Thursday

Cerita Seks: Pekerjaan Baru Ditempat Baru

"wah... siapa ini bos?", "ini Julia... hehe...", "wah.. salam kenal ya mbak... aku Rachel..." ,"ooh iya salam kenal juga..." Rachel kali itu mampir kerumah bosnya, yang ternyata adalah Nurhamdi. "hehe... tumben kamu langsung kerumah Rachel?', "iya... lah bos beberapa hari ini gak ada dikantor...", "hehe iya maap... soalnya pengen nemenin Julia ini...hehe...", "ooh gitu...hmm... mau bahas temenku ada yang mau ikut jadi model...", "ooh gitu... hm..." Rachel pun menjelaskan ia akan mengajak temannya untuk menjadi model kepada bosnya itu. "...namanya Izza...", "wah...Izza...", "iya... kenapa mbak Julia?", "hmm kayak kenal aku...", "wah... bisa gitu ya... kalau gitu apa aku ajak kesini aja  orangnya?" Nurhamdi tampak yang paling senang, karena tau kalau JUlia kenal dengan Izza. "iya suruh kesini aja Rachel", "ooh iya bentar aku jemput dia deh bos...", "oke...aku tunggu ya..." Rachel segera pergi untuk menjemput Izza. Julia masih belum tau benar apakah itu Izza yang ia kenal atau bukan. "oh  iya Julia... kamu mending jadi model juga deh ya..." ,"jadi model pak?", "iya... kalo menurutku... kamu pantes banget... kita lagi butuh model yang udah dewasa dan punya kepribadian seperti kamu ini...", "ooh gitu ya pak...", "iya... udah nanti kamu aku rekrut bareng cewek yang tadi itu...siapa namanya..." ,"izza pak..." ,"oh iya Izza... bener kamu kenal?", "iya kalo nanti ketemu baru tau bener kenal atau enggaknya pak", "ooh iya iya...hehe..." Nurhamdi sudah tak bisa menunggu ingin bertemu Izza itu juga.
"wah besar sekali rumahnya ya..." ,"iya namanya juga bos.. udah ayo masuk..." Rachel sudah tiba, ia juga bersama Izza. Tentu ia segera disambut oleh Nurhamdi. "bos... ini nih yang namanya Izza...", "ooh ini ya wah..." Nurhamdi senang melihat Izza tampak cantik dan menggoda. "permisi pak... kenalin aku Izza..." ,"ooh iya... panggil aja aku pak Nur... atau panggil bos juga boleh...hehe...", "ooh iya pak...", "udah ayo masuk... eh sebentar..." Izza dan Rachel menunggu sebentar diruang depan, tak lama Nurhamdi muncul bersama Julia. "wah... Izza..." ,"eh ada Julia juga ya... wah.." Izza dan Julia pun saling sapa, Jelas Nurhamdi tampak paling senang terlihat dari senyumannya.
"luar biasa...hebat hebat...", "lah kenapa bos?", "kamu memang hebat Rachel... sudah gak pake interview atau apa... aku mau Izza dan Julia jadi model baru dimajalah kita...", "wah... bagus deh kalau begitu pak...", "hehe iya...", "kalau gitu aku resign dulu ya bos", "lah ngapain? yang bener Rachel...", "iya... hmm mending ngobrol didalem deh bos", "iya udah..." Rachel mengajak Nurhamdi ngobrol dilain tempat. Julia dan Izza tentu ngobrol sendiri diruang depan itu. "...ooh gitu... iya kan udah tutup jadi sepi yang lewat toko kamu ya...", "iya bener Julia... kamu udah lama disini?", "baru beberapa hari...", "ooh...sebelumnya dimana?", "sebelumnya... ya... masih belum disini...hehe..." Julia tidak membahas tentang Adwan yang sama sekali tidak muncul atau bertanya kabar tentang Julia. Tak lama Rachel muncul dengan Nurhamdi, "...iya iya bos, sekarang kekantor dulu deh...", "ck... iya udah ayo... eh, hmm Julia dirumah dulu ya... aku anterin ini... Izza sama Rachel dulu kekantor...", "ooh iya..." Julia mengiyakan saja, ia juga belum siap siap, mandi saja juga belum. "dah Julia... nanti ketemu lagi ya...", "iya Izza..." Izza sempat berpamitan dengan Julia. Julia senang kini bakal ada Izza, yang notabene pernah sepekerjaan.

Nurhamdi tampak mulai mengajak Izza berbincang, meski ia masih menyetir mobilnya itu. "... gitu ya... gak beda jauh ya sama Julia...", "bisa dibilang gitu sih pak..." Rachel yang duduk dibelakang mendengarkan saja sambil mengutak atik handphonennya. "eh...bos...bentar bos...", "aduh kenapa Rachel?", "itu tasku ketinggalan dirumahnya bos...", "ah nanggung Rachel, udah nanti aja..." memang sudah setengah jalan, Nurhamdi juga segera ingin kekantor saja, beberapa hari itu ia tidak disana. "duh...hmm...oh iya..." Rachel kemudian bergegas menelepon Jufri. "iya Halo Izza...", "kamu dimana?", "diluar ini... masih dijalan...", "kamu ambilin tasku ya... penting nih...", "aduh dimana itu?" Rachel pun memberitahu alamat rumah Nurhamdi. "gimana Rachel?" Nurhamdi jadi penasaran siapa yang ditelepon Rachel. "udah aku suruh suamiku ambil tasnya, gak papa kan bos?", "oh gak papa... kan ada Julia disana...", "hmm iya udah..." Nurhamdi kemudian fokus mengendarai mobilnya lagi. Jufri kini yang pusing, ia sebenarnya juga harus kembali kekantor, tapi karena disuruh Rachel, ia berangkat saja menuju rumah Nurhamdi. Secepat mungkin Jufri mengendarai motornya, tak lama sudah sampai dirumah Nurhamdi. Jufri baru faham pasti itu rumah bosnya Rachel, karena tampak rumahnya begitu megah berbeda dengan rumah disekitarnya. Jufri pun menuju kerumah itu, "permisi..." ,"ooh iya mas ada apa...", "ehm... saya mau ambil tas tadi punya temen saya ketinggalan...", "ooh iya barusan pak Nurhamdi juga udah ngasih tau, masuk aja mas...", "oh iya makasih..." Jufri sempat ijin dulu pada pembantu yang sibuk bersih bersih ditaman depan rumah Nurhamdi itu. Jufri pun masuk kerumah besar itu, ia cari saja dimana tasnya Rachel berada. Diruang depan tidak ada, ia masuk lebih dalam lagi dirumah itu, lalu baru ia lihat tas Rachel ada diruang tengah. Sebelum ia mengambil tas itu, Jufri mendengar suara yang tidak asing, seperti ada yang sedang berenang. Jufri pun menyempatkan menengok saja kekolam renang yang tidak jauh dari ruang tengah itu. Kaget sekali Jufri, ia melihat sosok perempuan sedang berenang sambil telanjang.
Memang itu adalah Julia, yang sedang asyik menikmati segarnya mandi dikolam. Jufri malah diam saja, ia sibuk melihat Julia yang mulai muncul dari dalam kolam, Jufri terkesima dengan toket besar Julia. "mmh... eh... ada orang ya..." Julia tampak sadar akan kehadiran Jufri. "eh...iya itu...anu... ini tadi aku ambil tasnya Rachel ketinggalan...", "ooh gitu...hmm..." Julia dengan santai keluar dari kolam, ia biarkan tubuh montoknya yang basah dilihat oleh Jufri. Julia kemudian mengambil handuk, ia sibuk menyeka tubuhnya sebentar, Jufri melihatnya jadi terangsang. Julia kemudian menutup tubuhnya dengan handuk itu, meski hanya tertutup dada sampai pahanya saja. "eh...mbak ini...", "oh iya kenalin mas... aku Julia...", "oh iya... aku Jufri..." Jufri malah berkenalan dengan Julia. "hmm... mas Jufri, katanya ambil tasnya Rachel...", "oh iya...hehe..." Jufri baru bergerak dan pergi mengambil tas Rachel tadi. "mas ini... pacarnya Rachel ya?", "eh...hmm... gimana ya jelasinnya...", "loh kok malah bingung..." Julia tau benar, bila ada lelaki yang sampai mau jauh jauh datang untuk mengambil tas perempuan, pasti itu pacar atau teman dekat. "bisa dibilang gitu sih...", "ooh...haha...", "oh iya, Rachelnya pergi kekantor kan?", "iya, tadi sama pak Nurhamdi sama Izza juga?", "Izza?", "iya Izza... kenapa emangnya mas...", "ooh sama Izza juga..." Jadinya Jufri malah berlama lama dirumah itu, ngobrol dengan Julia, mereka duduk saja disofa rumah itu. "...ooh jadi mas Jufri ini sering kesana toh dulu..." ,"iya... tapi kan udah tutup ya gak kesana lagi...hehe..." Julia baru tau kalau Jufri juga seorang pelanggan tetap ditempat lokalisasi yang sudah ditutup itu. "iya aku dulu bahkan hampir ditangkep juga loh..." ,"masa sih? dulu temen temen aku yang ketangkep, tapi udah balik semua itu...", "iya kan yang gak balik itu ya cewek cewek itu...", "hmm iya juga sih..." Jufri juga baru faham Julia itu kenalannya Izza. "mas Jufri ini gak jadi nganterin tasnya itu?", "eh iya... haha... iya udah aku pergi dulu ya..." ,"hehe iya... nanti kesini lagi ya mas...", "ooh iya iya...hehe..." Jufri pun pergi, meski sebenarnya masih mau menemani Julia yang menggugah selera itu. Jufri bergegas mengantar tas Rachel saja.
"lama bener sih ah...", "aduh maap tadi... macet..." Jufri sudah sampai dan telah memberikan tas yang dibawanya itu pada Rachel. "masa jam segini macet...", "iya tadi ada polisi juga tuh lagi patroli..." padahal Jufri lama datangnya karena berbincang dengan Julia. "hmm iya udah... makasih ya...", "iya... eh katanya Izza disini juga?", "iya itu lagi didalem, kan baru awal jadi masih dikenalin dulu sama dunia permodelan..." ,"ooh gitu... iya udah aku pergi dulu ya...", "iya...eh bentar...cup... jangan lupa makan...", "iya iya... dah..." Jufri sudah seperti pasangan serasi saja dengan Rachel itu. Jufri pun segera pergi dari kantornya Rachel itu. "...Rachel... udah sampai tas kamu?", "oh iya ini bos... terus ini nih bos..." Rachel mulai mengurus pengunduran dirinya dari kantor itu. Izza disalah satu ruangan dikantor itu sedang sibuk mendengar penjelasan mengenai apa yang akan ia lakukan bila jadi model. "...hmm... iya nanti aku belajar sama Rachel juga deh...", "iya udah sip, sekarang kamu kesana ya... aku coba ambil foto nih... kamu ambil gaya ya..." ,"ooh iya..." Izza merasa pekerjaan jadi model itu tidak terlalu sulit, ia tinggal menurut dan melakukan apa yang disuruh saja. "...wah cantiknya Izza...hehe...." Tak lama kemudian Rachel menyempatkan mampir melihat Izza sedang dipotret. "aduh Rachel... hehe...", "eh bentar ya... coba ganti gayanya... gini..." Rachel pun segera mengajari Izza saja ditempat itu, iya mungkin juga bisa jadi momen terakhir Rachel dikantor itu.
"...hmm iya makasih ya...", "iya bu...", "loh kok bu... kan aku masih muda loh..." Kali itu Julia bercengkrama dengan salah satu pembantu dirumah Nurhamdi. "iya maaf mbak...", "nah... mungkin umur kita juga gak beda jauh kan..." Julia bisa ngobrol santai dengan pembantu cewek itu. "hmm iya mbak...", "oh iya... biasanya pak Nurhamdi pulang kerja jam berapa?", "jam 4 sore mbak..." ,"ooh, masih lama ya..." Julia memang dihari sebelumnya selalu ditemani Nurhamdi, entah pergi keluar jalan jalan atau dirumah saja untuk bercengkrama. Kini ia jadi bingung mau melakukan apa. "iya... anu saya permisi dulu ya mbak...", "loh mau kemana?", "itu mau kebelakang mbak...", "aku ikut deh...", "loh... tapi kan mbak..." ,"udah aku cuma mau liat liat... yuk..." Julia pun mengikuti pembantu cewek itu. Ternyata ada bangunan tersendiri dibelakang rumah megah Nurhamdi itu, setelah Julia ikut masuk, didalam ada beberapa orang juga yang sedang sibuk. "eh... mbak Julia..." seraya orang orang ditempat itu berhenti sebentar. "loh udah lanjut aja gak papa...", "oh iya mbak..." mereka kemudian baru lanjut bekerja. "hm... wah masak apa tuh...", "oh ini mbak, buat nanti kalau pak Nurhamdi pulang..." ,"oh iya biasanya kalau sore makan makan sih... aku ikut masak deh...", "aduh ndak usah mbak... nanti capek loh...", "udah gak papa... lebih capek biasanya tuh aku temenin pak Nurhamdi..." tampak pembantu pembantu diruangan itu tersenyum meski heran juga. Pengalaman mereka biasanya cewek cewek yang ada dirumah pak Nurhamdi itu, entah tinggal lama atau tidak, logatnya seperti istrinya pak Nurhamdi saja, jadi sudah sombong dan mintanya aneh aneh, sesekali pun tidak pernah menemui atau mengajak bicara para pembantu. Julia kali itu selain ikutan masak, ia juga berbincang bincang dengan para pembantu itu.
"...udah gak papa Rachel... itu buat kamu...", "aduh banyak banget ini bos...", "udah itu sekalian tanda terima kasih ku... udah bawain sih Izza tuh...hehe...", "hmm... iya udah makasih ya bos...", "iya sama sama..." Nurhamdi memberikan uang pesangon pada Rachel saat itu. Nurhamdi memang saat dirumahnya tadi diberitahu Rachel kalau cewek itu resign karena ingin nikah dan punya anak. "eh iya bos, itu nanti Izza...", "udah Izza setelah ini aku bawa kerumah dulu...hehe...", "ya elah bos... tapi...", "udah tenang aja...", "hmm iya udah deh bos..." Rachel menyempatkan pergi menemui Izza sebentar, ia ajak cewek itu ngobrol sebentar. "...ooh iya Rachel, nanti aku tanyain pak Nurhamdi juga...", "oke deh sip... aku balik dulu ya...", "iya Rachel...", "temen temen... aku pamit dulu ya..." Rachel kemudian pamit juga keteman teman lain dikantor itu. Tampaknya teman teman mereka tidak begitu merasa kehilangan, karena mereka melihat ada sosok Izza yang bisa menggantikan Rachel. Rachel pun pergi pulang setelah berpamitan. "Izza...", "oh iya pak...", "kamu gak tenang aja ya... nanti pulang sama aku..." ,"ooh iya pak...", "sip...hehe..." Nurhamdi sudah tak sabar ingin memboyong Izza kerumahnya.
Sore harinya, Julia sudah tidak sibuk lagi. Ia sudah kali itu bersanta didalam rumah, sembari menunggu Nurhamdi. Julia tau dari para pembantu dirumah itu, tak terhitung sudah berapa perempuan yang pernah diajak kerumah itu, entah sebentar atau tinggal beberapa saat. Julia kemudian juga sempat berfikir tentang Adwan. "Julia...", "...eh... Izza..." Julia kemudian baru sadar kalau Izza baru saja datang. "hehe... kamu ngapain?", "enggak lagi santai aja...eh pak..." Julia kemudian menyambut Nurhamdi yang baru datang, ia peluk dan ia cium juga pria pemilik rumah megah itu. "hehe... Julia...", "ehm... ayo pak kita makan, sama Izza juga ya...", "ooh iya iya...", "tadi aku ikut masak loh..." ,"wah yang bener? hebat banget kamu..." mendengar percakapan Julia dan Nurhamdi, Izza jadi tersenyum, tampaknya ia tidak perlu takut untuk melanjutkan kegiatan barunya bersama orang orang baru.  Izza, Julia, dan juga Nurhamdi pun mulai menikmati makanan yang sudah disediakan. Izza tampak cukup kagum, cewek itu sampai bingung mau makan yang mana, karena banyaknya hidangan. "...Izza ayo kamu cobain yang ini... aku yang masak nih...", "oh iya Julia...hm...pasti enak ini...", "hehe iya dong..." Nurhamdi tampak sangat senang,ia sudah tak sabar, bukan untuk menikmati makanan, tapi untuk segera pergi kelantai 4 dan mengajak dua cewek montok itu keatas ranjang.
"nih liat deh...", "waduh banyak bener....", "iya tumben tuh si bos...haha..." Jufri kali itu sudah bersama dengan Rachel. "iya udah disimpen aja ya Rachel...", "loh kok disimpen?", "iya buat nanti... pasti banyak deh yang dibutuhin...", "duh... tapi kan masih nanti... ntar dapet lagi tuh uang...eh... Jufri... tumben nih..." Kali itu Jufri sudah memeluk Rachel dengan mesrah. "hmm... Rachel...", "napa Jufri sayang...", "habis ini kamu udah dirumah aja kan?", "iya...emang kenapa...", "bagus deh... jadi aku bisa fokus kerja...", "loh fokus kerja... lah aku?", "iya kalau udah gak kerja... aku fokus ke kamu...cup..mh...", "hmm..mh..wah...cup..." Rachel heran biasanya ia yang mulai duluan, kali itu Jufri sudah nyosor duluan. "mmh..mm..", "mmh...cup..ah...", "... Rachel... udah dicek belum...", "cek apaan... masih belum kerasa apa apa tuh..." ,"kok bisa ya...", "iya bisa... mungkin... perlu banyak banyak main nih kita....hehe...", "bisa gitu ya...hmm...", "ahn... buka dulu lah sayang... kesambet apaan sih tiba tiba sange bener...haha...", "namanya juga lagi pengen...", "hehe... iya iya... udah dibuka dulu..." Rachel dan Jufri mulai untuk bersiap bercinta saja disore hari itu, seperti mereka tidak lelah saja setelah sibuk diluar. "hmmh... hari ini kamu cantik banget sih...", "iih apaan... orang biasa aja... kalau ada maunya aja gitu ya...hehe... sini sayang...mmh..." Rachel pun dengan senang hati siap memberi kepuasan untuk Jufri. Tampaknya Jufri dan Rachel akan menikah beneran, karena memang sudah ada benih cinta diantara hubungan mereka.
"...ooh jadi lantai 4 ini buat kamar semua...hebat..." Kali itu dirumah megah milik Nurhamdi, Izza dan Julia sudah digiring bersama, Nurhamdi sudah tak karuan pikirannya melihat dua cewek montok itu bersama. "hehe...hmm... Julia...", "iya pak? hmm...hehe..." Julia tampak sudah faham, kalau Nurhamdi sudah naik kasur, tandanya ia sudah minta jatah. "eh, Julia...", "sini Izza... hmm... hari ini kamu udah keluarin susu kamu enggak?", "tadi pagi pagi aja sih...", "nah... udah ayo sini..." Izza diajak Julia keatas kasur juga. Nurhamdi sudah berfikir kemana mana, dilihatnya dua pasang toket besar berhadapan. "wah wah... hebat..." Nurhamdi terus memuji keindahan yang ia lihat itu. Julia tersenyum saja, cewek itu lalu mulai membuka bajunya, ia biarkan toket besarnya terpampang. Izza sadar dengan apa yang akan terjadi, nalurinya yang dulu seorang pemuas para lelaki tentu segera tersambung, ia sadar bos barunya itu juga pasti sangat ingin menikmati tubuh ibu muda itu. Izza segera mulai melepas bajunya juga, dan menunjukan toket besarnya juga. Nurhamdi terbelalak melihat dua pasang toket besar dihadapannya itu, begitu indah, ditambah hari yang mulai gelap itu membuat suasana makin merangsang. "hehe... pak... ini udah siap loh...", "eh...iya Julia...hehe...hmm...wah..." Nurhamdi mulai menggunakan tangannya, yang kiri mengarah ke Julia,  yang kanan kearah Izza. Sibuk kini mulia ia elus dua pasang toket besar itu, ia tak mau membandingkan, karena sama besar dan berisi. Mulai juga pria itu meremas remas toket toket besar itu, puting susu yang menonjol itu juga sesekali dimainkan. "mmh... pak Nurhamdi...", "iya Izza...hehe...", "hm...ah... itu susuku udah keluar...", "ooh iya ya...hehe..ummh..mm... sluurp... mmh..." Nurhamdi segera melahap puting susu milik Izza, ia sedot dan ia minum saja susu yang terasa begitu menggoda itu. "hmm... punya ku juga dong pak...", "ooh iya Julia sayang...umm..mh..sluurp..mmh..." gantian ia sedot puting kenyal Julia, sluurp... disedot lalu diteguknya susu yang enak itu. Julia kemudian melihat Izza, cewek itu kemudian memberi tanda. Izza pun mengerti maksud Julia, tentu saja Izza kemudian mulai menurunkan celana yang dipakai Nurhamdi, lalu penis tegak muncul menyambut tangan izza. "mmh...sluurp..wah.. Izza...", "eh...hmm... kasian itu pak... udah tegang...", "hehe tau bener kamu ya...ooh...hmm...sluurp..mmh..." Izza mulai mengelus penis tegak milik Nurhamdi itu. Julia tampak malah ikutan memegang penis tegak itu, ia kocok kocok saja dengan asyik. "mmh... pak...", "mmh..sluurp..ah... iya Julia...", "hehe... udah pak Nurhamdi minum susunya Izza dulu ya...", "loh kenapa...wah..." Julia tampak mengambil aksi duluan, ia menurunkan tubuhnya, ia turunkan toketnya lalu ia tenggelamkan penis tegak milik Nurhamdi diantara dua gunung besar itu. "mmh...ah...ngh... biar enak ini pak..." ,"wah iya bener itu... umm..mmh..mmh.." Nurhamdi tinggal lanjut menikmati toket besar Izza, ia juga bisa menikmati batang penisnya yang sudah sibuk digesek oleh toket kenyal dan mulus milik Julia. "mmh...ah... pak...ini sekalian aja...", "umm..wah...mmh... mmh... sluurp..mmh..." Izza malah memandu Nurhamdi agar langsung menyedot dua puting susu sekaligus, Nurhamdi terkesima dengan pelayanan Izza itu. Nurhamdi Sangat senang kini ditemani dua perempuan montok dan berpengalaman, kegiatan serunya dilantai 4 itu pun makin asyik.
"mmh...eh..auuh..." Croot croot, setelah beberapa saat dirangsang, Nurhamdi pun klimaks dan ia semprotkan sperma diatas toket besar Julia. "wah...hehe... eh sini Izza...", "iya Julia...hm..." Julia mengajak Izza mendekat. Julia kemudian menjilati toket kirinya sendiri, ia ingin mencicipi sperma ditoketnya itu, Izza pun ikutan beraksi, ia jilati toket kanan Julia yang basah oleh sperma itu. Nurhamdi melihat saja sembari mengumpulkan tenaga lagi, ia tak percaya ada dua bidadari dikamarnya saat itu. "mmh..ah... Izza ayo dibuka itu...", "ooh iya..mh.." Izza dan Julia bergegas telanjang saja. Kini tubuh montok mereka bebas dilihati oleh Nurhamdi dari segala sisi. "Izza...nih...", "oh...iya...ummh..mm...sluurp..", "sip..umm..mmh..sluurp..mmh.." Penis Nurhamdi sudah tegak saja tiba tiba, karena memang pemiliknya takjub melihat dua orang cewek montok yang sibuk menyedot puting susu lawan mainnya. Izza dan Julia sibuk mengurus toket besar lawan mainnya, saling remas dan saling sedot puting susu, Julia dan Izza jelas menunjukan kemampuan terbaik mereka didepan Nurhamdi. "wah wah hebat..." Nurhamdi jelas harus memuji dua bidadari hebat dihadapannya itu. "mmh...sluurp...ah...", "ngh...ah...mh...", "oh iya pak... mau yang mana dulu nih... aku apa Izza?" Izza dan Julia sudah siap untuk memberi pelayanan. "wah...aku mau dua duanya... sekalian dong...", "ooh gitu ya pak...hmm.... sini Izza..." Julia kemudian mengajak Izza tiduran dikasur, ia peluk saja cewek itu, toket mereka bertabrakan dan saling gencet. Julia kemudian memandu Izza agar mengikuti langkahnya. Nurhamdi terdiam sebentar, ia lihat kini Izza dan Julia sudah membuka lebar selangkangan mereka, dan tampak memek mereka sudah berdekatan dan siap untuk disantap. "wah wah... luar biasa...", "udah siap ini pak...engh...ahn...", "bentar ya... aduh seneng banget aku ada kalian berdua disini...wah... " Nurhamdi tiba tiba sudah melesatkan jari jarinya sibuk mengobok obok memek Julia dan Izza. "ngh...aah..mh..uh..." Izza tampa mendesah desah saat memeknya digrayangi. "Izza... lagi ini...ayo...", "oh iya..ummh..mmh..sluurp..mh.." Izza dan Julia kembali sibuk saling adu lomba sedot puting susu. Nurhamdi melihat saja, sambil terus menggesek dua memek dihadapannya itu. Nurhamdi bingung, bagaimana nanti kalau ia tiap hari bersama dua cewek montok itu, bisa lupa kekantor dan terus saja ngeseks dirumah.
"aku masukin ya... Julia...izza...", "iya pak...aah...aahn..ouh..." SLeeb, kali itu setelah siap, Nurhamdi sudah mendorongkan penisnya, sleeb, pertama masuk kedalam memek Julia. "uuh...ngh..oh... sekarang...mh...", "ngh...ah...ah...ahn..." Dicabutnya penisnya keluar, ia pindah menyodok memek Izza. "wah wah...luar biasa...mh..." Nurhamdi benar benar bersemangat untuk menyodokan penisnya bergantian didua lubang kenikmatan. "ah..ngh...ah... pak... nanti... ah... keluarin didalem ya... jangan di Izza... diakan...ah...udah punya anak...", "ooh..gitu ya Julia..." Nurhamdi terus beraksi, tak lupa ia mendekat lagi agar lebih leluasa, tangannya sibuk juga menggrayangi tubuh dua bidadari itu. "ah..ngh...kalau mau...ah... keluar didalemnya...punya... ahh... Izza... juga gak papa...pak...aahn..." ,"aduh jadi bingung dong... gimana kalau aku...isi semua aja...hehe...", "ooh...iya deh pak...aah..." Nurhamdi jelas sangat senang, dua memek siap ia semprot dengan sperma. Tentu kini ia jadi makin ganas, ia sodokan penisnya dengan cepat, sleeb sleeb sleeb sleeb, setelah beberapa saat  ia pindah kememek sebelah, sleeb sleeb sleeb, terus ia beraksi tanpa perlu ragu sama sekali. "uuh..uh...wah...mh..." Begitu asyiknya beraksi, Nurhamdi tak peduli kalau suasana lantai 4 jadi gelap karena tidak semua lampu penerangan dinyalakan. Nurhamdi punya ide cemerlang, bila ia sibuk menyodokan penisnya kedalam memek Julia, ia gunakan jari jarinya saja untuk menggesek memek Izza, begitu juga sebaliknya, jadi kini ia bisa terus merangsang dua memek yang mulai basah itu.  "ngh...ah...ahn...aah!", "wah Izza...hehe..." Izza tampak sampai harus klimaks dulu dan menyemburkan cairan kewanitaan dari memeknya. "ngh..ah..auh..", "wah Julia juga ya...hehe...aduh...ah...ngh.." Crot crot croot, kali itu memang Nurhamdi sedang membenamkan penisnya dalam memek Julia, ketika cewek itu klimaks, ia jadi ikutan klimaks, sehingga cairan persetubuhan pun bercampur didalam memek Julia. "aah...ngh..asyik aku duluan..ngh..auh..." Julia dan Izza berhenti berpelukan, mereka berdua sibuk merasakan tubuh mereka yang bereaksi setelah klimaks. Nurhamdi Tersenyum senang, karena ia tau, aksinya kali itu masih akan berlanjut. "hmm...hehe... udah aku ditengah aja ya..." Nurhamdi tiba tiba nimbrung saja tiduran diantara Izza dan Julia. "hmm...pak...itu...aku kan belum...", "oh iya Izza... sini sini...", "ah... pak... aku mau lagi...", "hehe iya Julia..wah..." Izza dan Julia pun merapat disebelah kanan dan kiri Nurhamdi, mereka tempelkan toketnya ditubuh pria itu, terlihat toket mereka basah karena sedari tadi susu mereka juga keluar. Nurhamdi jelas sangat bahagia, ia ajak dua cewek montok itu ngentot sampai lemas, ia setubuhi satu satu atau sekalian, dengan posisi bagaimana pun pasti Izza dan Julia juga mau. Nurhamdi jelas menikmati surga dunia kala itu ditemani dua bidadari, sampai larut malam ia dipuaskan dikamarnya itu. Nurhamdi Jelas akan Memastikan dua cewek itu bisa merasakan jadi orang kaya juga.

1 comment: