Saturday

Cerita seks: Lino Bocah yang Beruntung



Sabtu siang itu sepulang sekolah, Lino sudah sibuk ganti baju. Anak SMP itu ingin segera pergi main game diwarnet langganannya. Setelah selesai memakai kaos dan Celana pendeknya, Lino baru sadar, uang sakunya sudah habis, juga dengan uang simpanannya, anak SMP itu hampir tiap hari bermain game online dan surfing internet diwarnet. Lino segera menghampiri ayahnya yang tampak bersiap untuk keluar,"Yah, minta uang dong", "Baru dateng udah minta uang, mau buat main pasti ya? udah main yang gak bayar aja", "Yah, nanti belikan komputer dong, biar aku bisa main game dirumah", "Aduh Lino, buat apa sih, ngabisin duit aja", "tapi yah... aku pengen main game", "ya main diluar kan bisa", "nanti kan bayar yah kalau main diluar", "Aduh, dasar kamu, mampir ke kontrakannya mbak Tesa sana, pinjem leptopnya", "Aduh, malu yah", "Terserah kamu no, yang mau main kamu"  Ayahnya itu lalu pergi keluar. Lino bingung harus bagaimana, Saran dari ayahnya tadi tidak salah, tapi ia tau pasti laptopnya seorang cewek itu tidak ada gamenya, dan Lino juga malu untuk menemui mbak Tesa, Tetangganya yang cantik itu.

Lino sempat berfikir didalam rumahnya, namun tak lama ia memilih untuk berkunjung sebentar kerumah tetangganya itu. Sesampai dirumah tetangganya itu Lino sempat bingung, mau ngomong seperti apa. Belum ia mencoba mengetuk pintu, pintu itu terbuka dan langsung seseorang menyapa Lino, "Hey Lino, ada apa?", Lino terkaget bercampur terkesima, melihat dua orang cewek cantik didepannya, yaitu mbak Tesa dan mbak Rahma. Rumah kontrakan itu memang dihuni dua mahasiswi cantik itu. Didepan mata Lino itu terdapat dua orang mahasiswi super cantik, yang satu berambut panjang, dan satu lagi rambutnya sedikit pendek, tapi yang anak SMP itu tau adalah Tesa dan Rahma sangat cantik dan mempesona, kulitnya putih dan tubuhnya sangat modis layaknya model. "mm... gak papa mbak, hehe", "lah, terus kok diem didepan? Eh, Tes aku berangkat dulu", "Iya ma, ati ati" si cantik Rahma tiba tiba pergi meninggalkan Tesa dan Lino. "M...mbak Tesa, itu mbak Rahma mau kemana?", "Pulang kampung dia, eh Lino tadi mau ngapain?" Lino bingung lagi, bagaimana ia bisa berbicara didepan perempuan secantik Tesa. Mahasiswi itu memakai tanktop hitam dan celana pendek, tubuh mulusnya membuat Lino bingung, buah dada montoknya tak pelak membuat Lino canggung. "m... anu mbak, sebenernya...
aku mau pinjem leptopnya mbak Tesa...", "Oh, mau buat apa dek?", "m... gak jadi deh mbak" Lino berbalik lalu mencoba meninggalkan Tesa. "loh, hey gak usah malu, buat apa Lino?" Tesa langsung menangkap tangan kiri Lino. sontak Lino bisa merasakan halusnya tangan Tesa itu. Lino akhirnya berbalik dan mulai bicara. "Anu mbak... mau buat main game... hehe...", "Ealah... haha, kalau mau pinjem gak papa kok", "b..beneran mbak?", "Iya, sini deh masuk dulu" Lino akhirnya diajak masuk kerumah itu.

Didalam rumah, Lino duduk dulu diruang depan, sedang Tesa sudah masuk kedalam. Lino melihat rumah itu memang cukup kecil, sudah pasnya dihuni dua orang saja. "Lino... Sini deh..." Lino bingung lagi, ia harus menemui mahasiswi cantik itu dikamarnya. Lino kemudian menuju kamar itu, dan terlihat Tesa sudah ada diatas kasur sambil membawa laptopnya. "mm... gimana mbak?", "Sini deh, kamu mau main game apa?" Lino masih sibuk melihat paha mulus Tesa diatas kasur itu. "eh, mm... adanya... gak apa mbak?", "gak tau dek, biasanya yang main itu si Rahma" Lino akhirnya memberanikan diri untuk mendekat, lino duduk disebelah Tesa, Tesa lalu memberikan laptop itu, dan kini mulai diutak atik oleh Lino. Lino heran, desktop leptop Tesa itu terlalu banyak shortcut, hampir penuh satu layar. "W..wah, banyak bener shortcutnya mbak, sampe penuh layarnya", "hehe, gak tau no, males ngurusnya, haha" Lino melihat senyum indah Tesa, membuat Lino meleleh. "hmm, ada beberapa game ini mbak, tapi kebanyakan yang lain program program gak jelas", "ooh, bisa benerin gak no? yang gak penting hapusin deh", "loh, kan aku gak tau yang mana yang gak penting mbak", "coba aja deh, yang bukan buat ngetik atau ngegame hapusin aja", "oh, iya deh, aku coba mbak", "hehe, siip, bentar aku keluar dulu", "oh, oke mbak" Tesa lalu meninggalkan Lino, mahasiswi cantik itu keluar dari rumah, sepertinya pergi untuk membeli sesuatu. Lino mulai mengutak atik leptop itu, menghapus beberapa program yang tidak terlalu penting, meski ia tak tau apa itu benar benar tak digunakan.

lino sempat melihat lihat seisi kamar Tesa itu. banyak pakaian berhamburan tak ditata, digantung sampai ada yang dibiarkan diatas kasur dan dilantai. Lino tiba tiba kaget, melihat ada BH didekat kasur itu, Lino melihat kekanan kekiri, tau tak ada orang, ia mendekat dan mengambil BH itu. Lino hatinya berdebar debar, melihat ukuran BH itu cukup besar, lalu Lino mencium wangi benda itu, sungguh wangi. "No, udah belum?" Lino kaget setengah mati, suara Tesa terdengar setelah masuk dari pintu, Langsung BH yang ia pegang itu dilempar kesudut kamar, Lino langsung mengambil posisi lagi sambil mengutak atik leptop. Setelah itu Tesa sudah datang kekamar sambil membawa beberapa barang dalam tas. "ud..udah aku benerin dikit mbak", "mm... bagus deh No..." Tesa kemudian pergi keluar kamar lagi, Lino menghembuskan nafasnya, seraya lega tidak ketahuan.

Beberapa menit itu Lino masih mengutak atik Leptop, kemudian terdengar suara Tesa dari luar kamar, "Lino... mau minum apa?", "Aduh, gak usah mbak, jadi ngerepotin...", "mau susu gak no?" Lino tiba tiba tersentak mendengar kata susu, fikirannya masih tidak fokus. "No? mau gak?", "m..mm..mau deh mbak" Lino berusaha berfikir positif, dan menghindari fikiran kotornya. beberapa saat kemudian Tesa datang membawa segelas susu, dan di berikan kepada Lino. "ini no..." Lino menoleh, bukan melihat gelas, tapi langsung melihat kearah buah dada montok milik Tesa itu. "Eh...mm.. makasih mbak" gelas itu diraih tangan Lino,  tanpa ragu langsung ia minum susu didalam gelas itu, slruup, benar saja itu susu biasa. "Gimana no?", "mm... manis mbak, seger", "bukan susunya, gimana  leptopnya itu?", "Eh, hehe, udah mendingan mbak, nih liat", "Wah, udah bersih layarnya, makasih Lino..." Lino kembali melihat senyum diwajah Tesa, Lino sebenarnya hanya tinggal menghapus beberapa File yang tanpa sengaja dibuat, atau beberapa file tidak penting, tapi yang ia dapat senyum indah dan susu manis. "Hehe, iya mbak", "Udah, kamu main game situ, aku liat" Tesa kemudian tiduran disebelah Lino, sambil melihat anak SMP itu mulai bermain sebuah game. Lino tau yang ia mainkan itu bukan game yang ia maksud, tapi mana mau ia menyianyiakan waktu bermain sambil didampingi seorang bidadari. Game yang ia mainkan memang cukup familiar bagi semua kalangan, juga mudah untuk dimainkan. Sesekali ia melirik kearah Tesa, mahasiswi itu sesekali sibuk menggunakan smartphonenya, sesekali juga melihat Lino bermain. Lino masih tertarik, untuk mengetahui apa benar buah dada montok milik Tesa itu benar benar besar sesuai dengan BH yang ia temukan tadi. "No, mati tuh, ngelamun aja", "Eh, aduh ... haha, bisa dilanjutin kok mbak", "sini deh No, aku yang main coba" Laptop itu lalu diambil oleh Tesa. Lino sempat kaget, ia merasa ada benda kenyal menyentuh pahanya, benar saja, saat Tesa mengambil leptop didepan Lino yang duduk itu, buah dada montok Tesa menyenggol paha Lino. anak SMP itu sempat bergetar hatinya. Kini Tesa terlihat mulai sibuk bermain, Lino jadi tidak ingin bermain. "Sulit juga ya no", "ah, nggak kok mbak, ntar juga terbiasa" Tesa melanjutkan bermain, Lino kini duduk disebelah mahasiswi itu sambil sibuk memperhatikan tubuh mulus nan montok itu.

Lino sempat melirik kearah jam, ternyata sudah jam 4, anak SMP itu mau tak mau harus pulang dulu, ia sebenarnya ingin dikamar itu saja menemani Tesa yang cantik. "mm...mbak Tesa, aku pulang dulu ya", "loh, kok pulang?", "udah sore, m... nanti aku kesini lagi deh", "ooh, iya deh, aku tunggu loh nanti, hehe", "i..iya mbak, hehe" Lino kemudian dengan kecewa meninggalkan rumah kontrakan itu, dan pulang kerumahnya. Sesampai dirumahnya itu, Lino masih tidak bisa berhenti memikirkan Tesa yang mempesona itu, Lino jadi tertarik dengan perempuan yang lebih biasa darinya itu. "Hey, dari mana kamu?", "eh, mm... anu yah, tadi main game dileptopnya mbak Tesa" ternyata ayahnya itu sudah pulang duluan, "tuh, kan, ada yang gratis, kenapa harus cari yang bayar", "hehe, iya yah", "udah, sana kamu mandi, ada PR ndak?", "ada yah, ya udah aku mandi dulu nanti ngerjain prnya" Lino kemudian pergi mandi. sedang mandi pun ia masih memikirkan Tesa, sungguh ia jadi menyukai mahasiswi itu. Setelah mandi, ia berpakaian lagi, lalu mulai mengerjakan PRnya.

Sampai jam 7, Lino masih tak mampu menyelesaikan PRnya itu, entah karena tidak tau, atau karena memikirkan Tesa. "Aduuh, huh", "Knapa no?", "susah yah PRnya", "kamu kebanyakan main game sih" mendengar game, Lino teringat, ia tadi berjanji untuk kembali kekontrakan Tesa, "yah, aku ketempatnya mbak Tesa ya", "Loh, mau main game lagi ya, itu PRnya diselesaikan dulu", "i...ndak yah, mau minta bantu ngerjain PR", "nah, kalau itu boleh, ya sudah sana...". Lino kemudian membawa PRnya itu menuju tempat kontrakan Tesa itu. Sesampai disana, Kini lino tak ragu untuk mengetuk pintu, dan kembali disambut oleh Tesa. "Eh, Lino, mau main lagi ya?", "i...ndak juga mbak, minta bantu ngerjain PR ku dong...", "ooh, boleh, yuk masuk" Lino kemudian masuk, dan segera ia kini dengan senang mengerjakan PRnya, dengan bantuan bidadari secantik Tesa. tak lama PRnya itu sudah selesai, "Udah ini mbak, yeey..", "hehe, sip deh", "mm...mbak Tesa, leptopnya sudah dimatiin?", "oh iya, itu masih dikamar, tadi kamu tinggal aku yang main hehe", "ooh, kalau... aku lanjut main gak papa kan mbak?", "gak papa kok, ayo deh kekamar"  Lino kemudian kembali kekamar itu bersama Tesa. Lino langsung duduk dikasur dan mulai bermain laptop. "wah, udah jauh mbak", "iya, aku sih asal aja mainnya, hehe, Lino, aku tinggal mandi dulu ya..." Mendengar kata mandi, Lino langsung menoleh kearah Tesa, dan Anak SMP itu langsung tercengang,Tesa sibuk membuka pakaiannya!

Tesa perlahan membuka tanktopnya, gerakannya membuat Lino terpesona. Lino tak mampu menahan kegembiraannya, saat melihat mahasiswi cantik itu melepas BHnya. Meski terlihat dari belakang saja, Lino sudah sangat gembira. Kemudian disusul Tesa melepas celana pendeknya, dan tersisa celana dalamnya saja. Tesa lalu mengambil handuk, dan pergi keluar kamar menuju kamar mandi. Lino girang sendiri, ia sangat senang bisa melihat seorang perempuan secantik Tesa melepas pakaiannya. Setelah mendengar gemericik air dari kamar mandi, Lino langsung mengambil BH yang dipakai Tesa tadi, dan sontak anak SMP itu percaya, besar buah dada Tesa sesuai BH yang ia temukan siang tadi. Wangi yang sama, dan ukuran yang besar, membuat Lino tiba tiba jadi terangsang, penis anak SMP itu berdiri dicelananya. Lino masih bingung sendiri, ia tak mampu menyembunyikan nafsunya. Anak SMP itu melempar BH itu, kemudian kembali mengambil leptop milik Tesa, dan membuka folder folder pribadi milik Tesa. Lino terkesima lagi, memandangi foto foto Tesa yang begitu mempesona dan menggemaskan, buah dada montok milik Tesa jadi idolanya sekarang.

"huuh, segernyaa..." Lino kaget setengah mati,  ternyata Tesa sudah selesai mandi, anak SMP itu dengan cepat menutup semua yang tadi ia buka, lalu berpura pura melanjutkan gamenya. Lino kemudian menoleh ke arah Tesa, dan lagi lagi ia terkesima, melihat tubuh mulus Tesa itu berkilau setelah mandi. handuk yang dipakainya hanya menutup buah dada sampai sebagian pahanya saja. "m...udah selesai mbak mandinya?", "udah no, eh kemana itu tadi?" Tesa tampak bingung mencari BHnya tadi, yang ternyata membuat Lino kaget, karena tadi sudah ia lempar kesudut lain kamar itu. Lino langsung diam dan lanjut bermain game. setelah mencari, Tesa menemukan BHnya itu ada disudut kasur yang lain, segera ia ambil, sambil ia tersenyum lebar. "naah, ini dia, kok bisa sampai sini ya?", Lino jadi bingung, ia takut dimarahi oleh Tesa.

Tesa lalu mendekati Lino yang sedang bermain itu, "serius banget mainnya no?" Suara Tesa tampak dipelankan, membuat Lino makin bingung. "eh..mm... lagi seru mbak...", "ooh, seru ya..." Tesa lalu berdiri, dan melepas handuknya, buah dadanya itu kini terjuntai bebas. Lino menoleh, dan tak bisa menyembunyikan senyumnya, melihat buah dada montok Tesa itu, juga puting merah muda milik Tesa yang membuat penisnya berdenyut denyut. "Tuh, Seruan mana sama liatin aku?" Lino langsung merasa malu, ia merunduk, "m..maaf mbak", "BH ku tadi kamu apain hayo?", "n..nggak kok mbak", "kok bisa sampai sana?", "n... itu..." Lino masih bingung. Tesa lalu menghadapkan Lino kearahnya, lalu mengangkat kepalanya yang merunduk itu. "bilang aja no, kenapa..." Lino bingung bercampur campur, sungguh ia tak pernah melihat seorang perempuan cantik tanpa memakai baju. "mm... Lino penasaran mbak..", "penasaran?", "iya, kok... BHnya mbak Tesa gede banget", "iya iya lah no... kan buah dada ku gede juga" mendengar Tesa mengucap buah dada, Lino pelak menelan ludahnya. "ya... terus... ada yang lain lagi sih...", "apa lagi no?", "mm... tadi.. kan mbak Tesa ngasih aku susu..", "iya, terus?", "aku kira itu susunya mbak Tesa...", "ya nggak lah no...", "mm... bukannya... susu itu...", "kan aku belum menyusui, mana bisa menghasilkan air susu...", Lino sebenarnya bingung, kenapa ia bertanya dan mengucap kata kata itu. "ooh, tapi... kan punya mbak Tesa gede buah dadanya...", "ya masih belum pokoknya no..." Lino sebenarnya tau, memang itu bukan susu dari buah dada Tesa.

"mm.. gitu ya, ya maaf mbak", Tesa sempat tersenyum melihat Lino yang merasa bersalah, "ya udah, kalau gak percaya, sini deh..." Tesa tiba tiba mengambil tangan Lino, lalu ditempelkan dibuah dada montoknya. Seketika Lino kaget bercampur senang, merasakan kenyal dan halusnya buah dada Tesa itu. "coba dipegang, pasti gak ada yang keluar..." Lino memberanikan diri, ia mulai mengelus elus buah dada montok milik Tesa itu, sambil melihat wajah cantik mahasiswi itu, "mm... belum keluar kenapa mbak?", "ya kan belum nikah juga no, jadi...ahhn" Tesa mendesah, saat Ternyata Lino sudah sibuk meremas buah dada montoknya itu dengan tangan tangannya. Tesa sebenarnya ingin menghentikan tangan Lino, tapi melihat anak SMP itu sangat serius, ia membiarkannya. Lino sibuk mengelus dan meremas dua buah dada montok milik Tesa itu, sambil merasakan sensasi luar biasa yang baru pertama ia rasakan itu. "mmf... udah no, gak keluar kan?" Lino jadi percaya ini kesempatan emasnya untuk menikmati buah dada montok itu, Lino seketika melesatkan tangannya keputing kiri milik Tesa, lalu benda yang mulai mengeras itu ia pencet pencet dan juga diputar putar. "aaahn...no...itu..oohf" Lino sangat senang mendengar desahan yang dibuat oleh Tesa, Lino mulai berani, ia lalu melahap puting kanan Tesa itu dengan mulutnya. Lidahnya segera bergerak nakal, menjilati puting itu, entah dari mana Lino bisa menirukan adegan seks yang pernah ia lihat diinternet. "aaahn... geli no...auuh" sambil meremas buah dada montok itu Lino kini asyik mencicipi puting kenyal milik Tesa. entah kenapa Tesa membiarkan Lino, dan ikut merasakan sensasi nikmat yang ditimbulkan oleh ulah anak SMP itu.

"mm...cup..mm..cup...mm" dengan nakal Lino memilin dan menciumi puting merah muda milik Tesa itu. "Aaahn..ah..oh.. ssh" Tesa ikutan terangsang, mahasiswi cantik itu mengangkat tangannya, lalu tangannya itu disilangkan, Lino jadi merasa seperti diminta untuk memuaskan Tesa, Lino lalu merobohkan tubuh Tesa kekasur, "aah... lino.. mmf" Kembali lini terus menyantap buah dada montok itu, ia sudah lupa bagaimana bermain game, karena yang ia mainkan sekarang sungguh lebih nikmat. Tesa tampak geleng geleng, sambil merasakan buah dadanya itu diremas dan digrayangi oleh Lino. Lino kini ada tepat diatas tubuh Tesa yang hanya memakai celana dalam saja itu. Lino sibuk terus meremas buah dada Tesa, sesekali ia melihat wajah Tesa yang memerah itu, lalu Lino melihat ketiak Tesa, tanpa ragu ia mendekat dan menjilatinya. "Aaahn...ouh, geli banget no, mmmf", "mm...wangi sekali tubuh mbak Tesa", "aahn..mmf..ssh..oh" Tesa sadar, ada benda keras yang berdenyut yang ada tepat diatas celana dalamnya itu.

"aahn.. no, berhenti..." Tesa menghentikan Lino, ia mendorong anak SMP itu. "aahmm... m..maaf mbak, aku jadi keasikan sendiri", "huuh, kamu itu, pinter banget sih", "Eh, mbak, loh...kok" Tesa tiba tiba mendekati Lino dan membuka celananya, penis tegaknya itu kini sudah ada digenggaman tangan Tesa yang mulus itu. "Karena kamu udah nakal, aku kasih hukuman...uufhmm", "aduh, mbak, oooh" Lino mendongak kan kepalanya keatas, saat ia merasakan mulut Tesa sudah mengulum penisnya, batang penisnya yang tegak itu juga dikocok tangan Tesa. "mm...mm...cup..mm..slruup..mm", "ah.. mbak, itu..ooh" Lino tak kuasa menahan kenikmatan luar biasa itu, tak pernah ia membayangkan penisnya akan dioral oleh perempuan secantik Tesa itu. Lino merasakan cairan yang ada dalam penisnya itu kini disedot oleh Tesa, sensasi luar biasa itu membuatnya sangat senang. beberapa menit saja, Lino sudah tak kuasa menahan kenikmatan itu, Croot croot crooot, Lino menyemburkan spermanya mengisi mulu Tesa itu. "uufgh..gleeg...uhuk..mmmf" Tesa berhenti mengolah penis Lino, mahasiswi itu sibuk menelan sperma lino dimulutnya, juga membersihkan wajahnya. "aduh..m...maaf mbak Tesa...", "Kamu ini no, pas banget dateng pas aku sendiri...", "emang kenapa mbak?", "ayo kita main game yang seru aja no", "mm..main apa mbak?" Tesa tiba tiba membuka kedua pahanya, lalu melepas celana dalamnya, vagina basahnya itu tak pelak membuat Lino melotot, bulu bulu halus diatas lubang itu membuat Lino makin terpesona, Kini bidadari didepannya itu seperti minta untuk disetubuhi.

"loh, m..mbak Tesa, itu...", "Sini no, main sama aku, gantiin pacarku yang lagi pulang kampung juga", "loh, tapi mbak, kan...", "udah sini, bersihin memekku, pilih mana bersihin memeku, atau main game?", "aku, aku mau... mmmf!" Lino langsung melesat dan menempelkan kepalanya diantara kedua paha Tesa, dan segera lidahnya itu menjulur keluar dan mulai bergerak menjelajahi bagian terluar vagina Tesa. "Aaahn... gitu dong...ouh..." Lino menggila sendiri, lidahnya bergerak lincah mencicipi basahnya vagina Tesa itu., bau wangi tubuh Tesa membuat Lino makin terangsang. Mulutnya itu lalu makin rapat menutup vagina Tesa, dan Lino dengan nakal menghisap hisap memek itu. "mm..slruup..mm...mm.." lidahnya tetap bergera gerak, ia tau cairan yang ia rasakan itu cukup aneh rasanya, tapi sangat nikmat. "aaahn...Lino.. wow..ouh" Tesa sangat terangsang, mahasiswi itu sudah lama tidak merasakan vaginanya dioral lelaki. Mahasiswi itu meremas buah dadanya sendiri, sambil merasakan sensasi nikmat dari geliat lidah Lino divaginanya.

"aahn...ssh..ouh... Aaahn, udah no.." Tesa menghentikan Lino, dengan mengangkat kepala anak SMP itu, lalu Lino itu dirobohkan kekasur. "eeh, mbak Tesa..." Lino melihat Tesa merayap perlahan diatas tubuhnya itu, buah dadanya berayun didepannya, penis tegak Lino itu ternyata kini dipegang Tesa. "aku juga pinter main loh, ini aku buktiin, cewek juga pinter main...ouh" Lino tak kuasa menahan kegembiraanya, meliha Tesa sedang membuka selangkangannya, lalu vaginanya yang terbuka itu diturunkan, lalu ditempelkan diperut Lino. Tesa mulai menggesek gesek perut anak SMP itu dengan selangkangan basahnya, air dari lubang itu membasahi perut lino."Aaahn..ouh.." Lino masih diam, menikmati senasi itu, tak lama Tesa berpindah, berdiri tepat diatas penis Lino, dan segera benda tumpul milik Lino itu mulai masuk kelubang kenikmatan, sleeb, Penis anak SMP itu mengisi vagina Tesa. "mbak Tesa...oooh", "aahn...meski masih SMP, punyamu gede juga ya no...aouh.oh" Tesa terdiam, Vaginanya kini sudah bertemu dengan penis Lino, denyut denyut kenikmatan itu kini sedang mereka bedua nikmati. lino memandang wajah Tesa, tampak seperti sangat bersemangat. "m..mbak Tesa, kayaknya... suka banget beginian...", "ouh... iya no, mmf... aaahn" Tesa mulai bergerak, kini tubuh Tesa mulai berayun naik turun, penis Lino tak perlu repot repot untuk menikmati vagina basah itu. "Auh, enak banget mbak..", "oooh..ssh...aahn" Tesa makin asyik melompat lompat diatas Lino.

Lino tak mau diam saja, ia raih buah dada montok Tesa, dan mulai ia remas remas lagi. "aahn... gitu no, terusin...ouh" Lino sungguh merasakan kenikmatan yang tiada dua, penisnya asyik beraksi, tangannya asyik menikmati buah dada montok itu, sungguh Lino tak pernah mengira akan bisa bersetubuh dengan Tesa yang cantik nan montok itu. "Aahn...eenngh...Lino..ooh" Pinggul Tesa itu bergerak dengan asyik, penis Lino itu jadi keluar masuk dengan asyik mengobok obok vagina Tesa yang cantik itu. suara desahan tesa memang luar biasa menggairahkan, tapi suara hasil tabrakan penis Lino dan vagina Tesa memeriahkan suasana seks dikamar itu. Kini menit demi menit Lino dan Tesa sibuk memuaskan hasrat seks mereka, bersetubuh bersama dikamar itu dengan asyiknya. "m..mbak Tesa, aku gak kuat, aduh" Tesa lalu mengangkat pinggulnya, melepas penis Lino dari vaginanya, lalu mahasiswi itu duduk dan menggesek perut Lino lagi. "Keluarin no, ayo ayo, hmm...ooh" Croot crooot crooot Sperma milik Lino itu menyembur keluar, muncrat membasahi punggung Tesa dan mengalir kebawah. Setelah itu Tesa mencium Lino, mahasiswi itu heran, ternyata nikmat bersetubuh dengan anak SMP. "cup.... hehe, makasih lino, asyik deh..", "i..iya mbak, makasih juga...", "hehe, udah cepet kamu bersih bersih terus pulang, udah malem loh", "oh, i..iya mbak" Lino lalu segera memakai celananya lagi, dan merapikan dirinya, lalu berpamitan pada Tesa. "mbak Tesa, aku pulang dulu..", "Iya, eh no, m... besok kesini ya?" Tesa mengedipkan mata kirinya seraya merayu lino, "i..iya mbak, siap, hehe" Lino lalu segera pulang, ia sungguh senang, sudah puas bersetubuh dengan Tesa yang sangat mempesona itu.

Cerita seks Lino selanjutnya: Klik Disini 

2 comments: