Thursday

Cerita Seks: Nikmatnya Bercinta Dengan Airin

"Mas... mas Mahfud...sst...bangun...", "hmm?eh... wah... apa ini disurga ya... kok aku dibangunin bidadari...", "duuh apaan sih...haha..." Airin pagi itu membangunkan mahfud, iya memang cewek itu memutuskan untuk menetap dulu bersama pria itu. Mahfud tinggal disebuah tempat kost, yang tampaknya tidak terlalu ketat aturannya, buktinya sudah sehari berlalu sejak Airin ada dikostan itu, namun tidak ada yang curiga ataupun bahkan memberi peringatan apapun.  "hehe... ngh...hari ini mau sarapan apa Ai?", "terserah mas mahfud aja... ngh... setelah sarapan nanti Anterin Airin lagi...", "aduduh... kemana lagi sih Ai?", "aku mau beli beli lagi dong...", "hehe iya iya...hmmh...", "aahn...eh mas Mahfud.. tadi malem kan udah..." mana bisa Mahfud menahan diri, meski malam sebelumnya ia dengan bebas menikmati tubuh Airin, tentu nafsunya bisa cepat datang lagi, apalagi yang ia peluk sekarang cewek cantik seperti bidadari.  "hehe iya Ai... bentar ya..." pria itu kemudian segera bangkit dari tempat tidur, dan pergi keluar kamar kost. Airin kali itu saja sudah sempat membeli pakaian baru, juga tas baru yang lebih besar, tentu untuk keperluan nanti bila ia mau beraksi lagi.

"Ai... ayo makan...", "hmm iya...wah apa tuh...", "udah enak pasti deh..." Airin dan Mahfud segera menyantap sarapan bersama. Mahfud tampak benar benar senang, Entah bagaimana ia bisa dapat seorang bidadari cantik seperti Airin untuk menemani hari harinya. Setelah selesaia makan, Mahfud sudah nempel saja disebelah Airin, "ih...udah mandi dulu sana..", "halah kamu juga belum mandi...", "udah tadi pagi tau...udah sana... kalau gak mandi aku pergi sendiri loh nanti...", "eh aduh iya iya Ai...jangan ngambek ya cantik..hehe..." mahfud pun segera keluar untuk mandi. Airin memang tidak bisa langsung meninggalkan Mahfud, karena ia masih butuh tumpangan bila minta diantar kemana saja. Airin biasanya tidak pernah menghabiskan waktu lama dengan pria pria targetnya, setelah mendapat barang yang ia butuhkan, ia segera pergi, namun karena ia tau mahfud tidak punya barang berharga yang menarik, Airin memilih menetap sebentar, biasanya orang yang tak punya banyak barang barang itu sosok yang simple dan tidak neko neko, dan tentu mudah dimanipulasi. Setelah Mahmud selesai mengurus dirinya, tentu pria itu segera bersiap mengantar Airin. "...iya bentar... mau kemana nih?", "hmm...mau beli sepatu dulu...", "hmm iya, setelah itu...", "hmm... kemana ya...udah nanti dipikir lagi... ayo berangkat...", "iya bentar Ai..." Airin sudah sering dipanggil seperti itu, beberapa target sebelumnya juga memanggilnya begitu. Airin kemudian segera berkendara dengan Mahmud, Cewek itu pergi berbelanja.
"...udah kok mas...hehe...", "hmm beneran udah? tuh tasnya udah berat nih...", "iya... ayo pulang deh..."Mahfud lupa sudah beberapa tempat dikunjunginya bersama Airin. Airin sudah tampil trendi dengan sepatu barunya, cewek itu juga selesai membeli tas, tentu barang barang yang ia beli selanjutnya sudah dimasukan dalam tas. Kini cewek itu diantar kembali, tentu ketempatnya Mahfud. "huft...akhirnya..." Mahfud akhirnya bisa menaruh tas yang ia bawa itu. "uuh kasian mas Mahfud capek ya?", "ehm...dikit aja kok...", "beneran...", "iya...beneran...", "emang berat mana sih... tas sama aku?", "wah...sama aja kok..." Airin tiba tiba naik diatas punggung Mahfud, sembari ia biarkan toket besarnya itu tergencet di punggung pria itu. "kok sama... jadi aku ini gendut ya?", "eh, ndak Ai... ndak gitu...", "lah terus...", "maksudnya... berat dihati, kan tas itu isinya barang barang kamu juga, jadi sama sama aku jaga juga dong...", "aduh bisa aja mas Mahfud nih..." Airin tersenyum dan tertawa kecil mendengar ucapan Mahfud itu. "hehehe...eh... Airin...", "hmm... maaf ya mas Mahfud...", "m...maaf kenapa Ai?" Airin kini memeluk Mahfud, sudah seperti pasangan kekasih saja. "maaf ya, Aku ngerepotin terus...", "aduh gak papa kok Ai, aku malah seneng kok kamu ada disini...", "hm...makasih ya mas Mahfud...", "hehe iya...hm...mh...cup...mh..." setelah saling pandang sebentar, mereka berdua langsung berciuman. "mhm...ahm...mh..cup...mh.." Airin memberikan perlawanan dengan baik, cewek itu juga mengajak Mahfud melepas pakaian. Mahfud seperti hilang saja lelahnya, setelah tau kini ia akan mulai bercinta dengan Airin lagi. "mmh..ah...Ai...", "kok berenti mas...gak mau ya...", "eh, ya mau dong cantik..ummh..ngh..." Mereka pun mulai mendarat dikasur dan mulai berinteraksi dengan lebih nikmat.
"ahn..ah... awas jangan digigit lagi...", "umm..mmh...sluurp... ah... iya aman kok Ai..umh..." Mahfud sudah mulai asik meremas dan menggrayangi buah dada besar milik Airin itu, sekaligus mulutnya sibuk menjilat dan menyedot susu dari puting kenyal Airin. "ngh..ah... uuh..." Airin malah mendesah desah dengan enak, karena memang kini dua pahanya sedang menahan penis tegak Mahfud yang sudah sibuk digerak gerakkan itu. "Ai... aku masukin ya...", "eh bentar dulu...", "kenapa Ai?", "awas kalau keluar didalem...", "enggak bakal deh...ummh..ngh...masuk nih..ouh..." Airin pun melihat pelan pelan batang penis tegak milik Mahfud merambat masuk dalam memek hangatnya itu. "aahn..ah..auh...mmh..." Mahfud berhenti sebentar, untuk membiarkan penisnya terbiasa lagi dengan memek hangat Airin. Kemudian baru ia mulai menggerakan rudal tegaknya itu pelan pelan, membuat tubuh Airin bergoyang juga. "luar biasa Ai...mmh..oh..." Mahfud tak lupa untuk menjamah dan meremas remas toket besar milik Airin itu, tampak gunung kembar itu muatannya luber, susu mengalir keluar membuat toket besar Airin makin menggoda. Mahfud pun mulai menjilati buah dada montok Airin itu, dari pangkal sampai ujung, dengan begitu bebasnya. "ahn... ngh...oh..." Airin merasa bila ngeseks tanpa memikirkan rencana mencuri sebentar, seperti ia bisa lebih menikmati. "sluurp...ah..mh...eh... Ai...", "mas... aku ada ide...", "hmm..ide apa...", "cabut dulu itu... terus...pindahin bawahnya aja...", "ooh gitu hehe..siap Ai...ngh.." Airin malah minta ganti lubang lain saja yang disodok, tentu Mahfud menurut, kini lubang pantat Airin yang mulai disodok penis tegak milik Mahfud. "aah..ah... kalo disitu... keluarin semua aja gak papa mas...", "wah....iya bentar deh..ooh..ngh..." mendengar ucapan Airin, mahfud pun  merasa bebas, segera ia beraksi sehebat mungkin.
Menit demi menit pun berlalu, Mahfud memberikan perlawanan terbaik, bahkan ia buktikan dengan segera, croot croot, ia klimaks saja tanpa ragu dilubang pantat Airin itu. "aahn..ngh... hebat mas Mahfud..ah...aahn..." Airin tiba tiba ikut klimaks juga, memeknya menyemburkan Cairan kewanitaan. "aduh Airin...", "aah..ah...uuh... kenapa mas...", "gak papa kok... kamu juga hebat..." memang cairan kewanitaan Airin muncrat kemana mana. "udah ah..ngh... Aku mandi dulu ya....", "eh, hmm iya udah..." Mahfud tak minta lebih, karena ia berfikir Airin sudah mau bercinta dengannya saja itu sudah cukup. Airin memakai handuk ditubuhnya, lalu pergi mandi. Mahfud memakai celananya, kemudian ia pun sibuk mengurus kasurnya itu. "fud...woi..." kaget sekali mahfud melihat ada orang didepan kamar kostnya, "eh, kenapa bro?", "cewek cantik itu tadi siapa?", "ooh Airin... dia... temenku sih...", "wah mantep tuh... lagi mandi lagi..." salah satu teman kost Mahfud sempat melihat Airin yang pergi kekamar mandi itu. Melihat temannya pergi, Mahfud memilih lanjut saja membersihkan kamarnya. "ada orangnya gak nih?", "ada ada...", "oh, hehe... masih lama nggak...", "bentar lagi mas..." malah teman kostan Mahfud itu menyapa Airin yang masih mandi, bahkan cowok itu menunggu Airin selesai.
"wah...hehe...", "eh masnya masih nunggu disitu..." Airin selesai mandi, ia keluar dari kamar mandi, tentu membuat teman kost Mahfud terperanga. "iya, udah kebelit sih...", "oh iya maaf mas... tuh udah...", "eh, hehe...iya iya..." Cowok itu sempat melamun sebentar melihati tubuh Airin, yang hanya ditutupi bagian bawahnya saja, toket besarnya saja sudah bisa membuat cowok itu sange. Airin melangkah pergi kekamar Mahfud, sedang teman kost mahfud tadi masuk kekamar mandi, lalu ngocok sendiri. "wiih udah beres aja...", "iya biar enak kalau mau istirahat...", "oh gitu... iya udah mas Mahfud istirahat deh..." Mahfud melihati saja, saat Airin sudah ganti baju, cewek itu tampak senang memakai pakaian barunya. "ehm... Airin mau kemana?", "hmm? aku mau pergi mas..." Mahfud tiba tiba merasa sedih. "loh... pergi kemana?", "ada deh... mas Mahfud gak boleh ikut...", "loh kok gitu...", "mas mahfud yang ganteng yang baik... aku gak boleh kalau disini terus, nanti temen temen kamu bisa mikir aneh aneh nanti...", "hmm...iya sih..." Airin setelah selesai dandan, ia duduk disebelah Mahfud. "mas mahfud... nanti masih mau ketemu Airin lagi nggak?", "iya mau dong...", "kalau gitu... nanti pasti ketemu Airin lagi... nanti aku telepon deh gimana?", "hmm iya gak papa...", "nah gitu dong... aku titip tas kecilku ya disini, aku bawa yang gede ini aja..." Airin mengambil tasnya yang baru, ia siapkan barang barang yang penting saja. "Airin, aku anterin deh...", "aduh gak usah, mas Mahfud istirahat aja...", "gak kok aku gak capek, udah aku anterin aja...", "hmm...iya udah...tapi gak sampe jauh ya...", "iya Ai..." Mahfud pun mengantar Airin pergi dari kostan itu.
"...tau gak tempatnya?", "tau sih... tapi agak jauh...", "nah itu kan aku dah bilang nanti mas mahfud capek..." ,"gak kok gak papa... tenang aja..." Mahfud pun tancap gas, ia antar saja Airin ketempat yang ditunjukan. Airin minta diantar kesebuah daerah perumahan dikota itu, letaknya ada di batas kota, tepatnya dibagian lain tempat kost Mahfud. "...jangan cepet cepet mas, bahaya loh..", "eh...iya Ai..." Airin pun jadi memeluk Mahfud karena cowok itu berkendara kebut kebutan, tentu segera mahfud menurunkan kecepatan motornya sedikit. Setelah beberapa puluh menit berlalu, mereka sampai ditempat tujuan, untungnya kondisi jalan tidak begitu rame sehingga mereka bisa segera sampai. "dah disini aja ya...", "beneran disini aja?", "iya udah mas Mahfud pulang deh...", "hmm iya... nanti beneran loh telepon aku...", "hiya tenang aja...cup... dah..." Airin pun pergi setelah memberikan ciuman manis dipipi Mahfud. Tentu Mahfud sempat merenung sebentar dipinggir jalan, ia bahkan tampak cukup sedih, tiba tiba seperti semua waktu indah dihidupnya ikut dibawa pergi Airin. Mahfud terpaksa pergi pulang, ia tak mau membuat Airin kecewa. Airin kini sudah tiba diperumahan yang ia targetkan itu. "pak... saya mau masuk boleh?", "wah boleh dong mbak...hehe..." tampak satpam digerbang masuk perumahan itu langsung senang melihat Airin yang menggoda itu. "permisi pak..." Airin memberikan senyum termanisnya pada satpam itu, setelah itu segera melangkah menjauh. Airin pun segera melihat kesana kemari, ia lihat banyak rumah rumah bagus, cukup berbeda informasi yang ia dapat dari internet, tapi tampaknya tidak masalah. Airin berjalan saja seperti biasa, tentu membuat orang orang yang lewat langsung terpukau. Kebanyakan tidak berani menyapa Airin, mereka hanya melihat saja dari jauh. Langkah AIrin baru terhenti, ketika ada sebuah mobil yang melambat dan berhenti didekat Airin. "mbak... mau kemana?", "ehm... permisi pak... kenal sama yang namanya pak Robert?", "hah? gak pernah tau tuh yang namanya Robert", "tapi bener pak kata... paman saya... pak robert tinggal diperumahan ini...", "gini aja mbak, dari pada mbak ini capek jalan kesana sini, mending saya anter, sambil naik mobil keliling", "ooh gitu ya pak..", "iya...udah masuk aja...", "permisi ya pak..." Airin pun dengan senang hati masuk kemobil mewah itu. Airin benar benar diajak keliling komplek perumahan itu. "...ooh jadi mbak ini mau kerja gitu?", "iya pak saya mau kerja jadi pembantu, tapi kalau pak robertnya ternyata gak ada disini... saya pulang aja pak...", "eh, jangan pulang...", "kenapa pak?", "rumah kamu dimana emang?", "saya dari luar kota pak, nanti naik bis lagi lalu balik kedesa..." Airin mulai mengarang cerita, lagi. "aduh... gini aja... kamu mau nggak kerja dirumahku aja...", "memang dirumah bapak ini butuh pembantu ya?", "iya dong... udah lama pembantu lamaku berhenti", "hmm, tapi pak, saya kan disuruhnya kerja sama pak robert...", "udah gak papa sama aku aja... yang pasti nanti gajinya lebih banyak...", "tapi kata paman saya, kalau sama pak robert itu gajiannya tiap hari..." ,"wah...iya gak papa kerja sama aku juga digaji tiap hari", "ooh gitu ya pak, tapi kata paman saya...", "udah bilang aja sama paman kamu kalau udah kerja sama pak robert kalau ditelepon, tapi tetep kerjanya dirumahku", "ooh iya pak..eh... halo..." kaget sekali Airin benar benar mendapat telepon di hapenya, tentu ia angkat saja. "Airin, udah sampai?", "iya paman, Airin udah sampai kok, ini udah sama pak robert...", "hah?siapa robert?", "iya paman...makasih..." ternyata itu telepon dari Mahfud, segera Airin mematikan telepon itu, bahkan ia matikan hapenya juga. "nah...gitu kan gampang...", "iya pak udah beres...", "hehehe...ngomong ngomong nama kamu siapa?", "saya Airin pak...", "wah namanya cantik seperti orangnya ya...haha..." Airin pun kini diajak pergi kerumah pria yang baru ia kenal itu.
"Iya pak Dani, rumahnya besar..." setelah sampai, Airin pun akting kagum melihat rumah pria yang ternyata bernama Dani itu. "hehe iya dong, udah ayo masuk..." Pria itu pun mengajak Airin masuk. Airin tak akting lagi, ia benar benar senang, melihat begitu banyak barang barang bagus dirumah itu.  Airin diajak keliling rumah itu sebentar "...kalau paman saya tau pasti senang ini pak...", "hahaha... eh, kenalin ini ayahku...", "oh iya pak...perkenalkan nama saya Airin...", "Airin ya... siapa ini dani..." Airin melihat ada seorang kakek tua dirumah itu, yang memang adalah ayahnya Dani. "ini pembantu baru disini...", "ooh iya iya...hmm... akhirnya ada temennya aku dirumah ya...", "iya udah ayo Airin aku tunjukin kamar kamu..." Airin diantar kesebuah kamar dibagian belakang rumah megah itu. Airin kemudian menyimpan tasnya itu. "pak Dani terima kasih sudah mau nerima saya jadi pembantu disini...", "hehe iya iya... tapi sekarang kamu harus dites dulu dong...", "tes apa pak? saya kalau masak juga bisa pak, bersih bersih juga pasti bisa...", "kalo itu aku udah percaya...", "jadi tesnya...ahn..ngh...pak Dani..." AIrin sudah ditarik, dan dirobohkan dikasur. "tes khusus nih sama aku ya...hehe...aduh dari tadi pengen pegang...wah emang besar ya...", "ah..pak..ngh..ah..." Airin langsung menerima serangan, toket besarnya mulai dijamah dan diremas remas. "sini dilepas dulu ya...wauh...hebat..hehehe... wah..." Dani tampak sangat senang setelah mencopot baju Airin, toket besar terlihat jelas dan langsung ia pegang dan diremas juga, sampai keluar air susu dari puting menonjol milik Airin itu. "ah..ngh..uuh..", "wah hebat Airin..um..mmh..sluurp..mh..." tentu puting susu Airin segera disambar mulut Dani, disedotnya kuat kuat, tentu pria itu baru kali itu bisa nyusu langsung dari toket besar. "pak...saya..ah..ahn...", "sluurp..ah... tenang aja Airin, bentar aja ya...hehe...hmm..." celana Airin ikut dilepas juga, Airin masih akting sedikit menolak, meski sebenarnya ia biarkan tubuhnya itu mulai dinikmati oleh Dani.
"Fud mana cewek montok tadi?", "udah pergi...", "lah kok pergi... baru juga ketemu...panggil lagi fud..", "ssh dipanggil pake apaan, hapenya dimatiin", "yaah, nanti kabarin aku kalau dia kesini lagi fud...", "ssh iya iya..." Mahfud dikostannya itu tentu bingung, sedih, dan kesal, ia tidak tau apa yang sedang dilakukan Airin. Mahfud memang tak perlu tau apa yang sedang dilakukan Airin, karena kalau tau ia pasti kesal, karena kini Airin sudah sibuk diajak ngentot dengan majikan barunya itu. "ahn.ah..pak..uuh...", "hehe...kalo gini bisa gak kerja aku nanti, dirumah aja sama kamu Airin...", "aah...ah...ya...ah..jangan pak..ah...nanti..aahn... pak Dani gak dapet uang...terus...uh.ah..ah... saya jadi...", "sst tenang kalau masalah uang mah punya banyak aku...sekarang yang penting kita senang senang dulu...uh...", "aah...iya pak...aahn!" mendengar kalau uang Dani itu banyak Airin makin menjadi, ia peluk majikan barunya itu, ia mendesah dengan suara terenaknya, tentu membuat Dani makin semangat, kini saja memek Airin terus digenjot penis tegak Dani. Dani tampak sangat senang, pria itu bahkan berfikir mau menikahi Airin saja sekalian, cewek itu memang begitu menggoda, dan benar benar enak saat bersetubuh dengannya. "sluurp...mmh..ah... luar biasa..mmh..", "ah.ah..pak..ahn!" Airin klimaks duluan, karena memang sebelumnya ia sudah ngeseks dengan Mahfud, dan tubuhnya sudah terangsang duluan. "wah luar biasa..haha...ngh..", "uh...pak Dani...saya...ah..aahn!" baru sebentar memeknya terbebas, langsung disodok lagi, sleeb sesak lagi memek basah Airin digesek lagi oleh penis tegak milik Dani itu. "uh... masih belum selesai ini tesnya Airin..hehe..oh.." Airin pun diajak ngeseks dengan posisi lain, kini cewek itu disodok dari belakang. Dani terus saja beraksi semaunya, ia teruskan saja menyetubuhi Airin, bahkan ia tidak peduli kalau ayahnya mendengar.
"ngh...ah..ah...ah...", "uuh...wah..ngh..." Dani tampak sudah klimaks juga setelah beberapa menit beraksi, ia cabut penisnya, lalu Croot croot, ia membasahi tubuh Airin dengan sperma. "ah..mh...uuuh..." Airin menghela nafas lega, tau Dani kini sudah duduk saja, dengan tampang puas. "hehe...hebat ya Airin..." Dani kemudian berpakaian lagi, ia keluar dari kamar Airin. Airin pun menyempatkan diri menyalakan hapenya lagi, lalu ia kirim pesan pada Mahfud. "mas mahfud yang ganteng yang baik, jangan hubungin aku dulu ya... mas Mahfud sabar dulu... nanti pasti Airin balik lagi kok... tunggu aja ya..." setelah mengirim pesan itu, Airin menyimpan hapenya lagi, lalu cewek itu mengelap tubuhnya. Dani tampak memang menemui Ayahnya, yang sedang menonton televisi lcd diruang tengah rumah itu. "kalo ngantuk liat tivi dikamar aja yah...", "iya udah aku kekamar, tapi itu...", "udah tenang aja ayah... kan ada Airin, nanti biar dia yang beresin...", "ooh iya udah..." tentu pria tua itu pun segera pergi kekamarnya sendiri. Dani setelah itu dengan segera pergi menemui Airin lagi. "hmm? Pak Dani...maaf Airin masih beresin kamar sebentar... setelah ini baru beresin rumahnya pak Dani...", "sssh gak usah, hari ini, kamu gak perlu kerja dulu..", "ooh gitu ya pak.." melihat Airin masih telanjang, Dani tentu melanjutkan aksinya saja. "iya... kamu kau tes lagi ya...", "tapi pak....ah...pak Dani...aaahn!" Airin pun malah diajak ngeseks lagi. Airin membiarkan saja tubuhnya terus dinikmati oleh Dani, bahkan sepanjang malam itu. Tentu Airin berharap nanti ia bisa mendapat uang banyak dari pria kaya itu.

No comments:

Post a Comment