Tuesday

Cerita seks: Rini Idola Desa part1

"Selamat pagi Mbak Rini", "Pagi pak Tarman" Pagi pagi itu pak tarman sudah menuju rumah Rini, seorang janda muda yang tinggal didesa. Rini terkenal sangat cantik dan mempesona, ia dulunya seorang bunga desa. Setelah menikah setahun, ia dikaruniai anak, namun anak dan suaminya itu pergi begitu saja tanpa memberitahunya, mungkin karena masalah keluarga, Rini ditinggal begitu saja, Rini jadi hidup sendiri. "Mbak Rini, saya boleh masuk?", "Boleh pak silahkan" Rini dan Pak Tarman segera masuk. Rini terkenal cukup lugu, dan sering diperdaya orang desa itu. Rini yang kini berusia 25 tahun itu pernah bekerja disebuah toko, namun karena sering membiarkan orang berhutang, ia dipecat oleh pemilik toko. Kini Rini baru saja mengganggur. Janda yang sangat muda itu sering dibicarakan laki laki desa itu.

"Mbak Rini, saya kesini ingin memberi penawaran", "Penawaran apa pak?", "Kalau mbak Rini kerja dirumah saya saja gimana?", "Oh iya pak, saya baru saja menganggur, kerja apa pak ya?", "Kan saya Kepala Desa disini, jadi mbak Rini bisa jadi sekertaris saya, sekalian bantu bantu yang lain", "Wah, boleh juga itu pak" Pak Tarman memang sudah lama tertarik kepada Rini, janda muda itu memang sangat cantik, juga buah dadanya montok, dan pasti berisi. "Iya, kalau mau mbak Rini bisa segera bekerja, namun saya harus cek mbak Rini dulu", "Mau sekali pak, cek apa ya pak?", "Cek kesehatan, juga pengalaman", "Ooh, jadi saya harus bagaimana pak?" Pak Tarman melirik kearah Rini yang memakai celana dan Kaos itu, buah dada janda muda itu terlihat begitu besar dan membuat pak Tarman tertarik. "Periksanya dikamar saja mbak", "Oh, ayo kalau begitu pak" Rini kemudian bersama pak Tarman menuju kamar.


Tak lama, Dikamar itu pak tarman sudah tak kuasa melihat kemolekan tubuh Rini. "Mbak Rini tolong buka kaosnya, sekalian bhnya", "Memang buat apa pak?", "saya mau cek apa mbak Rini punya penyakit kulit"  Rini menurut, perempuan lugu itu membuka kaosnya, lalu melepas bhnya, seketika pak Tarman Tersenyum jahat, sambil melihat betapa besar dan montoknya buah dada milik Rini itu. "Gini ya pak?" Rini bergerak berputar, Pak Tarman seketika terangsang melihat buah dada montok janda muda itu bergoyang. "Iya, sekarang mbak Rini tolong tiduran dikasur", "Loh, memang buat apa pak?", "kan sudah dicek kulitnya, tapi belum seluk beluknya", "nanti memang saat kerja...", "loh iya, nanti pas kerja banyak yang memperhatikan, jadi perlu dicek seluruhnya" Rini lalu menurut dan merebahkan tubuhnya dikasur. pak Tarman sudah benar benar ingin melahap buah dada besar itu, apalagi puting merah muda yang menggemaskan itu. Pak tarman lalu mendekat, dan menangkap kedua buah dada montok milik Rini itu. "Loh ini kayaknya sakit mbak buah dadanya", "masak sih pak?" pak Tarman lalu mengelus buah dada Rini, juga diputar putar, Pak Tarman benar benar menyukai buah dada besar itu. "Buah dadanya berat sekali mbak", "Iya sih pak, rasanya… seperti ada isinya" mendengar ada isinya, pak tarman langsung meremas buah dada itu, diremasnya dengan hebat, ditariknya keatas sambil digencet ketengah, membuat Rini mendesah. "Aaahn...pak...uuuh", "Iya, betul mbak, biar saya cek lebih...mmm" Pak tarman melahap puting Rini yang sudah mengeras itu, dihisapnya, dijilat, juga digigit kecil, "Kyaah, pak Tarman...", "mmm… Mbak Rini buah dadanya sering dipegang tidak?", "dulu sama suami saya, tapi sudah lama..aaahn", "mm...kalau..mm...putingnya ini?"," cuma diputar putar, oooh...kalau dijilat dan dihisap...Aaahn... belum pernah pak" Pak tarman Lalu menghapit puting kiri keras milik Rini itu dengan bibirnya, lalu ditarik keatas sekuat kuatnya. Lalu buah dada kiri yang tertarik itu diremas dengan kedua tangannya, semakin hebat saja Pak Tarman mengolah buah dada besar itu.

Tiba tiba, seeer, Air susu mengalir kedalam mulut pak tarman! Segera puting itu kini dihisap dengan hebat, sambil terus diremas. "mm...slruup..mmm...slruuup..slruup", "Aaahn..pak buah dada saya, air susunya keluar lagi", "mm...slruup...dulu sempat dihisap anakmu ya?", "iya pak... tapi udah...Aaaahn..ooooh", "slruup..slruuup…aah" Pak tarman tanpa henti menghisap puting kiri Rini itu, air susu mengalir deras kedalam mulutnya, sungguh sangat senang pak Tarman. Pria dewasa itu lalu berpindah dan menghisap puting kanan yang terlihat meneteskan air susu. "slruup..slruuup...harus dihisap terus mbak, biar sehat", "aaaahn...gitu ya pak? oooh" Rini hanya bisa mendesah terus sambil melihat kedua buah dadanya kini bergantian ditarik dan dihisap putingnya oleh pak Tarman, air susunya malah dinikmati seorang kepala desa.

Sedang asyik minum susu, terdengar suara ketukan pintu. "bentar mbak Rini, saya cek siapa itu", "i..iya pak..uuh" Pak Tarman menuju pintu depan rumah, dan saat dibuka, ternyata pak Darto. Pak darto adalah tetangga dari pak tarman. "Pak, ngapain?", "Lagi, minum susunya Rini, mau ikut gak?", "Wah! Yang bener?”, “Iya, kalau  gak mau saya habisin sendiri itu susu segar”, ”wah, saya mau pak! ayo!" Pak Darto masuk kerumah juga, lalu pintu dikunci. Pak Tarman dan Pak Darto menuju kamar Rini untuk menghabiskan air susu janda muda itu. pak Darto sangat kaget melihat Rini sudah telanjang dada sambil tiduran dikasur. "Oh, pak Darto, selamat datang", "m..mbak Rini, lagi…?", "Mbak Rini lagi saya cek pak kesehatannya, sekarang buah dadanya harus dihisap dulu air susunya", "I..iya pak, katanya pak Tarman buah dada saya sakit", "wah betul pak Tarman, kalau bisa yang menangani lebih dari satu orang", "begitu ya pak? kalau mau pak Darto bantu pak Tarman saja", "Iya, mari pak Darto, hehe" Setelah melihat kedua buah dada montok milik Rini itu putingnya menetes kan air mata, pak Darto jadi percaya. Kemudian Pak Tarman dan Pak Darjo masing masing menangkap satu buah dada berisi milik rini. Pak Tarman melanjutkan aksinya menghisap buah dada kiri milik Rini, dan pak Darto menikmati air susu dari puting kiri dibuah dada kiri milik Rini. Tampak sudah dua orang dewasa asyik menghisap air susu segar milik Rini itu, Buah dada kiri ditarik kekiri sambil dihisap, juga buah dada kanan ditarik kekanan dan dinikmati. Rini hanya bisa melihat buah dadanya terus dihisap sambil ditarik dan diremas remas. "Oooh, Aaahn...ssshhh...geli banget pak", "Slruuup..slruup...mm...slruup...susunya enak ya mbak Rini", "iya pak Darto benar, susu seenak ini harus segera dinikmati sebelum kadaluarsa... slruup...slruup...mmm.. slruup..", "Aaahn, gitu ya pak, oooh, uuuh".

Sambil terus dihisap air susunya, ternyata Rini sudah terangsang, celananya basah karena cairan yang keluar dari vaginanya. "slruup...slruup...aaah... mbak Rini, celananya basah", "Auuh...aahn...iya pak, gak tau itu...", "slruup...aah.. biar saya lepas aja, itu perlu diperiksa juga", "I..iya deh pak...Aaahn" Dengan cepat celana itu dilepas, juga celana dalamnya, kini dua orang pria dewasa itu melihat basahnya selangkangan Rini. "Slruup...slruup..slruup...mm... aaah, mbak Rini, lubang ini perlu dihisap juga...." Pak Tarman tampak sudah mengelus dan memasukkan jarinya dilubang vagina Rini. "m..masak pak?", "Iya, efeknya dari buah dada ikut ke bawah", "Kalau begitu... dihisap aja pak...Aaaaahn!" Pak tarman kini sudah menempelkan mulutnya dibibir vagina Rini itu. Kepala desa itu sibuk menggerakkan kepalanya diselangkangan Rini, juga lidahnya bergerak dengan cepat untuk menikmati cairan dalam lubang surgawi itu. "aah..aah..aah..ooh...aaahn!", "Slruup...slruup...slruup...aah.." Pak Darto memasukkan kedua puting merah muda Rini kedalam mulutnya, dan air susu janda muda itu dihisap sekaligus dengan hebat. "Oooh, pak, mmmf auh… uuh... oooh", "Slruuup.... slruup...aaah...mm..cup..mmm... slruup... susunya segar mbak, kalah semua itu sapi sapi desa", "Slruuup...slruup...ini gak ada habisnya mbak cairan dilubangnya mbak Rini...slruup" Rini kini benar benar tak kuasa menahan kegelian dan kenikmatan luar biasa saat buah dada dan lubang vaginanya dihisap terus oleh dua pria desa. Pak Tarman dan Pak Darto juga sesekali mengelus bagian bagian tubuh Rini yang mulus dan menggoda. Sampai berpuluh puluh menit Rini hanya tiduran sambil menahan tubuhnya digrayangi dua pria dewasa.

Pak Tarman melirik pak Darto, dan kemudian mereka berdua tiba tiba melepas semua pakaiannya. mereka lalu kembali melakukan aksi hisap hisapnya. "Slruup..aah.. lubangnya gak bisa habis airnya, mending lubanya ditutup sementara mbak", "oooh...aahn...gimana itu pak?", "jadi biar saya isi pakai penis saya", "uuuh, seperti suami saya dulu ya pak?", "Iya, ini kayaknya sudah siap", "aaahn! pak tarman! ooooh!" Pak tarman sudah memasukkan ujung penisnya kedalam vagina Rini, lalu setelah didorong, sleeb, penis besar kepala desa itu mengisi penuh vagina Rini. "Wow, masih sempit mbak, kalau begini, ceknya bisa lebih mudah mbak", "Aaahn...ssh..ooh..pak Tarman..aaahn", Pak Darto tak mau ketinggalan, ia mendorong tubuh Pak Tarman, dan kepala desa itu kini berada tepat diatas tubuh Rini. "pak tarman, kalau lubang yang bawah ini?", "Nah, itu perlu diisi juga pak", "siap pak Tarman, hehe" Pak Tarman mengangkat pinggul Rini yang montok itu, sehingga pantatnya menjulang diatas. Lubang pantat milik Rini itu sudah telihat dan tampak jadi sasaran pak Darto. Segera pak darto memasukkan jarinya kedalam lubang pantat itu, dan pria dewasa itu berusaha membuka lubang itu. "Aaahn..pak Darto...uuuh...ssh...eih..eih.. pak Tarman" Rini tak tau harus mendesah bagaimana, saat pak Tarman sudah mulai menggesekkan penisnya keluar masuk lubang vagina janda muda itu, juga pak Darto mencoba melebarkan lubang pantatnya. Tak lama pak Darto sudah memaksakan penisnya untuk masuk kedalam lubang pantat milik Rini. Beberapa kali disodok, dan lubang pantat itu sudah terisi penis pak Darto. "Kyaaah.uuuh..aaah...Aaaahn..mmmf...aduh...oooh!" Sleeb sleeb sloob sleeb, Pak Tarman dan pak Darto bergerak bergantian menyodokan penisnya maju mundur mengisi lubang kenikmatan ditubuh Rini. "Rini, kamu lulus pengecekan, uuh, ooh", "Aaahn, i..iya pak...oooh..Aaahn"

