Sunday

Cerita seks: Tanteku pemuas nafsuku Part 1

"Rul, 1 minggu ini liburan kan?", "iya pa...", "kamu jaga rumah ya...", "loh, papa mau kemana?", "papa dan mama mau keluar kota, ada keperluan bisnis", "ah, yang bener pa?", "iya, kamu gak perlu cemas...", "gak gitu pa, takutnya papa dan mama liburan, aku gak diajak", "Eh, ndak kok, kamu tenang aja, uang jajanmu udah disiapin kok..." Ruly masih tak begitu resah, karena memang dulu ia juga pernah ditinggal sendiri dirumah. Ruly anak Smp itu esok harinya sudah melihat papa dan mamanya bersiap pergi keluar kota, meski memang liburan, Ruly tau papa mamanya membuat alasan saja. "Udah, papa dan mama berangkat dulu...", "iya...", "eh, tante kamu lagi mampir kedaerah kita, mungkin nanti mampir kerumah, tolong ditemenin ya Rul", "wah, siap pa!" Papa dan mamanya kemudian sudah melambaikan tangan, lalu meninggalkan Ruly yang kini tersenyum itu. Iya, Ruly sangat senang, tantenya akan mampir kerumah itu.

"Haloo... permisi?", Tepat beberapa jam setelah ditinggal sendiri, Ruly kini membuka pintu rumahnya, dan melihat Tantenya itu sudah datang, "Wah, Tante, Selamat datang...mmh!" Tiba tiba Ruly dipeluk oleh tantenya itu. Momen itu yang sudah ditunggu oleh Ruly, saat dirinya bisa merasakan buah dada besar nan montok milik tantenya itu. "Wah, Ruly, udah gede ya... mama papa kemana?", "mama papa lagi keluar nih tante, masuk yuk..." Lalu Ruly masuk kerumah bersama Tantenya itu. Setelah duduk, Ruly tersenyum lagi, ia begitu gembira melihat perempuan yang cantik itu, Tante Sania namanya. Anak smp seperti Ruly tak bisa berhenti memandangi tantenya itu, tubuh perempuan itu begitu montok, kulitnya putih mulus, dan yang membuat Ruly berdebar debar adalah buah dada super besar milik Tante Sania itu.
"Ruly lagi libur ya?", "eh, iya tante... udah lama tante gak kesini...", "Iya, udah berapa tahun ya? kamu baru masuk smp dulu, 2 tahun lalu brarti...", "hehe, tante sendirian kesini?", "iya, suamiku kerja, anakku dirumah diurus pembantuku..." Ruly sempat berfikir aneh aneh, dulu ia tau tantenya itu belum punya anak, mungkin anaknya sekarang masih balita, dan buah dada montok itu sudah 2 tahun ia tunggu kehadirannya, kini makin besar dan berisi.

Ruly dan tante Sania terus berbincang bersama, sambil Ruly terus memandangi buah dada montok tantenya itu. Sania sebenarnya menyadari Ruly melirik kearah dadanya terus, tapi ia hanya tersenyum saja. "... ya gitu deh tante, emang kalau libur jarang main keluar", "wah, anak muda jaman sekarang ya... tante nanti nginep sini boleh Rul?" Ruly seketika berdesir hatinya, apa benar ia nanti akan bermalam  dengan tantenya yang montok itu dirumah. " Wah, gak papa kok tante, tapi apa tante gak sibuk dirumah?", "aku pengen menjauh bentar dari aktivitas dirumah Rul", "oalah, ya udah nginep disini dulu deh tante...", "wah, makasih Rul, hehe... eh, aku nonton tv dulu Rul, ada acara favoritku tayang bentar lagi", "oh, silahkan tante..." Tante Sania segera menuju ruang tengah, duduk dikarpet, lalu mulai menonton tv. Ruly masih sempat bergembira didepan, setelah itu ia menyusul tantenya itu diruang tengah. Ruly masih berdiri didekat Tantenya itu, dari atas ia bisa melihat belahan dada yang menggairahkan itu, gundukan besar didada perempuan cantik itu sangat menarik untuk diamati. "Ruly, sini duduk, nonton tv jangan berdiri...", "Ruly lalu duduk disebelah tantenya itu. Mereka menonton tv sambil sesekali bercakap cakap, tapi yang pasti Ruly tak pelak sibuk menyaksikan tubuh indah tantenya itu. Tante Sania memakai Rok yang cukup mini, paha mulusnya membuat Ruly makin bingung. Anak SMP itu menghapit penisnya yang mulai berdiri dengan pahanya, agar tak malu bila dilihat tantenya itu. Beberapa jam kemudian, hari sudah siang, tampak Tante Sania mulai mengantuk, "hoaamh... Ruly, tante mau tidur siang dulu deh, kamar kamu dimana?", "tante, nggak tidur dikamarnya papa mama aja?", "oh iya..." Tante Sania menuju kamar orang tuanya Ruly, namun ternyata dikunci pintunya. "Dikunci Rul, aku tidur dikamar kamu deh...", "ooh, i... iya deh tante...", "kalau kamu ngantuk juga nanti tidur sebelahku ya Rul..." Mendengar kata itu, Penis Ruly sudah benar tegak sekarang, meski tak kelihatan tertutupi celana yang dipakai Ruly, "ooh, iya, tenang aja tante..." Tante Sania lalu pergi kekamar Ruly dan mulai istirahat.

Ruly masih tak percaya mama dan papanya mengunci kamar itu, ia jadi makin berfikir ngawur mengetahui Tantenya itu akan bermalam bersamanya satu kamar. Ruly Beberapa menit masih sibuk berfikir diruang tengah, lalu tak lama ia mencoba menuju kamarnya. Sesampai dikamar, matanya langsung berhenti dibuah dada besar milik Tante Sania itu. Pose tidur yang menggairahkan membuat Ruly makin tak tahan. Tantenya itu tidur begitu pulas, buah dada montoknya seperti mau tumpah dari bajunya, lalu paha mulus perempuan itu juga membuat Ruly terkesima. Ruly kemudian memberanikan diri, ia naik kasur itu, lalu tidur disebelah Tantenya itu. Ia mencoba membuat jarak, meski dirinya sudah tak tahan ingin merasakan gundukan kenyal luar biasa montok didepan matanya itu. Ruly memilih menutup matanya, mencoba tidur disebelah perempuan menggairahkan itu. Beberapa menit kemudian, belum sempat ia tidur, tiba ia dibuat kaget, ketika Tante Sania bergerak dan mendekatinya, lalu memeluk tubuhnya, seketika jantungnya berdegup kenyang, ketika Ruly membuka matanya, ia bisa melihat buah dada montok Tante Sania menempel erat ditubuhnya, membuatnya luar biasa gembira. Ruly bergerak sedikit saja, gundukan kenyal nan montok itu pasti bergoyang, membuat anak SMP itu makin pusing tujuh keliling, Ruly tak bisa menyembunyikan ereksi penisnya. Ruly menutup matanya, merasakan sensasi tidur dikasur itu bersama tante Sania, meski ia menahan diri untuk tak berulah.

Hembusan nafas Sania yang hangat itu membuat Ruly tak bisa tidur, buah dada kenyal itu juga ditekan terus padanya, paha mereka bertemu, Ruly pikirannya sudah mulai buyar. Anak SMP itu tak bisa menahan dirinya lagi, ia menggerakkan tangannya perlahan, lalu ia taruh diatas buah dada Tante Sania.Ruly benar benar tak percaya, tangannya tak bisa menangkap buah dada besar nan montok itu, jari jarinya kini bisa merasakan kenyalnya gundukan favorit pria itu. "hmmh...mmm..." Ruly sempat terkaget, ketika Sania kemudian bergerak lagi, kini perempuan itu memutar tubuhnya menghadap ke atas. meski sempat kecewa, Ruly sudah tak bisa  menyianyiakan waktu, Ruly mendekati tantenya itu, lalu tangannya direntangkan, mendarat tepat diatas dua gunung kenyal terbesar yang ia pernah saksikan. Kenyal dan begitu lembut, Ruly lalu memberanikan dirinya, tangannya bergerak sedikit, mengelus elus gundukan terindah itu. Kamar jadi panas suasananya, dengan semakin berjalannya waktu, Ruly menikmati rasanya mengelus buah dada montok milik tantenya itu. "hnnh..mmmh" Tantenya itu bergerak lagi, Ruly langsung kaget seketika, tangannya itu jadi masuk kedalam baju perempuan itu, jarinya menyentuh sesuatu, Penisnya berdenyut denyut saat ia mulai menyadari yang disentuhnya itu puting milik Tante Sania. Kulit mulus dan halus itu, membuat Buah dada montok itu makin sempurna, puting yang sesekali disenggol jari jari Ruly itu membuat Anak SMP itu merasakan sensasi ternikmat yang pernah ia rasakan. Buah dada tante Sania itu lalu digoyang oleh tangan Ruly, bwoom, tiba tiba buah dada kanan Tante Sania terlepas dari sarangnya, kini gundukan besar itu terpampang dimata Ruly, ia semakin gembira. Puting yang dari tadi sempat ia senggol itu berwarna coklat, menghiasi buah dada putih tante Sania. "Hmmmh..." tante sania bergerak lagi, kini buah dada kanannya itu tergencet kekasur, membuat Ruly geleng geleng. Setelah dilihat seksama, ada cairan putih keluar dari puting tante Sania itu. Ruly tak bisa menyembunyikan kegembiraanya, Buah dada montok tante Sania ternyata bisa menghasilkan air susu. Ruly karena terlalu senang, ia mulai menyadari penisnya sudah tak kuat ingin memuntahkan sperma. Ruly turun dari ranjang perlahan, lalu keluar dari kamar. Anak SMP itu menuju kamar mandi, lalu segera membuka celananya, dan penisnya yang berdenyut hebat itu sudah klimaks, Croot crooot croot, Ruly menyemburkan spermanya keluar, terbuang di kamar mandi, setelah itu ia siram bersih hasil aksi bermain buah dadanya tadi, Ruly kemudian memakai celana dan menuju kamarnya lagi.

Sesampa dikamar, Tante Sania itu berpaling dan menghadap ketembok, Ruly jadi tak bisa menyaksikan gundukan kenyal yang membuatnya klimaks tadi. Ruly kemudian memilih tidur diruang tengah saja, ia mulai berfikir jika ia terus memainkan buah dada montok itu mungkin Tantenya akan terbangun dan memarahinya. Ruly segera tidur dengan senyum puas diruang tengah. Beberapa jam kemudian, Tante Sania terbangun, ia melihat buah dadanya tumpah dari bajunya, lalu ada air susu keluar dari putingnya, perempuan itu tak berburuk sangka, ia memasukan gundukan montoknya kedalam bajunya, lalu mulai mencoba tidur lagi. Namun perempuan itu mulai berfikir, tak mungkin buah dadanya bisa keluar dari bajunya itu sendiri, ia sempat mencurigai Ruly. Perempuan itu lalu pergi keluar kamar menuju ruang tengah, ternyata ia melihat Ruly tertidur dikarpet, kecurigaannya memudar. Tante Sania itu lalu memilih menyalakan dan menonton tv lagi.

"... Udah kamu bikinin susu botol aja...  masih sibuk ini... udah tenang aja..." Suara Tante Sania itu membangunkan Ruly, ternyata perempuan itu menelpon pembantunya yang mengurus anak tante Sania. Ruly melihat Tantenya itu sudah sibuk menonton tv lagi. "... oke jaga dia ya..." Telpon itu ditutup, Lalu Tante Sania melirik Ruly yang mulai tersadar dari tidurnya. "Ruly, udah bangun?", "hmmh... iya udah ini tante...", "hehe, itu tadi tante Bikin Nasi goreng, gak papa kan?", "gak papa tante, emang tadi pagi disiapin buat dimakan...", "itu masih ada, tante buatin buat kamu, dimakan ya...", "iya tante..." Ruly baru bangun sudah kembali sibuk memikirkan buah dada montok milik Tantenya itu. Ruly segera pergi kedapur, lalu memakan nasi goreng yang dimasak oleh Tante Sania. Sedang Asyik makan, ia mendengar panggilan Tantenya itu. "Ruly... ada handuk gak?", Ruly sampai tersedak nasi mendengar perkataan tantenya itu, "pph! uhuk uhuk... itu tante... dideket kamar ada..." Ruly tau pasti tantenya itu akan mandi, fikiran nakalnya kembali muncul. Sambil melanjutkan makan, Ruly kemudian menyadari Tante Sania tampak menuju Dapur, setelah dilirik, Anak SMP itu segera terkesima lagi. "Tante mandi dulu ya Rul", "i...iya tante...", "Handuknya gak ada yang lebih besar ya? haha" Ruly benar benar tak kuasa menahan kegembiraanya, ia kini melihat Tante Sania memakai handuk saja, yang menutupi sebagian buah dada besar dan berisi itu sampai paha. Lalu perempuan itu pergi kekamar mandi, meninggalkan Ruly yang mulai penasaran. Ruly kemudian menghabiskan nasi goreng itu dengan cepat, kemudian ia mendekati kamar mandi.

Ruly mendengar suara gemericik air, Tante Sania pasti sudah mulai mandi. beberapa saat kemudian, suara mulai hening, lalu terdengar suara dari dalam kamar mandi, "Duuh, meres sendiri gak enak, lama keluar susunya..." Ruly geleng geleng gembira didepan kamar mandi, andai tante Sania memperbolehkan Ruly membantu memeras air susu dari buah dada besar itu, pasti ia sudah merasakan nikmat susu asli tante Sania itu. Ruly kemudian pergi kekamarnya, ia melihat pakaian yang tadi dipakai oleh tantenya itu. BH luar biasa besar, lalu juga celana dalam, digeletakkan diatas kasur, Ruly tak berhenti memikirkan tubuh mulus tantenya itu. Tak lama, Ruly mendengar Suara pintu kamar mandi terbuka, anak SMP itu sedang sibuk mencium bau BH Tantenya itu, jadi ia mulai kebingungan, Akhirnya berpura pura mengambil buku didekat kasurnya itu. "Huuh, segernya..." ketika Ruly menoleh, ternyata Tantenya itu sudah sampai dikamar, wangi semerbak membuat Ruly tertarik, dan kini ia bisa melihat tubuh indah tantenya itu lagi, namun kini lebih fresh, dan terlihat buah dada montok milik Tante Sania berkilau terkena cahaya, membuat Ruly haus seketika. "udah selesai mandinya tante?", "iya, kamu gak mandi?", "iya ini mau mandi tante...", "ooh, ya udah mandi aja...", "anu tante, itu, handukku..." Ternyata handuk yang dipakai tante Sania itu handuknya Ruly. "ooh, maaf ya Rul, nih..." Sania melepas handuk itu lalu diberikan pada Ruly. Sontak Ruly tercengang, ia kini melihat Tantenya itu telanjang bulat. Buah dada besar nan berisi itu terpampang jelas, begitu montok dan mulus, lalu selangkangan tantenya itu juga membuatnya terpaku, bulu bulu tipis dibagian bawah perut tantenya itu menghiasi indahnya selangkangan perempuan menggairahkan itu. "Eh, m..misi tante" Ruly lalu mengambil handuk itu, lalu menuju kamar mandi untuk segera mandi. Sania tadi memang sengaja melakukan itu, ia akhirnya percaya, kalau yang tadi siang mengeluarkan buah dadanya dari baju yang dipakainya itu adalah Ruly.

Ruly dikamar mandi itu masih tercengang, ia memegang penisnya yang kembali tegak, anak SMP itu jadi memikirkan tubuh Tante Sania itu, dibayangkannya bila ia bisa merasakan meraba dan menjilati tubuh perempuan itu, sambil tangannya mengocok penisnya sendiri.Ruly benar benar ingin mencicipi bagaimana menyedot buah dada ranum milik Tante Sania. Beberapa menit mengocok penisnya, Ruly harus kembali ereksi, croot croot, Spermanya terbuang lagi. "Ruly... Mandinya lama banget... jangan lama lama, hehe" Ruly kemudian segera mandi seperti biasa, kemudian setelah itu ia memakai handuknya menutup bagian bawah tubuhnya. Ruly lalu pergi keluar, lalu menuju kamarnya. "Udah Rul?", "hehe, udah tante...", "eh, sini sini..." Ruly masih memakai handuk saja, anak SMP itu dipanggil Sania yang duduk dikarpet ruang tengah. "Ada apa tante?", "Sini sini..." Ruly lalu duduk disebelah Tantenya itu. Lalu tiba tiba, Bwoom, Dua buah dada montok tante Sania itu dikeluarkan sendiri oleh pemiliknya, gundukan kenyal berisi itu membuat Ruly kaget sekali, puting coklat itu membuat Ruly haus lagi. "Loh, tante, kok dikeluarin?", "hehe, Ruly... gimana? Punya tante gede banget kan?" BLAAR! Ruly seperti terkena sambaran halilintar, ia tak pernah menyangka tantenya akan berbicara seperti itu. "Waduh, tante... iya sih... emang gede itu...", "Gini Ruly, buah dadaku ini, harus dikeluarin susunya..." Ruly menyimpan kebahagiaanya dalam hati, ia tau apa yang akan terjadi, "...Jadi Rul, tante mau minta tolong...", "m...minta tolong apa tante?", "kamu minum susu tante yah..." Ruly tak bisa menyembunyikan kegembiraanya, anak SMP itu langsung reflek menggerakan tangannya, dan didaratkan dibuah dada montok Tante Sania, membuat perempuan itu tersenyum. "mau banget tante!", "Semangat banget Rul, hehe, udah gih, disedot putingku..." Ruly tercapai keinginannya, mulutnya langsung terbuka, dengan cepat didaratkan dibuah dada tante Sania, hap, puting itu langsung dijilati dan mulai disedot dengan nikmat oleh Ruly. Tangan Anak SMP itu menopang buah dada montok itu, kini ia bisa mulai beraksi dengan leluasa, seer, "mm...slruup...mm...slruup...mm" Ruly sudah merasakan air susu mengisi mulutnya, mengalir dari puting yang sedari tadi ia sedot itu, "Pinternya kamu Rul, hehe" Tantenya itu tampak sedikit Heran, ternyata anak SMP itu benar benar antusias mencicipi air susunya.

Jari jemari Ruly itu bergerak gerak, memeras buah dada tante Sania, sambil mulut anak SMP itu mengecap dan menyedot puting coklat perempuan itu, air susu terus disedot dan diminumnya dengan senang, benar benar ia menunggu momen terbaik itu. "Slruup... slruup... seger banget tante..mm...slruup", "aahn, iya dong Rul, hmmh" Tante Sania tampak mulai terangsang, ia menyusui seorang anak SMP, yang tampak begitu bergairah menikmati air susu milik perempuan itu. Perempuan cantik itu kemudian melirik handuk yang dipakai Ruly, ternyata tampak Penis Ruly tegak dan bergerak gerak meski ditutupi handuk. Tangan perempuan itu kemudian bergerak, membuka handuk Ruly, lalu penis tegak Anak SMP itu malah dipegang, dan mulai dikocok. "slruup...mmmh...tante, aduh oooh" Ruly merasa menang besar, sudah asyik nyedot air susu, penis tegaknya juga dikocok oleh Tantenya itu, ia benar benar bahagia. "Aahn... kasian penis kamu Rul, dari pada gerak sendiri, aku kocokin ya, hehe... hhnnh", "ooh...ooh...iya tante...mm...slruup...slruup" Ruly jadi makin semangat beraksi, ia kini memilih menyedot kedua puting tante Sania secara bergantian, agar tak ada air susu menetes sia sia. Tangan Anak SMP itu tak henti bergerilya, mengelus dan meremas buah dada super montok milik Tante Sania. Air susu terus diminum oleh Ruly, teguk demi teguk ia nikmati, dari hasil sedot mautnya pada puting coklat Tante Sania. "hnnh..oooh...aahn... hebat banget kamu Rul...uuuhf" Perempuan itu jadi makin cepat mengocok penis Ruly, dengan setiap kali Ruly menghisap air susu terus dari buah dada Tante Sania. Beberapa menit itu Ruly tak bisa berhenti memuaskan Hasratnya, kini ia benar benar bahagia, bisa menghisap puting tantenya dan meminum susu segar, juga penisnya dikocok perempuan itu.

"Sluuurpp...mm..slruup.. aah, ooh, aduh tante, aku mau keluar itu..." Sania menghentikan kocokan tangannya dipenis Ruly. Perempuan itu merobohkan Ruly, dengan posisi nungging, Tante sania ada diatas tubuh Ruly, menghadap penis anak SMP itu. "Sini tante juga minum...oohmmh" Tante SAnia melahap dan mengulum penis tegak Ruly itu. Tentu Kini Ruly hanya bisa geleng geleng, merasakan kenikmatan luar biasa, Crooot croot croot, "hmmh..mm...gleeg...uhuk uhuk...mm..slruup..mm" Tante Sania menelan habis klimaks ketiga Ruly Hari itu. "ooh, tante... udah keluar tadi... kok masih, ooh" Ternyata Tante Sania malah terus mengulum penis Ruly itu, Anak SMP itu merasa penisnya disedot dengan hebat oleh tantenya itu. "slruuup... ahu mau hahi hul...mm...slruup....aah" Ruly tak percaya, tante Sania itu kini bersemangat mengoral penis tegaknya. Ruly kemudian baru sadar, didepan matanya itu adalah pemandangan dalam rok Tante Sania. tampak celana dalam yang dipakai tantenya itu sudah basah, Ruly jadi ingin mengutak atik bagian menggairahkan itu. Sambil merasakan diemut penisnya, Anak SMP itu menggerakkan jarinya, ia tempelkan dicelana dalam Tante Sania, dibagian paling bawah itu sungguh basah, ia gesek gesek dengan jarinya. "Slruup...oooh... Ruly nakal ya...hehe...mm" Ruly lalu menarik celana dalam itu kebawah, dan segera kini ia menyaksikan vagina milik tantenya itu, basah dan baunya begitu menarik. Ruly lalu memegang bokong tantenya itu, lalu didorong kebawah, vagina yang terpampang tepat didepan wajah Ruly itu dilihatnya dengan seksama, Ruly memainkan jarinya, meraba bibir vagina milik Tantenya itu. "mm...mm...ooh... Ruly, geliii....aahn!" Tante Sania tampak kaget, benar saja, ia telah merasakan jari Ruly masuk kedalam vaginanya, dan digerak gerakan dengan nakal. "Tante... basah banget ya...", Tante Sania sejenak berhenti mengulum penis Ruly, karena tak kuasa menahan kegelian yang nikmat saat Ruly mengobok obok vagina perempuan itu. "Ruly...ooh... aduh...hmmh...aahn...tante juga gak mau kalah...oohmmh" Perempuan itu lalu mengulum penis milik Ruly Lagi. Ruly yang terangsang berat itu menempelkan kepalanya tepat dibagian bawah tante Sania, mulutnya menempel dibibir vagina perempuan itu, dan dengan penuh penasaran, lidah anak SMP itu bergerak masuk, dan mulai mengecap dan merasakan bagaimana menikmati vagina basah milik Tantenya itu.

Beberapa menit Ruly dan Tante Sania berlomba mengoral kemaluan lawan mainnya itu, Tapi karena baru kali itu merasakan, Ruly sudah klimaks lagi. "mm...mm...hnnh! ghhk!" SPlruut croot, Sperma Ruly mengisi mulut Tante Sania lagi, juga sudah ditelan habis Perempuan itu. Ruly tampak tak kuasa menahan kenikmatan, sampai ia berhenti mengoral vagina Tantenya itu. "mmh...gleeg...oooh... luar biasa..." Tante Sania berpindah kesebelah Ruly, tampak sibuk menghabiskan sperma diwajah dan dimulutnya, membuat Ruly begitu terpesona. "ooh, tante, makasih ya...", "heey, terlalu cepat kamu berterima kasih..." Ruly lalu melihat Tante Sania melepas semua pakaiannya, lalu berdiri dengan pose yang menggairahkan. "Tante Sania...", "Ruly... siap gak?" Ruly ternyuh hatinya, melihat Tante Sania tiba tiba membuka selangkangannya, dan mengambil posisi diatas penis Ruly yang sudah mulai tegak kembali. "Tante, beneran mau...", "sst, kamu janji gak bilang siapa siapa oke?", "s...siap tante...", "hehe, nih coba ya... dinikmati ya rul...mmm...Aaaahn!" Ruly seketika merasakan penisnya  tenggelam, saat Tante Sania memasukan penis Ruly mengisi penuh vagina perempuan itu. Sensasi luar biasa nikmat terasa, membuat Ruly geleng geleng. "Tante...oooh...wow...", "hnnh... Ruly...ooh" Tante sanget itu tampak masih membiasakan rasa nikmat saat vaginanya yang longgar itu diisi penis anak SMP. Saat Tante Sania mulai bergerak perlahan, Ruly seperti berada disurga, Rasa nikmat pada penisnya itu tak bisa ia ungkapkan, dinding vagina tante Sania yang berlendir itu melumasi dan menyelimuti penis Ruly. "ooh..enak banget tante...aah" Ruly begitu gembira, saat asyik merasakan penisnya dipuaskan oleh Tante Sania, sambil mata Anak SMP itu melihat buah dada besar nan montok milik Tantenya itu bergoyang dengan bebas, dengan setiap menit tampak tantenya itu malah makin cepat bergerak naik turun. "ooh..aah...hnnh...ssh...Ya ampun....aaahn" Tante Sania mulai bergerak seperti melompat, membuat vaginanya terpenetrasi oleh penis tegak milik Ruly. Anak SMP seperti Ruly memang bisa dibilang sangat beruntung, ia kini merasakan nikmatnya menyodok memek perempuan montok nan menggairahkan. "hhnnh... tante...oooh... ", "Ruly..ooh...sedot susuku dong...ooh" Ruly langsung menurut, ia sedikit bangkit, lalu menangkap buah dada montok Tante Sania. Lalu segera anak SMP itu dengan senang hati menghisap puting coklat tantenya itu, kembali meminum air susu segar, sambil kini merasakan penisnya dipuaskan vagina tante Sania. "Slruup...slruup..mm...oooh... tanteku...mm... slruup", "aahn... seru kan Rul... mmmf...ouuh".

Beberapa menit terus beraksi, Ruly dan Tante Sania bergitu asyik beradu. Penis Anak SMP itu terus mempenetrasi vagina tantenya, dan mulut Ruly tak henti terisi air susu hasil hisapannya diputing coklat tante Sania. benar benar pemandangan luar biasa, saat dua pasangan tak sewajarnya itu ngeseks dengan asyiknya. "slruup..slruup... ooh... tante... aku... mau keluar lagi..." Tante Sania lalu berhenti, ia berdiri melepas jerat vaginanya pada penis Ruly. Perempuan itu lalu kembali mengocok penis Ruly, "Ayo, dikeluarin lagi Rul, hehe", "ah... tante...mmh" Croot croot crot, Sperma Ruly keluar kelima kalinya, menyembur keatas, dan terjatuh kekarpet. "Wah wah, benar benar hebat kamu Rul, cup... hehe" Tante Sania mencium kening Ruly yang tampak sudah lemas, karena terus ejakulasi karena dipuaskan oleh tubuh montok dan nikmat tantenya itu. "huuft... makasih tante...", "Iya, kamu juga hebat, makasih Rul, hehe" Ruly benar benar gembira, juga heran, Tantenya itu ternyata tertarik ngeseks dengannya, sungguh ia beruntung. Setelah itu mereka pergi beristirahat. Mereka sudah tiduran bersama dikasur kamar Ruly. "Tante, kok tumben sih...", "kenapa Rul?", "anu tante, tadi itu loh...", "hehe, tante semenjak melahirkan belum ngeseks sama sekali, suami tante terlalu sibuk", "oh, jadi gitu ya tante...", "iya, untung kamu hebat, hehe..." Ruly kali itu dipeluk oleh Tante Sania dengan nyaman, buah dada montok dan berisi itu sudah dipastikan bebas ia nikmati sampai hari selanjutnya. "Tante, sebelum tidur...", "apa Rul? mau minum cucu lagi? gih... hehe..." Tante Sania mengeluarkan buah dada Kirinya, dan segera, Ruly dengan gembira menangkap gundukan kenyal itu. Tantenya itu mau juga menyusuinya, "makasih tante...mm...slruup...mm" Sungguh ia gembira. Ruly dan Tante Sania beberapa saat kemudian sudah tertidur, Ruly tertidur setelah puas minum susu, tangannya masih tediam, memeluk buah dada montok milik Tante Sania.

2 comments: