Thursday

Cerita Seks: Edlin Jadi Pelayan Seksi

"Makasih ya mas...", "hehe iya mbak Edlin..." Edlin baru saja diantar kesebuah tempat, tentu tempat baru dimana Edlin akan mencoba pekerjaan baru. Tempat itu tampaknya adalah sebuah kafe. "Ehm... Permisi pak...", "iya... maaf mbak kafenya masih baru buka...", "oh ndak pak itu..aku yang gantiin...aduh siapa itu namanya...", "ooh jadi kamu yang mau jadi pekerja pengganti itu ya...", "iya betul pak aku Edlin...", "oh...ahaha... bagus bagus...mari ayo sini..." tampaknya pemilik kafe itu senang, dapat pekerja seorang cewek aduhai. "...ooh gitu ya pak...iya Edlin faham...", "iya udah kalau gitu... kebelakang aja... ada temen kerja kamu..." Edlin pergi kedapur, disana ia bertemu seorang cewek, mungkin lebih tua dari Edlin. "mbak, namanya siapa?", "aku Edlin...", "oh Edlin ya... salam kenal, oh iya... ini nih seragam buat hari ini...", "hmm ini ya mbak...", "iya, hari ini hari spesial ulang tahunnya kafe ini...", "ooh gitu ya...hmm...", "eh, disana aja gantinya...", "oh iya mbak..." Edlin pun pergi ganti pakaian sebentar. Setelah itu ia kedepan menemui pemilik kafe. "...pak, masih belum buka ya?", "iya bentar lagi..waduh cantik sekali...hehe..." memang Edlin tampil begitu cantik dengan setelan seperti pelayan seksi.
Sebelum kafe dibuka, Edlin diajak ngobrol sebentar, tentu agar cewek itu faham dengan menu dikafe itu, begitu juga mengenal kebanyakan pelanggannya bagaimana.
Setelah Kafe dibuka, Edlin bersiap didepan, tentu untuk menyambut pelanggan yang datang. Tak perlu berlama lama, tak perlu Edlin banyak bicara, sudah ada pria yang datang, jelas tertarik dengan penampilan seksi Edlin. "pagi mas... silahkan mampir ke kafe kami...", "wah...iya iya...hehe..." dengan segera pria itu masuk kedalam kafe. Tak lama datang lagi beberapa pria lain. "wah mbak baru ya disini?", "iya mas, khusus hari ini aku yang layanin dikafe ini...", "wah udah ayo mampir dulu bro...hehe..." Pria pria itu pun masuk kedalam kafe juga. Pemilik kafe tampak senang, baru buka sudah ada yang datang, pria itu segera melayani para pelanggan. "mau pesan apa mas?", "loh katanya mbak itu yang mau layanin?", "oh...oh iya iya bentar ya..." Pemilik kafe pun menemui Edlin. "...iya ada apa pak?", "sudah kamu masuk saja itu tanya mereka mau pesan apa ya..", "ooh iya pak siap..." Edlin pun masuk untuk menemui para pelanggan. "mas mas... mau pesan apa?" begitu Edlin muncul, pria pria itu tersenyum senang, apalagi Edlin berpakaian seksi, dan dadanya yang membusung indah itu menghipnotis mereka, "wah apa ya... yang seger nih pagi pagi minum susu mbak enaknya...", "ooh susu ya mas... mau yang dingin atau yang anget?", "wah yang anget enak tuh...", "ooh iya udah susu angetnya berapa mas?", "yang anget dua yang dingin dua deh mbak... pokoknya suusuuu...", "ooh iya udah bentar ya mas..." Edlin segera memberi tahu pemilik kafe. "...susu ya... wah belum dateng susunya ini, masih sejam lagi mungkin... biasanya ada stok tapi juga habis kemarin... gimana ya..." Pemilik toko panik, Tapi Edlin punya jalan keluarnya. "oh iya sudah pak biar pake susuku aja...", "hah? susu siapa?", "susuku... sebentar pak...mbak ada gelas?", "ada ini...wah..." setelah gelas disuguhkan, Edlin mengeluarkan toket besarnya dari bajunya, ia buka juga plesternya, puting susunya sudah terbebas. Edlin mulai memijat toketnya sebentar, lalu susu sudah segera keluar. mulai gelas itu terisi susu, dua gelas sekaligus. "wah hebat sekali Edlin...", "iya...waah.." dua orang didapur itu terkesan melihat Edlin. "tapi agak lama gak papa kah pak?..mmh...", "udah gak papa... pasti ditungguin...", "ooh gitu ya pak..mh..ngh..." setelah dua gelas terisi, Edlin kembali mengisi dua gelas selanjutnya. teman kerja Edlin sampai heran, karena Edlin itu lebih muda darinya, tapi sudah bisa memproduksi susu. "Edlin hebatya masih muda udah bisa keluarin susu sendiri...", "mmh... emang mbak gak bisa ya?", "iya enggak lah... masih belum sih..." cewek itu iri ingin juga bisa seperti Edlin. dua gelas terisi juga, kemudian disiapkan diatas nampan. Edlin membenarkan bajunya, ia lalu membawa pesanan itu kedepan.
"kok lama sih mbak?", "iya maaf mas ya... ini mas susunya...", "yang dingin mana mbak?", "ehmm...sama semua itu mas..", "loh... kok sama semua?", "iya mas... susuku semua itu soalnya...", "wah...susunya mbak ini?!" kaget semua pria pria itu. "iya mas... tadi baru dikeluarin dibelakang makanya lama...", "masa sih..wah...liat... pasti bener tuh..." Pria pria itu baru percaya ketika melihat baju yang dipakai Edlin mulai basah dibagian dada. "...iya emang beneran mas...eh.. mas..." langsung pria pria itu menangkap masing masing segelas susu, langsung diminum sampai habis. Edlin diam saja, ia pikir pria pria itu akan memarahinya lagi, "gleeg...mm..aah... wah enak banget! baru pertama minum susu rasanya gini!", "iya... luar biasa...hm...", "susu yang lain mah kalah ini...", "iya... wah gak penting panas atau dingin, ini asli enak.." Edlin tersenyum senang karena susunya disukai pria pria itu. "ehm...apa ada yang dipesen lagi mas?", "iya mbak minta susunya lagi dong...", "susu lagi mas?", "iya susu lagi mbak...tuh dari pada basah kena bajunya mbak ini...", "hmm iya bentar ya mas..." Edlin pergi menemui pemilik kafe dulu. "kenapa Edlin? kok rame bener?", "mereka suka susuku... dan katanya mau lagi...", "wah...hebat...ayo kita samperin..." Pria itu mengajak Edlin menemui pelanggan lagi. "mas mas semua... masih mau tambah susu lagi kan?", "iya pak...tuh susunya mbak itu...", "hehe...tapi susunya mbak Edlin ini mahal loh...", "udah gak papa pak... saya masih haus ini...", "hehe kalau gitu langsung aja mbak Edlin...tuh diisi gelas gelasnya... bajunya dibuka aja biar gak basah mbak..." Pria pria itu makin senang. "hmm sebentar ya mas mas..ngh..", "wauh besarnya!" Edlin membuka bajunya, toketnya terbebas, dan terlihat jelas menghipnotis para pria ditempat itu. mulai Edlin memijat toketnya, air susu mengucur keluar masuk kedalam gelas yang ditaruh didepannya itu. "mmh..ngh..aahn...", "wah besar banget... empuk juga..." pria didekat Edlin sampai memegang toket besar disebelahnya itu. Pemilik kafe melihat saja, tanpa mengganggu. "ngh..ah...mas itu jadi gak masuk gelas...", "oh iya...hehe...wah wah..." akhirnya pria pria itu menyaksikan saja, ketika gelas mulai terisi susu. Belum terisi penuh, gelas gelas itu sudah diambil, dan diminum habis susunya. "mmh...gleg..ah...wah mbak, lama kalau gitu... mending langsung aja deh...", "tapi...hmm...pak..." Edlin memang sudah diingatkan pemilik toko bila mau melakukan sesuatu harus lapor dulu. pemilik toko mendekat dan mulai bicara, "iya sudah langsung aja mas gak papa...tapi malah makin mahal lagi...", "udah gak papa pak...hehe..." tentu pria pria itu langsung saja memegang toket besar Edlin, mereka bisa memegangnya dengan senang, puting susu Edlin kini juga mulai dikenyot dan dihisap pria pria itu bergantian. "aahn..ah..ah.." Edlin mendesah saja sambil menunggu toketnya diperah susunya. "sluurp...mh...wah... makin enak kalo langsung...sluurp..mh..", "iya bener bro...sluurp..ah..mh.hmm..." seperti orang kehausan saja, mereka bergantian menyedot susu dari puting kenyal milik Edlin. Pemilik Kafe tertawa kecil saja melihat ulah pria pria itu.
"eits... bentar bentar...hehe...", Pemilik Kafe kemudian baru menghentikan pria pria itu ketika keadaan mulai tak terkendali. "wah kenapa nih pak ah..." pria pria itu belum puas padahal, lagi enak enaknya nyusu sambil grepe grepe, "mbak Edlin, udah kedapur dulu ya...", "mmh..ah...iya pak..." Edlin pergi kedapur. "kenapa nih pak...", "udah mas mas tenang, Edlin cuma istirahat dulu ya... sekarang mas mas bayar dulu aja...", "ooh iya berapa sih pak?", "semuanya dua ratus ribu, tiap orang...", "wah yang bener pak!" pria pria itu kaget, namun kemudian pemilik Kafe menjelaskan dengan rinci bagaimana bisa jadi semahal itu, tentu karena pria pria itu sudah terlanjur bilang mau mau saja meski mahal tadi. "....tuh kan sudah segitu, malah harus lebih mahal lagi loh...", "aduh iya udah pak...aduh habis dah uang...", "nah...ayo mas itu...", "iya pak... eh tambahin bro...besok aku ganti..." Pria pria itu pun membayar segera, meski agak kesal, mereka juga senang bisa minum susu segar Edlin. Pria pria itu pun kemudian pergi. Setelah itu datang pelanggan pelanggan baru, tapi mereka belum tau akan kehadiran Edlin, pemilik kafe melayani seperti biasa. Edlin didapur tentu tidak kemana mana, ia menunggu diberi instruksi oleh pemilik kafe, jadi ia sesekali ngobrol saja dengan teman kerjanya. "...masa masih sma sih Edlin...haha...", "iya beneran mbak...", "duh duh, iya nanti dilanjut aja kalau bisa...", "hmm iya mbak... eh... pak...", "hehe, kerja bagus Edlin, udah kamu istirahat dulu, bentar lagi baru kamu kedepan lagi...", "oh iya pak siap..." Eldin pun duduk saja dengan tenang, ia simpan tenaga, juga ia simpan toket besarnya dalam bajunya yang agak basah itu.
Siang harinya, Edlin temui pemilik kafe itu. "Edlin udah sini bentar...", "iya pak..." Edlin sudah capek duduk saja, kini ia siap bekerja lagi. "bentar sini bajunya...nah..hmm... udah ini pakai lagi..." Edlin mendapati bajunya dimodifikasi, kini meski memakai baju, toket Edlin tidak tertutupi alias bagian dadanya dilubangi, namun Edlin masih memakai plester diputing susunya. "udah pak...", "nah udah kamu kedepan lagi... kalau ada yang masuk, langsung tawarin mau minum apa...", "baik pak siap..." Edlin pun pergi kedepan. "pak...beneran itu...hahaha...", "iya... hari ini kita untung besar pasti!", "huh iya iyalah pak... semua mau susu..." Edlin jadi maskot kafe itu hari ini. Tentu baru sebentar Edlin kedepan banyak pria pria bermunculan datang kekafe itu. "...hmm...iya mas, masuk aja... silahkan..." pria pria itu sempat berhenti sebentar untuk melihati toket besar Edlin yang bergoyang itu, kemudian masuk kedalam kafe. Edlin pun menyambut pelanggan yang tampak ramai itu. "ehm.. mas mas mau minum apa?" tentu mereka punya keinginan tersendiri, "mau susu mbak..tuh yang besar...", "susu dong mbak yang segeer...", "susu dari yang bawah juga kalau ada...." karena semua minta susu, Edlin pun hendak menemui pemilik toko, tapi pria itu tiba tiba sudah disebelah Edlin. "Eh pak...itu...", "iya iya aku denger...hehe... kalau gitu...hehe..." Pria itu malah mulai mengangkat sedikit pakaian Edlin itu, kini jadinya bibir vaginanya ikut terpampang. "wah...mantap bener!", "mas mas... yang mau minum susu bisa antri dari sekarang...nah..." Pemilik kafe itu mencopot plester diputing susu Edlin, lalu terlihat air susu menetes keluar, berbondong bondong pria pria itu berbaris didepan Edlin. "woi aku dulu...minggir...", "wah yang bener aja... aku yang datang dulu...", "eh yang duluan gue..." malah berebut pria pria itu. "tenang saja mas mas... bisa langsung dua orang nih yang mau minum susu... gimana mbak Edlin boleh kan?" pemilik kafe itu bertanya pada Edlin, "hmm iya boleh kok..." mendengar jawaban Edlin, semua pria yang antre itu bertepuk tangan. "nah gitu dong sayang...hehe gak sabar nih...", "ayo udah cepet..." Pria pria itu pun sudah tidak sabaran. "iya sudah tuh langsung aja mas... tapi ada waktunya nih... nanti gantian sama yang lain..." Pemilik kafe itu memberi waktu terbatas, tentu tidak disia siakan pria pria itu. Segera dari depan dua pria mendekat, langsung menyambar toket besar Edlin. "wah besar bener...ummph...sluurp..mh...wah enak...mm...", "sluurp...sluurp..ssp...ah... seger susunya... mmh...sluup..." asyik saja dua pria itu, mereka hisap hisap terus puting susu Edlin itu dengan enaknya. "ah..ngh..aahn...uh..." Edlin mendesah saja menahan kegelian luar biasa karena ulah pelanggan kafe itu. DIdapur teman  kerja Edlin itu hanya menonton dari jauh, ia geleng geleng saja, semua pelanggan sudah diambil Edlin, jadi ia duduk saja, biasanya ia yang kerepotan memang. "sluurp..ah..mh..wah...", "susu...wah...mm...sluuurp...wah susu asli... sluurp..mmh..." Pria pria itu bergantian dengan tenang, karena sudah terhipnotis oleh nafsu mereka. yang sudah minum susu langsung menemui pemilik kafe, dan pasti pria pria itu kaget, sebentar minum susu sudah lima puluh ribu, tapi anehnya mereka malah antri lagi dibelakang. "ngh.ngh..aaaah!..." Edlin melayani beberapa pria masih kuat, sampai tiba tiba ia tidak tahan dan sudah klimaks, "wah liat waah..." pria pria itu menyaksikan cairan menetes dari bibir vagina Edlin yang terlihat. Pemilik Kafe kemudian mendekati Edlin, dan membisikan kata kata. "ehm..ah... mas mas...siapa yang...mau minum...yang bawah nih?" Edlin malah diajari kata kata profokatif, "wah aku mau dong!" tentu cairan apa saja pria itu mau asal dari tubuh Edlin. Kini jadi Edlin harus mengurus tiga pria sekaligus.
Toket besar Edlin tak berhenti dirangsang, puting susunya terlihat membesar dan terus menyemburkan susu untuk diminum pria pria pelanggan kafe itu, ditambah memek basah Edlin juga sibuk dijilat dan dihisap.Tampak juga ada pelanggan lain yang datang, karena melihat dari luar tampak begitu menjanjikan "sluuurp..mmh...sspp...wah malah makin haus...sluurp..", "mmh..mm...sluuurp... gak ada habisnya ya...sluuurp..." susu segar Edlin memang makin hari makin banyak saja yang terproduksi. "mm..mmh...ssp...ah... ayo mbak Edlin yang bawah ditambah dong..." memek Edlin tampak sudah habis cairannya diminum. "ngh...ah... sebentar mas... ah..ah..aahn!" Edlin klimaks lagi, memeknya basah lagi, sampai mengguyur wajah salah satu pria yang menarget memek cewek aduhai itu. "wah...mm... enak bener... rasa vanilla...ahaha..." Pemilik kafe sebenarnya juga terangsang melihat enaknya menikmati cairan dari tubuh Edlin itu, tapi ia bisa menahan dirinya asal ia menerima uang. "udah itu mas yang bawah gantian...hehe..." uang datang secepat susu Edlin yang juga keluar. "ngh...ah..aahn...", "mmph...ssp...apa udah habis ya...", "sspp...masih ada sih...ssp...tapi..mmh..." sepertinya stok cairan kenikmatan mulai habis, pemilik kafe mulai panik. "wah gimana ya...", "tenang aja pak...hehe..." teman kerja Edlin tiba tiba muncul, bukan untuk menyuguhkan cairan kewanitaan juga, melainkan membawa suatu alat. "aahn...apa itu mbak...", "udah biar kamu makin hebat deh..", "ngh...aaah!..auh..." Ternyata sebua Dildo ditancapkan dilubang pantat Edlin. "wah...hebat hebat..." pria pria itu tidak jadi kecewa, karena tak lama Edlin klimaks lagi, juga toketnya mengalirkan susu lagi, bahkan tampak lebih kental. "ah..ah..ah.." Edlin baru kali itu merasakan rangsangan yang begitu berlimpah. "sluurp...wah... beda lagi susunya...enak bener...mm...sluurp...", "sluurp..wah iya bener...", "mm....sssp..mmh... sekarang jadi lancar juga yang bawah ini...mm..." Pria pria itu pun puas, mereka bisa minum cairan kenikmatan, tinggal memilih bila sudah minum susu bisa coba cairan kewanitaan milik Edlin.
Lama lama uang pria pria itu ludes,  yang tadi datang menyusul juga kehabisan uang, apalagi yang awal datang sudah melongo didepan pintu kafe melihat saja. "aah...ngh...uuh..." tampak Edlin bisa istirahat, karena para pengunjung sudah harus berhenti karena kehabisan uang. "wah udah pada pergi, wah Edlin..", "ah..ngh...pak...bisa..aah.. cabutin...itu...ah..." Tak tahan Edlin dengan Dildo yang berdenyut terus dilubang pantatnya itu. "hehe iya iya bentar ya... eh ini punya kamu..." Dildo itu dilempar kepekerja tadi, "eh...duh pak.." lalu dia bawa pergi, entah dari mana juga pekerja itu dapat benda seperti itu, pemilik kafe tak ingin tau. Edlin pun kini bisa istirahat didapur. pemilik kafe melanjutkan aktifitas seperti biasa dibantu satu pekerjanya itu, Edlin masih sibuk istirahat. Entah beberapa saat setelah itu Edlin selesai istirahat, ia bersihkan tubuhnya itu, setelah itu ia kembali kedapur. "Eh Edlin...sudah kamu ganti baju aja...", "oh iya pak..." Edlin pun pergi ganti pakaian, shift kerjanya sudah selesai. "nih buat kamu...makasih ya...hebat banget kamu hari ini...", "iya pak makasih juga...", "Edlin, nanti kesini lagi ya...", "oh iya mbak siap..." Edlin kemudian pergi pulang, meski sempat pengunjung kafe yang tidak tau itu tampak sempat tertarik dan ingin tau kenapa Edlin muncul dari dapur. Edlin pun menelepon ojek yang biasa mengantarnya itu.
Ojek itu segera tiba, ia langsung mengantar Edlin pulang. "...nah udah sampe mbak...", "iya mas...uh...", "kenapa mbak Edlin?", "mmh...mas... bisa masuk sebentar?", "wah...iya bisa bisa..." motor ojek itu diparkir, lalu ia masuk kerumah itu bersama Edlin. "...mas...sini kekamar..." ojek itu spontan kaget, tiba tiba sudah diajak kekamar saja. "wah...ada apa nih?" Pria itu tampak senang. Edlin sampai dikamar itu langsung melepas pakaiannya, ia langsung naik keatas kasur. "aah...ngh..uh...", "hehe...wah...kenapa Edlin?", "mas...bantuin Edlin ya...", "bantuin apa nih?...wah..." Eldin tiba tiba sibuk menjamah tubuhnya sendiri, ia bahkan mulai meremas toketnya sendiri sampai susunya keluar. "ini nih mas...bantuin..ah..." ojek itu sangat bingung, tapi insting lelakinya bisa memandu bagaimana ia harus bertindak. "ooh iya mbak...hmm...", "aah...iya mas..ah..terus itu...ahn...", "slluurp...mmh...ah...", "ngh...ah...mas..ngh.." Edlin tiba tiba meraih celana pria itu, ia turunkan, lalu sudah ia tangkap penis milik ojek langganannya itu. "wah...udah gak sabaran ya Edlin...", "iya mas...ayo itu apa...masukin mas..ngh...", "wah wah, iya iya,hehe... sini ya...uuh..." Ojek itu tidak tau kenapa Edlin sudah minta ngeseks saja. Tubuh Edlin memang sudah terangsang berat sejak dikafe tadi, lalu memeknya juga dijilati saja, entah kenapa cewek itu jadi ingin memeknya disodok penis. Tentu kini Edlin bisa tenang, karena memeknya sudah terisi penis ojek langganan. "aahn...iya mas...ooh...", "hehe...enak ya Edlin...uh...", "iya...ah... mas..aahn..." Mulailah Edlin ngentot dikamar itu. Edlin bahkan merangkul pria itu, ia peluk erat erat. "wah...hehe... tenang aja Edlin pasti puas ya...ngh...ooh..", "iya..mas...aah... lagi... oooh..." Ojek langganannya itu siap untuk memuaskan Edlin kali itu.

No comments:

Post a Comment