin seumuran dengannya itu tampak cukup cantik, tak sesuai perkiraannya
“Eh, mas, Kenalin saya Siti..”, “Eh, itu, Iya, S..Saya Yanto..” Kemudian ia bersalaman dengan Siti. “Udah, jangan lama lama salamannya, baru sehari masak udah kecantol Siti kamu to, haha” Yanto baru sadar ia sempat melamun dan menggengam erat tangan Siti, segera ia lepas kan karena malu. “Eh, maaf mbak”, “Gapapa kok mas, ya sudah pak, saya kembali kedapur, masih ada yang perlu diselesaikan”, “Iya ti…” Segera siti meninggalkan pak Yanto dan Pak Yono. Yanto menyelesaikan peracakapannya dengan pak Yanto, lalu ia segera memulai kerjanya.
.
Yanto sudah mulai membawa peralatannya, dan segera merapikan rumput rumput ditaman rumah pak Yanto. Sedang asyik bekerja, Yanto juga masih terbayang dengan Siti tadi, ia penasaran, kenapa perempuan secantik itu memilih menjadi pembantu. “Mas Yantooo” Yanto langsung kaget, ia sampai memotong rumput yang seharusnya tidak disentuh. “Eeeh, aduh, mbak Siti toh”, “Ngapain mas?”, “Ya kerja,haha, mbak Siti udah selesai ngurus dapurnya?”, “Udah mas, semangat ya mas kerjanya”, “Iya, makasih” Siti lalu kembali masuk kerumah. Yanto sempat tersenyum, ia sepertinya punya teman bekerja yang baik.
Siang itu, Tampak ada sebuah mobil yang keluar dari garasi rumah pak Yono, kemudian mobil itu berjalan, dan kemudian berhenti didekat Yanto, jendelanya kemudian terbuka. “Yanto, saya sama istri saya mau berangkat kerja, tolong jaga rumah sama Siti”, “Siap pak..” Pak Yono yang ada didalam mobil bersama Istrinya itu kemudian meninggalkan Yanto. Segera Yanto menyelesaikan pekerjaannya, lalu masuk kerumah. Yanto kemudian menaruh peralatannya dikamar, kemudian pria itu mulai berfikir untuk berkeliling dalam rumah pak Yanto, ia sangat tertarik dengan keindahan rumah itu. Ia pergi keruang tamu, kelantai atas, juga ke belakang rumah itu. Setibanya didapur, Ia tidak melihat keberadaan Siti. Kemudian ia mendengar suara air mengalir dikamar mandi, sepertinya Siti sedang didalam sana. Kemudian Siti tampak keluar dari kamar mandi dan menuju kedapur, “Eh, mas Yanto, udah selesai ngurus kebunnya?”, “U..udah kok, ini lagi keliling rumah aja, biar familiar”, “Haha, betul itu mas”, “mm..Siti udah lama kerja disini?”, “Udah setahun lah mas, aku seneng kerja disini, banyak ditinggal keluar, jadi bisa santai”, “Gitu ya, bagus kalau begitu” Siti sempat melihat Yanto sibuk memandangi tubuhnya itu, ia tersenyum, lalu ia pergi, “Mas, Siti mau tidur dulu ya, permisi”, “Iya mbak, silahkan” Siti kemudian pergi kekamarnya yang ada didekat dapur.
Yanto kemudian melanjutkan menelusuri rumah bos barunya itu. Beberapa saat kemudian, ia juga merasa mengantuk, ia memilih pergi kekamarnya, dan segera tertidur. 2 jam berlalu, Yanto pun bangun, ia kemudian pergi kekamar mandi untuk mencuci mukanya, dan ternyata kamar mandi itu sudah tertutup, mungkin siti sedang ada didalam, memang jelas terdengar sepertinya Siti sedang mandi, suara air mengalir dengan deras. Yanto kemudian duduk dikursi didekat kamar mandi itu, sambil mengelus wajahnya. Beberapa menit berlalu, Suara air sudah berhenti, Siti sudah selesai mandi. Perempuan itu keluar dari kamar mandi, namun Siti langsung berteriak. “Kyaaaah!” Yanto langsung kaget juga. “Aduh, ada apa mbak Siti?” Yanto kemudian melihat kearah Siti, pantas saja Siti berteriak, perempuan itu hanya memakai handuk untuk menutup tubuhnya yang baru saja mandi, Yanto bisa melihat lekuk tubuh Siti yang cukup modis. “Bikin kaget aja mas Yanto ini, aduh, mana aku pakai handuk aja…”, “Aduh, maaf mbak, saya kan juga gak tau…” yanto sedikit mengelak dan tidak memandang Siti. “Gak papa kok mas, gak biasa aja ada orang lain dirumah ini selain saya pas jam jam segini”, Siti kemudian berjalan kekamarnya. Yanto yang tadi mengantuk itu kini sudah melek, setelah melihat Siti tadi. Kemudian ia mencuci mukanya dikamar mandi. Setelah itu ia berjalan keluar, saat melewati kamar siti yang pintunya ditutup itu, Yanto masih penasaran, ia kemudian mencoba mengintip dari lubang kunci pintu itu. Yanto harus kembali kaget saat melihat siti baru memakai celana dalam saja, dan sedang memegang bh. Yanto terpaku pada tubuh Siti itu, apalagi kedua buah dada perempuan itu cukup membuatnya terpesona. Yanto menyaksikan SIti sedang memakai bhnya, lalu kemudian memakai baju dan celana, Yanto yang keasikan itu tak sadar adiknya dalam celana itu sudah berdiri. Yanto kemudian pelan pelan pergi dari depan kamar Siti, menuju kamarnya.
Dalam kamarnya, Yanto sedang melamun sambil merebahkan tubuhnya diatas kasur. Ia masih membayangkan kembali lekuk tubuh Siti, paha mulusnya, juga buah dada si pembantu itu. Beberapa menit asyik membayangkan Siti, Yanto kemudian sadar, ia harus membersihkan halman rumah Pak Yanto itu. Segera ia keluar, dan membersihkan bagian terluar rumah pak Yanto. Sore itu lalu pak Yono dan Istrinya sudah pulang. “Wah, rajinnya kamu Yanto”, “Hari pertama pak, masak gak rajin,haha”, “BIsa aja kamu ini,haha” Pak Yono dan Istrinya lalu pergi masuk kerumah, Yanto menyelesaikan pekerjaannya itu, meski ia sesekali memikirkan Siti lagi. Setelah merasa sudah bersih semua, Yanto segera masuk kedalam rumah. Didalam rumah, ia melihat pak Yono dan Istrinya sedang makan malam, tampak berbagai hidangan sedang disantap kedua Pemilik Rumah itu. “Yanto, kamu belum makan kan? kamu susul si Siti sana didapur”, “Iya pak, terima kasih” Yanto kemudian menuju kedapur. Ia melihat siti sedang makan malam, meski menunya beda jauh dengan yang dimakan pak Yono dan Istrinya. “mm…Siti, boleh ikut makan?”, “Silahkan mas, udah saya tambah porsinya emang buat mas Yanto”, “Hehe, makasih” Yanto kemudian makan bersama  Siti didapur itu. Sesekali Yanto memandang kearah Siti yang sedang makan itu. Siti kemudian melihat kearah yanto, kedua orang itu saling pandang, lalu saling mengalihkan pandangan, entah apa yang sedang terjadi pada kedua orang itu. “m…Mas Yanto, dulu tinggalnya dimana?”, “Aku tinggal di Desa ******”, “hmm, kok memilih kerja dikota ini mas?”, “Iya, disana udah banyak yang berkebun, jadi aku coba kerja dikota saja, kalau Siti, kenapa kerja jadi pembantu disini? Padahal kamu cantik” Yanto dan Siti sama sama kaget, Yanto tak tau kenapa mengucap kalimat terakhir itu, Siti tak percaya Yanto akan memuji kecantikannya. “Ah, bisa aja mas yanto ini, Aku kerja disini, karena tanggungan keluarga”, “Siti udah nikah brarti ya?”, “Iya mas” Sempat Yanto kecewa, tapi ia menyembunyikan perasaannya itu. “oh, begitu ya..” Mereka berdua kemudian diam dan menyelesaikan makan malamnya. Yanto kemudian pergi dari dapur, dan meninggalkan Siti.
Hari demi hari, Yanto bekerja dirumah pak yono itu, malah tukang kebun itu makin terpesona kepada Siti, apalagi karena setiap siang sampai sore, dirumah itu selalu hanya ada mereka berdua. Pak Yono dan Istrinya memang memiliki sebuah perusahaan, mereka juga sering pergi keluar kota. Siti dan yanto juga makin sering berbincang bincang didapur, apalagi saat makan malam.
Suatu hari, pak Yono dan Istrinya pergi keluar kota, dan Yanto bersama Siti saja dalam rumah besar itu. Siangnya, seperti biasa, Yanto kini sudah hafal kapan waktu Siti akan pergi mandi, jadi ia sudah mendekati kamar mandi itu, sambil mendengar suara air. Karena terus penasaran, Yanto tak bisa mengelak dirinya sangat ingin mengintip Siti mandi. Pelan pelan Ia mengambil kursi, dan menaruhnya didepan pintu, lalu ia menaiki kursi itu dan mengintip melalui celah sempit diatas pintu kamar mandi. Yanto terbelalak matanya, saat melihat tubuh basah Siti itu tak ada yang menutupi. Buah dada bundar itu, pantat padat itu, membuat Yanto makin senang terhadap Siti. Apalagi saat mandi itu, Siti suka sekali mengelus elus tubuhnya, Yanto sampai menggigit bibirnya saat Siti mengelus dan menyenggol buah dadanya yang terlihat kenyal dan bergoyang, Yanto benar benar terpesona. Yanto merasakan kembali penisnya tegak dalam celana, saat ia melihat tubuh Siti itu diselimuti gelembung putih dari sabun yang melumuri tubuh pembantu itu. Yanto terus menyaksikan Siti yang sedang mandi itu. Saat Siti sudah selesai mandi dan sedang mengenakan Handuk, Yanto segera mengembalikan kursi pada tempatnya, lalu mendudukinya. Siti kemudian keluar dari kamar mandi, meski ia sering melihat yanto menunggunya keluar dari kamar mandi, kini Siti kembali berteriak. “Kyaaah, Mas Yanto!” Yanto ikut kaget, lalu pria itu baru sadar kenapa Siti berteriak, terlihat celananya itu mengembung, jelas terlihat pasti penis Yanto sedang berontak dalam celana itu. “Eeh, M…maaf mbak, aduh, saya, baru bangun, tadi mimpi aneh aneh, jadi…begini deh”, “Aduh mas, gak ditenangin dulu itu… ya udah gak papa mas” Siti berjalan kekamarnya sambil tangan kiri perempuan itu menutup matanya. Yanto sempat malu setengah mati, namun bagaimana lagi, ia benar benar sudah tidak sanggup menahan nafsunya.
Malamnya saat makan malam, Siti tampak diam tidak seperti biasanya, Yanto jadi merasa bersalah, karena tadi siang itu. Siti jadi makan dengan cepat, dan segera meninggalkan Yanto. Yanto sempat bingung, namun setelah selesai makan malam, ia mencoba mendekati kamar Siti itu. Ia ingin meminta maaf pada siti, namun ia malu. Akhirnya ia malah memilih melihat dulu apakah siti sudah tidur atau tidak, dengan mengintip dilubang kunci pintu itu. Yanto tidak melihat siti sedang tidur, malah ia melihat Siti memasukkan tangannya kedalam celananya, dan terlihat digesek gesekkan, Siti juga tampak keenakan, Yanto tau Siti pasti sedang masturbasi. Pria itu memilih melanjutkan Aksinya mengintip Siti itu, ia tanpa ragu memegang penisnya juga untuk masturbasi. Yanto masih penasaran, apakah Siti itu sedang masturbasi memikirkan suaminya didesa, atau sedang memikirkan Yanto.
Tangan Siti masih masuk kedalam celananya, terus bergerak dengan cepat, begitu juga Yanto. Yanto tiba tiba makin senang mengocok penisnya, apalagi saat melihat Siti juga meremas buah dadanya dengan tangan kanannya. Beberapa menit itu Yanto dan Siti saling masturbasi sendiri, entah mereka juga sedang memikirkan satu sama lain. Beberapa saat kemudian, Siti tampak menggoyangkan tubuhnya sambil membuka mulutnya, tampaknya ia sudah klimaks. Yanto benar benar terkejut, tapi pria itu masih belum klimaks. Tampak Siti yang sudah selesai beraksi itu tiba tiba berdiri, sepertinya mau kekamar mandi, segera Yanto bersembunyi dibawah meja dapur. Benar saja Siti pergi kekamar mandi, pasti membersihkan lubang vaginanya yang basah. Yanto yang sudah terangsang itu tak mau menahan nafsunya lagi, ia pelan pelan masuk kekamar Siti, menunggu perempuan itu didalam. Siti yang sudah selesai dari kamar mandi itu segera kekamarnya, namun ia sangat kaget saat membuka pintu, karena melihat Yanto didalam, dan penis tegaknya dikeluarkan dari celananya. “Kyaaah, Mas Yanto, Kok…”, “Ssst, udah deh, Siti, Tadi kamu habis Masturbasi kan?”, “m…mas Yanto kok…tau…”, “Tau dong, orang aku lihat jelas”, “Itu…mas Yanto kok…”, “Daripada mikirin Suami kamu, mending kocokin penisku aja deh ti…”, “Jangan ngawur mas, aku kan…”, “Ayolah… penisku belum pernah disentuh perempuan, gara gara ulah kamu tadi jadi pengen, jadi, kamu harus tanggung jawab”, “Tapi kan mas”, “kalau gak mau nanti aku bilangin pak Yono kalau kamu sering masturbasi dikamar”, “jangan mas, aduh…”, “ya udah, bantuin aku dong…” “I…iya mas” Siti tampak malu malu mendekati Yanto yang duduk dikasur itu, Siti kemudian dengan malu menangkap penis tegak milik Yanto itu, kemudian perlahan dielus dan dikocok oleh tangan Siti. “Woooh, mmm… ssh…terus mbak…Asik deh…”, Siti tampak wajahnya memerah, perempuan itu kemudian melanjutkan aksinya, namun kini lebih cepat tangannya mengocok penis tukang kebun itu. Yanto benar benar senang, ternyata ia kini bisa merasakan langsung kocokan hebat tangan Siti itu. Beberapa kali dikocok dan dielus, Yanto sudah tidak kuat, Croot crooot Sperma menyembur keatas, lalu mendarat ditangan dan wajah cantik Siti. “Aah, mas, uuh”, “uuuhf, leganya…oooh” Siti kemudian melepas pegangannya dipenis Yanto, lalu membersihkan tangannya. Yanto masih penasaran, ia kemudian menanyakan alasan kenapa Siti melakukan masturbasi tadi. “Siti, aku boleh Tanya?”, “mm..tanya apa mas?”, “Kamu…tadi masturbasi…karena mikirin suami kamu…atau…mikirin aku?”, Siti terdiam, lalu perempuan itu dengan malu malu menjawab, “mm…mikirin…mas yanto” Yanto sekejap kaget seketika, penisnya yang tadinya lemas karena baru beraksi itu kini telah tegak kembali.
Yanto benar benar kaget dan senang, seketika pikirannya pecah, tak ada yang lain selain Siti. Tukang kebun itu lalu menarik Siti, dan menjatuhkannya diatas kasur. “Aduh, mas Yanto…” Yanto langsung merangkul Siti itu, lalu tangannya dengan cepat menahan kedua tangan Siti. “Kalau pengen begituan sama aku…bilang aja mbak, aku mau kok…mmmf!” Yanto mencium bibir Siti itu, ia kemudian memaksa siti untuk melawan lidah nakal tukang kebun itu yang mulai bergerak dengan cepat mencumbu pembantu itu. “mm..mmm…mas…mmmf”, “mm…mm…dinikmati aja mbak..mm” Siti tak bisa melawan, tangannya ditahan oleh Yanto. Yanto kemudian melepas tangan Siti, namun langsung menarik kaos yang dikenakan siti itu dengan cepat, membuat siti kaget. “Aduh, mas Yanto, Jangan!” Yanto sudah kehilangan kendali, melihat perut mulus milik Siti itu, ia kemudian mengelus tubuh Siti dengan nikmat, kemudian meraih bh yang dikenakan siti, dan dilepas seketika. “Ini nih, Yang bikin aku suka…ooh indahnya kamu ini” Yanto yang melihat dengan dekat buah dada pembantu itu segera saja mendaratkan tangannya diatas benda kenyal itu. Yanto merakan daging kenyal itu begitu nikmat untuk diremas, tangannya kini sudah dengan lihay bergerak mengelus dan meremas buah dada Siti. “Aaahn, maas, ooouuh, sssh, mmmf” Siti tidak begitu melawan, mungkin karena tadinya ia sudah sempat terangsang karena baru selesai masturbasi, jadi ia mudah saja kembali terangsang. Puting coklat Siti itu kini dipencet dan diputar putar, benda itu kini mengeras, “Wow, bisa gini ya mbak, sungguh luar biasa” Siti hanya mendesah dan meneteskan air mata, sambil menggigit bibirnya sendiri. Beberapa menit itu, terus saja Yanto menikmati bagian atas tubuh indah milik Siti.
Penis tegak yanto itu sedari tadi sudah berontak, segera yanto mengikuti insting kemaluannya itu, ia membuka celana Siti, dan jelas saja, siti tidak memakai celana dalam, karena tadi basah oleh cairan kewanitaannya sendiri saat masturbasi. DIdepan Yanto itu kini terpampang lubang basah milik Siti. Dengan bulu yang lebat diatasnya, selangkangan Siti itu makin membuat Yanto bernafsu menikmati lubang vagina Siti. “Luar biasa,wah wah sini aku jilat…mmmf!..lmfmlmf” Yanto langsung mencupang lubang vagina Siti dengan mulutnya itu, sontak Siti mengerang hebat, “Aaaahn! Oooh, m…mas Jangan…auuuh..sssh” Yanto sudah tidak bisa berhenti, lidahnya berputar putar, menikmati cairan yang berada dalam lubang itu. Siti tampak menggerak gerakkan kepalanya, merasakan lubang kewanitaannya sedang dihisap dan dijilati oleh Yanto. “mmm…mmm…slruup…aah…sedap…mmm” Beberapa menit beraksi, yanto segera puas. Ia kemudian berdiri dan melepas semua pakaiannya. SEgera ia melesat menindih Siti yang cantik itu.
“m..mas, jangan mas, aku kan sudah menikah, aduh”, “Sudah Siti, kali ini biarkan aku menggantikan suamimu ya, kamu pasti senang, biar aku masukin yaa..”, “Aduh, jangan, mas yant….Aaaahn!” Kepala penis yanto itu sudah masuk dibagian terluar vagina Siti. Digoyang goyang perlahan sambil didorong, “Aah…aah..oo..itu…jangan…mas…Aaaahn!”, “Bayangkan aku suami kamu aja Siti, biar enak,oooh” Sleeb, Penis yanto yang tegak itu mengisi penuh lubang kewanitaan Siti. Kepala tukang kebun itu mendongak keatas, merasakan sensasi luar biasa nikmat itu. “oooh, mmmf, Super nikmat…uuh” Yanto tak menyangka dinding vagina Siti yang menyelubungi penisnya itu akan berdenyut dan memberi kenikmatan luar biasa. Yanto lalu merangkul dengan erat tubuh Siti itu, lalu ia menggerakkan penisnya perlahan maju mundur menggesek lubang basah itu. “Aaahn…Aaahn..mas Yanto…ouuh…sssh… penismu…”, “ooh…kenapa Siti? Penisku besar dan hebat kan, uuuh” Yanto makin semangat saat buah dada montok milik Siti itu bergerak dan bergoyang mengelus dadanya. Yanto mempercepat gesekannya, tabrakan penisnya dimemek milik Siti itu kini menghasilkan bunyi yang sangat khas, membuat suasana kamar itu makin panas. “Oouh, mas…sshh…Aaahn…gila deh…oouuh…aaahn” suara desahan itu diikuti dengan tabrakan penis Yanto yang makin cepat saja maju mundur dan keluar masuk mengolah vagina Siti itu.
Beberapa menit terus beraksi menyodok memek Siti, Yanto benar benar senang dan gembira. Pria itu lalu berhenti, ia mencabut penisnya dari lubang kewanitaan siti, yanto kemudian mengarahkan penisnya kearah tubuh Siti. “Siti, ini tanda terima kasihku padamu.. oouuh” Croot croot croot, Sperma milik yanto muncrat keatas tubuh dan buah dada Siti itu. Yanto benar benar puas, telah menjadi suami Siti untuk sehari. Yanto kemudian duduk disebelah tubuh siti yang masih lemas itu. “ooh,ssh, mas Yanto…”, “Ada apa siti?”, “m…m..makasih…”, “I…iya, maaf kalau aku..”, “Sudah gak papa mas, memang udah seharusnya begini” Kemudian Siti dan Yanto saling menguatkan diri, dan kemudian saling minta maaf. Siti kemudian pergi mandi dimalam itu, namun tidak sendirian, Yanto ikut menemani. Setelah mandi, tak tanggung tanggung, yanto ikut tidur bersama Siti.
Hari hari selanjutnya, hubungan Yanto dan Siti malah makin baik, Kini mereka tidak pernah malu bila ingin meminta bantuan melepas kepenatan dengan masturbasi bersama, ataupun bersetubuh. Tanpa diketahui oleh pak Yono dan Istrinya, pembantu dan tukang kebunnya itu bisa dikatakan menggantikan mereka menjadi pasangan dirumah itu.

2 comments: