Sunday

Cerita Seks: Ibu Muda Jualan Susu

Hari itu Antok sudah sibuk mengurus kamarnya yang satu lagi. Dari pagi ia terus mengurus kamar itu sampai kemudian sudah layak digunakan. "Dias...", "oh iya om...", "udah selesai ini, kamu pindahin aja barang barang kamu ya...", "ooh iya om..." Segera Dias memindahkan barang barangnya itu. Akhirnya dias punya kamar sendiri. "gimana dias? seneng gak udah punya kamar sendiri?", "seneng om, makasih loh om...", "hehe iya... iya udah aku keluar dulu ya Dias... nanti kalau ada tamu kamu kasih seadanya aja ya...", "ooh iya om..." Antok ganti baju sebentar, setelah itu pergi keluar. Tampaknya Antok hendak mengurus kepentingan Dias. Dias meneruskan saja menata barang barangnya, juga memasukan pakaiannya ke dalam lemari. Tak lama memang ada seseorang mengetuk pintu depan, Dias segera menemuinya. "Permisi...wah...", "iya pak... silahkan masuk..." tanpa bertanya sudah disuruh masuk saja pria tamu itu. Dias mempersilahkan pria itu duduk diruang tamu. "wah... ini pasti Dias ya...", "iya pak betul...", "oh iya... saya RT daerah sini... tadi mas Antok yang suruh saya kesini", "ooh iya pak RT...", "ini Dias, ada... berkas sedikit yang perlu diisi, kan kamu mau tinggal disini sementara toh..", "oh iya pak, sebentar..." Dias pun segera mengisi berkas yang diberikan oleh pak RT. Pak RT geleng geleng saja, ia tak pernah tau kalau Antok punya saudara yang cantik dan begitu menggoda.
Dias kali itu juga memakai tanktop dan celana pendeknya, yang membuat pak Rt makin senang melihat cewek itu. "Dias ini... saudaranya mas Antok ya...", "iya pak, saudara jauh gitu... gimana ya jelasinnya...", "ndak usah dijelasin deh Dias, lanjut aja itu ngisinya...", "hmm iya pak..." DIas pun lanjut mengisi berkas. Pak RT tak lupa untuk melihat buah dada besar milik Dias yang kini menggantung ditahan tanktop itu, karena memang Dias merunduk saat menulis. Pak RT jadinya membandingkan Dias dengan istrinya, ia ingat jelas buah dada istrinya baru sebesar itu setelah sudah punya anak. "sudah semua Dias?", "sudah ini pak", "hehe iya iya...", "oh maaf pak Rt, saya bikinin minum dulu ya...", "aduh gak usah repot repot Dias..." Dias pergi untuk mengambilkan minuman. Dias hanya menemukan air putih saja yang tersedia, kemudian ia baru ingat pagi pagi sekali tadi ia diminta untuk mengisi susu kedalam botol atas perintah Antok. Dias pun memeriksa botol berisi susu itu didalam kulkas, namun ternyata tinggal sedikit. Tentu dias kemudian memutuskan untuk mengambil gelas, lalu ia keluarkan toket besarnya dari tanktop, kemudian sibuk memerah buah dadanya itu untuk mendapatkan susu untuk mengisi gelas.
"bikin apa Dias?" Pak RT yang kepo itu jadinya pergi menemui Dias didapur. "eh...pak RT...ini..." Pak RT melotot melihat Dias yang sibuk memerah toket besarnya untuk mendapatkan air susu. "ooh... lagi sibuk itu toh...", "i...iya pak..." Dias jadi agak malu, pak RT berusaha bersikap biasa meski ia kini malah mendekati Dias. "istri saya dirumah juga biasanya begini kok...", "ooh gitu ya pak... jadi pak Rt udah biasa minum susu istrinya pak rt ya...", "iya... kan susunya perempuan sama semua..." Pak RT hanya ingin meyakinkan Dias agar tetap memerah toketnya. "hmm gitu ya pak... eh ini pak RT..." Gelas sudah terisi meski tak sampai penuh. "oh iya Dias...hm..." pak Rt menerima dengan senang hati, lalu ia minum susu digelas itu dengan segera, sampai habis, pak RT tak mengungkapkan kegembiraanya karena minum susu yang sangat enak itu. "mm...gimana pak...", "hmm... iya sama kayak susu biasanya...", "hmm... oh iya pak RT... itu..", "kenapa Dias?" Dias mengajak ngobrol pak RT, tapi cewek itu tidak menyimpan toketnya lagi kedalam tanktop, tentu membuat pria didepannya itu senang. "kata om Antok, saya disuruh usaha jual susu aja, tapi...", "wah bagus itu... disini kan jarang yang jualan susu...", "beneran itu pak?", "iya... tinggal Diasnya aja rutin sering sering siapin susunya aja... pasti juga banyak yang mau beli...", "hmm gitu ya pak... ahn...pak Rt..." pak Rt yang tertarik itu jadinya tangannya jadi nakal dan memegang buah dada besar milik Dias itu. "dada kamu juga lebih besar dari punya istri saya loh... pasti juga susunya bisa keluar banyak...", "mmh... iya sepertinya...ngh.. emang banyak sih pak...", "nah kan... Dias, boleh nggak aku minta susunya lagi?", "hmm.. boleh kok pak...aahn...ngh.." pak Rt setelah dipersilahkan tentu langsung mulutnya melesat menempel diputing susu Dias, diemut dan disedotnya dengan nikmat, senangnya pak RT bisa nyusu langsung dari sumbernya. "mmh...sluurp...ah..mm..." Dias bersender di meja dapur itu, karena ternyata pak RT jadi ganas, toket besar Dias digrayangi dan terus diremas, dua puting susu Dias juga bergantian dikecup dan disedot pak Rt. "mmh...ah...pak Rt...", "..sluurp...ah... iya dias...", "kira kira... saya jual susunya gimana ya pak...ngh...", "sluurp..ah... hmm gimana ya? mending ngobrol sambil duduk aja dulu yuk...", "ooh iya pak..." Dias diajak pindah keruang tengah, cewek itu diajak duduk santai diatas karpet. tapi meski sudah duduk pak RT masih sibuk menikmati toket besar Dias itu, tak lupa pak Rt mencopot tanktop dias juga. "ditaruh botol atau plastik juga bisa Dias..", "hmm... terus kalau... harganya pak...ngh..", "mmh... sluurp..mmh...aah... kalau harga dipikir nanti aja", "hmm gitu ya pak..ngh...ngh... pak RT..." pak Rt mengambil wadah lalu ditaruh didepan Dias, lalu ia kini memutuskan pergi kebelakang Dias, ia pegangi toket besar milik cewek itu. "Dias biasanya kalau merah susunya gini ya?", "ngh...ah... iya gitu... juga bisa pak..ngh...", "hmm... biasanya juga gini kalau lagi bantuin  istriku..." Dias jadi mendengarkan pak rt terus dan membiarkan toketnya diperah, karena ia terbujuk kalimat pria itu.  "hmm... pak rt... dirumah... biasanya...ahn...", "hehe... dirumah susunya juga buat anak anakku...", "ooh... ngh...ah...", "kan susu bagus buat anak anak, buat orang dewasa juga...hehe..." Pak Rt makin asyik saja, ia pijit toket besar Dias itu, dari pangkal sampai keujung diurut terus. Susu yang keluar dari puting kenyal Dias itu terus menetes mengisi wadah. "aah...nngh...nnh...", "Dias, coba agak nunduk deh...", "hmh... begini pak...", "iya, hehe..." Dias menurut dan merunduk, ia jadinya malah nungging juga. pak rt yang tak tahan lagi itu menyempatkan membuka celana untuk membiarkan penis tegaknya bersiap. "pak Rt...kok itu...mmgh...", "Dias tau enggak, bisa loh gak perlu kamu perah, susu kamu bisa keluar terus..." pak RT bicara sambil sibuk membuka celana pendek dias itu. "hmm, kayaknya aku pernah itu pak...", "nah pas gimana itu dias?", "itu kalau ndak salah waktu...aah...pak rt...itu..." Dias baru sadar ia sudah telanjang karena celananya dicopot pak rt, lalu juga ada sesuatu yang menempel dibibir vaginanya. "iya pas sambil begini kan Dias...ngh..ouh.." pak Rt segera saja mendorongkan penisnya itu, sleeb, masuk kedalam memek hangat Dias. "aah...aah...pak rt...jangan... itu...", "uuh... loh biar kamu tau... habis ini kamu gak perlu repot repot pasti susu kamu keluar terus...", "tapi...pak...aahn..." tadi memang baru masuk sedikit, namun pak rt segera mendorong batang tegaknya lebih dalam lagi, sleeb, Dias sampai mengerang saat memeknya kini benar benar sesak diisi penis pak Rt. "hehe..oh..mh... liat Dias...itu.." pak Rt kini menahan tubuh montok Dias, toket besar milik cewek itu dibiarkan menggantung. Dan benar saja kini puting susu menonjol milik Dias itu tak perlu lagi dipencet pencet atau disedot, karena susu mengalir keluar dengan intensif. "aah...ngh...ouh..." Dias tau benar memang kini susunya bisa mengalir menetes sendiri kedalam wadah, tapi Dias juga harus sibuk merasakan memeknya yang dientot pak RT. " biar gak muncrat kemana mana... dipegangin juga ini dada kamu...oh..." pak RT kini memegang toket besar Dias agar tak bergoyang terus, dan susu yang menetes bisa jatuh kewadah dan tak membasahi karpet. Entah berapa lama Dias harus menahan tubuhnya dirangsang oleh pak Rt itu, toket besar milik janda muda itu juga tak berhenti meneteskan susu.
"aahn...ah..mh...", "wah...dias...hehe..mh..." Pak Rt harus menarik keluar penisnya saat mendapati Dias klimaks dan cairan kewanitaan mengalir dari memek cewek itu.  "nngh...ah...uuh.. ", "nah gimana dias.. tuh keluarnya banyak ya.." wadah itu sampai hampir penuh oleh susu. "ngh...iya pak RT...pak Rt... jangan...aku..mmgh..." pak Rt berpindah kini ada didepan dias, malah ia langsung medorong batang tegaknya kedalam mulut dias yang masih menungging itu. "wah... dari depan juga bisa loh dias... ayo kamu pegang dada kamu tuh..", "hghmm...mmgh..nngh..." Dias tak bisa bercakap, mulutnya penuh diisi penis pak RT. Dias menurut saja jadinya, ia pegang toket besarnya itu agar tak bergoyang hebat. Dias menutup matanya saja, ia lebih baik tak melihat apa yang terjadi, tinggal ia rasakan saja. memang kini pak Rt tak berhenti menggerakan penisnya maju mundur dimulut dias itu. DIas juga masih merasakan susunya menetes terus, memeknya juga meneteskan sisa sisa cairan kewanitaanya tadi. Pak Rt tak mau berhenti beraksi, sudah lama juga ia tidak ngeseks. "ngh...ooh... luar biasa memang Dias ya... auh... " pak Rt tampak sudah tak tahan, croot crot, mulut Dias diisi sperma dari penis pak Rt itu. "nngh...mmgh..mmh.." Pak RT menarik penisnya keluar, lalu kemudian ia pegangi tubuh Dias agar kembali duduk. "jangan dimuntahin dias... diminum aja..", "mmh..gleeg...mmh...uhuk...ngh...ahn.." DIas menelan sperma dimulutnya itu. "itu tadi... harus diminum... biar susunya Dias nanti makin banyak yang keluar, juga makin enak..hehe...", "mmh...ah...ngh...iya pak rt...uh..." Dias mengiyakan saja, mudah ia percaya pada pak RT, apa lagi karena kini pikirannya puyeng habis dientot oleh pak RT. Pak Rt membenahi pakaiannya, Dias juga pergi kekamar mandi mengurus tubuhnya, setelah itu ia sudah berpakaian lagi saat menemui pak RT diruang tamu. "Dias, aku bawa ya berkasnya, sama minta susunya juga ya..." DIas melihat pak rt sudah menyimpan susu didalam wadah plastik kecil. "ooh iya pak Rt...", "makasih ya Dias...hehe..." pak RT pulang dengan senang hati. Dias kemudian pergi untuk menyimpan susunya diwadah tadi kedalam botol. Setelah itu Dias harus mengurus karpet ruangt tengah yang basah dibeberapa sudut saja. "Dias...", "eh, om antok..." Antok tampak baru saja tiba...", "pak Rt tadi dari sini?", "iya... tadi habis...", "hmm? wah wah... pak rt ya..." Antok tak perlu diberitahu sudah faham, karena tampak Dias agak lemas, juga Antok bisa melihat botol yang sudah terisi susu banyak itu. "iya tadi pak RT bantuin mikir soal... jualan susu itu om...", "ooh gitu, gimana tadi?" Antok bertanya, meski hasilnya ia harus menahan tawa atas penjelasan Dias. "...gitu om, gimana ya?", "kalau gitu besok aku beli peralatannya deh buat nyimpan susunya ya...", "hmm iya om...", "nah itu banyak susunya di botol...", "iya ini om...", "kira kira... masih bisa keluar lagi gak Dias?", "gak tau ini om...", "hmm mending dicek lagi, ayo kekamar kamu ya...", "iya om Antok..." Dias kemudian diajak pergi kekamarnya. Antok meski pagi pagi sekali tadi sudah nyusu, kini ia mau lagi. meski awalnya Antok membantu Dias menuntaskan memerah susunya dihari itu, tak lupa Antok untuk mencicipi sebentar, juga tak lupa untuk ngeseks juga dengan saudara jauhnya itu.

Dias setelah beberapa hari berlalu, akhirnya bisa mulai menjual susunya. Memang seperti susu pada umumnya ia jual dalam plastik. Antok biasanya menjualkannya kesekolah terdekat. "Dias...", "iya om Antok..." Dias muncul menemui Antok yang baru datang. "udah habis loh susunya..", "wah, beneran om?", "iya... diborong anak anak sekolah tadi", "syukur deh kalau begitu...", "nih uangnya...", "aduh... om Antok bawa aja deh...", "loh kan itu juga susu kamu Dias..", "iya gak papa kok om... kan yang lebih butuh om Antok...", "iya udah biar aku simpen ya uangnya...", "iya om...", "ini kamu lagi ngapain Dias?", "habis nyetok susu om, ini mau lanjut lagi...", "ooh iya udah ayo om bantuin..." Dias pun kembali memerah susunya untuk disiapkan dijual lagi nanti. Antok senang saja, sembari ia kerja, sesekali ia tinggal menjual susu dari Dias itu sebagai uang tambahan.  Hari hari selanjutnya pun juga begitu, bahkan Antok melihat sepertinya peminat susu Dias makin banyak saja. Tapi Antok tak mau menambah stok, ia juga tak mau kehabisan susu segar Dias itu. "... kalau minggu libur aja dulu ya Dias...", "hmm iya udah om...", "aku keluar dulu ya DIas..." Antok kali itu pergi meninggalkan Dias. Dias kali itu bersantai saja dirumah. Dias kemudian baru sadar sepertinya buah dadanya itu jadi makin besar saja, ia pikir pasti air susunya bisa keluar lebih banyak lagi. Tak lama kemudian, terdengar pintu depan diketuk, Dias pergi untuk membukanya. "permisi...", "oh iya adek adek..." kali itu muncul beberapa bocah yang tampak kaget melihat Dias yang mempesona itu. "wah... permisi mbak... mau beli susu...", "hmm? beli susu?", "iya... kata om Antok kalau minggu gak jual jadi suruh kerumah ini gitu..." ,"ooh gitu ya... hmm masuk dulu aja dek..." Bocah bocah itu senang disuruh masuk kerumah. mereka duduk saja diruang tamu, menunggu Dias muncul lagi. Dias baru muncul membawa satu botol susu saja. "ini dek...", "oh iya mbak... cuma ini mbak ya?", "iya...", "ooh iya udah..." tanpa banyak ramai bocah bocah itu bergantian menghabiskan susu sebotol itu. Dias melihat saja, seperti bocah bocah itu memang suka sekali dengan susunya. "adek adek... kalian suka banget ya sama susunya?", "iya mbak... enak banget... gak kayak susu biasanya...", "hmm gitu ya...", "iya mbak... oh iya mbak namanya siapa?", "ooh aku Dias...", "ooh mbak Dias..." bocah bocah itu memang jadi semakin haus saja meski sudah meneguk susu, karena mereka melihat buah dada Dias yang begitu besar tersimpan dalam kaos. "hmm... kalian masih mau susu lagi?", "iya mbak... oi mana uang kalian..." bocah bocah itu kemudian mengeluarkan semua uang mereka dan  ditaruh dimeja. "wah banyak sekali...", "iya mbak, kami pengen banget minum susu lagi...", "hmm... sini kedalam dulu...", "iya mbak..." mereka ikut saja keruang tengah bersama dias. mereka duduk dikarpet sambil berharap diberikan suguhan susu lagi, namun bocah bocah itu kaget karena mereka mendapat yang lebih istimewa, Dias tiba tiba sudah melepas kaosnya dan membiarkan toket besarnya terpampang didepan bocah bocah itu.  "wah mbak Dias...", "bentar ya dek... soalnya susunya masih didalem ini belum dikeluarin..." tak percaya bocah bocah itu ternyata susu yang mereka suka berasal dari buah dada besar milik Dias. "oh dari situ ya mbak...", "iya hari ini belum dikeluarin..." Dias memegang toket besarnya itu, membuat bocah bocah didepanya merasakan tenggorokan mereka kering seketika. "wah... biar kami bantu keluarin mbak...", "ooh gitu...", "iya... gimana nih mbak...", "hmm... mending kalian langsung hisap aja dari sini yah..."  Dias menunjuk kearah puting susunya, bocah bocah itu nafsunya meningkat seketika. "ooh iya mbak...umm..mmh.." sekejap melesat satu bocah mendekat lalu ia tempelkan mulutnya diputing kenyal Dias itu, "nngh..ah... ", "wah...umm... sluurpp... tinggal disedot aja kan mbak...", "iya tinggal disedot aja...uuh... kalian gantian aja yah...", "iya mbak..wah..." dua puting susu Dias kini sudah diemut bocah bocah itu. Pertama mereka agak kesulitan, pertama mereka jilat dan dikenyot kenyot, baru disedot dan keluar susunya, lalu bocah bocah itu sudah fasih saja cara nyedot susu langsung dari sumbernya. Dias senang senang saja melihat ia bisa menyusui bocah bocah itu, ia jadi ingat saat dulu menyusui bayinya. "mmh...sluuurp...mm...uhuk...ngh...", "pelan pelan aja dek minum susunya ya...ngh.." DIas kemudian merasakan susu membasahi tubuhnya itu, lalu ia memutuskan melepas celananya juga agar tidak basah. "wah...mbak Dias...", "kenapa dek..ahn..", "gak papa mbak... hmm..." Tau Dias sudah telanjang, bocah bocah itu malah ikutan melepas pakaian, terlihat penis penis kecil mereka sudah tegang.  "mbak Dias... gak capek begitu... apa gak tiduran aja?", "hmm iya juga ya... bentar dek... kekamar dulu aja...", "wah iya bener mbak..." dengan senang hati bocah bocah itu ikut dias kekamarnya. sampai sana dias tiduran dikasur, langsung bocah bocah tadi menyusul, mereka tangkap toket besar Dias itu, mereka remas remas kuat, puting susu Dias juga sudah langsung disantap mulut mulut mereka, disedotnya susu yang keluar, sluurp... terus disedot bergantian. "hehe...hmm..." ada juga bocah yang kini sibuk mengelus tubuh montok Dias itu, bahkan ada yang sudah berani mengelus selangkangan Dias itu. "nngh...ah dek... itu..." Dias merasakan ada yang masuk kedalam lubang vaginanya, terasa seperti jari tangan, jadi ia biarkan saja, karena memang bila memeknya diganggu biasanya Dias bisa memproduksi susu lebih cepat dan lebih baik. "wah... uhh..." namun memang sebenarnya yang masuk kememek Dias itu adalah penis salah satu bocah itu. "hmm...ooh... kamu gak pengen... minum susu lagi?", "nanti aja mbak... ini lagi pengen masukin sini... boleh kan mbak...", "uuh iya gak papa...tapi jangan lama... gantian aja...aahn...", "iya mbak...wah..." bocah bocah itu jadi senang bisa juga bergantian mencoba memasukan penis mereka di memek hangat Dias itu. "sluurp...aah..mmh...aduh..uh..." Croot crot, ada yang sudah klimaks saja habis asyik nyusu terus, "nngh...dek itu...aahn..." Croot crot, memek Dias juga disemprot cairan dari penis bocah bocah itu. Dias tak mempermasalahkan hal itu, karena beberapa hari itu Dias juga membiarkan memeknya diisi sperma oleh Antok, dan antok mengatakan tidak apa apa karena Dias sudah dibelikan obat khusus. "m...maaf mbak... gak kuat...", "iya gak papa...ngh..auh.." Crot croot, disemprot lagi tubuh Dias dengan cairan lengket. bocah bocah itu cepat saja sudah klimaks, memang baru awal pertama aksi menikmati tubuh wanita. Setelah puas minum susu, bocah bocah itu juga lemas habis klimaks. "mbak Dias... makasih...", "kalian mau pulang?", "iya mbak...", "iya udah... tapi jangan kasih tau yang lainnya ya... nanti kalian gak dapet jatah susu pas hari minggu loh...", "hmm iya mbak Dias siap..." bocah bocah itu berpakaian lalu bergegas pulang. Dias sempat istirahat sebentar, lalu ia geleng geleng keheranan, bagaimana ia harus mengurus kamarnya yang basah semua itu. "Dias...", "iya om Antok?", "kamu habis ngapain?", "habis bersih bersih kamar...", "ooh, udah ayo makan dulu nih aku beliin dari luar", "ooh iya udah om..." saat Dias baru selesai mengurus kamar, Antok sudah kembali membawa makanan. Mereka segera makan bersama saja. "...tadi ada anak anak kesini om", "ooh, beli susu kamu?", "iya... sampe habis semua...", "wah... kalau gitu gak aku bolehin aja deh kalau minggu beli", "hmm iya, makasih om Antok", "iya Dias...hehe..." Dias masih akan melanjutkan hari harinya dirumah Antok berjualan susu.

2 comments:

  1. request min
    gadis sekolah yang disuruh belajar menyusui sama ibunya

    ReplyDelete
  2. makasih dah update lagi, semangat terus om

    ReplyDelete