Beberapa menit terus saja Rini disetubuhi dua pria dewasa itu, dan saat klimaks, dua pria dewasa itu mencabut penisnya dari lubang kenikmatan, lalu penisnya diarahkan  kebuah dada Rini. Crooot croot croooot, Buah dada besar dan montok itu kini dibasahi cairan sperma para pria. Pak tarman dan pak Darto lalu berpakaian kembali setelah puas menyetubuhi Rini. "Rini, gimana? besok langsung kerja ya", "iya pak, uuh", "kamu istirahat saja hari ini, saya dan pak Darto pamit dulu" Dua pria dewasa itu meninggalkan Rini sendiri kelelahan dikasur. Rini baru kali itu bersama dua pria sekaligus dikasurnya, ia segera istirahat untuk kegiatan esok hari.

Besok paginya, Rini sudah tiba dirumah pak Tarman. "Pagi pak", "Pagi Rini, silahkan masuk" Segera Rini diajak masuk kedalam rumah. Rini kemudian disodori beberapa lembar kertas. "Ini apa pak?", "Itu buat data diri kamu, sama beberapa penjelasan tugas kamu saja", "Ooh, begitu ya pak", "Iya, tolong kamu isi yang biodata itu, saya mau keluar dulu, mungkin nanti siang baru pulang, kamu jaga rumah, sekalian kalau ada tamu kamu urus", "Oh, s..siap pak" rini tiba tiba sudah ditinggal sendirian oleh pak tarman. Rini kemudians segera mengisi kertas kertas itu. Setelah selesai, Ditaruh dimeja pak Tarman, lalu Rini tampak menunggu bila ada orang yang datang kerumah itu.

Ternyata dirumah itu ada orang lain, "M..mbak Rini ya?", "iya dek, kamu anaknya pak Tarman ya?", "Iya, aku Toti" Toti anak pak Tarman itu sudah tidak sekolah, seharusnya ia sekarang belajar dibangku SMA. Toti tampak tertarik melihat kemolekan dan besarnya buah dada Rini. "Mbak Rini kerja disini?", "Iya dek betul", "Wah, asyik dong", "Asyik gimana?", "gak kok mbak, hehe, sini mbak duduk di ruang tengah saja", "iya deh dek, ibu kamu dimana?", "ibu udah lama pergi, jadi aku dan ayah tinggal sendiri", "Oh, iya udah aku duduk disofa dulu". Rini kemudian diajak duduk disofa ruang tengah sambil menonton tv. Toti sibuk melihat dan memperhatikan kemontokan dan kecantikan Rini itu. Toti sedang membawa gelas dan berada dibelakang sofa yang diduduki oleh Rini. Dari belakang Toti bisa melihat belahan dada Rini dari lubang dibajunya. "mbak Rini?", "iya? eeh" Rini menyenggol gelas yang dipegang Toti, airnya tumpah membasahi baju milik Rini. "Loh, kok ditumpahin mbak?", "aduh, ndak liat tadi", "mbak Rini jadi... basah", "Aduh iya, gimana ini?" Rini mengelus bajunya, karena basah, buah dadanya itu terbentuk jelas dibajunya, membuat Toti benar benar ingin melahap benda bundar kenyal itu. "Mbak Rini, dilepas aja bajunya", "Aduh, malu sama kamu dek", "ngapain malu, udah gak papa", "Iya udah deh" Rini menurut, ia membuka bajunya, segera toti senang dan tersenyum lebar saat melihat Rini melepas baju basahnya. "Itu bhnya basah juga mbak", "Wah iya" Rini melepas bhnya juga, buah dada besar dan montoknya itu terpampang jelas dimata Toti, remaja itu jadi sangat senang. "Dijemur diloteng aja mbak", "Oh,ada lotengnya?", "iya, mari mbak saya antar" Toti membawa Rini keatas loteng. Toti sudah tiba diloteng, lalu saat melihat Rini, remaja itu sangat gembira, melihat Rini yang cantik itu telanjang dada, dan buah dada montoknya melompat lompat dan bergoyang saat Rini menaiki tangga. Rini lalu segera menjemur bajunya, juga bhnya itu. Saat Rini tidak tau, Toti mengunci pintu loteng, dan mengantongi kuncinya disaku. "Mbak Rini, waduh, pintunya terkunci", "wah, gimana ini dek?", "kita tunggu sini aja mbak, nanti juga bapak pulang", "Wah, iya udah deh", "Situ mbak duduk disana" Rini yang telanjang dada itu lalu duduk, dengan wajah lugunya, membuat toti sudah tak sabar.

"Aduh, haus mbak", "aduh iya tadi air minum kamu aku tumpahin", "Mbak Rini, ada minuman nggak?", "mm...eh, anu, aku adanya air susu" LIdah Toti tiba menjulur saat remaja itu mendengar kata air susu. "Wah, boleh tuh mbak, mana susunya?", "masih didalam sini nih" Rini menepuk nepuk buah dadanya, Toti jadi menggigil terpesona. "Wah, kalau Toti sedot dari sumbernya aja gimana mbak?", "Iya, gak papa, kemarin ayah kamu yang cobain pertama" Toti sempat kaget, ayahnya ternyata sudah mencuri start, namun tak apa kini Toti juga bisa menikmati. Segera Toti mendekat, remaja itu memilih untuk berdiri dibelakang Rini. lalu tangan remaja itu menyentuh buah dada montok Rini dari belakang.Kedua buah dada montok Rini itu kemudian dielus elus. "mbak Rini, bapakku gini ya pas elus elus buah dadanya mbak Rini?", "Iya dek.." Kemudian Toti mengangkat buah dada Rini itu keatas, lalu dilepas, buah dada itu bergetar, membuat Toti tertawa senang. "Lucu mbak, kenyal banget kayaknya?", "Kemarin belum ada yang gituin sih dek" Toti mengangkat buah dada milik Rini lagi, kini kedua putingnya dicubit, lalu ditarik keatas. Kemudian puting itu digerakkan kekanan dan kekiri, buah dada besar milik Rini itu jadi bergoyang goyang, membuat Toti benar benar senang. "Toti, geli deh", "Hehe, Toti coba cara refleksi buah dada", "Memang kamu tau ya dek?", "Loh, ya ini sedang direfleksi buah dadanya mbak Rini", "Oh, gitu ya, coba deh dek" Toti berpindah, ia kini berada didepan si cantik Rini itu. Toti mendekat kebuah dada montok itu, lalu menempelkan kepalanya diantara kedua gunung kenyal itu. "Harum tubuhnya mbak Rini, hehe, coba dong kepalaku digencet mbak pake buah dadanya", "Gini ya dek?" Toti merasakan kepalanya itu tenggelam dalam kenikmatan, saat kedua buah dada montok milik Rini itu digencetkan kekepalanya.

Setelah itu, Toti mengangkat kedua tangan Rini, lalu ketiak janda muda itu diciumi, dan juga dijilati, "Geli dek, katany tadi mau refleksi buah dadaku?", "mm...mm.. Eh iya, hehe" Toti kembali menghadap buah dada montok itu. "Masak mbak Rini gak bisa meres sendiri?", "Susunya? iya kan aku gak tau caranya dek", "Coba deh mbak, buah dadanya diremas remas aja", "Gini ya?" Rini menurut dan meremas buah dada besar dan berisi miliknya itu. Toti hanya bisa melongo, sambil terus menonton Rini. Tak lama ternyata puting merah muda milik Rini itu meneteskan air susu, "Wah, bisa dek, itu keluar" Toti sangat senang, dengan matanya sendiri kini ia melihat air susu keluar dari buah dada montok."wow, kencengin mbak remesannya, pasti keluar banyak, refleksinya bagus berarti..." Toti mendekat, ia melihat dari dekat puting puting Rini itu meneteskan air susu, tak lama karena Rini mulai meremas buah dadanya dengan kuat, air susu menyembur kewajah Toti. "Eh, maaf dek", "wow, mm...manis mbak" toti merasakan segarnya susu yang menetes diwajahnya. Rini sambil mendesah kecil terus meremas buah dadanya itu, "Aaahn...mmmf..." Toti memegang kedua puting milik Rini, lalu ditabrakan, agar tetesan air susu itu terfokus pada satu tempat, yaitu mulutnya. "Ayo mbak, terus diperes, biar gak kelantai aku minum aja...aaaa...mmm...enak..." Toti menaruh kepalanya dipangkuan Rini, dan tetesan Air susu terus mengalir kedalam mulut Toti itu."Geli dek kalau meres sendiri,hehe" Mendengar itu, Toti menangkap kedua buah dada milik Rini, dan yang sibuk meremas dan mengelus buah dada montok itu kini adalah anak pak Tarman itu.

Buah dada besar itu lagi lagi ditarik tarik kedepan, sambil putingnya bergantian dihisap keluar air susunya mengisi mulut Toti. "mm...mmm..slruup...mm...slruup", "Aaahn...Toti...", "Slruup... Gini kan bapakku kalau minum susunya?", "Iya, Aaahn..." Buah dada berisi itu memang sangat nikmat untuk disantap, Toti dengan senang meremas buah dada itu keatas dan kebawah, puting merah muda yang terus mengalirkan air susu itu tak henti dihisap. "Slruup...mm...slruup ... sluuurp...mm...masih haus aku mbak", "hmmmf...iya udah kamu minum aja, ooh" Lidah Remaja itu dengan liar menjilati puting menggairahkan milik Rini. air susu terus mengalir kedalam mulut Toti, setiap tarikan yang ia lakukan dengan mulutnya, air susu mengalir dengan rasa yang manis dan lezat. "Slruuup...slruup...slruup...celananya basah tuh mbak, dijemur sekalian aja"," uuuh, iya nih...oooh" Sambil terus disantap buah dadanya, Rini melepas celananya, juga celana dalamnya, lagi lagi kini Toti harus terperanga, matanya melihat betapa indahnya bibir vagina milik Rini, ia tau dalam lubang itu pasti lebih indah lagi.

Beberapa menit minum air susu milik Rini, Toti memilih berhenti. "Sluuurp...mm..aah...wah kenyang", "uuh, udah ya dek?", "nanti lagi kalau haus, hehe, Eh mbak Rini, kayaknya dulu ada kunci cadangan disini", "Dimana dek?", "Mungkin dibawah sana mbak", Rini kemudian berpindah ia merunduk dibawah, sambil melihat kelubang diloteng itu, buah dadanya kini menempel dilantai, dan bokongnya masih menjulang diatas, Toti sudah melongo melihat vagina basah milik Rini itu dari belakang. Toti kemudian mengambil selang air diloteng itu, "Dimana sih dek, loh... Aaahn!" Toti memasukkan selang kedalam lubang vagina milik Rini itu. "mbak, tadi ada yang masuk kedalam situ, ini aku coba keluarin", "Aduh,oooh, Toti...aaahn" Rini masih menunduk dan menungging. Janda muda itu tak bisa melihat apa yang dilakukan Toti. Toti ternyata sekarang malah menggerakkan selang air itu maju dan mundur dalam lubang vagina Rini. Toti kemudian meningkatkan kecepatan tangannya, sehingga selang air itu keluar masuk lubang vagina Rini dengan cepat dan membuat janda muda itu mendesah, "aah..aah..aah..ooh...Aduh aaah..." tak lama, tiba tiba ada air muncrat dari lubang itu, ternyata Rini masturbasi. "Itu mbak barusan keluar, wow" selang itu lalu dikeluarkan dari vagina si cantik Rini. "oooh, aduuh, jadi lemes", "Waduh mbak, ada nyamuk, bentar", "Aduh dek, kok bokongku ditampar tampar?", "ada nyamuk mbak banyak, bentar ya" Toti sibuk menampar bokong montok milik Rini itu, padahal tidak ada nyamuk. Bokong sijanda muda itu memerah.

"Udah mbak, nyamuknya lari", "ADuh,ooh..mmf" Rini belum sempat berdiri, ia hanya sempat mengangkat sedikit bagian atas tubuhnya. Toti tiba tiba menempelkan penisnya dibibir vagina Rini, lubang itu sudah terbuka lebar karena tadi diobok obok oleh Toti. "Mbak, penisku kenak gigit nyamuk, biar gak sakit dimasukin sini aja...", "Loh, Toti...Aaahn!" Penis remaja itu mengisi vagina Rini, dan segera saja Toti menggerakkan pinggulnya dan penis tegaknya itu bergerak maju mundur, membuat Rini merasakan kembali sensasi seks. "owmmf...ooh...Aahn", Toti memegang pinggul janda muda itu, dan sekarang remaja itu bisa dengan mudah dan leluasa menyetubuhi Rini yang jauh lebih tua darinya itu. Toti sangat senang, ia merasakan betapa nikmatnya rasa lubang vagina Rini itu, juga kemulusan dan kemontokan tubuh janda muda itu. Beberapa menit itu Toti terus menyetubuhi Rini dengan senang hati.

ternyata Toti sudah klimaks, ia mencabut penisnya, lalu ia arahkan kebagian lain loteng, crooot crooot croot, sperma terbuang sia sia. "Auuh, mmmf... gila dek, huuft", Toti segera berpakaian algi, lalu tanpa sepengetahuan Rini, Toti membuka pintu. "mbak Rini, pintunya udah dibuka... tapi ayah kembali keluar lagi..", "Ooh, iya deh, huh, pakaian ku belum kering" Rini masih telanjang bulat, buah dadanya terus bergoyang goyang, Toti sampai terangsang kembali. "ya udah mbak Rini tunggu dibawah, kalau mau tidur dikamarku saja", "Ide bagus dek, aku lelah" Rini kemudian turun, lalu masuk kekamar Toti. Rini yang sudah lelah itu kemudian tidur dikasur dengan telanjang.

"Toti, si Rini kemana?", "Itu pa dikamar, lagi tidur, telanjang lagi", "Wah, ayo kalau mau ikut ayah, kita nikmatin si janda muda itu", "Ide bagus yah, yuk" Pak tarman yang baru datang itu sudah bersama Toti menuju kamar. Rini yang tidur telentang itu segera disambut, buah dadanya lagi lagi disantap. Toti menghisap dan menikmati buah dada kiri, dan pak Tarman menyedot dan meremas buah dada kanan, ayah dan anak itu ternyata sangat suka bisa menikmati kemontokan tubuh Rini.

Sorenya, saat Rini terbangun, ia sempat kaget tubuhnya sudah lengket dipenuhi sperma. Janda muda itu berdiri, lalu keluar kamar. "m...maaf pak tarman, saya telanjang", "loh, tidak apa apa", "Kok saya tiba tiba udah...", "Tadi ada orang masuk pas kita keluar, tapi udah kami usir mbak", "Oh, gitu ya dek" ,"Iya betul kata Toti, kamu mandi saja Rini", "Iya pak, permisi" Kedua laki laki itu tersenyum saat Rini sudah mulai mandi dikamar mandi. Rini tak tau tadi tubuhnya itu sudah digrayangi Pak Tarman dan Toti. Setelah mandi, Toti memberikan pakaian milik Rini yang sudah kering. "ini mbak, udah kering", "makasih dek" Rini kemudian berpakaian didepan Toti dan pak Tarman. "Rini, sudah kamu pulang saja, besok kembali kerja" ,"Iya pak tarman, permisi..." Rini segera pulang kerumahnya sendiri.

Part 2: Klik Disini 


1 comment: