Monday

Cerita seks: Nikmatnya Pacar Temanku

Siang itu setelah selesai kuliah, Syahrul duduk didepan gedung perkuliahannya bersama teman sekelasnya. Mereka sibuk menikmati kecantikan para mahasiswi yang hiruk pikuk lewat disekitar mereka. "Permisi" Seorang cewek cantik lewat didepan Syahrul dan teman temannya. Beberapa saat setelah cewek itu pergi, mulailah para pria berkicau. "Wah itu rul, baru bidadari dari langit!", "Bener lu bro, sayang itu dia pacarnya Jerry", "halah... namanya siapa tuh... lupa", "Itu Icha, anak prodi sebelah", "wah, keknya elu kenal bener rul", "iyalah, kan sering gua keluar sama jerry, ya pasti ketemu dia juga", "awas lo rul, ntar lama lama pengen juga lu, kasian si jerry nanti, haha", "wah, pikiran lo itu parah, malah nyumpain, dasar..." Syahrul melanjutkan perbincangan dengan teman temannya itu, tentang mahasiswi cantik dikampusnya, juga tentang Icha, yang memang sudah cukup dikenal oleh Syahrul.

Beberapa saat setelah selesai bercakap cakap, Syahrul menerima sms dari Jerry, "Rul, kelantai 2 bentar dong", Syahrul lalu berpamitan pada temannya untuk menemui Jerry. "Men, aku keatas dulu ya... dicari jerry", "dicari jerry apa dicari Icha lo rul? haha", "dua duanya, haha, aku pergi dulu ya..." Segera syahrul pergi kelantai dua gedung perkuliahannya itu. Setelah sampai, ia melihat Jerry sedang bercakap cakap dengan Icha. "Aduh Icha sayang, aku ada kuliah habis ini...", "Heem, terus aku pulang bareng siapa?", Lalu jerry baru menyadari kalau Syahrul sudah tiba dilantai 2 itu. "Eh, rul, sini deh..." Syahrul mendekat, lalu disambut senyum manis Icha.
"ada apa nih jer?", "gini rul, aku habis ini ada kuliah, kamu gak ada kuliah kah?", "gak ada nih, mau pulang habis ini..."nah, barengin Icha pulang ya, aku udah mau masuk ini", "oh, itu...mm..." Syahrul sempat menoleh ke arah Icha, dan langsung disambut dengan hangat oleh cewek cantik itu, "Iya deh, aku pulang sama Syahrul, boleh kan yang?", "iya iya, ya udah aku kuliah dulu..." Jerry segera meninggalkan Syahrul bersama Icha. "mm... kamu gak ada kuliah Ca?", "gak ada, yuk rul, udah ngantuk nih, hehe", "iya iya, yuk" Malu malu Syahrul kini berjalan bersama mahasiswi cantik itu menuju mobilnya. Didepan tadi masih ada teman temannya , sempat mereka ramai sendiri melihat Syahrul berjalan bersama Icha. "Minggir minggir, ada yang mau lewat", "Awas neng, sebelahnya agak bahaya tuh...", "Aduh, tadi kayaknya bilang pergi gak ketemu cewek Rul...", Syahrul dan icha diam saja sambil melanjutkan langkah mereka meninggal kan keramaian itu.

Setelah tiba dimobilnya, Syahrul segera masuk dan duduk dikursi kemudi, dan ICha memilih duduk dibelakang. Syahrul sebelum menyalakan mesin mobilnya, menyempatkan diri melirik kebelakang untuk berbicara dengan ICha itu, "Maaf ya ca, temenku suka celometan emang...", "udah biasa kok, hehe", "Rumahmu dimana?", "Kostku sih, di jalan ********", "oh, oke oke..." Syahrul kemudian segera menjalankan mobilnya, dan pergi mengantar Icha pulang. Dalam perjalanan, Syahrul berusaha memulai percakapan, "mm... Ca, tumben pulang jam segini, biasanya nunggu si jerry", "males aku rul, nungguin jerry itu, huft", "kan dia...", "udah rul, udah ngantuk nih...", "oh, iya deh" Syahrul sedikit menahan diri, anda saja Icha tak secantik dan semenewan itu, mungkin sudah ia suruh turun dari mobilnya. Setelah beberapa menit perjalanan, Syahrul sudah tiba dijalan yang tadi Icha beritahu, "Ca, ini udah sampe, yang mana kost mu? ca?" Syahrul melirik kebelakang, ternyata Icha sudah tertidur. Syahrul memilih membangunkan si mahasiswi cantik itu. "hey, hey, udah sampe ca..." Icha tidak terbangun, Syahrul sebenarnya tak kuasa melihat si putri tidur itu, ingin rasanya ia cium si Icha itu. Syahrul memilih menyenggol bahu ICha, dan tak lama cewek itu terbangun. "hmmh... eh, mmh, rul, udah sampai?", "iya, kostmu yang mana?", "hmmmh, udah tepat banget kamu, itu dikiri" Syahrul kemudian baru tau tempat kostnya icha itu. Segera cewek itu turun dari mobil, lalu menengok kepintu depan untuk memberi salam pada Syahrul. "Makasih Rul, kapan kapan minta anterin lagi boleh gak? hehe", "boleh boleh aja kok, haha", "iya udah, dadah..." lambaian tangan Icha kemudian segera pergi masuk kedalam rumah, Syahrul tersenyum dan mulai pergi pulang.

Syahrul dirumahnya baru tersadar, kenapa ia tidak membiarkan sicantik Icha tadi tertidur lebih lama, dan ia bisa melihat dan memperhatikan sicantik itu. Tapi tak lama ia sadar, mahasiswi itu milik temannya yang bernama jerry itu, dan ia tak ingin membuat masalah. Segera syahrul memilih untuk beristirahat juga. Beberapa jam setelah istirahat, Syahrul mendapati handphonenya berbunyi, nomor tak dikenal menelponnya, segera ia angkat saja, "Halo?", "halo? Syahrul, ini icha...", Syahrul benar benar tau, suara indah itu memang milik Icha. "Eh, Icha, ada apa nih?", "mm... lagi sibuk gak rul", "gak kok...", "maaf ya ganggu...", "gak kok, gak ganggu sama sekali, ada apa ca?", "gini rul..." ICha ternyata meminta Syahrul untuk menemaninya lewat telfon itu, Syahrul memilih mendengarkan berbagai cerita yang disampaikan cewek cantik itu, jarang sekali mahasiswa itu mendapat waktu berbicara dengan perempuan lewat telepon. "... terus dia juga sering gak bisa ditemui sekarang rul...", "mungkin jerry lagi sibuk ca, dia kan cukup giat kuliahnya, nilainya juga bagus terus...", "tapi gak gitu juga kali, masak aku musti nungguin dia kuliah terus, mana dia gak mau sekelas bareng lagi..." Syahrul malah jadi tempat curhat dari perempuan cantik itu, tentu ia tak bisa membiarkan Icha tenggelam dalam kesalah pahaman. "Udah ca, aku tau kok, jerry itu orangnya baik, gak bakal aneh aneh...", "iya... tapi ada satu hal yang bikin aku jengkel rul", "apa itu ca?", "Jerry gak pernah mau diajak gituan, tau kan? aku kan pengen tau..." Seketika Syahrul menelan ludahnya, sambil terheran, bagaimaan cewek seperti Icha memikirkan hal yang seperti itu. "Aduh, mungkin... dia gak pengen yang gitu gitu an ca...", "gak asyik tau... kalah sama anak SMA", "emangnya...", "dulu pas SMA aja aku sering ciuman sama pacarku, ini ciuman gak pernah, mana bisa aku coba yang lebih seru...", Syahrul mengelus kepalanya, ia benar benar pusing, antara heran dan tidak percaya. "Ya... kamu mungkin kurang perhatian aja sama si Jerry, coba diajak lagi, mungkin mau...", "hehe, iya deh Rul, keknya kamu udah pengalaman yah? habis cerita sama kamu jadi lega dikit nih..." Syahrul tersenyum dan menahan dirinya gak tidak berteriak, tak pernah ia berfikir Icha akan mengucapkan kalimat itu. "Ah, ya gitu lah ca... emang tiap orang beda pengalamannya", "haha, ya udah, makasih Rul, udah mau dengerin ceritaku...", "iya, sama sama Ca" Beberapa saat kemudian telepon itu berhenti terhubung, dan Syahrul tersenyum heran sambil mengelus kepalanya, ia masih tak percaya, ada cewek seperti Icha. Syahrul menyimpan nomor Hp icha itu, dan ia tau, pasti icha akan kembali menghubunginya.

Beberapa hari selanjutnya, Syahrul mendapati Icha beberapa kali sempat memintanya untuk diantar pulang, atau juga pernah ditelpon untuk bercerita. Syahrul sendiri heran, sebenarnya yang berpacaran itu siapa, dan kenapa ia malah yang terlihat lebih sibuk bersama Icha. "Rul, gila lu mah, sekarang pacarnya Icha itu elu ya?", "heh ngawur! gak kok", "tapi aku jarang liat jerry bareng Icha, malah elu yang sering keliatan pulang bareng", "ndak, itu cuma nganterin pulang aja", "wah, kesempatan dalam kesempitan ya rul?", "apaan sih? gak ada apa apa kok dibilangin gak percaya" Teman teman Syahrul mulai berfikir kalau Syahrul kini yang lebih dekat dengan Icha. "Syahrul..." Syahrul yang duduk bercakap cakap bersama temannya itu harus menoleh, dan ternyata icha terlihat berdiri dan memanggilnya. Mahasiswi cantik itu memakai berpenampilan cukup menarik, kaos hitam dan kemeja yang dipakai oleh cewek cantik berambut panjang itu, sempat membuat Syahrul dan teman temannya terdiam sesaat dalam kekaguman. "Eh, Icha..." Syahrul lalu berdiri dan mendekati icha, "Rul, ganggu gak nih?", "eh, gak kok, kenapa ca?" Syahrul sempat melihat kearah teman temannya, yang tampak sudah girang sendiri, tampak mereka memberi kode, dengan gerakan gerakan yang memberi support agar Syahrul segera mengambil alih Icha dari Jerry. "Heh heh, ngapain kalian? Kesana aja ca, disini ntar diganggu temen temen...", "lucu temen temen kamu rul, yuk kesana" Icha dan Syahrul pergi menuju sudut lain gedung perkuliahan itu, ditempat yang lebih sepi dan tepat untuk berbicara. "Udah ca, mau ngomong apa?", "mm... kamu... ada kuliah?", "gak kok, habis ini pulang, dirumah lagi gak ada orang soalnya..." tiba tiba Icha terlihat begitu senang, membuat Syahrul heran. "hehe, mm... pulang yuk rul", "oh, kamu mau pulang?", "iya, kerumahmu tapi..." Syahrul mulai menyadari sesuatu, yang sempat membuatnya bingung. "Aduh, kok kerumahku ca?", "gak boleh ya? ya udah aku...", "eh gak papa kok, tapi jerry...", "udah, dia keluar sama temennya, gak usah diomongin, ayo deh kerumah kamu...", "mm... gitu ya? ya udah deh yuk". Kembali Syahrul harus mengemudikan mobilnya itu bersama icha, namun kini ia harus sedikit heran, Icha kini duduk disebelahnya.

Icha tampak begitu sibuk tersenyum dan memperhatikan Syahrul, membuat mahasiswa itu jadi salah tingkah. "ca? kenapa?", "gak papa, kamu ternyata ganteng juga ya rul" Syahrul jadi mulai tau, arah perbincangan yang mungkin terjadi nanti. "ah, bisa aja kamu ca", "Gak dari dulu aku ketemu kamu rul..." Syahrul memilih diam, ia menahan dirinya, dari godaan mau Icha itu. Sesampainya dirumah, mobilnya segera diparkir, dan Syahrul segera masuk kerumah bersama Icha. "Waah, rumah kamu bagus rul", "ya, ayahku sih yang punya rumah, aku...", "masuk yuk ah..." Syahrul segera ditarik dan diajak masuk, menuju ruang tamu. Mereka lalu duduk disofa, tampak icha dengan senyum centilnya sibuk melihat Syahrul. "mm... ca, tadi mau ngomong apa?", "Rul... aku mau minta diajarin sesuatu...", "eh, b..belajar apa ca?", "belajar itu loh? apa namanya?" Icha tampak sibuk berfikir, Syahrul memilih mencoba menghindar dari kemungkinan terburuk yang ia fikirkan. "belajar matkul? apa belajar main gitar? aku pinter main gitar loh...", "iya kah, wah... tapi bukan itu...", "terus belajar apa ca?", "mm... belajar ngeseks yuk" Daaaaaar! Syahrul mendapati perkiraan terburuknya benar benar diutarakan oleh Icha, ia mulai bingung. "Ca! yang bener ah!", "loh iya... kamu... pinter kan soal itu?" Icha mendekati Syahrul, memberikan godaan mautnya, membuat syahrul tak kuasa melihat bidadari cantik itu. "Aduh ca, kan...", "kamu itu kaya, cakep, baik lagi, masak gak mau sih... bantuin aku kali ini aja...yah", "tapi ca, nanti kamu...hmmf!" Syahrul pecah sudah pertahanannya, saat Icha mencium bibirnya dengan nakal. Wajah cantik Icha membuat Syahrul terpesona, kini mahasiswa itu memilih membalas Ciuman Icha, ia sudah tak bisa menghentikan kemauan mahasiswi cantik itu. "mm...mm...asyik...mm" Icha begitu senang bisa berciuman lagi dengan lelaki, mungkin selama berpacaran dengan Jerry, ia tak pernah dipuaskan hasrat cintanya. "mm... ca...mm" Syahrul memilih mengikuti kemauan Icha, kini Syahrul merapatkan tubuhnya dengan Icha, lalu tangannya kini sudah memeluk mahasiswi cantik itu. Tampak Icha begitu senang, baru kali ini ia begitu asyik bercumbu, ciuman mereka berdua makin hebat, saat lidah mereka sudah asyik beradu. "mm...aah...sluurp..mm", "mmh...mm... gila rul...mmm", "mm...m...ah... bentar ca" Syahrul menghentikan ciumannya, bibir mereka berdua berhenti bertemu, cairan dari pertemuan merek berdua sempat terlihat terpisah dari kedua bibir mereka. "Ada apa rul?", "Sebenernya, Jerry itu...", "aku udah mau putusin jerry Rul, dia gak pernah mau diajak beginian", "kamu pengen banget ya ca?", "iya rul, temen kostku aja sering nunjukin fotonya asyik ngeseks dengan pacarnya, aku masak kalah" Syahrul sudah lepas kontrol, ia sudah memastikan ingin memuaskan hasrat seks Icha.

Syahrul menangkap tangan Icha, lalu ia berdiri dan mengajak mahasiswi itu kekamarnya. Setelah itu tanpa Ragu Syahrul melepas celananya dan CDnya, penisnya itu sudah mulai tegang, mahasiswa itu ingin memastikan keteguhan Icha yang ingin beradu fisik itu. "Kalau beneran kamu mau, aku juga siap ca, tapi emut penisku dulu gih", "nantang nih ya? hehe sini sini...uuhmm" Tanpa Ragu icha melahap penis Syahrul itu, mulut cewek cantik itu sudah sibuk melumasi penis Syahrul, pangkal penis mahasiswa itu juga dielus elus dengan tangan mulus Icha. Syahrul mulai menikmati permainan itu, "mmh... tuh udah pinter ca, ooh", "mm...mm... hiyah honh, hicha, higu..." Syahrul tersenyum ia begitu tak jub melihat icha sempat membalas ucapannya sambil terus mengulum penis tegak. Beberapa menit dioral penisnya, Syahrul sungguh sudah merasakan kenikmatan, Icha tampak begitu menikmati juga. "uuh... bentar Ca, kekasur aja" Syahrul lalu pergi keatas kasur. Icha tiba tiba langsung melepas kaos dan kemejanya. "bentar dong rul, bantuin dong" Icha meminta bantuan Syahrul, segera mahasiswa itu beranjak dan membantu melepas kait bh Icha, dan setelah dilepas, buah dada menggemaskan milik Icha membuat Syahrul percaya ia seharusnya dari awal sudah menuruti kemauan Icha.Dari belakang, Syahrul lalu menangkap kedua gundukan kenyal itu, lalu mulai dielus dan diremas dengan nikmat. "Gini nih ca, biar kamu ikut enak juga...", "aahn...ooh... udah dari dulu pengen gini rul... aahn... tanganmu pinter banget itu...oooh" Syahrul terus menggoyang buah dada Icha, sambil ia menciumi tubuh mulus Icha, menghirup wangi tubuh mahasiswi cantik itu. "cup..hmm... kamu cantik banget ternyata ca...hmm...cup", "aahn... syahrul...ooh... ehhm" Dengan penuh kenikmatan mereka menikmati sensasi itu. Icha membuka perlahan celana jeans panjangnya, lalu mahasiswi itu menempelkan penis tegak Syahrul diantara kedua pahanya, tepat menggesek ujung bawah celana dalamnya. Syahrul sungguh menikmati, adegan seks yang sudah lama ia ingin coba itu kini terealisasi.

Syahrul menggerakan penisnya itu, menikmati hangatnya selangkangan Icha, ia merasa penisnya itu terkena cairan basah dari celana dalam Icha. "cantik... puting kamu nih, aduh gemes... hmm", "aahn...ah... geli...uh... ssh...ooh" Syahrul memutar mutar puting merah muda Icha dengan jarinya, benda yang mulai mengeras itu juga ditarik tarik, membuat cewek itu mendesah dengan suara indahnya. Syahrul menit demi menit menggesek penisnya disela dua paha Icha dengan cepat, sambil menggoyang buah dada cewek itu dengan nakal, "haaahn..mm... Syahrul..cup..mm..mmmh.." Icha yang wajahnya memerah itu mencium syahrul, untuk menambah kenikmatan, beberapa menit kemudian, Syahrul sudah klimaks, croot crooot croot, spermanya menyembur kedepan, Icha yang melihat sperma tertumpah kelantai itu jadi ikut masturbasi, "wow... Syahrul...aaahn" Cairan muncrat tumpah keluar dari celana dalam Icha, membasahi penis Syahrul itu. Syahrul lalu merebahkan tubuh Icha yang lemas setelah klimaks itu. Melihat si cantik itu berbaring dengan pesonanya, membuat Syahrul sudah ingin kembali menikmati kenikmatan bersama. "Ca, mau lanjut?" "haah, huft, iya rul, hmmh" Icha kemudian melepas celana dalamnya, dan segera syahrul melihat lubang basah disela kedua paha mulus Icha, membuat mahasiswa itu terangsang lagi penisnya. "Sungguh kamu cantik dan sexy ca... pria mana yang mau menolak diajak ngeseks sama kamu, pasti dia sudah gila..", "hmmh... iya rul, masukin dong?", "ca, kamu masih...", "iya, aku... masih perawan, rul, kamu pakai kondom dong, di celana jeansku ada" Syahrul meleleh hatinya, apa benar ia harus mengambil keperawanan Icha, ia mengambil bungkus dicelana jeans icha, setelah dibuka, kondom itu dipasang pada penis tegaknya. Syahrul lalu bersiap dan mendekati Icha yang menggemaskan itu.

"Ca, beneran nih? aku harus...", "iya syahrul ganteng... gih kamu ambil keperawananku, spesial buat kamu..." Tak bisa syahrul berkata kata, ia sangat bahagia, ia pasti memuaskan hasrat si cantik Icha itu. Segera ia mendekati tubuh telanjang cewek cantik itu, lalu menempelkan penisnya yang sudah berpengaman itu dibibir vagina Icha. "Siap ya ca, aku masukin nih, mmh...", "iya, syahrul...hnnnh...Aaaaah!" Sleeb, penis tegak Syahrul merobek keperawanan Icha. Sempitnya lubang itu membuat Syahrul tak kuasa menahan kenikmatan. "Ah..ah..ah...sakit..ouuh", "pertama aja kok ca, nanti gak sakit deh" Syahrul lalu menyeka air mata diwajah Icha. "hnnh..i..iya... pelan pelan aja ya rul..hnnh" Syahrul memilih mendiamkan penisnya sebentar, mahasiswa itu mengelus tubuh Icha, sambil meremas buah dadanya, meningkatkan kesiapan untuk melanjutkan aksi nikmatnya. "Siap ya ca, makasih udah memberikan keperawananmu padaku...hmmh", "aahn...iya rul...ooh" Syahrul mulai menggerakkan penisnya perlahan, beberapa tetes darah keluar dari lubang vagina Icha. Syahrul sungguh menikmati setiap gesekannya kedalam lubang sempit icha itu, rasa yang sungguh luar biasa itu baru kali ini ia rasakan selama hidupnya. "oooh, luar biasa ca...", "eih..hnnh..oh..ah...mmh... Syahrul...aahn" Icha lalu memeluk Erat tubuh syahrul, sambil mereka terus bersetubuh. Syahrul terus menghabiskan keperawanan Icha, gesekan penisnya maju mundur semakin nikmat baginya, semakin dalam semakin hebat rasanya. "oooh, nnnnh... besarnya penismu... ouh", "iya cantik, kamu memang tercantik, gimana ca? hmmh", "oh..ooh, sodokanmu... aahn... luar biasa", "hmmh... gak salah deh ngeseks sama kamu.." Syahrul meningkatkan gesekannya, menggoyangkan tubuh Icha dengan setiap sodokan penisnya kedalam vagina sempit mahasiswi cantik itu.

"Oh...mmh... rul...mau gak..aah!", "mau apa ca?", "mau gak, jadi... hnnh... pacar aku..", "m...mau banget, Icha cantikku..oooh", "aaahn...ah...yeees...mmh...aaahn" Syahrul makin cepat gesekannya, vagina sempit Icha itu disodok dengan hebat, memang sungguh nikmat menyetubuhi perempuan, apalagi mendapatkan vagina yang masih ada segelnya. Syahrul Kini dengan senang hati memuaskan Hasrat Icha, dan menyetubuhi cewek cantik itu dengan penuh cinta. Icha kini terus bergoyang dengan setiap sodokan penis Syahrul, menit demi menit terus beradu dengan nikmat. "Ca, terima kasih...oooh!" Croot croot croot, Syahrul sudah klimaks, Spermanya menyembur tertampung dalam kondom yang dipasangnya. Setelah penisnya dicabut dari lubang nikmat itu, Segera mereka berdua beristirahat, dengan lega mereka merebahkan tubuhnya. "huuft, makasih ya syahrul sayang, kamu hebat banget", "makasih juga Ichaku... kamu... gak akan kubiarkan sendiri, tanpa kasih sayangku...cup" Entah bagaimana jadinya, Sekarang Icha jadi berpacaran dengan Syahrul, dan jerry sudah dilupakan dari histori percintaannya.Syahrul begitu gembira, punya pacar secantik Icha, bagaimana pun keadaannya, tak akan ia membiarkan icha tanpa kasih sayangnya, bila minta bercinta, ia siap memuaskan hasrat seks cewek pujaannya itu.

2 comments: