Wednesday

Cerita Seks: Mencari Kegiatan Seks Baru

"Sudah tidak ada aktivitas lagi mas Jufri, masih sepi, toko juga jadi sepi...", "ooh... sabar ya Izza...", "ya mas Jufri...makasih..." Jufri masih berkomunikasi dengan Izza perihal keadaan cewek itu, juga kondisi sekitar lokalisasi yang sudah dibubarkan itu. Jufri sudah beberapa hari sibuk bekerja, juga memikirkan apa yang dilakukannya nanti diwaktu luang. "Rachel, kamu sibuk enggak?", "enggak kok... sini main kerumah Jufri...", "ooh okee..." Jufri sepulang kerja memutuskan pergi mampir ketempat Rachel. Ia setidaknya ingin meluangkan waktu dengan cewek seksi itu, bila dapat yang lebih ia juga senang senang saja. Jufri segera saja pergi kerumah Rachel. Sampai disana, ia sudah disambut oleh cewek model itu. "Pulang kerja ya Jufri?", "iya... kamu gak lagi ada job?", "udah tadi... udah ayo masuk...", "hmm iya..." Jufri setelah beberapa hari akhirnya bisa melihat cewek seksi berpakaian minim lagi. Sampai didalam rumah, Jufri duduk santai ditemani Rachel. "gimana temen temen kamu?", "udah aman semua... kena razia mereka dilokalisasi itu...", "haha... emang gak tau ya kalau mau ada grebekan?", "aku aja gak tau... ah biarlah yang penting mereka udah balik, dan gak ajak ajak lagi pergi kelokalisasi itu", "ooh... lah terus hobi kamu gimana Jufri? haha..." Rachel membuat Jufri tersenyum karena guyonannya. Rachel sempat mengambil minuman sebentar, untuk diminum bersama Jufri. "iya ini aku masih mikir... kayaknya udah gak bisa lanjut...", "iya udah jadi tulis ceritaku nggak?", "eh iya, udah ayo kamu inget inget deh, ceritain biar aku faham", "iya iya, dari mana dulu ya? dari setelah SMA itu aja deh..." jufri pun asyik ngobrol dengan Rachel disore hari itu.
"aahn..ngh..ah..aah..uuh..", "ouh... Julia..auh..." Ditempat lain, Julia kali itu sudah sibuk bercinta dengan Adwan, "ngh..ah..ah..aahn..." Adwan sudah keasikan untuk ngeseks dengan Julia dirumahnya itu.
"uuh..ng....nghh...hmmh..." Croot croot, Adwan sudah klimaks dan membuang spermanya didekat kasur, sungguh ia merasa terpuaskan ngeseks dengan Julia. "uuh...mmh... mas Adwan...", "hehe... maaf ya Julia...", "loh ngapain minta maaf...", "iya gini... kalau udah pengen banget, kamu jadi korbannya...", "duuh gak papa mas Adwan... asal mas Adwan puas aku juga seneng..", "gitu ya..hehe..." Adwan tentu memang cukup puas kali itu. Julia memang tidak hanya mau diajak ngentot saja, sebelumnya ia sudah dibelikan pakaian pakaian baru, juga beberapa kosmetik terkemuka. "malem ini mas Adwan mau makan apa?... ahn..ngh...", "ummh..mm...sluurp..ah... gak tau nanti aja itu Julia..umm..mmh...sluurp..mmh.." Adwan kembali sibuk, ia tangkap toket besar Julia, ia remas remas, lalu ia hisap susu segar dari puting kenyal cewek montok itu. "ooh iya udah...mmh...ahn.." Julia membiarkan saja toketnya mulai diperah susunya. Sedang asyik asyiknya nyusu, Adwan malah mendapat telepon dari seseorang. "mmh..ah... siapa ini... bentar ya Julia...halo...wah...iya.." Julia menunggu, sambil ia lihat Adwan cukup gelisah, juga sesekali melihat kearah cewek itu. Setelah telepon selesai, baru Julia bertanya. "siapa mas?", "itu...dari...temen... katanya ada urusan penting...", "yah... aku ditinggal lagi dong...", "enggak... itu besok kok acaranya..", "ooh gitu ya... bagus deh kalau gitu gak papa...", "hehe iya..ummh..mh...sluurp..mmh..", "aah... masih haus ya mas...ngh...", "ah.. iya ini... aduh udah berdiri lagi.." ,"oh iya sini mas Adwan..mh.." Julia harus mengurus nafsu seks Adwan yang tinggi itu, mungkin memang baru malam harinya ia bisa istirahat.
"...iya masih panjang ceritanya... eh itu tadi sampe mana?", "sampe waktu kamu kuliah...  wah masih lama ini...", "apa mau istirahat dulu...", "iya deh..." Jufri sudah cukup banyak menulis cerita seru yang diungkapkan Rachel. "hehe... iya udah santai dulu kamu...", "eh...Rachel..wah..." Rachel malah tiba tiba membuka resleting celana Jufri, ia tangkap penis tegak milik cowok itu, memang Jufri cukup terangsang setelah mendengar cerita pengalaman seks Rachel. "udah Jufri... ini aku juga sambil inget inget loh.. dulu gimana...", "gitu ya... iya deh lanjut aja..uh..." Jufri tentu menikmati saja, ketika kini penis tegaknya mulai dikocok oleh Rachel. "hehe... aku kemarin kemarin sempet liat website kamu lagi... lagi milih mana cerita yang paling bagus...", "hmm... emang... menurut kamu... yang mana...", "itu tuh... cewek yang bisa menyusui... siapa itu... Izza...", "ooh izza... kenapa emang...", "beneran pernah lawan tiga orang? aku lawan dua aja udah gak mampu mungkin..." Jufri ditengah waktunya bersama Rachel itu jadi terfikirkan sesuatu. "eh... Rachel... kira kira di...auh... tempat kamu masih butuh model enggak?", "hmm kalau ditempatku sih nerima terus kalau model baru..", "gitu ya...iya udah nanti aku ajakin si Izza aja kesini...", "wah... iya bener tuh Jufri... kan bagus tuh model yang bisa menyusui gitu...", "eh iya..aduh... tapi jangan kenceng kenceng itu..aduh...", "eh sori...hehe... sini...ummh..mmh..." Jufri mulai merasakan kenikmatan berlebih, kini penis tegaknya juga diemut dan dijilati oleh Rachel. Jufri masih berusaha berfikir bagaimana nanti ia mengajak Izza kerumah itu.
Malam harinya, Julia dan Adwan tampak menyudahi aksi nikmat mereka dikasur, setelah selesai membersihkan diri, Adwan pun bersiap mengajak Julia pergi makan malam diluar. "iya bentar mas ya..." Julia sibuk memakai pakaian barunya, juga dandan sebentar. Adwan kembali mendapat telepon, ia angkat lagi, "...iya... iya pa besok... gak usah kesini... iya aku kesana... iya iya.." Julia kembali penasaran. "siapa mas?", "itu papaku...", "ooh... masalah acara besok itu ya?", "iya... udah yuk..." Setelah itu Adwan pun berkendara bersama Julia untuk pergi kesuatu tempat makan. "pegangan dong Julia...", "iya... aku takut basah ini nanti bajunya kalau nempel nempel... kan aku gak pake bh... ntar dadaku kegencet gencet... kan bahaya...", "haha iya iya..." Adwan tak mengerti bagaimana mudahnya Julia membuatnya terangsang, tapi Adwan fokus berkendara saja. Tidak berkendara terlalu jauh, mereka sudah tiba ditempat tujuan.  Setelah memesan makanan, mereka duduk disalah satu sudut tempat makan itu. "...kemarin ada tetangga yang nanyain, aku siapa gitu...", "..ooh... terus kamu bilang gimana?", "iya aku jawab namaku aja...", "ooh gitu... kalau masih nanya lagi.. bilang aja kamu saudaraku... atau pacarku...", "ooh okee siyap..hehe... nah udah dateng... yuk makan... " Adwan dan Julia pun menikmati makan malam bersama. Julia memang tampak sangat senang, karena ia merasa seperti hidup seperti orang kaya saja beberapa hari itu, tiap hari makan enak, kemana mana dibayarin, Julia tak pernah sebebas itu, memang saat ditempat lokalisasi dulu ia kebanyakan hanya ada diwisma tempatnya bekerja saja. "...enak kan?", "enak banget mas Adwan..hehe...", "Besok aku tinggal lama gak papa kan Julia?", "hmm gak papa kok mas Adwan...", "kalau bosen, kamu bisa mampir kerumah tetangga atau gimana..", "hmm okee...". Setelah selesai makan, Julia dan Adwan kembali berkendara lagi. "kamu butuh handphone nggak?", "ehm... dirumahnya mas Adwan kan udah ada telepon, terus aku kalau keluar kan juga sama mas Adwan...", "hmm iya sih...", "jadi gak perlu handphone... aku butuhnya mas Adwan..hehe...", "aduh bisa aja Julia... eh awas itu... katanya nantibasah bajunya...", "ah biarin... kan udah selesai makan...hehe.." Julia memeluk erat Adwan. Adwan pun segera mengantar pulang Julia kerumah, dan menikmati malam dengan cewek itu.
"uuh... nngh...ah..", "mmgh..gleeg...ah... kenyang..." Jufri kali itu sudah capek membiarkan penisnya dikuras spermanya oleh Rachel. "aduh habis deh itu semuanya...", "ya enggak lah Jufri... gimana nih... lanjut enggak?" Rachel sudah sibuk berpose cantik sambil menunjukan lekuk tubuh indahnya, memang seorang model sudah pantai bergaya. "gak dari tadi nawarinnya... udah lemes...", "ooh iya sorii... iya udah kamu pengen makan apa?", "emm gak tau sih...", "iya udah gih kamu beli makanan diluar, aku juga sekalian...", "eh katanya tadi kenyang...", "masih laper...hehe...", "iya iya... bentar ya..." Jufri membenarkan pakaiannya, ia lalu pergi keluar untuk beli makanan. Rachel melihat buku saku Jufri masih ada diatas meja, ia ambil saja, ia melanjutkan ceritanya tadi, ia tulis sendiri saja. Rachel sebenarnya beberapa har i itu tak banyak mendapat tawaran job modelling, karena bosnya sedang pergi keluar negeri. Rachel menulis sedikit, ia merasa ingin lihat lihat tulisan Jufri lainnya dulu untuk mencari inspirasi. Rachel jadi faham Jufri memang menulis sedikit sedikit saja, dan dikembangkan sendiri sampai menjadi cerita yang bagus diwebsitenya. Rachel melanjutkan menulis ketika mulai mendapat ide. "nulis apa Rachel?", "eh, iya lanjutan ceritaku tadi...", "ooh... udah ayo makan dulu..." Jufri sudah datang, ia ajak saja Rachel makan malam bersama. "...hmm...  nginep sini gak Jufri?", "hmm.. besok sabtu sih emang...tapi...", "alah udah tidur sini aja... ya..." Rachel memegang tangan Jufri, seraya merayu cowok itu, dan Jufri setuju dengan mudahnya, "iya iya...", "yeey hehe..." mereka kemudian segera menyelesaikan makan malamnya. Setelah itu mereka duduk santai disofa sambil ngobrol lagi. "...emang orang tua kamu gak nyariin?", "enggak... mereka udah hidup enak diluar pulau... aku bilang aja pengen tetep dikota ini...", "hmm... gitu ya...", "... hoaam... udah temenin dikamar aja...", "eh... bentar Rachel..." Jufri sudah diajak pergi kekamar. Meski Jufri cukup tertarik dengan tubuh Rachel, kali itu ia hanya menemani cewek itu tidur saja, Jufri juga cukup lelah.
"... aku tinggal dulu ya Julia...", "iya mas Adwan...", "kalau butuh apa ambil aja uang dikamar itu ya...", "iya mas, makasiiih..." Adwan pagi itu sudah berangkat pergi keluar. Adwan tidak memberitahu Julia, kalau ia akan pergi kerumah tunangannya bersama keluarga. Julia kemudian memutuskan mengurus segala sesuatu dirumah Adwan itu dahulu. Setelah selesai, ia mulai berfikir harus melakukan apa, ia berdiam diri saja sambil duduk didepan rumah Adwan itu. "permisi...", "oh...iya..." Julia pergi kepagar depan rumah, karena ada orang. "ehm... mbak... ini ada sesuatu... buat mas Adwan juga...", "ooh iya makasih pak..." Julia mendapat makanan dari salah satu tetangga. "iya iya...hehe... wah mbak ini siapa?", "ehm... aku.... pacarnya mas Adwan...", "ooh...pacarnya...", "iya... kenalin pak aku Julia..", "ooh iya...Julia..hehe...wah..." senang saja pria itu berkenalan dengan julia yang cantik dan menggugah selera. "ehm... masuk dulu aja pak gak papa...", "oh gak papa ya...hehe..." pria itu malah dipersilahkan masuk kerumah itu. Diajaknya duduk sebentar dikursi depan rumah Adwan itu. "bapak ini rumahnya yang mana?", "itu yang sebelah kiri pas...", "ooh sebelah ini ya...hmm..." memang rumah rumah disekitar tempat itu kebanyakan bentuknya sama hanya beda warna juga bagian depannya saja. "hehe... kok baru liat mbak Julia dirumah ini?", "oh..iya... baru beberapa hari ini mampir kerumahnya mas Adwan...", "ooh gitu... mas Adwannya kerja ya?", "oh endak tadi keluar ada acara katanya...", 'hmm...iya iya..wah..." sibuk pria itu melihati Julia yang berpakaian cukup minim itu. Tiba tiba terdengar suara telepon dari dalam rumah, Julia segera pergi untuk mengangkatnya. "Halo...ooh mas Adwan...kenapa mas... ooh gitu... iya itu ada tetangga... apa... aku kerumahnya aja?.... ooh gitu... iya deh habis ini aku keluar....iya gak papa mas Adwan...dah..." telepon ditutup, Julia lalu pergi kedepan lagi. "Telepon dari mas Adwan ya mbak?", "iya pak... ehm... pak, aku boleh numpang sebentar kerumahnya bapak dulu nggak?", "loh... ya gak papa...", "Disuruh mas Adwan suruh keluar sebentar katanya... gak tau tuh..." ,"ooh iya udah ayo mbak kerumah...hehe..." senang saja pria itu, kini diajaknya Julia pergi kerumahnya. Julia mengunci rumah Adwan dari luar.
"...iya santai aja ya Julia..", "iya pak..." Julia kini ada dirumah tetangganya Adwan itu. "aku coba liat deh diluar..." pemilik rumah itu pergi keluar. Pria itu menunggu saja, sampai tak lama Adwan datang dengan beberapa orang lain. "Permisi pak...", "oh iya..." Pria itu tau, Adwan sedang bersama keluarganya. Adwan tampak membuka kunci rumah dengan kunci keduanya, ia ajak keluarganya masuk. Adwan kali itu juga bersama dengan cewek yang dijodohkan dengannya. Setelah Adwan dan yang lain masuk kerumah, tetangganya tadi pergi untuk menemui Julia. "Julia...", "iya pak?", "lah itu mas Adwan dateng sama keluarganya...", "ooh gitu ya pak...", "iya sama tunangannya juga...", "oh.. tunangannya ya..." Julia jelas kaget, karena ia baru tahu akan hal itu. Tapi Julia sadar, memang mana mungkin cewek sepertinya bisa hidup berdua dengan pria mapan dengan cepat dan mudah. "nah itu kan saya jadi bingung... mas Adwan kan udah punya tunangan... kok masih pacaran sama mbak Julia..." ,"ooh... iya... biasalah pak... diakan orang kaya...", "udah kamu gak usah sedih ya...hehe...", "hmm iya pak...", "kita kesana aja ya Julia..." dengan senang pria pemilik rumah itu berlagak menenangkan Julia, sebenarnya ia ingin segera menikmati hari dengan julia dirumah itu. Adwan dirumahnya kali itu sudah sibuk berbincang dengan keluarganya, juga sambil ditemani tunangannya, "...Tinggal kita tunggu bulan depan kan ya nikahanmu?", "...iya pak...", "baguslah kalau begitu... Adwan, ajak dong calon istri kamu ini jalan jalan...", "hmm... iya ya... kamu mau jalan jalan kemana sayang?" tampak Adwan sebenarnya juga cukup senang dan cocok dengan  tunangannya itu, "kemana aja aku juga mau mas...", "iya udah kita jalan jalan yuk... sekalian aja ikut semuanya... kita makan makan juga...", "wah bagus itu...hehe..." Adwan setelah mengobrol cukup lama akhirnya mengajak semua orang untuk jalan jalan saja, ia mau agar tidak ada yang tau akan bekas bekas kehadiran Julia dirumah itu. Adwan juga memutuskan mengurus Julia nanti saja setelah semuanya pergi.
"...ooh gitu ya Julia...", "iya pak...eh... hmmh..." Julia kali itu ngobrol santai dengan tetangga Adwan, cewek itu tiba tiba merasakan toketnya mulai berulah. "kenapa Julia...wah..." pria itu tampak senang, melihat Julia sibuk sendiri melihati toketnya sendiri, "ini pak... aduh... aku numpang kekamar mandi ya pak..", "loh mau ngapain?", "ini... susunya minta dikeluarin... udah penuh...." mendengar hal itu, sontak kaget dan antusias sekali pria disebelah Julai itu jadinya. "wah...jangan dibuang dikamar mandi, udah kamu keluarin aja disini...", "hmm gitu ya pak... emang gak papa?", "loh gak papa kok...hehe..." Julia tidak menahan diri, apalagi setelah tau kalau Adwan saja sudah punya tunangan, Julia merasa kembali seperti cewek biasa yang suka memuaskan nafsu para pria. JUlia dengan santai pun mulai mengeluarkan toket besarnya dari bajunya, ia dengan santai mulai mengurus toketnya, meski disebelahnya ada pria yang mulai sange. "hmm...mh..." Julia sibuk memerah toketnya, tak lama setelah ia pencet pencet puting kenyalnya, akhirnya susu pun keluar. "wah...hebat...", "eh... hmm... maaf pak... bisa ambilin wadah enggak buat susuku?", "ooh... udah gak usah pake wadah segala...", "tapi pak..ahn..mh...pak..oh.." tiba tiba saja pria pemilik rumah itu nyosor, langsung ia sibuk menangkap toket besar Julia, lalu ia dengan segera melahap puting susu Julia dan mulai disedot langsung, ia asik minum susu."...mm..sluurp...wah enaknya..umm...", "mmh..aah... maap ya pak... Julia jadi ngerepotin...", "ooh gak papa kok...umm..sluurp..mh..mm..." Julia membiarkan saja toketnya mulai diperah, ia merasa kembali menjadi sosok cewek pemuas nafsu pria seperti saat diwisma lokalisasi dulu.  "hmm... Julia sambil tiduran aja gak papa ya pak..." ,"ooh iya iya...wah..umh..mmh...sluurp..mm.." makin senang pria itu, kini sembari ia asyik meremas toket besar Julia, juga sambil menyedot susu segar, pria itu bisa juga sesekali menggrayangi tubuh mulus Julia. Julia diam saja, ia biarkan tubuhnya itu, hari itu ia maunya ngeseks dengan Adwan, tapi karena keadaan, ia biarkan saja tubuhnya dinikmati pria lain. "nngh..ah...pak... sebentar... Julia lepas dulu aja ya...", 'wah bener itu.." Julia melepas bajunya, eh pria pemilik rumah itu ikut ikutan dan melepas celana Julia juga. Julia membiarkan saja, ia pun sudah telanjang. "hmm...pak...ah..ngh..uh...", "hehe... udah julia kali ini santai aja dulu disini... udah jangan mikir mas Adwan ya...hehe...wah...", "mmh...iya pak..ah..." sibuk pria sange itu mulai meraba tubuh Mulus Julia, ia telusuri dari atas sampai bawah, sangat menggoda dan menggugah selera. jelas nafsu pria itu sudah memuncak, ia akhirnya melepas pakaiannya juga, ia tunjukan penis tegaknya. "hehe... Julia...", "pak...itu..aduh....aah...ah..." Julia mulai merasakan memeknya sibuk diganggu jari jari nakal, sembari toketnya juga masih diremas remas. "hehe...ummh..sluurp... aah...mm..sluurp..." pria pemilik rumah itu sibuk merangsang tubuh sensitif Julia. Julai hanya membiarkan saja tubuhnya terus dirangsang, seperti ia biasa lakukan dulu. "ngh..ah...ah..", "julia... cantik banget kamu ya...cup..mh..cup..", "mh..ngh..cup..mgh..." Julia diajak bercumbu juga mau mau saja, ia layani pria itu seperti ia melayani pria hidung belang. Memek Julia sudah cukup terangsang, karena memang sedari tadi tubuh Julia sudah digrayangi bahkan toket besarnya sudah memproduksi susu lagi.
"pak...itu...ah...aaahn!" Julia kali itu sudah merasakan memeknya ditusuk penis tegak, sleeb, dengan asyik pria pemilik rumah itu menyodok memek hangat Julia dengan penis tegak. "wah hebat..ngh..uh..", "pak..ah...aahn..ngh...", "wah masih bisa masuk lagi...ah..wah..uh..." Dengan senangnya pria itu menjebloskan keseluruhan batang penisnya dalam memek Julia, terasa begitu nikmat tampaknya, karena memang kini penisnya sudah diselimuti dinding vagina hangat yang berdenyut dan cukup basah itu. "ngh..aah...aah...aah..mh..." Julia mendesah desah sebisanya, ia coba menikmati juga saat ia mulai disetubuhi. Tubuh montok Julia ditindih pria pemilik rumah itu, sembari memeknya digenjot, tubuhnya ikut bergoyang, toket besarnya itu masih sibuk dipegang dan diremas remas, tampak puting menonjol milik Julia juga menyemburkan susu seiring tubuhnya yang digoyang dengan enak. Ngentot dengan cewek montok seperti Julia tentu suatu keberuntungan bagi pria pemilik rumah itu, apalagi bisa sambil nyedot susu, tentu semua pria menginginkan ngeseks dengan cewek seperti Julia. "ooh...enak banget ya... kalo Jadi si Adwan.. aku mending pilih kamu Julia...oh..ngh..aah..." membanding bandingkan cewek tentu hal yang salah, karena Julia tadi sempat berusaha biasa, jadi terfikirkan Adwan lagi. Meski masih tenang tenang saja, Julia masih membiarkan tubuhnya dientot, tapi ia jadi memikirkan Adwan. "aah...auh..ngh..", "Sudah putusin aja mas Adwan itu, hehe..oh..", "tapi...ah..ah..ngh...", "hehe... udah kita main dulu hehe..." Julia terus saja disetubuhi dirumah itu.
"...eh... Adwan...hei...", "eh..oh iya...", "kok ngelamun...", "oh enggak itu, liat mobil lewat...", "tenang aja Adwan, nanti setelah menikah, kamu papa belikan mobil biar bisa ajak istri kamu jalan jalan ya...haha...", "ooh...iya pa..." Adwan sebenarnya melamunkan Julia, ia berfikir sedang apa cewek itu sekarang. Adwan tidak tau, kalau Julia sedang asyik disetubuhi tetangganya itu. "aah...aah..ngh...", "uuh...hebat punyaku serasa disedot terus sama memek kamu Julia..wah..." Julia sempat diajak ngeseks dengan posisi lain, Kini Pria sange itu menahan kedua paha montok Julia, sembari ia mulai terus menghujam memek Julia dengan penis tegaknya, sleeb sleeb sleeb, pria itu juga sibuk melihati memek tembem Julia, Pria itu gemas sampai ia cubit  cubit bibir vagina Julia yang mereka itu, sembari masih disodok saja memek Cewek itu. "aahn...pak... aaah..aah..", "tuh... main sama aku pasti lebih hebat dari pada sama Adwan kan.. ehehe..." Julia tak dibiarkan berfikir tenang, karena terus saja memeknya dihujam penis tegak pria itu. Entah berapa lama Julia asyik diajak ngentot, yang jelas pria pemilik rumah itu jelas puas. "aah....ouh...mh..uh...", "nah...ngh... Julia... hehe...", "umm..mmgh..mmmh...ngh" tiba tiba Pria itu memutuskan memindahkan penisnya, ia berpindah dan memasukan benda pusakanya kemulut Julia. "uuh..ah..ngh..ouh..wah..." ia biarkan penisnya sebentar, terasa benda pusakanya itu dijilati oleh Julia, karena begitu nikmatnya, ia akhirnya klimaks juga, Croot croot crot, Julia menerima kiriman sperma yang langsung masuk dalam tenggorokannya, diminum semua oleh cewek montok itu. "nngh..huugh..mmh... nggh..." Pria tadi menjauhi Julia sebentar, sambil istirahat ia lihati Julia sibuk menelan sperma dimulutnya. Cewek itu tiba tiba jadi meneteskan air mata, "loh... Julia kok nangis...", "ngh... uhuk uhuk..mh..." Pria pemilik rumah tadi memang tampak sangat percaya diri dan begitu bebas beraksi, baru setelah usai ia malah takut karena ulahnya sendiri. Setelah Tenang, Julia dibiarkan istirahat, pria pemilik rumah tadi berpakaian, ia sempat pergi keluar. Ternyata Pria itu malah bingung, takutnya nanti Julia bilang pada Adwan kalau cewek itu habis diperkosa, tentu pria pemilik rumah itu takut sekali, kan Adwan juga salah satu bagian dari kepolisian, takutnya ia bakal ditangkap. "Julia... kamu udah gak papa kan...", "iya pak... gak papa kok..." Julia sudah tenang, dan sudah sibuk berpakaian. "ehm... Julia... ini buat kamu ya...", "buat apa pak... enggak usah pak..." Julia malah diberi uang cukup banyak. "udah gak papa... tapi jangan kasih tau Adwan soal ini tadinya... bilang aja kamu cuma santai santai disini ya...", "ooh... iya deh pak..." sebenarnya Julia juga tidak akan bilang pada Adwan, tapi mungkin sudah sepantasnya ia dapat sesuatu karena ia memang sudah memuaskan pria pemilik rumah itu.
Beberapa Jam sudah berlalu, Adwan bahkan sudah sendiri saat rombongan yang bersamanya tadi sudah pulang. Adwan segera pergi kerumah tetangganya itu. "pak... Julia disini kan..", "oh iya bentar mas..." segera Julia dipanggil keluar. "mas Adwan... udah selesai acaranya...", "udah kok... ayo pulang... makasih ya pak...", "hmm iya.." Julia pun diajak pulang kerumah Adwan. "Julia... tadi ada keluargaku kesini...", "hmm iya... sama tunangan kamu juga ya...", "loh kok kamu tau...", "iya dikasih tau tetangga kamu itu tadi..", "aduh...maap ya Julia... aku harusnya juga bilang kekamu duluan...", "iya gak papa mas... aku juga emang siapanya mas Adwan, aku cuma cewek yang kabur dari lokalisasi, bahkan harusnya juga dibawa polisi pergi....", "aduh jangan bilang gitu Julia..." Adwan jadi merasa bersalah, meski sebenarnya Julia tidak ingin menyinggung Adwan. "loh kan bener gitu toh mas adwan...", "...duh iya... maafin aku ya Julia..." Adwan masih terus saja minta maaf pada Julia. Julia setelah itu sudah bersikap biasa saja, meski Adwan masih sedikit canggung jadinya. "mas... mas Adwan...", "oh...iya...", "mas Adwan... aku gak marah kok... udah gak usah dipikirin...", "hmm iya Julia...eh..." Julia memeluk Adwan, "aku tetep bahagia kok... kan mas Adwan udah selamatin aku... juga udah bisa disini aja aku seneng banget kok...", "hmm iya...", "mas Adwan... biar gak kepikiran terus... udah ayo istirahat...", "hmm iya iya..." Adwan diajak pergi kekamar. Sampai kamar, Julia segera melepas semua pakaiannya, ia sudah mengambil posisi saja dikasur. "udah sini mas Adwan...", "wah Julia..." Adwan mulai tertarik lagi dengan Julia, dan pikirannya mulai teralihkan. "mas Adwan mau ngapain malam ini?", "ngapain ya... aku pengen peluk kamu aja...", "hmm iya... yang lain juga boleh...", "hehe iya nanti deh..." Adwan pun menikmati malam bersama Julia. Urusan selanjutnya ia pikirkan besok saja.

2 comments: