Friday

Cerita Seks: Akhirnya Lokalisasi Ditutup

"Udah bawa aja Adwan, aku mau bantu yang lain...", "siap pak..." Malam hari itu, suasana tempat lokalisasi sudah tidak kondusif, polisi datang mengambil alih keadaan, para wanita penghibur berhamburan, ada yang tertangkap, ada yang sudah pergi, begitu juga dengan pria pria hidung belang disana. Meski sudah ada pemberihatuan sejak beberapa hari sebelumnya, tampak masih banyak orang yang terciduk masih berkativitas ditempat lokalisasi itu. Adwan kali itu juga sedang bersama seorang cewek cantik yang tadi sempat tertangkap basah sedang melayani tamunya disalah satu wisma. Adwan sebenarnya juga kasihan dengan cewek itu, tampak sedih dengan tangan yang diborgol.  "kamu namanya siapa...hei...", "a...aku...Julia...", "hmm... Julia ya... hmm..." Adwan melihat keadaan cukup sepi, karena tampak sudah banyak yang pergi, teman teman Adwan juga sudah sibuk sendiri. "mmh...aku mau dibawa kemana pak..." ,"udah ayo..." Adwan memegang tangan Julia, lalu ia bawa cewek itu pergi. Adwan melangkah pergi menjauh dari teman temannya yang sedang mengangkut orang kedalam mobil polisi, Adwan membawa Julia kebelakang sebuah wisma yang sudah sepi.
"pak...ini...", "sudah kamu tunggu sini..." Adwan  kemudian pergi. Adwan tiba tiba saja nimbrung dengan teman teman polisinya, setelah sok sibuk beberapa saat, tampaknya mobil polisi itu akan pergi. "... tolong sisanya bantu grup yang lain, juga menyisir daerah ini lagi", "siap pak..." Setelah itu, Adwan yang ternyata tidak ikut pergi, ia pergi menyisir daerah yang sudah sepi itu, tapi ia sebenarnya menemui Julia. "Julia...", "i...iya pak...", "sini... ikut aku..." Adwan membawa pergi Julia, ia membawa pergi cewek itu tanpa diketahui oleh polisi polisi lain. Setelah itu, Lihat ada sebuah toko, tanpa ragu ia masuk ketoko itu. "permisi pak...", "eh, iya... disini gak ada...", "iya saya gak akan geledah tempat ini, saya titip cewek ini pak", "loh...pak...", "Julia, kamu disini saja... tunggu sampai saya kembali kesini... jangan coba coba pergi..." ,"i...iya pak..." Adwan baru kemudian pergi.
"...ooh tadi ditangkep bapak yang tadi itu ya", "iya... tapi kok aku disuruh disini aja ya?", "mungkin aja dia berbaik hati sama kamu Julia..." ,"ooh gitu ya... makasih Izza..." Ditoko itu ternyata ada seorang cewek bernama Izza yang sebenarnya juga sering melayani orang ditempat lokalisasi itu, namun ia memang dianggap sebagai anak penjaga toko itu saja. Julia sementara ditempat itu ditemani Izza, Julia tampak bisa bernafas lega, meski ia tidak tau nasibnya setelah ini, karena tangannya masih diborgol. "udah tidur dulu aja Julia, aku temenin deh disini", "hmm iya..." Julia ditemani Izza tidur ditoko itu. Toko segera ditutup saja agar lebih aman. Setelah lelap tertidur ditoko itu, Julia akhirnya bangun dipagi hari saat mendengar suara toko yang mulai dibuka lagi itu. "Julia, udah bangun?", "iya...mh... Pak..." Julia sudah melihat pria yang menangkapnya tadi malam itu. Julia sempat mendapati borgol ditangannya sudah dilepas.  "sudah sekarang kamu ikut aku", "kemana pak...", "udah tenang aja... permisi ya pak..." Adwan berpamitan pada pemilik toko itu, "Izza... makasih...", "iya Julia..." Julia sempat berpamitan pada Izza. Julia melihat suasana diluar masih sepi, "pakai ini ya", "iya pak... aku mau dibawa kemana pak?", "udah tenang aja..." Julia dibawa pergi Adwan naik motornya. Berjalan sampai didepan pintu masuk lokalisasi, Julia bisa melihat ada beberapa polisi yang berjaga, namun tidak menghentikan Adwan yang membawa motor itu. Julia masih tidak tau ia mau dibawa kemana, tapi ia pikir sepertinya Adwan bermaksud baik padanya.
Beberapa jam berlalu, pintu masuk lokalisasi sudah di tutup sementara, banyak orang ingin melihat lihat, mereka faham pasti akhirnya tempat lokalisasi itu sudah ditutup. "Pak... kok ditutup ini pak...", "iya sudah ditutup, sudah dicabut ijin tempat ini...", "ooh... tapi saya cuma mau pergi ketoko deket situ pak...", "ngapain kesana mas?", "endak itu, ketemu paman saya", "ooh iya sudah jangan lama lama ya..." penjaga penjaga dipintu masuk itu mempersilahkan seorang pria masuk. Pria itu berjalan segera sampai ia tiba ditoko yang sama dimana Julia tadi berada. "Pak...", "ooh iya mas... mau beli apa", "enggak pak... Izza ada?", "Izza... emangnya mas ini...", "saya temennya kok pak tenang aja..." ,"ooh iya itu ada didalem... Izza..." Izza kemudian muncul. "ooh mas Jufri... masuk aja mas..." Jufri pun masuk kedalam toko itu untuk ngobro ldengan Izza. "Izza... ini gimana kok tiba tiba ditutup aja?", "hmm... sebenarnya gak tiba tiba juga mas..." Izza kemudian menjelaskan pada Jufri, setelah dulu Jufri sempat menikmati tubuh Izza itu, beberapa setelah itu ada pemberitahuan kalau lokalisasi akan ditutup. Izza berhenti beraktivitas diwisma biasa ia bekerja, namun ia tidak bisa mengajak teman temannya yang menganggap pengumuman itu hanya berita palsu. Namun memang malam itu tempat lokalisasi itu ditutup, dan orang orang yang masih beraktivitas ditempat lokalisasi itu pun diangkut semua oleh polisi. "...aduh aduh... gitu ya... aku gak tau juga itu beritanya, dan kemarin teman temanku kesini...", "aduh kalau gitu... mungkin mereka cuma ditanya tanya aja mas dikantor polisi, kebanyakan kan yang cewek cewek itu aja, dibawa ketempat rehabilitasi", "ooh gitu ya... iya udah aku mau lihat teman temanku... makasih izza... eh, aku boleh minta nomor hp kamu?", "boleh mas Jufri..." Jufri mendapat nomor hp Izza. "iya nanti kalau ada kabar kabar kan aku bisa kasih tau kamu, atau juga sebaliknya...", "hehe iya mas Jufri..", "makasih izza.." Jufri kemudian pergi. Jufri harus mencari kabar terbaru dari teman temannya, namun ia sempatkan pergi ketempat kerjanya dulu, untuk meminta izin, juga melihat apa temannya benar benar tertangkap atau sudah bekerja lagi.
"...dari mana kamu Adwan?", "maaf pak, saya telat bangun...", "kok tumben... itu sudah sekarang bantu saya data kerjaan kemarin", "siap pak..." Adwan baru tiba, ia langsung disuruh ikut mengurus laporan penutupan tempat lokalisasi kemarin. Adwan mulai bekerja, namun ia masih memikirkan Julia. memang ternyata Adwan malah membawa Julia kerumahnya, Ia belum berbincang lagi dengan cewek itu, ia hanya meminta Julia beristirahat dulu dirumah itu. Adwan mengerjakan pekerjaannya dengan baik, tentu ia ingin segera pulang juga. "...iya pak, ada tamu jauh itu kerumah...", "iya sudah, jangan lama lama...", "terima kasih pak..." Adwan siang itu ijin istirahat dirumah saja, tentu ia bergegas untuk mengendarai motornya. "Permisi pak...", "oh iya mas...", "perkenalkan pak, saya Jufri...", "oh iya, ada apa mas...", "itu pak... saya mau tanya soal kemarin ada penutupan lokalisasi itu, saya mau tau kabar teman teman saya..", "jadi mas ini kerja disana juga?", "b...bukan pak, teman saya... pengunjung disana...", "oh kalau gitu masuk aja... bilang aja mau tanya soal yang kemarin itu, soalnya saya mau pergi..." ,"ooh iya pak makasih..." Jufri baru datang, ia pun bergegas pergi agar bisa tau kabar teman temannya. Adwan baru setelah itu mengendarai motornya pergi kembali kerumah. Ia berkendara secepat mungkin, lokasi rumahnya tak begitu jauh dari tempat ia bekerja. Setelah memarkir motornya, Adwan pun masuk kerumahnya itu. "Julia..." langsung ia cari dimana Julia berada. "oh iya... siang  pak Adwan..." Julia muncul, cewek itu sudah tampak cantik dan tidak murung lagi. "Sini sini... duduk sini..." Adwan melepas jaketnya, lalu ia ajak Julia ngobrol sambil duduk disofa. "iya pak Adwan?", "aduh kan udah aku bilang jangan panggil pak...", "oh iya... mas Adwan..." Julia kini jelas tampak senang, karena ia tau ia sebenarnya diselamatkan Adwan, bahkan dibawa kerumah yang cukup bagus itu. "kamu umur berapa?", "aku 27 tahun...", "ooh gak beda jauh ya... kamu udah lama kerja ditempat itu?", "ehm... udah 3 tahun itu...", "wah lama juga... itu kenapa kamu kok kerja disana? kamu cantik begini kok kerja ditempat begitu..." Julia kemudian menjelaskan kepada Adwan, Ia memang sebenarnya seorang mahasiswi, namun belum selesai kuliah ia sudah menikah dengan pacarnya, karena hamil duluan. Setelah menikah, tak sampai lama sudah ditinggal pergi, bahkan anaknya Julia pun dibawa pergi. "...terus...hiks... aku gak tau mau kemana, orang tua udah gak mau ketemu... akhirnya ada yang nyaranin kerja diwisma, iya akhirnya sampe kemarin itu disana...", "oh gitu ya... kasihan kamu..." Julia sembari merengek bersedih ia bersandar dibahu Adwan. "hiks... sebenernya... aku udah mau pergi mas... tapi gak boleh sama mamiku...", "mami?", "ituloh... yang punya wisma... katanya aku belum tuntas bayar biaya hidup diwisma itu...", "berat juga ya hidup disana...", "iya mas... tapi sekarang aku seneng... ada dirumah ini..." Julia memeluk Adwan, tentu Adwan ikut senang jadinya. "hehe iya iya... tapi jangan senang dulu...", "loh... emangnya kenapa mas...", "kamu harus bantu bantu aku dirumah ini...", "ooh iya, siap mas Adwan...hehe..." Adwan senang sekali, pasti enak bisa bercinta dengan Julia yang begitu montok dan menggoda itu. "iya udah, ayo makan siang yuk...", "makan dirumah aja mas Adwan, aku habis masak...", "wah... emang kamu bisa masak?", "bisa dong... udah ayo mas..." Julia mengajak Adwan pergi kedapur untuk makan siang. Adwan pun makan bersama Julia, meski pria itu bisa merasakan masakan Julia tidak begitu enak. "..mmh...enak kok enak...", "wah bagus deh...hehe..." Padahal Adwan menahan nahan sekuatnya untuk makan siang. "hmm... udah ya Julia, aku kerja lagi..." ,"loh... kerja lagi ya mas...", "iya... nanti balik sore...", "oh iya...bentar mas Adwan...cup..hehe..." Adwan dapat ciuman dari Julia. "Wah kamu...", "dah hati hati..", "hehe iya..." Adwan pun pergi kembali kerja. Setelah itu, Julia melanjutkan makan siangnya, sambil berfikir sebentar, bagaimana nanti kehidupannya selanjutnya, apa benar ia harus berhenti menjadi cewek penghibur?
"... parah lah... mana tau kita kalau bakal digrebek...", "iya... mana pas lagi asik asiknya... tau gitu aku gak jadi ikut aja kayak si Jufri...", "apaan orang elu yang paling semangat buat kesana..." Jufri akhirnya bersama teman temannya lagi, mereka memang tidak dapat hukuman cuma ditanya tanya saja. "sst udah... iya sori aku juga gak tau kalau bakal ditutup itu tempat, aku lagi hoki aja jadi gak ikut...", "iya Jufri... elu kemana?", "ehm... lagi ada urusan penting..." Jufri  memang beruntung diselamatkan oleh teman SMAnya. "eh jufri... kita balik kekantor yuk... tapi elu gak bilang orang orang kan?", "iya enggak, tapi pada curiga tau...", "wah sial... nanti mau bilang apa..", "aah udah aku ada ide, udah ayo..." Jufri sudah mendapatkan teman temannya kembali, ia ajak mereka kembali kekantor untuk mengurus hal yang tak terduga itu. "...sudah balik semua ini Izza...", "ooh iya udah untung deh...", "iya... kamu hati hati ya disana...", "iya Jufri..." Jufri juga sempat memberitahukan Izza soal teman temannya. Jufri kemudian baru sadar, mungkin hobinya untuk menuliskan cerita cerita seks dari tempat lokalisasi itu harus terhenti, tentu cewek cewek disana sudah dibawa ketempat rehabilitasi, meski Jufri tau masih ada izza, tapi ia fikir ibu muda itu perlu menyesuaikan diri dengan keadaan baru dilingkungannya itu. Dikantornya itu Jufri sudah melihat teman temannya kembali bekerja, meski harus mendapati gaji mereka dipotong karena ketidak hadiran mereka. Jufri merelakan beberapa uangnya untuk teman temannya itu. "...wah makasih loh, emang elu yang terbaik deh Jufri...", "sst apaan, udah sana..." suasana kantor sudah kembali seperti semula. Jufri berfikir keras mengenai hobinya, ia masih ingat dengan teman SMAnya itu, juga masih ada Izza, sepertinya ia pertahankan saja hobinya tinggal ia ubah sedikit saja.
"eh mas Adwan udah pulang...", "hehe iya...wah..." Adwan sore itu senang sekali, baru datang, sudah langsung disambut pelukan Julia. Adwan kemudian diajak masuk kedalam, ia duduk berduaan lagi dengan Julia. "mas Adwan... beneran aku boleh tinggal disini?", "loh iya... anggap aja rumah sendiri..." ,"wah makasih...hehe... tapi...", "tapi kenapa?", "aku gak ada uang lagi mas Adwan, jadi gak bisa ngasih apa apa..." ,"udah aku gak perlu uang... yang penting kamu ada disini ya...", "ooh gitu ya...hehe...hmm... mas Adwan...", "iya Julia...", "mas Adwan udah punya istri belum?", "belum kok... masih single..." padahal sebenarnya Adwan sudah dijodohkan, meski memang belum ada kepastian kapan menikah. "oh gitu ya... hmm..." kembali Julia sudah sibuk nempel disebelah Adwan, toket montoknya ditekan tekan kearah Adwan. "Julia... besok kita kemall yuk, beli pakaian buat kamu...", "wah... beneran mas...", "iya beneran... kamu kan cuma pakai itu... dari kemarin...", "hmm iya nih... eh, mas Adwan... pulang kerja enaknya langsung mandi...", "hmm iya sih...", "iya udah ganti baju dulu..." Adwan kemudian diajak kekamar bersama Julia. Sampai disana, malah Julia duluan yang melepas pakaian. "wah Julia...", "kenapa mas... katanya mau mandi.." ,"iya...tapi...", "iya aku bantuin mas Adwan..." Julia sudah telanjang dada,  toket besarnya membuat Adwan terpukau. "hmm iya sih...hehe... sini dulu Julia...", "kenapa  mas Adwan? gak jadi mandi? aahn..." Julia duduk disebelah Adwan, langsung tiba tiba toket besarnya ditangkap oleh Adwan. "habis ini aja mandinya... aduh besar banget ini punya kamu ya..." ,"aah... mmh... kalau ditempatku biasanya... punyaku yang paling kecil loh mas...", "ah masa sih...", "iya...ahn..." Adwan sudah asyik memainkan toket kenyal Julia itu, begitu bundar dan besar, sangat enak untuk diremas dan digoyang goyang. "hmm...wah... Julia...", "ngh...kenapa mas...", "itu kok keluar susunya...", "iya mas... ah... kan aku udah pernah punya anak...", "oh iya juga ya... aku minta susu kamu ya..." ,"ngh iya mas Adwan...ah..mh..." Adwan menyambar puting susu Julia, dikenyot dan dihisapnya dengan enak, sluurp, asyiknya Adwan pulang kerja sudah nyusu saja. Memang sejak kemarin hanya melihati tubuh Julia, kini ia bisa langsung menyentuh tubuh cewek itu. Julia membiarkan saja tubuhnya digrayangi Adwan, juga toket besarnya mulai diperah. "mm...sluurp..aah... mmh...Julia...", "iya mas...ah...", "... susu kamu sering diminum orang enggak?", "mmh..aah... iya sering mas... tapi... ah...", "tapi kenapa?", "tapi...rasanya beda kalau mas adwan yang minum...ah...", "ooh gitu ya..ummh..mmh...mm... sluurp..." Adwan makin asyik beraksi, tangannya terus meremas remas buah dada besar Julia, puting susu cewek montok itu bergantian disedot, susu segar terus oleh Adwan.
Adwan kemudian memutuskan melepas pakaiannya saja. "mau mandi nih mas Adwan?", "iya nanti... sekarang pengen nemenin kamu dulu...", "ooh gitu...hehe...aahn..." Adwan sudah memeluk Julia saja, ia senang melihat Julia juga senang. "Julia... kok kamu seneng banget keliatannya?", "iya... soalnya aku bisa balas budi mas Adwan...hmm...nah...hehe..." Julia melepas celananya juga, tentu membuat Adwan terpesona. "wah... Julia... biasanya kamu dibayar berapa disana?", "duh mas Adwan..." Julia tampak kesal. "kenapa Julia... aduh jangan marah dong...", "mas Adwan... jangan tanya yang itu... aku kan jadi kepikiran...", "iya iya udah gak jadi tanya..." ,"hmm iya...wah..." Julia kemudian menangkap penis tegak milik Adwan itu. "wah...uuh..", "hmm...hehe... punya mas Adwan besar banget..." Julia sudah sibuk mengelus dan mengocok penis tegak Adwan itu. "uuh... pas jadi ya... dada kamu gede... punyaku gede...", "hehe iya...eh... bentar mas...", "Julia...wah..." Adwan dibuat kagum dengan aksi Julia, kini cewek itu membenamkan toket besarnya, lalu dijepitnya penis tegak Adwan ditengah, lalu mulai toket besar itu digoyang goyang, sambil digerakan naik turun agar penis Adwan terpuaskan. "mmh..mmh... iya bener mas Adwan... pas banget nih main bareng dadaku...nngh...ah.." Adwan sangat gembira, ia tak habis pikir, apa benar bidadari didepannya itu akan bersamanya setiap hari dirumah itu. Adwan kini menyaksikan Julia yang sibuk itu, toket besarnya ditahan ketengah agar penis Adwan terpuaskan daging kenyal berisi itu, Adwan juga bisa melihat air susu Julia yang masih muncrat sesekali saat toket besar itu bergerak.  "uuh..ngh...wah..uh...", "hehe...umm..mmgh..mmh..." Julia kini malah menambah hebat aksinya, ia menunduk agar ia mulutnya bisa menjilati ujung penis Adwan yang muncul diantara dua toket besar Julia. "wah julia...aduh...ah..ngh.." Croot croot, sebentar saja karena ulah julia itu Adwan sudah klimaks, ia semprotkan sperma kewajah cewek cantik itu. "aah..mhh..uh.." Adwan langsung bangkit dan mengambil tisu lalu ia lap wajah Julia itu. "maap ya Julia...", "hmm... gak papa mas Adwan... udah biasa..." ,"hmm... tapi sekarang masih cantik aja kamu ya..." ,"hmm iya dong... ngh...ah..." Julia kemudian tiduran dikasur, ia sibuk menggesek memeknya sendiri. "kenapa JUlia...wah...", "ini... kalau udah... pengen... pasti jadi gatel mas Adwan...ah...", "udah sini biar aku aja ya...wah..." Adwan pun mengambil alih aksi, kini ia yang mengurus memek Julia. ia elus elus sebentar, Adwan kemudian memberanikan diri menjilati memek Julia itu, ia sudah lama ingin melakukan hal itu. "aah...aah...ngh..." Julia mendesah desah keenakan saat memeknya dijilati Adwan, memeknya mulai jadi basah. "mmh...aah...wah...", "mas Adwan.. udah..", "udah ya..", "iya... udah pengen itu...ah...", "gitu ya cantik...hehe..." Adwan kemudian menyiapkan penisnya, ia kocok sebentar sudah tegak lagi apalagi setelah melihat Julia sudah mengambil posisi. "punya mas Adwan... pasti juga pas buat disini...", "iya pasti...aku masukin ya...uugh...wah.." Adwan mulai menancapkan penisnya itu, ia dorong dorong sebentar dibibir vagina Julia, lalu baru ia masukan dengan enak, sleeb, masuk sepenuhnya ditelan memek Julia. "aah..aahn...ah...hebat mas Adwan..uh.." Julia sudah terbiasa memberi semangat cowok yang bersetubuh dengannya, Adwan saja sudah makin tertarik untuk menggesek memek cewek montok itu. "uuh..ngh...wah..mh..." Adwan tak pecaya, meski Julia bilang sudah lama bekerja ditempat lokalisasi, tapi memek cewek itu masih cukup rapat dan begitu agresif menanggapi penis tegak Adwan. Adwan pun mulai menggerakan penisnya itu maju mundur dengan enak, penisnya terpuaskan memek hangat Julia yang hangat dan berdenyut hebat itu. "ah..ah..ngh..ah..." Julia tak mau diam saja, ia remas remas toketnya sendiri. Adwan melihatnya jadi makin senang, ia merapat diatas tubuh cewek itu, ia sedot juga puting susunya, "sluurp..mmh..aah..mmh...", "mas Adwan...ah...aku mau susu...", "oh iya cantik..umm..sluurp..mmh..cup..mh.." Adwan mengisi mulutnya dengan susu, lalu ia cium Julia agar cewek itu bisa ikut menikmati susu. "mmh..sluurp..mmh..aah..mmh..." Julia pun menanggapi dengan asyik. Adwan tak percaya rasanya sangat enak bercumbu dengan Julia, karena mereka bisa beradu lidah sembari menikmati nikmatnya susu dimulut mereka. "aah... luar biasa Julia...uh..ngh..." Adwan kemudian menggenjot memek Julia sekuat tenaga, "aahn...aah..ah..uuh...aahn..." Julia kemudian memeluk erat Adwan, tentu malah membuat Adwan makin semangat, terus saja ia genjot memek Julia itu, sleeb sleeb sleeb, makin basah memek Julia jadinya, tentu makin enak Adwan menyetubuhi cewek montok itu.
Memang hari mulai gelap, namun Adwan dan Julia sudah lebih dulu asyik bersetubuh dikamar itu. "ngh...Julia..uh..mh... aku mau keluar...ngh..", "ooh iya..ngh..." Adwan menjauhi Julia sebentar, ia memang mau klimaks, ia kocok penisnya lagi, lalu croot croot, ia buang spermanya diatas tubuh Julia. "aah...uh... mh..", "ngh... mas Adwan..." ,"iya Julia... ayo mandi...", "iya sebentar ya cantik...ummh...sluurp..mh...", "loh..hehe...ngh.." Adwan istirahat sebentar, ia malah memegang toket besar Julia lagi, lalu ia malah nyusu lagi. Setelah beberapa menit berlalu, baru Ia ditemani Julia pergi kekamar mandi. "...kenapa julia..", "enak kamar mandinya luas... ukurannya aja hampir seperti kamar ditempatku dulu...", "gitu ya ...hmm...udah sini...", "hmm..ah...hmm... jadi mandi enggak mas Adwan...", "bentar cantik... hmm...ngh..." Adwan sudah sibuk menggrayangi tubuh Julia lagi, ia remas remas lagi toket besar cewek itu. "hehe... masih mau lagi ya mas Adwan...aahn...", "gak tahan ini lihat tubuh kamu...", "iya udah pegang lagi aja... hehe...aahn..ngh... udah tegang lagi tuh...hehe.." Julia tampak senang senang saja bila diajak ngeseks lagi dikamar mandi itu. Julia belum berfikir jauh, ia mau bersenang senang dulu dirumah Adwan itu. Adwan pun sangat senang, ia punya pendamping dirumah itu, yang tentu bisa dan juga mau diajak ngapain saja.

1 comment: