Sunday

Cerita Seks: Jalan Keluar Para Penikmat Seks


"...Wah selamat datang Izza...", "hmm iya... kamu Rachel ya...", "iya hehe... yuk duduk dulu mbak..." Rachel akhirnya bertemu izza, yang diantar oleh Jufri. Jufri akhirnya bisa mempertemukan Izza dengan Rachel. Rachel sangat tertarik dengan Izza, setelah membaca cerita tentang cewek itu diwebsite milik Jufri itu. Rachel sudah sibuk ngobrol dengan Izza, Jufri mendengarkan sambil memahami, bahwa Rachel sangat tertarik dengan Izza. "...ooh iya...wah hebat...", "ehm...emang Rachel kerja apa?", "ooh aku model, Izza mau ikut juga nggak jadi model...", "ooh..ehm... Jufri..." izza tidak diberitahu Jufri kalau akan diajak juga jadi model. "ehm... udah Izza ngobrol dulu sama Rachel ya... aku mau keluar dulu sebentar..." ,"ooh iya udah..." Jufri memutuskan pergi duluan, karena memang ia harus lanjut kerja siang itu. "...iya... aduh kalau kamu sih pasti diterima...", "beneran itu?", "iya... udah cantik...seksi... montok juga... aku kalah deh..." Rachel memuji muji Izza, membuat cewek itu cukup yakin jadinya. "hmm iya udah, aku mau...", "yes..haha..." saking senangnya Rachel sampai memeluk Izza. "hmm... kalau mau daftar jadi model memang butuh apa aja?", "udah gak butuh apa apa... nanti tinggal ikut aku aja... udah nanti interview sama bosku..", "ooh gitu ya... hmm..." Izza tidak begitu faham, tapi ia rasa sudah jalan yang lebih baik ia jadi model majalah dewasa saja, apalagi lokalisasi sudah tutup.Ditempat lain, Julia kali itu singgah untuk makan siang disebuah tempat makan. Setelah makan Siang, Adwan mulai mengajak Julia ngobrol sebentar.
"... iya... aku besok harus keluar kota... kamu mau enggak tinggal ditempat temanku sebentar...", "ooh... iya iya gak papa kok...", "aduh... kamu jangan marah ya Julia..." Adwan tidak punya pilihan lain, meski berat untuk membuat Julia dalam kondisi yang seperti sekarang. "iya gak papa kok... kalau perlu aku malam ini aja ketempat teman kamu...", "hmm...iya udah nanti malam aku antar ya...", "oke... udah sekarang kamu kan harus lanjut kerja...", "iya... ayo aku anter kamu pulang dulu..." Julia sudah tidak memikirkan Adwan terlalu berlebihan, ia tau pasti nanti ada saja jalan keluar baginya melewati situasi yang sulit.
"...iya aku kan pengen tau...", "ooh iya... mas Jufri ya yang ngasih tau?", "iya...udah gak papa Izza..." rachel kali itu malah minta agar Izza menunjukan bagaimana ibu muda itu memerah toket besarnya. Izza akhirnya melepas bajunya, ia tunjukan toket besarnya, "uwah...hebat..." Rachel kemudian ikut ikutan melepas bajunya, ia tunjukan juga toketnya itu. "itu punya Rachel lebih besar..." ,"aah enggak lah... punya Izza lebih besar..." mereka malah sibuk memuji muji toket lawan bicaranya. "ehm... bentar ya Rachel..." izza mulai menunjukan pada Rachel, bagaimana dengan segera ibu muda itu sudah bisa membuat puting menonjolnya itu meneteskan susu. "wah...hebat... Izza...", "iya Rachel...mh..." ,"aku pengen... nyedot langsung....", "hmm iya udah gak papa..ah..mh..", "ummh..mh..mm..sluurp..wah..mm..." Izza sedikit heran kenapa Rachel begitu tertarik untuk meminum susu ibu muda itu, tapi Izza pun membiarkan saja Rachel berulah. Rachel sudah sibuk mencicipi susu segar Izza langsung dari sumbernya. Rachel juga tampak mencoba membandingkan toketnya itu dengan milik Izza, bergantian ia remas, sama sama kenyal dan montok, ukuran juga tidak begitu jauh, yang berbeda hanya Izza bisa memproduksi susu saja. "Rachel, apa kamu pengen juga bisa begini ya...", "iya aku pengen... tapi harus hamil dulu ya...", "iya... atau mungkin kalau kamu tau cara lainnya, mungkin aja bisa...", "hmm... iya... nanti deh itu... Izza...", "iya Rachel..umh.. mnh..nngh..mh.." tiba tiba Rachel mengajak Izza berciuman. Izza tidak tau maksud Rachel, tapi ia balas saja ciuman Rachel itu. "cup.mmh..aahm..mh...ah... bentar Izza..ummh..mmh..sluurp.." rachel kembali sibuk menyedot susu kedalam mulutnya. "Rachel kamu..ummh...mgh..mmh..", "mmh..aamhm..mh.." kini malah mereka asyik bercumbu sambil lidah mereka beradu, juga menikmati rasa enak susu diantara mulut mereka. Rachel meraih tangan Izza, ia meminta ibu muda itu memegang toketnya, izza menurut saja. Entah bagaimana malah jadinya Izza dan Rachel sibuk melakukan adegan panas layaknya pasangan lesbian saja. "Izza... Rachel... tasku ketinggalan...wah..." Jufri ternyata kembali karena tasnya ketinggalan. Tentu Cowok itu terdiam dan terperanga, melihat dua cewek sibuk saling merangsang tubuh lawan mainnya. Jufri bisa melihat tubuh Izza dan Rachel yang mengkilap karena basah oleh susu. "eh... Jufri..." ,"eh...Rachel.." Rachel tiba tiba menghampiri Jufri. "udah gak usah balik kerja... sini...", "eh...wah.." Rachel menarik Jufri, ia ajak menemu Izza juga. "udah nah... sini aja ya...", "ehm iya... kamu lagi..." ," nih tadi cobain susunya izza...asli enak emang.." ,"ooh iya iya lah..." Izza sempat tersenyum sebentar. "Rachel...", "iya Izza?", "udah kamu bikin anak aja sama Jufri, nanti bisa deh kayak aku gini..." Jufri kaget mendengar perkataan Izza itu. "hmm iya aku juga sempet mikir gitu... tapi nanti lah... sini  Jufri bantuin Izza nih...", "eh, bantuin apa...", "kita minum susunya...hehe...", "eh..aduh iya iya..." malah kali itu jadinya Izza sibuk membiarkan toketnya diperah dan susunya diminum oleh Jufri dan Rachel. Entah sedang apa mereka itu, tapi yang jelas siang itu jadi makin panas dirumah Rachel karena ulah mereka didalam. Jufri jelas tidak kembali kekantornya, karena adegan makin asyik saja terjadi dirumah Rachel itu seiring waktu berjalan.
"...hmm iya bener itu Rachel, tiga orang sekaligus...", "aah..ngh...mh... wah hebat benar ya Izza...", "iya... tapi kalau kamu tau... tiga orang itu kalah hebat kalau dibandingin sama Jufri ini nih... ", "wah...gitu ya mbak..ah..ngh..." kali itu Jufri sudah dikamar dengan Izza dan Rachel. Jufri kali itu sibuk menyetubuhi Rachel, sesuai keinginan cewek itu. Izza tampak menemani sambil mengajak ngobrol Rachel. "iya... percaya deh... bisa jadi nanti kalau kamu udah hamil, dada kamu bisa jadi lebih besar lagi... bisa keluarin susu lebih banyak dari pada aku...", "wah...iya... aku mau....mmh... Jufri..." Jufri sebenarnya heran, kenapa izza malah meyakinkan Rachel terus. "i...iya Rachel...", "nanti keluarin didalem ya..." ,"loh...nanti...", "udah gak papa... aku...aah... pengen cepet cepet hamil...", "duh..ngh... terserah kamu deh..." Jufri sih menurut saja, ia hanya mau menikmati aksinya saja saat itu. Ia sudah sibuk menusukan penisnya dalam memek hangat Rachel itu. "siip...ah... udah Jufri... sekarang... kamu tiduran dulu aja...", "loh...kenapa...", "udah... cepet cepet..." Jufri menurut dan ia pun tiduran saja  dikasur. "nah...ngh...oouh..mh..ah..." Rachel segera mengambil posisi, ia bersedia diatas penis tegak Jufri, setelah itu ia turunkan tubuhnya, dengan pasti ia tenggelamkan penis tegak Jufri dalam hangat memeknya itu. "wah..ngh...uh..." Jufri cukup menikmati aksi Rachel itu. "aah..ngh... Izza... sini...", "iya Rachel...", "sini... keatas Jufri tuh...", "kesini... permisi ya Jufri..." Jufri malah melihat diatas wajahnya sudah disiapkan selangkangan Izza yang menggoda. "udah turunin aja..nah... tuh biar diurusin sama..ah... Jufri..", "ehm..ah...iya..." Jufri tiba tiba mendapati bagian bawah tubuh Izza itu diturunkan, sampai kini memek Izza ada pas diwajah cowok itu. "mmh..mmh..ngh...", "udah Jufri sekarang urusin punya Izza tuh...aahn...aku soalnya mau minum susu lagi...hehe.. ummh..mh.." Rachel ternyata meminta Izza ada dihadapannya itu agar bisa minum susu lagi. toket besar Izza sibuk diremas rachel, juga tampak puting susunya sudah sibuk disedot oleh Rachel. Izza tampak yang paling santai, ia tinggal membiarkan toketnya diurus Rachel, juga memeknya diurus oleh Jufri. Jufri tampak sedikit kualahan, karena ia tidak bisa melihat jelas, ia hanya bisa terus menikmati memek izza, ia jilati saja memek ibu muda itu, juga sesekali ia sedot sedot. Rachel jelas yang paling menikmati, karena sambil ia menyedot susu dari puting kenyal izza, cewek itu terus beraksi menggerakan tubuhnya naik turun agar memeknya bisa disodok oleh penis tegak Jufri dari bawah. Entah dari mana bisa terjadi, Jufri tidak lanjut kerja, jadinya malah ngeseks threesome dengan Izza dan Rachel.
"Hehe... mas Adwannya pulang sore ya kan?", "iya bener pak...hmmh...aah..", "ummh..mm..sluurp..ah..mmh..." Ditempat lain Julia juga sedang sibuk, kali itu dirumah Adwan ia biarkan saja tetangganya mampir, untuk minta nyusu langsung dari toket besar Cewek montok itu. Julia membiarkan saja kini toket besarnya dipegang dan sibuk diremas remas, juga puting susunya bergantian dikenyot dan disedot terus susunya. "ngh...ah...pak... bentar itu ada telepon...", "oh iya...hehe..." Julia pergi sebentar untuk mengangkat telepon. "halo...iya mas Adwan...iya gak papa kok... nanti langsung aja anter aku...iya... aah..ngh... gak papa kok... lagi ini...mmh... ngeluarin susuku... iya mas Adwan..." sedang telepon pun Julia tidak dibiarkan saja, tetangga sange itu menghampiri Julia dan kembali meremas remas toket besar cewek montok itu dari belakang. Setelah Julia menutup telepon, baru Pria itu menghentikan ulahnya sebentar. "dari mas Adwan ya?", "iya pak...ngh... bentar lagi...bantu aku beresin pakaian ya pak...", "ooh iya gampang itu....hehe...mmh..mmh...sluurp..mh..." Julia belum kembali kekamar, sudah sibuk toketnya diremas lagi dan puting susunya dikecup dan disedot. "pak...ndak kekamar dulu?', "ooh iya iya...hehe..." Setelah sampai kamar, Julia melepas pakaiannya, langsung saja tubuh montoknya dipandu tetangga sange tadi dirobohkan diatas kasur, langsung sibuk Julia digrayangi dari atas sampai bawah, "ngh... ah.. mhh..ouh...", "cup...wah..mh..." kini tetangga sange itu tentu mulai lebih berani, apalagi hari sebelumnya pernah pria itu menikmati tubuh Julia, jadi ia jadi faham dan bisa menikmati tubuh cewek montok itu dengan lebih baik. Tetangga sange itu masih belum menunjukan batang penisnya, ia masih ingin merangsang tubuh Julia, juga terus minum susu cewek montok itu.
"aah..aah... keluarin didalem Jufri...ah...", "ngh..uuh... Rachel...aah..." Croot croot, Jufri dan Rachel pun akhirnya juga sudah merasakan kemaluan mereka basah dan terkontaminasi cairan sperma Jufri. "wah akhirnya..." Izza turut bersuka cita mendapati akhirnya Rachel mendapat asupan sperma dalam vaginanya. Setelah beristirahat sebentar, membersihkan diri, lalu berpakaian lagi. "Rachel, aku anterin Izza pulang dulu ya...", "iya Jufri... tapi setelah itu cepet balik kesini...", "ehm...tapi...", "udah gak pake tapi...", "huh iya iya..." Izza tersenyum melihat Rachel dan Jufri itu. "iya udah aku permisi dulu ya Rachel, nanti kita ngobrol lagi", "iya izza..makasih..." Izza pun pergi diantar pulang oleh Jufri. Rachel kemudian sibuk membersihkan rumahnya itu dari sisa sisa aksi nikmatnya bersama Jufri dan juga Izza. "... tenang aja mas Jufri... Rachel sepertinya juga cewek yang baik... dia juga gak beda jauh kan hobinya sama kamu...", "haha iya... moga kamu juga diterima nanti jadi model..." Jufri segera mengantar Izza pulang.
"...uuh... masuk...ooh..." Julia tampak baru mulai bersetubuh dengan tetangganya itu, kini memeknya baru saja disusupi penis tegak. "aahn..ngh...aah...", "hehe...ummh..mm... sluurp..aah..mmh.." Julia faham benar kalau lelaki yang menyetubuhinya itu tampak sudah cukup lama tidak ngeseks, karena dari awal bersetubuh yang lalu, tampak semangat menggebu gebu untuk menikmati aksi enak diranjang dengan Julia. Pria sange itu terus menggerakan bagian bawah tubuhnya, agar penisnya bisa berjalan maju mundur, menggesek dinding vagina Julia, juga agar kenikmatan terus terasa. tubuh Julia yang montok juga sangat enak untuk digrayangi, sambil terus menggenjot memek cewek montok itu, tak lupa tetangga sange itu menikmati toket besar Julia dan menyedot terus susu segar dari puting menonjol Julia. "uuh..ngh...aah...", "julia... pindah sini dong..nah...", "ngh...ah..." Julia disuruh balik badan, kini memek tembemnya kembali diganggu penis tegak dari belakang.. "wah hebat...uuh..ngh..." Pria sange itu jadi bisa lebih mudah saat menyodok memek basah Julia, sleeb sleeb sleeb, penisnya melaju dengan asyik maju mundur terus memberikan rangsangan berlebih pada Julia. Julia hanya mendesah terus sambil menikmati rangsangan yang diberikan, toket besarnya terbenam dikasur, tertekan terus, air susunya yang menetes itu jadi membasahi kasur. "aah..ngh...ouh..ah..ah...aahn..." Julia sempat klimaks, memaksa tetangga sange tadi mencabut penisnya sebentar, dan melihat cairan muncrat membasahi kasur Julia. "wuuuh banjir...hehe..mmgh..." setelah itu langsung disodokan lagi penisnya, sleeb, masuk dalam memek becek Julia. "aahn..ngh..ouh..." Pria itu mengangkat satu paha Julia, kini dengan posisi seperti gunting yang bertemu, tetangga sange itu bisa menyodokan penisnya maju mundur makin mudah, cairan dalam memek Julia juga terdorong keluar. "wah..ngh..ngh..." Pria itu tidak memikirkan nanti kalau Adwan melihat kasur yang basah semua itu. "aah...aah..ngh...aahn..mmh..aah..." Julia makin keras mendesah, tentu membuat tetangga sange tadi makin senang. Bermenit menit  Julia mendapati tubuhnya digoyang terus, memeknya dihajar penis tegak terus, sampai tetangga sange tadi berhenti berulah. "Julia..ngh..ngh..ah.." Pria sange itu mengocok penisnya sebentar, lalu Croot croot, ia buang sperma diatas tubuh Julia. "aah...aah..mgh..ah..." Julia kemudian baru merasakan tubuhnya yang terasa begitu hangat karena cairan persetubuhan dimana mana.
Sore itu Jufri sudah ada dirumah Rachel lagi, "...hehe... iya kita tinggal nikah aja gampang kan....", "aduduh...iya sih..tapi..." ,"sst...udah tenang aja Jufri...", "iya iya... kapan kamu mau ajakin Izza ketempat kerja kamu?", "nanti deh... aku maunya dia gantiin aku dulu nanti kalau beneran hamil, jadi kan gak keputus aja kerjaan... gimana?", "hmm iya bener juga kamu...", "eh ayo makan dulu...", "makan dimana... aduh aku belum balik ketempat kerja loh...", "udah sekali kali bolos bentar gak papa...", "huh iya iya..." Jufri pun pergi makan dengan Rachel. Julia dirumah Adwan juga sudah sibuk mengurus rumah itu. "udah kan Julia?", "iya udah pak..." pakaian Julia sudah dipindah kedalam tas. "iya udah...hmm ini buat kamu...", "ooh...iya... makasih ya pak...", "iya Julia... aku pulang dulu ya...hehe..." pria itu sudah puas, ia tidak lupa memberikan uang kepada Julia, ia tentu faham Julia juga butuh uang pastinya. Setelah pria itu pergi, Julia pergi kekamar untuk mengurus kasurnya itu. Setelah itu Julia bersantai saja dirumah ,sambil menunggu Adwan yang belum juga kembali. Saat hari mulai gelap, baru Adwan pulang. "Julia...", "iya mas Adwan..." ,"loh kamu udah siap siap ya...", "iya.. udah ayo mas...", "hmm... emang kamu..." ,"jadi nanti biar mas Adwan bisa siap siap juga buat besok..." ,"ooh iya udah...ayo aku anterin..." Adwan kemudian segera saja mengajak Julia pergi dari rumahnya itu.
"hmm.... ini rumahnya?", "iya... lebih bagus dari rumahku ya?", "hmm lebih besar..." Julia cukup kagum setibanya dirumah temannya Adwan itu, disana tampak begitu mewah rumah itu seperti istana saja. Adwan kemudian mengajak Julia masuk kerumah itu. "Wah Adwan... udah dateng aja...", "iya pak... oh iya kenalin ini Julia...", "ooh iya...wah..." pria yang tampak lebih tua dari Adwan itu takjub melihat keindahan tubuh Julia. "Perkenalkan pak...aku Julia..." ,"ooh iya... aku Nurhamdi... panggil aja Nur gitu..", "ooh iya pak Nur...", "hehe.. udah ayo kita keliling dulu dirumah ini..." Julia dan Adwan diajak berkeliling rumah besar itu. Jelas Julia kagum, seperti memang rumah itu adalah Istana modern. "...wah... ada kolam renangnya..." ,"iya... Julia pasti suka berenang ya...", "iya dulu banget tapi waktu masih sekolah...", "hehe gitu ya..." Pemilik rumah itu tampak tak bisa berhenti melihati tubuh indah Julia itu. "ehm... iya sudah pak... saya titip Julia dulu gak papa kan?", "ooh iya gak papa kok Adwan...", "Julia... aku tinggal dulu ya..." Julia tampak masih sibuk melihati kolam renang. "eh...oh iya mas Adwan... hati hati ya..." ,"hmm iya Julia..." Adwan pun akhirnya pergi, Adwan memang harus bersiap siap, ia harus pergi keluar kota, untuk pergi kerumah saudara tunangannya itu. Kini Julia sudah tak bergeming didekat kolam renang dalam rumah megah itu. "Julia... udah kalau mau renang gak papa... biar aku bawain tas kamu ini kekamar kamu...", "ooh gitu ya pak... beneran Julia boleh renang disini?", "iya...udah silahkan aja..." ,"makasih pak..wah..." Julia tampak begitu senang, cewek itu tiba tiba sudah melepas pakaiannya saja, membuat Nurhamdi Terkejut dan juga senang. Julia sudah mulai asyik berenang, sementara pemilik rumah tadi bergegas membawa tas Julia pergi kekamar cewek itu.
Julia memang dulu saat sekolah sangat suka untuk berenang. Saat diajak teman temannya pergi berenang sepulang sekolah atau saat libur ia selalu mau mau saja. Julia bahkan juga beberapa saat dulu suka berenang telanjang, tak jarang saat berenang tubuhnya digrayangi orang juga, mungkin itu yang membuat tubuhnya jadi montok dan begitu berisi. "wah... Julia...", "hmh...uah... iya pak Nur.." Julia sempat menemui Nurhamdi dipinggir kolam itu, cewek itu tidak ragu membiarkan toketnya keluar dari air dan terlihat begitu menggoda didepan pria pemilik rumah itu. "wah wah...hehe... ini handuk buat kamu... aku taruh sana ya...", "ooh iya makasih pak Nur..." ,"hehe iya... bentar ya aku kedepan dulu...", "iya pak.." Pemilik rumah itu pergi meski sebenarnya ingin melihati keindahan tubuh Julia. Nurhamdi pergi kedepan, ia hendak menelepon Adwan, karena ia tadi sempat lupa bilang pada pria itu. "Halo... iya ini Nurhamdi... iya sesuai yang kamu ceritakan... beneran boleh kan?...bagus bagus... udah biar Julia disini aja...hahaha..." Pria itu memang sudah diberitahu Adwan, mengenai Julia yang dibawa pergi dari tempat lokalisasi. Nurhamdi memang bukan teman kerja Adwan, Nurhamdi adalah salah satu orang yang memberikan rumah kepada Adwan dengan harga yang cukup murah. Setelah selesai menelepon Adwan, Nurhamdi pergi untuk menemui Julia lagi. Kali itu Julia sudah selesai berenang, cewek itu sudah mengenakan handuk menutupi bagian bawah tubuhnya, toket besarnya hanya tertutup bagian bawahnya saja. "udah selesai renangnya Julia?", "iya udah pak.. sekarang jadi dingin...", "hehe... udah ayo aku anterin kekamar kamu ya..." Nurhamdi mengantar Julia pergi menuju kamar yang disediakan untuk Julia.
"besar sekali kamarnya pak...", "loh iya... tuh kasurnya... luas juga...", "wah iya...", "hehe... hmm wah.." Julia sempat mengambil tasnya, ia buka untuk melihat lihat pakaiannya, setelah itu Julia melepas handuk ditubuhnya itu. "mmh...ngh...eh... pak...", "udah nanti aja ganti bajunya Julia.. badan kamu kan masih basah... masih dingin juga kan...", "hmm iya pak...tapi...", "udah... hehe... sini dulu..." Julia kemudian mulai merasakan tubuhnya digrayangi tangan Nurhamdi. Julia membiarkan saja tubuhnya disentuh, tak lama toket besarnya juga sudah ditangkap, dan mulai diremas untuk mengecek kekenyalan dan kemontokannya. "mmh...ah.ngh...pak Nur... nanti itu... ah..." Nurhamdi sudah keasikan beraksi, tak hanya meremas toket besar Julia, pria itu juga mulai memencet mencet puting susu Julia, tentu tak lama air susu Julia muncrat keluar. "wah... beneran ternyata ya... keluar susunya..." ,'ngh...ah...mh...", "julia... boleh kan aku cobain susu kamu...", "hm... boleh kok pak..ngh..aahn...", "ummh..mm...sluurp..aah..mmh.." Nurhamdi sangat senang, ketika mulutnya menempel diputing kenyal Julia, langsung ia hisap kuat, dan iapun meraskan nikmatnya susu segar langsung dari sumbernya. Nurhamdi jelas baru kali itu menikmati tubuh perempuan yang bisa memproduksi susu, kini ia kenyot dan sedot terus puting kenyal Julia, susu segar ia minum terus, susu yang keluar lebih banyak ketika ia remas remas toket besar Julia itu. "ngh...aah..mh...", "sluurp..aah... Julia... wah... kenapa itu...hehe..." Nurhamdi melihat Julia sibuk mengelus memeknya sendiri. "aah..nggak pak... geli ini jadi pengen..uh..." Julia memang siang tadi sempat ngentot, jadinya tubuhnya mudah untuk dirangsang, memeknya jadi minta diisi penis lagi. "ooh... sini...nah..." Nurhamdi ikut saja mengganggu memek tembem Julia. "aah...ngh..uuh..ngh.." Julia kini merasakan lagi memeknya dirangsang, juga toketnya masih sibuk diperah susunya. Julia siang malam juga terus diajak menikmati adegan nikmat diranjang.
"...udah coba tanya aja sama izza...", "iya bentar...", "kalau ada lagi kan bagus..." Jufri kini memang jadi  lebih sering ada dirumah Rachel. kali itu ia disuruh menelpon Izza. "Halo izza...iya... mau nanya aja... disekitar situ masih ada temen kamu enggak... iya ini Rachel nanya aja mau diajak jadi model juga gitu... ooh gak tau ya... iya gak papa yang jauh juga ditanya aja...oke..." Jufri pun selesai menelpon Izza. "gimana gimana?", "udah katanya nanti ditanyain, soalnya kebanyakan udah pada pergi dari tempat lokalisasi itu", "ooh oke... kalau bisa itu yang sama kayak Izza... yang bisa produksi susu juga... uuh pasti seneng banget deh bosku...", "jelas seneng lah...", "hehe... kamu juga pasti seneng... orang kamu pasti yang nyobain duluan.." ,"iya juga ya..haha...", "udah kamu mau nginep sini apa mau pulang...", "terserah kamu deh...", "loh kok terserah aku?", "iya kan... kamu calon istriku ya..." Rachel tersipu malu, niatnya main main malah diseriusin oleh Jufri. "haha... Jufri jufri... cup..mh..ngh...", "mmgh..aah...Rachel..ngh...", "cup..aah... hehe... iya udah nginep sini ya calon suamiku...", "hmm iya... udah jangan aneh aneh... kamu gak capek apa?", "iya iya... eh aku pengen nulis cerita...", "iya bentar aku siapin leptopnya... tapi aku gak ada koneksi...", "udah disimpen dulu dileptop kamu... nanti kamu post aja sendiri ya...", "hmm iya iya..." Jufri sebenarnya merasa cocok dengan Rachel, cewek itu meski tampak cukup nakal dan tidak terkendali, tapi memang keunikannya itu membuat Jufri senang, apalagi mulai sama sama suka menulis cerita seks.
"ummh..mh...wah..ngh.." Dirumah besar milik Nurhamdi itu, sudah asyik Julia terangsang berat tubuhnya, bahkan kini memeknya yang sedari tadi disepong oleh pria sange itu jadi banjir cairan kewanitaan."aah...aah..ah...", "hehe..wah...udah siap kalau begini ya...", "uuh..aah..ngh..." Julia masih sibuk merasakan memeknya yang bergejolak, lalu cewek itu melihat Nurhamdi sudah sibuk melepas pakaian. nurhamdi kemudian menunjukan penis tegaknya, tanpa basa basi ia siapkan didepan memek tembem Julia. "aku masukin ya Julia..ngh..oh...wah..", "nnngh..aahn...aah..." Sleeb, Julia merasakan lagi memeknya sesak karena terisi penis tegak perkasa. Nurhamdi takjub merasakan penisnya yang langsung disambut hangat dinding vagina Julia, terasa segera penisnya diremas remas dan dihisap hisap oleh memek Julia. "luar biasa...ooh..ngh...umm..mh..sluurp..mhm..ah.." Nurhamdi tak lupa untuk mengurus toket besar Julia yang basah oleh susu itu. Pria itu memang baru pertama ngeseks sambil nyusu, dan jelas rasanya luar biasa nikmat. kali itu ia baru benar benar senang, ngentot cewek montok sambil nyusu dirumah mewahnya, Jelas Nurhamdi bahagia. tubuh Julia begitu indah menyala karena sempat basah setelah berenang tadi, dari atas sampai bawah juga asyik untuk digrayangi. Nurhamdi mulai menggerakan penisnya maju mundur, sleeb sleeb sleeb, begitu asyik dan nikmat. Julia terengah engah diajak ngentot pria pemilik rumah besar itu. "aah...ah...aah.ngh..ouh..", "julia...besok kalau mau apa aja... tinggal bilang ya...hehe..uh..oh...", "ngh...aah...iya..ah..aahn.." Julia sampai dibuat merem melek, ketika memeknya digesek dengan hebat, sleb sleb sleeb, ramai kamar karena suara tabrakan tubuh Julia dan juga Nurhamdi. Julia jadi ingat dirinya dulu saat ditempat lokalisasi, pelanggannya memang kebanyakan pria paruh baya yang sudah menikah dan butuh pelampiasan seks.
Adwan jelas memikirkan Julia, meski ia coba fokus bersiap untuk besok. Adwan setelah ditelepon tadi baru berfikir mungkin ia biarkan saja julia tinggal dirumah besar Nurhamdi itu. Adwan bahkan faham, kalau sekarang pasti Julia diajak ngeseks. memang kini Julia sudah sibuk menerima hantaman hebat dimemek cewek montok itu. "ooh...ngh...ngh... hebat punyaku rasanya dihisap terus ini...ngh..." Nurhamdi memang penikmat seks, dengan segala kekayaanya itu ia dengan mudah mendapatkan cewek untuk diajak ngeseks. Namun baru pertama itu ia dapat cewek montok nan berisi seperti Julia, ngeseks juga begitu nikmat, apalagi dipertemuan pertama. Julia sempat diajak menikmati posisi berbeda, Nurhamdi bahkan kuat mengangkat tubuh Julia, digendongnya cewek itu didepan, memek hangat Julia masih sibuk disodok dengan penis tegak pria itu, Nurhamdi tinggal  memegang bokong Julia. Julia juga merangkul erat Nurhamdi, karena cewek itu tubuhnya tertahan penis tegak yang terus bergerak maju mundur itu. Toket besar Julia melompat lompat dan bergoyang indah didepan wajah Nurhamdi. air susu muncrat muncrat, Nurhamdi tak bisa mengungkapkan rasa yang ia nikmati kali itu. "aah...aah...aah..ngh...aah..." Julia bahkan memeknya tak dibiarkan sebentar saja, saat klimaks pun masih disodok sodok, penis tegak Nurhamdi begitu kokoh dalam memek Julia meski terguyur cairan kewanitaan Julia yang deras mengalir. "hehe...wah wah banjir deh...ngh...aah...ah..mh... aku pindahin ya..", "ngh..aah..aah..pak Nur...itu... aaaahn!" Nurhamdi tiba tiba memindahkan penisnya, ia masukan kelubang pantat Julia. "wah rapat sekali ya...ngh..ngh.." Julia dimabuk kenikmatan, ia jadinya lemas. Nurhamdi pun menurunkan tubuh Julia, kini pria itu ada diatas Julia. "ngh..aah..ah.." memek Julia kini bisa bebas menyemburkan cairan kewanitaan, yan mengalir kebawah membasahi penis Nurhamdi. "hehe...hebat kan aku Julia..ngh...mmh..aauh..ah..." Nurhamdi terlalu banyak menikmati adegan seks dengan Julia kali itu, akhirnya ia klimaks, Croot croot crooot, lubang pantat Julia disemprot sperma. Setelah itu baru Julia dibiarkan dikasur itu, cewek itu masih sibuk merasakan sekujur tubuhnya bereaksi setelah diperkosa Nurhamdi.
"ngh...ah...mh.." Julia ketika sudah tenang lagi, menyempatkan dirinya membersihkan tubuhnya itu. Nurhamdi sudah memakai pakaian tidurnya, "nah... Julia mau tidur disini... apa mau tidur dikamarku?", "mmh..disini aja pak Nur... gak papa...", "hehe... gitu ya...iya udah... kamu istirahat ya... besok kita senang senang lagi..hehe...", "hmm iya pak Nur..." Julia berusaha memberikan senyum terbaiknya sebelum Nurhamdi pergi kekamarnya sendiri. Julia kemudian memakai pakaian lagi, ia langsung berbaring lemas dikasur. Julia tak mampu berfikir lagi, ia ingin segera istirahat. Setelah itu tentu Julia bisa menikmati hari hari dirumah besar Nurhamdi itu, kalau mau renang juga tinggal loncat saja, namun Julia juga harus mau bila tiba tiba diajak ngeseks si pemilik rumah.

1 comment: