Thursday

Cerita Seks: Gara Gara Hamil Duluan

Hari itu sudah lewat jam 9 malam, Dias baru saja tiba dirumah salah satu saudaranya, ia datang sambil membawa anak bayinya. "Permisi...", "iya... oh Dias... masuk aja....", "misi Om Antok..." Dias dipersilahkan masuk kerumah Antok itu. Antok memang mendengar kabar kalau Dias baru punya anak. "Wah anak kamu udah umur berapa ini?", "hmm... dua bulan om... kasian dia...", "kasian kenapa?", "iya... gak ada bapaknya... udah pergi...", "hmm... terus kamu...", "aku ...hiks... hmm..." Dias kemudian menjelaskan kalau ia disuruh pergi saja dari rumah karena keluarganya malu karena orang orang tau Dias punya anak yang sudah ditinggal ayahnya. "ooh... aduh kasian kamu ya..." Antok mendekat saja duduk disebelah Dias sambil menenangkan cewek itu. Antok heran saja, kenapa cewek seperti Dias kok ditinggal begitu saja, padahal sedang masa masa indahnya. "m...maaf ya om, Dias...", "udah gak papa kamu disini dulu... sebelum kesini kamu kemana dulu?", "tadi aku...aduh kenapa kamu..." tiba tiba menangis saja si bayi, Dias mencoba menenangkan, kemudian cewek itu malah mengeluarkan toket besarnya dari dalam bajunya, memang bayi itu minta susu. Antok kagum juga dengan Dias yang montok itu. "haus itu dia...", "iya om... oh iya tadi aku habis dari..." Dias menjelaskan ia sudah pergi kerumah beberapa saudara, dan semuanya menyuruh Dias pergi juga. Antok mendengarkan, sambil sibuk melihat keindahan tubuh Dias. "udah kalau gitu kamu disini aja udah ya Dias...", "wah yang bener om... boleh Dias disini dulu?", "iya boleh aja... kasian kamu mau kemana lagi coba..." ,"hmm iya sih om..." Antok pikirannya kemana mana karena ia ingin memegang buah dada besar milik Dias itu segera.
"udah barang kamu aku taruh kekamar dulu ya..." Antok membawa masuk barang bawaan Dias kekamar. Antok memang tinggal sendiri, istrinya pergi keluar negeri menjadi TKI. Antok kembali kedepan menemui Dias yang masih sibuk menyusui bayinya. "om Antok... maaf... bisa jagain sebentar...", "oh iya iya..." Antok kini menggendong bayi kecil tadi, Sedang Dias pergi tampaknya kekamar mandi. tak lama Dias kembali sudah menyimpan toketnya dalam bajunya. "loh dia tidur ya om...", "iya gak tau ini... aku gendong malah tidur, udah kamu ajak kekamar aja...", "iya om...mmh..." Dias membawa anaknya kekamar, disana ia tidurkan anaknya dikasur. Dias kemudian kembali menemui Antok. "Dias... sini...", "iya om..." Dias pun duduk lagi disebelah Antok. "kira kira nasib anak kamu gimana?", "nah itu Dias bingung om... gimana ya...", "kamu kan belum pengalaman ngurus anak, aku juga takut nanti ada orang yang mikir aneh aneh kan aku juga belum punya anak...", "aduh... jadi...", "gimana... kalau kamu titipin anak kamu dipanti asuhan aja..." ,"gimana itu om..." Antok kemudian menjelaskan tak jauh dari tempatnya ada panti asuhan, Antok pun mengintimidasi Dias agar meninggalkan anaknya disana saja. "...disana ia juga pasti diterima juga nanti sama teman temannya...", "hmm... gitu ya om... ", " iya... ayo kita bawa aja..." Antok mengajak Dias kekamar. dikamar Dias pun menaruh bayinya di sebuah keranjang, sambil diberi beberapa peralatan bayi. Setelah itu Antok pun mengajak Dias pergi. "hujan ini om...", "gak papa dalem jas hujan aman kok..." Antok pun membonceng Dias pergi dengan motornya, jas hujan melindungi mereka, juga si bayi itu. Setelah beberapa lama perjalanan, mereka pun sampai ditempat tujuan. mungkin karena sudah malam keadaan sudah sepi, ditambah hujan juga. Dias pun segera menaruh keranjang berisi bayinya itu didepan pintu panti asuhan, "maaf ya..." Setelah mengucapkan perpisahan dengan anaknya, Dias kembali kemotor, lalu Antok segera tancap gas. Karena dinginnya hujan, anak bayinya dias itu menangis, dan suaranya membuat seseorang dari panti asuhan keluar. Tentu karena kasihan bayi itu dibawa masuk, dan tentu akan dirawat dipanti asuhan itu. Dias yang sudah dirumah Antok itu, merenung saja diam dikamar. Antok sibuk mengurus kamar satu lagi yang memang lama tak digunakan dan sempat dijadikan gudang, Antok tentu harus membersihkannya. "Dias... hei...", "eh...iya om..." Antok tak lama kemudian menemui Dias, "udah jangan dipikirin terus...", "hmm iya om...", "kamarnya masih amburadul disebelah, kamu malam ini tidur sini dulu gak papa ya?", "hmm... iya om..." Antok sempat pergi sebentar untuk mematikan lampu diluar, setelah itu ia kembali kekamar, Dias sudah tiduran dikasur sambil melamun. Antok tanpa pikir panjang langsung saja ikut tiduran dikasur itu. "Dias...hei...", "iya om...", "udah tenang aja... anak kamu pasti aman disana ya...", "hmm... aku... mikirin nasibku gimana ya om Antok...", "hah... ooh gampang itu... kamu tinggal cari kerja... terus kumpulin uang buat kamu gunakan setiap hari toh...", "hmm... gitu ya om...", "iya dong... sekarang udah kamu gak usah mikir aneh aneh dulu ya...", "hmm iya om..." Antok makin tertarik saja jadinya pada si Dias itu, apalagi ia sudah ada didepan cewek itu. "Dias... kamu umur berapa?", "aku 20 tahun om...", "tuh masih muda... cari kerja masih banyak pasti..." ,"hmm, kerja apa ya om?", "banyak deh pasti... sekarang...hehe...", "nngh..ah...om..." tiba tiba antok menggunakan tangannya dan menangkap toket besar Dias itu. "Dias gak ganti baju dulu... kan mau tidur...", "iya sih om..." Dias pun beranjak dari kasur, ia pergi membuka tasnya yang berisi pakaian itu, setelah itu ia copot saja bajunya tanpa ragu. Tiba tiba Antok sudah ada dibelakang cewek itu, dan menangkap toket besar Dias dari belakang. "Dias... hehe..." ,"aah...om... aku...", "ini dibuka juga yah...nah..." bh yang dipakai Dias pun dilepas juga. "nngh...om..." Dias kemudian disuruh berbalik untuk menghadap Antok, tentu membuat pria itu senang bisa melihat buah dada besar Dias secara langsung. "hehe... besar banget dada kamu ya Dias", "ehm... kan habis punya anak om...eh..aahn..." Antok langsung menangkap toket besar Dias, ia remas dengan enak, dari bagian bawa sampai atas, tak lupa puting susu Dias yang menggoda itu dimainkan juga. "gitu ya hehe... aku minta susu kamu ya Dias...um..mmh..", "aah...om...itu..ngh.." Dias masih saja membiarkan Antok beraksi, kini bahkan puting susu ibu muda itu dikenyot dan disedot oleh Antok, sampai susu pun mengalir keluar dan asik diminum pria itu. "sluurp...aah..mmh...ngh... aah... Dias bisa juga nih jual susu...", "aahn... tapi pak... kan ini susunya...", "mmh..sluurp...aah... orang mana perlu tau... yang penting kan susu ya...umm..mh... sluurp..." Antok tak percaya ternyata susu yang dihasilkan Dias itu begitu enak dan bikin ketagihan. Antok dengan asyik bergantian mengarahkan mulutnya itu, mengecup dan menyedot puting kiri dan kanan milik Dias itu dengan hebat. "nngh...uuh... terus disimpen di...mana om...ngh...", "mmh...sluurp..mmh... ditaruh plastik atau botol bisa...", "mmh... tapi...aahn..." Antok mengigit kecil puting susu Dias, ia tarik kebelakang, sambil ia remas kuat toket besar Dias, susu yang keluar lebih banyak dan membuat Antok makin ganas. "sssp..sluurp..mm...aah... tenang aja nanti biar aku yang cari peralatan dan lain lainnya ya...", "hmm iya om...", "nah sekarang kekasur lagi ya...", "nngh...om...aah..." Antok membawa Dias kekasur, sampai dikasur, Dias tertahan tiduran dikasur, karena diatasnya ada pria yang tak mau berhenti memerah toket besar ibu muda itu. "sluurp..mmh..aah... Dias, celananya belum dilepas juga tuh...", "om jangan...itu....ngh..." Antok tak mau berhenti, ia copot saja sisa pakaian ditubuh Dias itu. "nah...aduh memang kamu cantik begini ya Dias, kok bisa ditinggal...", "nngh...om...ah..ngh..." Antok sibuk mengelus tubuh mulus DIas itu, dari atas sampai bawah. "hehe... percaya deh Dias, nanti kamu bisa cepet dapat uang, dan orang tua kamu menyesal sudah menyuruh kamu pergi...", "ngh...om..aah...jangan om..." Kini selangkangan Dias jadi target Antok. bibir vagina Dias yang dihiasi bulu bulu halus itu kini sibuk digesek jari nakal Antok, makin sange Antok makin ganas, jarinya juga masuk dan mengobok obok memek Dias. "udah Dias... gini kan biar kamu sehat juga...hehe...hmmm..." Antok tak perlu ragu juga untuk melepas pakaiannya. ia pertontonkan penis tegaknya pada Dias yang agak malu malu itu. "Om...ah... udah ya om...", "loh kan baru mulai Dias... belum juga diapa apain ini...", "tapi om...jangan om nanti...ah...", "tenang kamu gak bakal hamil deh ya...hehe..." Dias menolak dengan ucapan saja, tubuhnya diam saja dikasur. tentu Antok tanpa ragu beraksi karena memang sudah lama tak ngeseks. ia siapkan batang penisnya, ia gesekan dulu dibibir vagina Dias, "aah...aah...om...jangan di...aaaahn!" Sleeb, didorong dengan enak, sampai masuk mengisi memek hangat Dias itu. "uuh...wah.. hebat..." Antok pun merasakan begitu sedapnya memek Dias itu, penis tegak pria itu serasa disedot, juga dipijat oleh dinding vagina Dias. "aah...om..aah...", "dias...umm..mhm..cup..mmh..." agar dias tak banyak berteriak, Antok mencumbu saja ibu muda itu. Antok tak lupa juga untuk mulai menggerakan batang tegaknya itu, maju, mundur, pelan pelan sambil dinikmati, juga agar Dias bisa menikmati. "mmh..ngh...ah...om...", "Dias pasti juga udah lama gak begini kan semenjak hamil... ngh..", "iya...tapi..om..ngh..." Dias mulai tak banyak berbicara, karena cewek itu jadi lemas, dan juga sibuk merasakan memeknya yang sesak dan sibuk digesek itu. Antok terus beraksi, kini ia tambah kecepatannya agar memek Dias terpompa dengan baik. Tak lupa antok menggunakan tangannya untuk memegang toket besar Dias, meski tak bisa memegang keseluruhantoket besar itu. Antok sesekali juga mengecup dan menyedot puting susu Dias, sambil ngeseks tentu paling enak sambil minum susu. Diluar hujan juga masih menderu, udara dingin diluar tak membuat Antok berhenti beraksi, karena kamarnya jadi hangat dan penuh hawa nafsu. Sleeb sleeb sleeb, Antok tak berhenti menyodokan penisnya menghajar memek Dias itu. Dias hanya bisa mendesah kecil sambil membiarkan tubuhnya digoyang. Antok sempat melihat ketika ia tak menyedot puting susu Dias, air susu tampak masih keluar, pasti karena saat memek Dias disodok terus sehingga membuat toket besar Dias ikut terangsang agar menghasilkan susu terus. Dias sambil dientot saudaranya itu malah masih memikirkan apa yang harus dilakukannya setelah ini. "uuh..mmh...nngh...wah..." Antok merasakan ada yang mengalir dari memek Dias, tentu pria itu menarik keluar penisnya, "aah...aah...aaahn!..." Ternyata Dias klimaks dan menyemburkan cairan kewanitaan dari memeknya. "wah hebat Dias...aduh.." melihat Dias yang klimaks, Croot croot, Antok ikut klimaks dan menyemburkan sperma kedekat kasur. "mmh...aah...uuh..." Dias kemudian bisa sedikit tenang, karena tampak Antok kini sibuk membersihkan sisa hasil persetubuhan dikamar itu. Tak lama kemudian Antok sibuk berpakaian duluan. "Dias... hei...", "mmh...aah... iya om...", "tuh gak sakit kan... itung itung olahraga... aman juga..", "nngh...uuh... iya...", "udah kamu ganti baju deh..." Setelah susunya mulai berhenti keluar, juga sudah membersihkan tubuhnya, Dias pun mulai berpakaian lagi. Setelah itu Dias dan Antok sudah kembali tiduran dikasur, hanya saja kini Antok memutuskan menahan dirinya. "om... makasih ya...", "looh aku dong yang makasih Dias... udah anggap saja ini rumah kamu sendiri ya... soal yang lain biar aku atur nanti...", "ooh iya om..." Dias dan Antok pun istirahat malam itu. Antok senang seperti punya istri kedua saja. Dias yang capek itu pun tidur pulas. yang lalu biar berlalu, Dias harus menatap masa depan dirumah Antok itu.

1 comment: