Saturday

Cerita seks: Cewek nakal vs pamannya

Remon sedang duduk santai dirumahnya, Pria 32 tahun itu sedang menikmati waktu liburnya. Remon tinggal dirumah kakek neneknya, ia tinggal sendiri, mengurus rumah juga bekerja ditempat kerja kakeknya dulu. lalu tiba handphonenya berdering, segera ia angkat telepon itu. "Halo?", "halo paman Remoon", "Merin, tumben telfon, ada apa?", "gini om, aku besok mau mampir kerumah paman", "ooh, sama siapa?", "sendiri aja, disuruh sama papa tuh", "ada apa emang?", "gak tau ayah itu, besok paman jemput diterminal yaa...", "oh, iya iya, sip", "hehe, makasih paman Remoon" Setelah itu panggilan itu diakhiri. Remon mulai bingung, kenapa anak dari kakaknya itu tiba tiba akan mampir ketempatnya. Remon kemudian menelepon ayah dari Merin itu. "Halo?", "Eh mon, tumben", "itu si Merin kok tiba tiba mau kesini? katanya kamu suruh?", "iya, gini gini, ada hal yang aku mau pastikan mon", "apa itu?", "anakku itu sering keluar malem, terus baliknya pagi, ngakunya kerumah temen", "wah, kok bisa?", "gak tau, terus, sekarang dia suka banget pakai pakaian minim, heran aku", "gak kamu marahin aja dia?", "gak mempan mon, tetep aja gitu gitu lagi, nah, mumpung besok dia kesana, tolong dibilangin ya, mungkin dia bisa mengganti cara hidupnya", "ooh, oke, aku coba deh, sip", "makasih mon" Setelah itu, Remon mulai berfikir ia akan menasehati Merin itu, supaya tak membuat orang tuanya resah.

Esok harinya, Remon sudah menunggu Merin diterminal. Beberapa saat menunggu, terlihat seorang cewek turun dari bus. Yah, Remon segera tau itu Merin, Cewek SMA itu menggunakan kaos dan celana pendek, menunjukan lekuk tubuh indahnya, Remon mulai menyadari keresahan kakaknya.
Merin melihat Remon, lalu tersenyum lebar dan menghampiri pamannya itu. "Paman Remoon, hehe" tiba tiba Merin memeluk Remon, membuat Remon sempat malu, dilihati beberapa orang disekitarnya. "Aduh, Merin, jangan asal peluk aja ah...", "aduh, maaf paman, kan Merin kangeen, hehe", "Ya udah, ayo kerumah" Merin kemudian sudah dengan pamannya itu, mengendarai motor milik Remon. Remon heran juga, Merin begitu erat memeluk tubuhnya, buah dada milik anak SMA itu ditempel erat dipunggung Remon. "Duh, Merin, jangan kenceng kenceng meluknya...", "takut jatuh nanti, kalau gini kan enak, hihi" Remon belum sampai rumah sudah harus geleng geleng, tak terpikir olehnya Merin seperti itu. Sesampainya dirumah, Merin dan Remon sudah masuk kedalam. "Wah, rumahnya paman tetep aja kayak dulu, haha", "iya lah, kan rumah peninggalan kakek nenek", "hehe, sendiri disini ya paman?", "iya... aduh!" Merin lagi lagi memeluk Remon, cewek itu suka sekali memeluk laki laki. "hmm... paman, ayo jalan jalan, hehe", Remon bingung lagi, kini ia harus mengasuh anak kakaknya itu. "Mau kemana?", "Itu loh, taman di deket gedung walikota, bagus itu", "iya... kamu ganti baju dulu ya", "looh, kok ganti baju?", "iya, masak pake celana pendek gitu? nanti dilihatin orang", "hnn... gak papa kok paman, yang mau liat ya biar liat, hehe", "gak mau, pokoknya kamu pakai celana panjang dulu", "hmmh... iya iya..." Merin tiba tiba melepas celana pendeknya didepan Remon, lalu membuka tasnya mencari celana panjang. Remon heran, Merin tak ada malunya, memang Remon itu pamannya, tapi ia juga laki laki, seharusnya tak seperti itu. Kini Remon bisa melihat celana dalam Merin, begitu tipis, bokong montok Merin membuat Remon geleng geleng. Setelah menemukan celana panjang, Merin segera menggunakannya. Gerakan Merin memakai celana panjang yang perlahan, membuat Remon sempat melihat sebentar vagina Cewek cantik itu saat celana dalamnya tersingkap sebentar. "Hayo? paman liat apa? hehe", "eh, udah, jadi keluar nggak?", "iya iya jadi..." Merin kemudian sudah menggunakan celana panjang, tapi tetap saja, lekuk tubuhnya masih bisa dinikmati mata lelaki, celana jeans ketat itu tetap membuat Merin tampil mempesona. Remon mau tak mau kini sudah mengantar Merin, jalan jalan menuju taman.

Setelah tiba disana, saat berjalan bersama Merin, Remon melihat beberapa orang sibuk tersenyum, sambil sesekali tertawa kecil. Remon mulai mengira orang orang itu berfikir Remon seperti berjalan bersama cabe cabean, Merin memang merangkul tangan kanan Remon sambil bersandar pada Pria itu. " ADuh Meriin, jangan gini ah, kayak orang pacaran aja", "looh, bukannya disini itu tempatnya orang pacaran ya paman? hehe", "Haduh, bentar, duduk sini deh" Remon mengajak Merin duduk dibangku sekitar taman itu. "kenapa paman?", "paman mau tanya, kamu ini kenapa sih? kok centil banget, lengket banget sama aku", "ya gimana lagi paman, kan yang aku kenal ya paman, aku gandeng orang itu deh", "Eh, jangan, haduh..." Merin tertawa kecil, senyum manisnya membuat Remon sedikit turun tensi kemarahannya. "Merin, aku denger dari ayah kamu, kamu sering pakai pakaian minim ya?", "iya paman", "kenapa emang?", "loh, fashion jaman sekarang ya gitu paman, nanti kalau pakai panjang panjang dikira mau ngelamar kerja, atau mau kondangan, haha", "bukan gitu, kamu kan cewek, gak takut nanti terjadi apa apa?", "kok takut? Merin gak takut kok, udah biasa paman", "Sekarang paman minta kamu jujur, kamu pake pakaian minim buat apa?", "mm... biar cowok cowok pada tertarik sama merin, hehe" Remon tak percaya, Merin masih tak menganggap serius percakapan itu. "Loh, kamu ngarep apa kalau cowok cowok pada tertarik?", "kali aja ada yang ngajakin jalan jalan, terus makan bareng", "memang seperti itu kamu biasanya?", "iya paman, kalau diajak jalan sering, yang jarang itu diajak tidur bareng, haha" Remon seketika kaget, anak kakaknya itu sudah hilang kendali. "Aduh, pernah itu diajak tidur cowok?", "iya pernah dong paman, namanya anak muda, pulang dikasih uang lagi, yeey" Remon langsung mengelus kepalanya, lalu menggelengkan kepalanya, Merin benar benar sudah kehilangan kendali sebagai perempuan. "Tapi Merin, itu kan gak boleh", "asal gak ketahuan ortu kan gak papa paman? eh iya paman jadi tau, jangan bilang ortu ku ya paman?", "aduh, gimana kamu ini, huuh, ayo pulang", "kesitu bentar dong paman, mau foto dulu, setelah itu pulang deh", "terserah kamu deh" Remon mengikuti Merin yang sekarang sibuk menambil foto selfie didekat taman itu, mencari spot terbaik, lalu Merin mengangkat buah dadanya sedikit, ckrek, Fotonya yang mempesona menunjukan kemontokan buah dada cewek SMA itu. Remon ikut bingung memikirkan bagaimana jadinya Merin itu nanti. "Udah yuk pulang paman, hehe" Remon lalu segera kembali pulang sambil membonceng Merin.

Sesampai dirumah Remon, Merin langsung melepas celana panjangnya setiba didalam rumah. Lalu membuka tasnya, dan memakai celan jeans yang lebih pendek dari yang tadi ia pakai. "Merin! kok tambah pendek lagi celana kamu", "kan dirumah aja paman, gak kemana mana, kan paman aja yang liat" Rmeon bingung bagaimana harus memarahi Merin itu, kini cewek itu malah membuka kaosnya, Remon bisa melihat tubuh mulus cewek itu, lalu mengambil kaos super minim, dipakainya, hanya menutup dadanya saja. "paman aku nonton tv ya..." Remon kemudian melihat Merin begitu asyik berjalan dengan menawannya menuju ruang tengah, lalu menyalakan tv. Remon masih bingung menyusun kata kata yang tepat untuk memarahi Merin, tapi jika ia berfikir lebih jauh, ia menyadari batang penisnya malah Berdiri, aduh sial pikirnya. Merin tidur telentang dikarpet sambil menonton tv, paha dan bokong montoknya yang mulus sulit untuk tidak dipandang oleh Remon. Dari pada bingung Remon memilih pergi keluar sebentar. Beberapa puluh menit kemudian Remon kembali, dan kini ia siap memarahi Merin. "Merin! duduk kamu...." Merin kemudian duduk, sambil menyimpan tanya difikirnya, "ada apa paman?", "Kamu ini jadi cewek jangan begitu! kamu harus pakai pakaian yang sesuai!", "paman kok jadi nyolot gini?", "Udah! kamu jujur saja sekarang! waktu tidur sama cowok kamu ngapain?", "ya biasa paman, aku disuruh telanjang, terus dia peluk aku dengan asyiknya, eh terus itu kontolnya dimasukin ke memekku, baru deh nikmatnya tidur bareng terasa" Plaak, Remon menampar Merin, membuat cewek itu diam seketika. "Kamu ini gimana! Kok mau aja kamu ditiduri cowok! Kalau ortu kamu tau gimana?!" Merin menunduk saja, sambil memegang pipinya yang terkena tamparan Remon. "Kasian ortu kamu... udah nyekolahin biar pinter, anaknya jadi pemuas birahi cowok, yang bener aja, aku juga gak terima!" Merin mulai berkaca kaca, matanya mulai menetes kan air mata. "Fikirin dong, huh, pokoknya kamu setelah ini harus berubah, dan menjadi cewek yang baik!" Merin lalu menangis dan berjalan pergi menuju kamar dirumah itu. Remon masih terdiam, ia bingung apa yang ia lakukan itu benar atau tidak. "huuu...hiks...huuu" Merin menangis keras dikamar, Remon memilih membiarkan Cewek itu menyadari kesalahannya. Remon pergi kedepan rumah, duduk terdiam.

Sore harinya, rumah itu sudah hening, sepertinya Merin sudah tertidur. Remon yang tadi ada didepan rumah, kini pergi kekamar, menemui Merin. ia melihat cewek itu memang sangat menggememaskan, hanya memakai pakaian super minim, Merin sudah jelas sangat diminati para laki laki, Remon saja masih memandangi cewek berkulit putih mulus itu. "Merin, bangun, udah sore", Remon mengelus lengan cewek itu, jari Remon bisa merasakan betapa halus dan mulusnya kulit Merin itu. "hmmh... mmh" Merin lalu duduk, dan membuka matanya, setelah melihat Remon, ia lalu pergi keluar menuju kamar mandi tanpa berkata apa apa. Tak lama Merin kembali kekamar menemui Remon yang duduk dikasur. "m... paman?", "iya Merin", "Merin minta maaf, Merin bakal merubah cara hidup Merin", Remon tersenyum, melihat merin yang sudah mulai menyadari kesalahannya. "Iya, paman percaya kamu bisa berubah", "tapi paman, sebelum itu, aku punya satu permintaan", "apa itu? bilang aja, mau beli apa, mau kemana, Paman siap menuruti kemauan kamu",  "m... apapun paman Remon pasti mau kan?", "iyaa... janji deh", "mm... aku... pengen ngeseks sama paman..." Gleedaaar, Remon seketika kaget serasa tersambar petir disore itu. "Aduh Merin, yang bener ah!", "looh, katanya paman Remon terserah...", "tapi kan...", "ayolah paman, yang terakhir deh, nanti aku pasti berubah, gak bakal nakal lagi..." Remon masih bingung, ia sudah sesumbar menuruti semua kemauan merin, juga ia melihat Merin sudah dekat disisinya, cewek cantik itu memang sulit tak dituruti. "Bentar, kamu janji dulu...", "Merin janji, setelah ngeseks sama paman, gak nakal lagi, pakai pakaian yang bener, terus gak keluar malem sama temen cowok, dan jadi cewek yang baik, janji janji janji..." Merin lalu tersenyum manis didepan Remon. Apa daya, Remon hatinya juga mulai terenyuh karena kecantikan dan keindahan Merin itu. Ia tak punya pilihan lain, ini jalan terakhir untuk merubah Merin. "hmmh...oke deh, paman percaya...", "hehe, makasih paman...cup...mmm" Merin melesat merangkul Remon, lalu mencium pamannya itu. Remon sempat kagum, Ciuman Merin begitu menggugah selera, pria itu segera membalas ciuman cewek cantik itu. "mm...cup... mm..." Remon ingin segera mengakhiri aksinya bersama Merin, pria itu kini sudah mengelus paha Merin yang mulus itu, agar cewek itu segera terangsang. "mm...cup...aahn...mm" Merin merasa pamannya itu tampak lebih hebat bercumbu daripada cowok cowok yang dulu pernah bercinta dengannya. Bokong montok milik Merin kini juga diremas remas jari jari Remon, dua gundukan montok itu ditarik kekanan dan kekiri, tentu vagina milik Merin yang belum terlihat itu pasti ikut tergoyang, lubang itu pintunya pasti terbuka dan tertutup setiap kali bokong montok Merin digoyang berlainan arah. "Aaahn...mm...ouh...mm... paman...", "mm... cup...mmmh" Remon masih asyik memainkan bokong Merin. cewek yang sudah mulai terangsang itu membuka baju dan BHnya, buah dadanya yang menggemaskan itu kini bisa dilihat dengan jelas oleh Remon. "Paman...oouh... toketku juga dong...aaahn!", "ooh...mm... cup....." Remon berpindah menciumi buah dada milik Merin itu, lidah pria itu juga segera bergerilnya menjilati gundukan kenyal milik Merin. "Aaaahn...hnnh...mm" Merin takjub melihat aksi Pamannya itu, begitu handal dan menggairahkan. Remon justru lebih romantis, dan aksinya makin hebat saat Remon meremas buah dada dan bokong Merin bergantian.

"Aaahn...ouh...paman...uuh...udah..." Remon kemudian tersadar, ia terlalu asyik menikmati indah dan mulusnya tubuh Merin. Setelah Remon berhenti, Merin lalu segera melepas celana milik pamannya itu, Merin yang sudah terangsang berat itu langsung menangkap penis pamannya yang sudah tegak, dikocoknya dengan tangannya itu, naik turun dengan asyik, "Paman, enak gak?", "ooh, hmmh... sip sip..." Remon sadar Merin sudah handal mengurus penis, apa lagi  saat tiba tiba penis Remon itu sudah dikecup dan dijilati oleh Merin, Remon tau cewek itu sering melakukan hal itu. "mm...mm...mm...slruup..mmm" Beberapa saat itu Merin sudah mengulum penis Remon, cewek itu memang luar biasa, Remon tak kuasa menahan kenikmatan, lidah yang terus bergerak, lalu hisapan mautnya, Merin benar benar menunjukan bahwa ia ingin aksinya yang terakhir itu berkesan. "ooh... Merin...aduh...", "mm...hyah hamangh? mmm...mm", "Paman mau... keluar itu...ouh", "heluarhin hemuah...Mehin Mauuh.... mm...mm ..mm!" mulut cewek cantik itu malah dipercepat intensitas gerakannya naik turun mengoral penis Remon, dan pasti kenikmatan luar biasa itu membuat Remon tak tahan lagi. Crooot croot crot Sperma Remon mengisi penuh mulut Merin. "hmmh...mm...gleeg...mm..uhuk...hnnh...mm... " Merin menelan habis sperma pamannya itu, tangan cewek itu lalu diusapkan disekitar mulutnya, sperma yang ada disekitar wajahnya itu diseka, lalu ditempelkan dibuah dadanya, diusap usap dengan pelan. Remon bingung, ia sungguh terpesona dengan Merin itu.

Remon lalu menidurkan merin, lalu ia membuka hotpants milik cewek itu, juga celana dalamnya. Vagina yang basah milik Merin kini bisa dilihat oleh Remon, disekitarnya tak ada bulu bulu halus yang mengganggu, Remon jadi tertarik menikmati lubang itu. "Wah... bersih sekali Merin...mmh!...mm...mm...", "Aaahn! paman Remon...ouh...geli...auh" Merin merasakan kegelian luar biasa, saat Remon tiba tiba menempelkan kepalanya diselangkangan cewek itu, lalu mulutnya sudah menempel dibibir vagina Merin, lidah Remon juga bergerak masuk mencicipi cairan surgawi milik merin. "hhnnh...aduh...aah..ah" cupangan Remon divagina Merin begitu cepat tanpa henti, Cewek yang kini meremas bantal karena tak tahan kegelian super nikmat itu, mengerang luar biasa, "Aaah! ampun paman...ouh...hnnh..." Remon malah merapatkan paha Merin kekepalanya, sehingga ia makin fokus dan tanpa peduli sudah dengan hebat menjilati dan juga menghisap vagina Merin itu. "mm...slruup...mmm...cup ...mm...slruup" Merin sudah bergoyang sebisanya, ia tak pernah berfikir pamannya bisa sehebat itu. Tak perlu lama, Merin sudah tak kuat juga, "paman... aduh...aah!" Spluurt crut crut, Cairan menyembur dari vagina Merin, masuk kemulut Remon, pria itu segera menghisap vagina Merin dengan kuat, cairan didalamnya disantap habis, "Slruup..slruup..mm...gleeg...slruup..mm", "he'aaah! ooh...oh...hnnh...paman..ouh", "mm..aaah..." Remon sudah duduk dikasur itu, ia benar benar puas mengoral vagina Merin. Kini pria itu melihat Merin bergerak gerak, "aah...ah..mmh" Efek cupangan hebat Remon membuat Merin menggelinjang beberapa saat.

Tak lama, Merin dan Remon sudah telanjang bulat. merin yang sudah mulai tenang itu didekati oleh Remon, "merin, karena kamu udah nakal sekarang paman hukum" Remon memegang penisnya yang sudah tegak lagi, ditunjukan pada Merin, "aahn...hukum aku paman, hukum memek ku...ooh...hnnh...aahn!" Remon sudah ingin segera menghukum Merin, dengan memperkosa cewek menggairahkan itu. Penis Remon sudah mulai masuk, sleeb, akhirnya mengisi vagina Merin. Remon merasa vagina Merin sudah tak perawan, tapi masih sempit dan begitu nikmat untuk diisi. "nakalnya kamu Merin, keperawananmu sudah tak ada...hmmh!", "Aaahn...ampun paman, oouh" Merin seperti sudah menginginkan vaginanya diisi, meski ia seperti menolak. Remon kini sudah menggerakan penisnya maju mundur perlahan, itu sudah membuat Merin begitu asyik mendesah. "aah..aah..ouh...mmmf..ssh..oooh", "cup.. ooh... hnnh... cup... mmh" Sambil menggesek vagina Merin perlahan dengan nikmat, Remon menciumi bagian bagian sensitif ditubuh cewek cantik itu. "ooh...hnnh...paman Remon...mmh..." Wajah Merin yang cantik itu memerah, Remon makin gemas saja, sungguh rasanya bersetubuh dengan anak kakaknya sendiri itu begitu menantang.  beberapa menit kemudian Remon meningkatkan kecepatan tusukannya, penis tegaknya itu sedari tadi sudah diselimuti dinding vagina Merin yang hangat, kini saat disodokan dengan cepat, penis Remon malah mendapat kenikmatan berlebih. "hnnh...puas kamu Merin... mmh!", "aaaahn... ampun... auh... ooh... ooh... hnnh... eih...Pamaan...aaahn" Merin mendesah begitu lepas, ia seperti sangat senang bisa bersetubuh dengan pamannya itu. Suara tabrakan tubuh Remon mempenetrasi Merin begitu ramai mengiringi desahan cewek cantik itu. Buah dada Merin yang menggemaskan itu ditangkap tangan Remon, penetrasinya yang membuat tubuh Merin bergoyang sedikit ditahan dengan itu. beberapa menit kemudian, Remon mengangkat bokong merin, kini bagian bawah tubuh cewek itu ada diatas. "Ini hukumannya kalau jadi anak nakal...ooh!" Remon Kini menusuk vagina Merin dengan penisnya dari atas. Merin yang  bokongnya ada diatas itu, bisa melihat bagaimana hebatnya Remon memperkosanya, penis tegak itu maju mundur dengan hebat menyodok vagina Merin. "aah...paman...ampun...aduh...ooh...nnyaaahn...eih...eih...aaahn" Merin menyadari kini yang mengambil alih aksi terakhir adalah pamannya itu, ia memilih pasrah dan menikmati kenikmatan bersetubuh itu. Beberapa menit yang klimaks itu memang luar biasa, Merin mengerang terus, saat vaginanya sempitnya dipenetrasi habis habisan oleh pamannya. "huummh...paman...ampun...eeiih...oooh...aahn", "mmh...oooh... Merin...mmh" Remon mencabut penisnya dari vagina Merin, tubuh Merin kembali jatuh telenjang dikasur, Crooot croot croot, Sperma menyembur dari penis Remon, membasahi tubuh putih mulus milik Merin. "ooh... hnnh... luar biasa", "aah...nhh...oooh... terima kasih paman...mmh" Merin yang tubuhnya masih menggelinjang itu kini dilihati oleh Remon yang sudah duduk. Setelah sudah tenang, Merin dipeluk dan dielus rambutnya. "Merin, maafin paman", "nnh... gak kok paman, paman udah melakukan apa yang Merin minta, itu sudah sangat Merin apresiasi", "cup... kamu... pasti berubah kan?", "iya paman... Merin bakal berubah jadi cewek yang lebih baik, demi orang tuaku, juga demi paman" Mereka berdua tersenyum penuh haru. Meski Remon harus menyetubuhi anak kakaknya itu sendiri, tapi itu adalah jalan yang sudah dipilih merin, Cewek cantik itu kini bersiap menjalani hidup yang pasti lebih baik dari sebelumnya.

2 comments: