Tuesday

Cerita Seks: Remaja Cantik Layani Jufri

"...iya pak, cariin yang belum pernah aja kayak biasanya...", "haha oke Jufri..." Jufri kali itu sudah diantar salah satu ojek langganannya, menuju kelokalisasi yang biasa ia singgahi. Jufri memang selalu minta diantar ketempat yang berbeda, tentu ia ingin dapat cerita cerita  yang berbeda dari para wanita panggilan ditempat lokalisasi itu. "sini pak?", "iya... tuh udah ada yang nunggu... tenang aja nanti saya kesini lagi", "hmm iya udah... makasih pak..." Jufri turun dari motor, ia menuju kearah seorang cewek yang sudah menunggu didepan salah satu wisma itu. Tentu Jufri tak perlu banyak ngomong, sebentar saja ia sudah digiring masuk kedalam rumah. "...hehe... mas namanya siapa?", "aku Jufri...", "ooh... kalau aku Ersya... mas Jufri mau ngapain dulu nih?" Jufri memang harus menahan diri terlebih dahulu, karena setiap cewek yang pernah ia temui, semuanya sangat menggoda, entah dari penampilan bahkan sampai cara bicara. Ersya kali itu juga tampil menggoda dengan setelan pakaian minim. "ehm... duduk dulu aja deh ya...", "ooh iya iya...hmmh... udah jangan malu malu mas..." Ersya dan Jufri sudah duduk disofa wisma itu, cewek cantik itu sudah nempel disebelah Jufri. "...hehe iya... Ersya... aku mau tanya tanya dulu gak papa ya?", "iya gak papa... pengen tanya apa nih?", "ehm... iya... aku pengen tau aja... pengalaman kamu disini gitu..." ,"ooh... tapi tapi nanti setelah aku cerita kita ngapain?", "ooh... iya nanti terserah kamu deh..." ,"ooh okee... hehe..." Jufri tak menyangka Ersya begitu semangat. "ehm... ERsya umur berapa?", "aku? 18 tahun...", "wah... beneran?", "iya beneran mas...", "ooh... pasti baru sebentar ya disini?", "bentar? eeh aku udah 3 tahun disini..." Jufri kaget, Ersya cukup dini untuk menggeluti pekerjaan itu.
"wah... jadi sejak lulus smp ya...", "iya mas bener..hehe..." Jufri faham sekarang, sifat Ersya juga belum begitu dewasa. "ooh... emang kok bisa dari smp disini?", "hmm... dulu sama ayahku disuruh kerja disini... pertamanya gak tau...eh ternyata ngelayanin mas mas... kalau gak om om...", "ayah kamu tinggal dideket daerah sini juga?", "oh enggak dulu aku tinggal didesa... jauuuh banget deh dari sini... iya tapi sekarang ayah tinggal deket sini juga...", "ooh... gitu ya..." Jufri baru pertama dapat cerita seperti itu, jadi ia keluarkan buku sakunya, ia tulis sedikit tentang Ersya tadi. "wah ditulis juga mas?", "hmm? iya... nanti mau aku tulis diwebsite ku..." ,"website... maksudnya dimasukin internet gitu mas?", "iya... tapi kalau kamu gak mau ya nanti aku ganti aja namanya...", "wah jangan diganti mas, nih pake nama lengkapku aja... Ersya Farida...", "lah..haha... oke..." Jufri tau ia bisa bertanya tanpa gangguan malam itu. "gak sekalian umur sama yang lainnya mas... apa perlu tanggal lahir juga..." ,"eeh ndak usah... nama sama umur udah cukup...", "ooh gitu..hehe..." Jufri melihat senyum Ersya itu, begitu menggemaskan. "Ersya ditempat ini sendiri aja?", "endak mas, ada kok yang lain, tapi tadi dijemput pake mobil, eh aku disuruh jaga rumah ini", "ooh... emang biasanya rame rame gitu ya disini?", "iya kalau pas rame ya rameee banget mas...  ada yang nyanyi nyanyi, ada yang minum minum, ada juga yang udah main dikamar...", "kamu biasanya diajak ngapain dulu?", "biasanya aku diajak nyanyi mas, ya disini, apa mas Jufri mau nyanyi juga sama aku?", "eh... endak, aku gak bisa nyanyi", "eeeh semua orang bisa nyanyi, suaranya mas jufri juga lebih bagus pasti kalau nyanyi, gak kayak orang orang mabuk biasanya...", "haha... iya deh nanti kalau pengen nyanyi ayo... lanjut dulu ceritanya...", "ooh iya... haha..." Jufri tak mengira malam itu akan ditemani oelh Ersya yang menggemaskan itu.
"...iya mas, aku disuruh nyanyi... tapi badanku dipegang pegang...", "gitu kamu udah biasa ya?", "iya udah biasa... nih mas... bentar..." Ersya tanpa ragu mulai telanjang dada, Jufri melihat tubuh mulus Ersya itu, cewek itu punya buah dada yang cukup besar bagi seorang cewek 18 tahun. "wah... Ersya...", "kenapa mas?", "ini mana puting kamu?", "hehe... sembunyi tuh mas... ini nih yang bikin orang orang gak mau berhenti pegangin dadaku... pengen ngeluarin putingku..." Jufri jadi tertarik juga untuk memunculkan puting susu Ersya yang bersembunyi. "hehe... sini Ersya..." Jufri memangku Ersya, lalu tangannya menangkap toket besar cewek itu, "mas Jufri pengen liat putingku ya?", "iya... gimana nih keluarinnya?", "iya coba sendiri dong mas Jufri... harus bisa..." Jufri pun mulai meremas remas toket besar itu, tapi ia  belum bisa juga membuat puting susu Ersya muncul. "huh susah ini...", "haha... tuh sama bilangnya kayak orang orang... sini mas ni pegang yang sini..." Ersya membantu Jufri, ternyata bagian pangkal toket Ersya itu yang dipijat dengan benar, tentu dengan bantuan ersya puting susu cewek itu pun bisa keluar, mencuat begitu menggemaskan. "wah keluar ya...", "iya tuh udah...hehe...aahn..." Jufri kemudian menangkap puting susu Ersya dengan jari jarinya, ia pilin, ia tarik, ia mainkan dengan senangnya. "hhmm...eh, aduh Ersya... aku jadi gak lanjut tanya ini..." Jufri baru berhenti, ia biarkan toket besar Ersya itu. "kan mas Jufri yang mulai tuh... hehe...", "iya iya... biasanya... Ersya ngeseks dikamar apa disini juga?", "ehm... kadang dikamar kadang disini mas... dikamar biasanya rame tuh mbak mbak yang asyik sama om om....", "ooh... kamu ngalah aja gitu ya...", "iya kan gak ada tempat lain... jadi aku disini... kadang juga masih nyanyi... udah diajak begituan...", "hmm... iya ya tuh dirumah sebelah juga rame...", "iya kadang lomba tuh ramenya sama disini... eh mas Jufri... udah berdiri tuh...haha..." memang Ersya masih ada dipangkuan Jufri, dan cewek itu merasakan ada benda tegak berdenyut  diantara bokongnya. "aduh... biarin dulu itu..", "iya kasihan dong... haha...", "biar aja... Ersya pernah gak kesel gitu sama orang yang kesini?", "ehm... pernah mas... biasanya tuh om om... kadang suka teriak teriak, udah diturutin juga masiih aja teriak minta itu minta ini... kadang mainnya juga kasar gitu...", "ya kalo kasar jangan mau...", "udah biasa mas... tapi udah jarang sekarang, udah enak enak kok biasanya yang datang...", "ooh iya udah bagus deh... eh Ersya...mh.." Jufri tiba tiba merasakan penisnya itu dipegang Ersya. "geli mas...hehe...", "duh iya udah sini Ersya...", "endak aku disini aja..." Ersya bersikukuh duduk dipangkuan Jufri saja. "iya biarin dulu itu...", "hehe iya iya..." Jufri tak mau main dulu dengan Ersya itu, iya bertanya lagi, tak lupa ia catat juga.
"sini biar Ersya tulis sendiri aja mas...", "jangan kepanjangan Ersya... poin poin aja gitu...", "iya mas Jufri..." ERsya membantu menulis, Jufri kemudian memutuskan memegang toket besar milik cewek itu lagi, ia elus dan ia raba pelan pelan, Jufri juga gerakan bagian bawah tubuhnya pelan pelan. rumah itu cukup sepi, yang ramai adalah rumah sebelah. Dari suara musik itu juga terdengar samar samar suara desahan para cewek yang sedang melayani pelanggannya. "...udah Ersya?", "hmm... udah deh... gak bisa mikir nih Ersya...", "berisik ya disini?', "iya tuh sebelah...", "udah ayo kekamar aja gimana?", "wah iya deh yuk mas..." Ersya senang diajak kekamar. Sampai dikamar, Ersya langsung saja melepas pakaian yang tersisa ditubuhnya itu. cewek itu lalu mendaratkan tubuhnya dikasur. Jufri tak bisa menyembunyikan senyumnya ketika melihat tubuh mulus Ersya itu. "hehe... Ersya... pernah ada gak pelanggan yang masih muda gitu kayak kamu?" Jufri duduk saja disebelah Ersya. "waah ya banyak mas, kan kalau ada yang pengen cari seumuran gitu, pasti nyamperin aku... biasanya anak SMA gitu...", "wah anak SMA juga banyak ya yang kesini?', "iya... anak SMK juga pernah..." Jufri mendekati Ersya, ia tak tahan sudah ingin mengelus tubuh mulus cewek itu. "menurut kamu... enak mana... ngeseks sama seumuran atau yang lebih dewasa...", "hmm... sama aja mas... yang penting kan..aahn...", "eh... maaf ya ERsya..." Jufri sempat sibuk memainkan puting susu Ersya. "gak papa mas... itu emang yang bikin Ersya lemah mas, kalau udah dimainin.... Ersya langsung kalah deh...", "iya ini juga yang bikin orang balik kesini juga kan...", "iya mas Jufri bener... ngh... mas Jufri udah selesai nanya nanya nya?", "hmm... bingung mau tanya apa lagi...", "iya udah... ayo di buka dulu pakaiannya...", 'iya iya..." Jufri pun menurut dan melepas pakaiannya itu. "udah mas jufri... pasti pengen pegang putingku lagi kan...ahn..." Jufri setelah itu langsung naik kekasur, ia sudah gemas ingin memainkan puting susu merah muda milik Ersya. "iya... gemesin gitu punya kamu ini...", "aahn..mh... coba diemut juga mas...aahn..ngh.." Jufri setuju dengan perkataan Ersya, ia segera mendekat, mulut Jufri pun sibuk beraksi, diemutnya puting susu Ersya itu, sembari digigit kecil juga, dijilati dengan begitu asyik. Suara berisik dari luar juga cukup teredam, ia jadi bisa lebih fokus menikmati tubuh Ersya itu.
Jufri tak lupa menggrayangi tubuh mulus Ersya itu juga, "hmmh..hmm..", "tadi kayak gak mau... sekarang mas Jufri yang mulai duluan lagi kan..hehe..." ,"iya... kamu sih ersya....", "hehe... eh... sini mas Jufri...hm..." Ersya menangkap penis tegak milik Jufri, dielus elus dengan begitu enaknya. "uh..mh...", "eh tau gak mas Jufri... aku kadang disuruh nyanyi... tapi sambil ngemut penis.. gini...umgh...ngh...aghnn...", "auh... Ersya... mana bisa nyanyi sambil... begitu..uh..." Jufri sudah keenakan saat penisnya diemut oleh Ersya. "mmgh...emagh...hg hiha...mmh..." entah bilang apa Ersya itu, Jufri hanya senyam senyum sambil melihati aksi cewek itu. Ersya tiba tiba juga mempercepat aksinya mengulum penis Jufri itu, Jufri lama lama tak tahan juga, Croot croot, ia berikan semprotan sperma mengisi tenggorokan Ersya. "uuh..auh...ngh..." Ersya segera mencoba menelan semua sperma dimulutnya itu. "ngh..gleeg..mh..uhuk...ngh..", "eh... Ersya kok nangis...", "uhuk... gak nangis mas... keselek ini... pejuhnya mas Jufri banyak banget...", "aduh iya maaf Ersya... emang keluarnya begitu..", "ngh..iya... nah... ayo lanjut mas..." Ersya mengusap matanya sebentar, lalu cewek itu tiduran dikasur, ia buka selangkangannya, ia tunjukan selangkangannya yang bersih tanpa ada bulu bulu. "aku baru sadar loh... bersih banget ini Ersya...", "iya sering aku cukur mas...", "aduh... ini juga yang bikin orang balik lagi kesini...", "hehe... emang mas Jufri nanti mau balik kesini lagi ya? aahn..ngh..." Jufri mendekat, ia sepong saja memek Ersya itu. dari bibir vagina Ersya yang diurus lebih awal, baru lidah liar Jufri menjilati lubang kenikmatan itu. "mmh...mmh..mmh..", "aahn... mas Jufri... ahn..." Ersya merasa sepertinya Jufri sudah cukup faham dan piawai mengurus memek perempuan. Jufri kepalanya memang tak bergeming diselangkangan Ersya, tapi tangannya bergerilya mengelus paha mulus Ersya atau juga meremas bokongnya. "hmm..mh...hnm.... ah...", "mas Jufri... udah tegang lagi tuh...", "iya... hmm..", "eh bentar mas... ini..." Ersya menyempatkan memberikan kondom pada Jufri, Jufri pun segera memasangnya dipenis tegaknya itu. "udah ini Ersya...", "nanti kalau mas Jufri kesini lagi... gak pakai kondom juga gak papa deh..hehe...", "gitu ya...haha... kamu memang ya..." Jufri mendekat, kini ia bersiap memasang penisnya didepan memek Ersya. "ayo mas Jufri... udah pengen nih...iyaaahn...aaahn..." Jufri pun mendorong penisnya masuk, inci demi inci, penis tegaknya itu mengisi memek Ersya, sleeb, masuk semua membuat sesak memek cewek 18 tahun itu. "uuh... luar biasa..", "aah..aah..ngh..uh... gimana mas... ah... jangan bilang... ini yang bikin..ngh... orang balik lagi kesini..", "uuh.. hehe... iya... orang orang balik kesini... karena kamu emang luar biasa Ersya..." Jufri merasa memek Ersya begitu aktif merangsang penis tegak cowok itu. "aah... uuh... mas Jufri..ah..ngh..." Jufri memegang toket besar Ersya, diremas remas dengan asyik, lalu puting susu Ersya yang meruncing itu mulai dicubit dan dimainkan lagi. "uuh... Ersya...wah..", "ahn..ngh...aah...ah.." Jufri merasakan cairan mengalir dari dalam memek Ersya, pasti cewek itu klimaks karena tak tahan memek dan puting susunya dirangsang bersamaan. Jufri berhenti sebentar, ia tunggu Ersya tenang sebentar. "wah hebat Ersya...", "ah..ngh... udah nih aku kalah... mas Jufri hebat...", "hehe... gitu ya... tapi aku masih baru mulai..ngh..." Jufri kemudian mulai menggerakan penisnya itu lagi, sleeb sleb slebb, lebih mudah dan lebih enak saat memek Ersya cukup becek. "aahn..ngh...ouh...mh..." Ersya sudah terbiasa merasakan tubuhnya melayang saat disetubuhi pelanggannya, bedanya tadi ia sempat berbincang dengan Jufri dan merasa lebih dekat agar ngeseks pun lebih enak. "Ersya...cup..mh..hmm..." Jufri mencium Ersya, ia ajak cewek itu bercumbu sebentar. "mmh...cup..hmmh...ah... mas Jufri...", "kenapa Ersya...ngh...", "jarang orang yang cium Ersya...", "loh kok bisa...", "ngh... gak tau... mas Jufri... lagi dong...", "ooh iya cantik...umh..cup..hmh...", "nngh..mh..cup..mh.." Jufri dan Ersya makin asyik ngeseks sambil bercumbu. "mmh...ah... pasti orang orang..uuh... terlalu tertarik sama bagian tubuh kamu yang lain...", "aah... iya mungkin ya... aduh..ngh... lagi mas...cup..mgh...mh..." Ersya minta bercumbu terus, tentu Jufri meladeni cewek itu. mereka asyik bersetubuh dikamar itu, suasana rumah masih tetap sepi, kalah rame dengan rumah sebelah, meski begitu Jufri dan Ersya bisa ngeseks dengan penuh kenikmatan.  Jufri sempat mengajak Ersya menikmati posisi seks yang berbeda, ia tidak ingin membebani cewek itu dengan berat badannya terus. kini dari samping Jufri kembali sibuk menggenjot memek Ersya itu. "masih mau ciuman lagi Ersya...wah wah..", "iya mas...cup..mh..ngh..mh.."  Ersya masih ketagihan untuk bercumbu sambil ngeseks. Jufri harus menahan tubuh Ersya dengan tangannya, agar ia bisa menggenjot memek cewek itu terus, juga sembari mencumbu cewek 18 tahun itu. Makin asyik mereka ngeseks, kemaluan mereka beradu, lidah mereka juga beradu, memang mengadu nafsu birahi diranjang itu sangat memuaskan.
"mmh...mh..", "mmh...aah...ngh..ngh...ngh.." Croo croot, Jufri menyemprotkan Spermanya dalam memek Ersya, meski dilindungi kondom tentu Ersya masih bisa merasakan gejolak nikmat dalam memeknya itu. "ooh..uh..mh.." Jufri menarik penisnya keluar dari memek Ersya itu, jufri mengurus penisnya itu sebentar. Setelah itu Jufri menunggu Ersya mengambil nafas sebentar. "hmmh...uuhf... mas Jufri..", "iya Ersya?", " biasanya orang orang itu gak bisa itu ciuman seperti kita tadi...", "ooh... iya mungkin mereka gak faham tentang french kiss...", "dari namanya aja pasti gak faham mereka, aku aja baru tau ini...", "ooh bagus deh sekarang kan kamu udah tau..", "iya... tapi masih mau belajar lagi...", "loh masih mau ciuman lagi ini...", "iya... biar nanti orang orang makin sering kesini lagi... dari mainin putingku... atau mau ngeseks... mereka pengen nih ciumin aku..", "aduh aduh... iya deh iya Ersya... tapi bentar...", "nulis apa lagi mas... udah nanti aja itu...", "nanti lupa Ersya..eh..hm...mmh.. cup..mh.." Ersya sudah minta diajari bercumbu lagi. Jufri pun menyalurkan kemampuannya, ia akan membuat Ersya mahir bercumbu juga. Tentu dengan begitu Ersya jadi cewek favorit juga dirumah itu.

1 comment:

  1. Makasih dah update min tetap semangat buat cerita barunya...

    ReplyDelete