Saturday

Cerita Seks: Bertemu Cewek Idaman

"Tumben bener Fajar jogging hari minggu begini...", "iya mumpung libur kan pak,hehe..." Fajar memang sedang menikmati waktunya berolahraga dipagi hari itu, memang biasanya ia sibuk bekerja, karena saran dari teman temannya untuk berolahraga sekali kali, maka ia coba saja jogging dipagi hari minggu itu. memang ia bertemu beberapa orang lain juga ditaman dekat rumahnya itu. Beberapa ia kenal, dan beberapa lagi tidak. Fajar berjalan saja dengan santai sambil menikmati udara pagi itu. Fajar sempat berjalan sangat pelan,sibuk melihat seorang cewek yang sedang membenarkan tali sepatu. dilihatnya cewek itu cukup cantik, apalagi memakai pakaian cukup minim. cewek itu tiba tiba menyadari kalau dilihati fajar, tentu Fajar segera menambah kecepatan jalannya itu, namun karena tidak melihat kedepan, bruakk, ia malah menabrak pohon. "Aduh..." Fajar tersungkur kesakitan, "waduh, masnya gak papa?" cewek tadi malah mendekat seraya mau menolong Fajar. "uh... gak papa kok..." Fajar setelah mengelus jidatnya yang sakit, ia melihat kearah suara cewek didekatnya, Fajar makin terpesona dengan paras cantik cewek itu dari dekat.
"mas... woi... gak bisa berdiri ya?", "eh...enggak kok... hehe..." Fajar kemudian baru bangkit. cewek tadi tersenyum sebentar, "kenalin mas, aku Rosi...", "ooh... iya.. aku Fajar..." mereka sempat berkenalan, tentu Fajar sangat senang. "masnya sering jogging juga disini?", "hmm... i...iya... kan biar sehat... tiap hari jogging dulu, sebelum kerja gitu..." padahal juga hari pertama Fajar mulai olahraga "ooh gitu...", "kamu... warga baru disini ya?", "iya mas baru beberapa hari ini tinggal didaerah ini... yuk sambil jalan lagi mas Fajar..." Fajar pun kini jogging ditemani oleh Rosi. Mereka terus ngobrol saja sambil jogging dan menikmati suasana pagi. "... ooh, kalau alamat itu sih tau, sering lewat sana sih, bukannya itu...", "iya aku memang tinggal bareng saudaraku disitu...", "ooh...hmm..." Fajar tak pernah tau ada orang yang baru kenal sudah mudah diajak ngobrol. Tak lama kemudian mereka sempat berjalan melewati rumah yang dibicarakan tadi, "mas Fajar, aku pulang dulu ya...", "ooh iya Rosi, makasih loh...", "makasih buat apa mas?", "udah nemenin aku jogging,hehe...", "ooh... hehe iya... dah..." Rosi pun pergi masuk kerumah. Fajar kemudian melangkah pergi sampai agak jauh dari rumah Rosi, setelah itu ia duduk dan mengambil nafas, capek juga tampaknya cowok yang jarang olahraga itu. Tak lama setelah itu ia segera bangkit dan pergi pulang saja.
Fajar jadinya terfikirkan tentang Rosi terus, hari sudah berganti pun Fajar masih memikirkan sosok cantik yang begitu indah dimatanya itu. "Jar... woi...", "eh...iya bro...", "ngelamun terus... tuh lihat...", "wah... aduh..." Fajar ngelamun saja dikantornya, cukup lama ia termenung didepan komputer, sampai keyboard pc itu ia tekan terus sampai komputer error. "haha... tumben bener ngelamun jar...", "haha... gak papa bro... waduh.." Fajar kemudian segera membenarkan pcnya yang error itu. Fajar kemudian sadar, ia harus bertemu Rosi lagi, agar pikirannya bisa tenang dan ia bisa kerja dengan lebih baik. jadi keesokan harinya ia pagi pagi itu pergi untuk jogging lagi. Ia jalan kesana kemari, tentu inginnya agar bertemu Rosi. Fajar juga lewat depan rumah rosi, namun rumah itu tertutup dan tak tampak orang juga disekitarnya. Fajar melanjutkan saja langkahnya, sampai ia melihat sosok yang ia cari itu. Rosi tampak sedang memilih milih sayuran disebuah toko sayuran. "Rosi..." Fajar keceplosan memanggil Rosi cukup lantang, ia bahkan tak tau bagaimana ia tiba tiba saja memanggil cewek itu. Rosi pun menoleh, dan ia pun menemui Fajar, "iya mas Fajar, habis jogging ya?", "iya ini, kamu lagi beli beli ya?", "iya mas, soalnya tadi saudaraku udah berangkat pagi pagi, jadi aku harus masak sendiri...", "ooh gitu...", "eh bentar ya mas Fajar..." Rosi memang berpenampilan biasa karena memang tidak lagi jogging. Cewek itu menyelesaikan membeli sayuran, setelah itu ia temui Fajar lagi. "udah selesai Rosi?", "udah, mas Fajar mau lanjut jogging lagi?" Fajar sempat memikirkan kenapa tadi ia disuruh menunggu sebentar, lalu ia sadar apa yang harus ia lakukan. "udah kok ini, aku nemenin kamu pulang aja...", "oh gitu... hehe..." Fajar pun melangkah pergi menemani Rosi menuju rumahnya. Setelah sampai didepan rumah, Rosi segera mengeluarkan kunci dari sakunya untuk membuka pintu. "Rosi, aku...", "mas Fajar gak masuk dulu? udah mau siap siap kerja ya?", "enggak sih, masih nanti masuk kerjanya...", "yaudah ayo masuk dulu... hehe...", "hmm iya deh..." Fajar terhipnotis paras menawan Rosi, cowok itu ikut saja masuk kerumah. "mas Fajar mau minum apa nih?", "aduh gak usah repot repot Rosi...", "beneran ini? soalnya aku mau langsung masak habis ini...", "hmm... masak sayur tadi?", "iya... ooh pasti mas Fajar mau nemenin aku masak juga kan?", "eh itu...i...iya sih, tapi...", "iya udah ayo mas,hehe..." Rosi malah mengajak Fajar kedapur. Sampai disana Rosi segera saja bersiap memasak, Fajar yang tiap pagi makan diwarung tentu tidak pernah masak. "mas Fajar tiap pagi masak enggak?", "enggak sih, biasanya...", "ooh udah ada yang masakin ya?", "eh enggak, aku pergi ketempat makan kalau pagi", "ooh... hehe..." Rosi senyam senyum saja sambil sibuk memasak, Fajar hanya lihat kesana kesini. "ehm... ada yang bisa aku bantuin gak Rosi?", "ada dong mas..." Fajar pun jadinya membantu Rosi memasak, tentu hanya hal hal kecil yang mudah saja. Fajar memang biasanya kalau pagi pergi makan diwarung sambil ngopi dan ngobrol dengan pengunjung lain, kini ia malah masak dengan Rosi. Fajar sempat melihat jam, dan waktu tampak masih senggang meski ia seharusnya sudah bersiap untuk berangkat kerja. "... belum selesai ya Rosi?", "bentar lagi mas... cepet kok...", "ooh, hmm... aku numpang kekamar mandi bentar ya...", "ooh iya mas Fajar..." Fajar sempat pergi kekamar mandi sebentar, setelah kembali tampak masakan sudah selesai. "udah selesai ya Rosi?", "udah, ayo makan mas...hehe..." Fajar diajak pergi sarapan bersama Rosi. "udah aku ambil sendiri aja..." ,"ooh iya...cobain mas... gimana masakan Rosi..." Fajar pun segera memakan hidangan, Fajar kaget sekali, masakan Rosi tampaknya kurang nikmat, Fajar bahkan berfikir masakan diwarung lebih enak dari masakan Rosi. "mmh...enak kok enak...", "wah... beneran nih mas...mm... uhuk... keasinan ya mas...maafin Rosi ya..." Rosi sempat mencoba makanannya sendiri, ternyata memang tidak begitu enak. "gak papa Rosi... yang penting kan bisa makan hasil masakan kita sendiri...", "hmm gitu ya mas...hehe..." Rosi dan Fajar kemudian segera menyelesaikan makan mereka. "ehm... Rosi... aku balik dulu ya...", "udah mau kerja ya mas?", "iya, eh... anu... itu Rosi...", "apa mas Fajar...", "itu... minta nomor handphone kamu... biar nanti...", "ooh iya iya... ini mas..." Rosi menanggapi Fajar dengan baik, ia berikan saja nomer handphonenya itu. "makasih ya Rosi...", "sama sama mas... nanti main kesini lagi ya...", "hehe iya..." Fajar pun pergi pulang, setelah agak jauh dari rumah Rosi, Fajar langsung berlari terbirit birit, karena ia takut akan telat. Meski sudah bergegas secepat mungkin, Fajar tetap saja datang telat kekantornya, tapi ia tidak menyesali hal itu, setidaknya ia jadi makin dekat dengan Rosi.
Kini Fajar jadi bisa fokus bekerja, karena ia tidak repot lagi memikir kan Rosi, karena ia bisa tinggal mengirim pesan chat kepada cewek itu, jadi sambil bekerja pun ia bisa ngobrol dengan Rosi. Hari hari pun berlalu, Fajar jelas makin dekat dengan Rosi, ia juga sempat pergi kerumah cewek itu, bukan pagi hari namun setelah ia kerja. "... jadi pulang nya sore gini ya mas Fajar?", "iya emang... kalau udah hujan yang paling repot...", "hmm... iya emang lagi sering hujan sekarang..." Rosi kali itu menemani Fajar diruang tamu rumahnya itu. "maaf ya lama, ayo diminum dulu...", "wah jadi ngerepotin... makasih bu..." memang kali itu Rosi tidak sendiri, ia sedang bersama saudaranya juga. "hehe gak papa mas...  habis pulang kerja ya mas...", "iya bu..." Fajar ingin bertemu Rosi saja sebenarnya, eh kini malah ngobrol juga dengan bibinya Rosi. "kerja dimana mas?", "itu bu di ********", "ooh yang gedungnya tinggi itu ya mas?", "iya bu disitu..." Fajar sambil ngobrol tak lupa menikmati minuman yang diberikan tadi. "wah... hebat ya mas ini...", "haha endak kok bu, oh iya... ehm... ini ada sesuatu..." Fajar mengeluarkan bingkisan dari tasnya itu. "apa ini mas Fajar?", "buat kamu Rosi... udah terima aja...", "wah makasih loh mas...", "hehe iya... hmm... Rosi, aku balik dulu ya, gak enak kalau sampe malem bertamu..." tampak Bibinya Rosi jadi tak berhenti tersenyum dengan apa yang sudah diberikan oleh Fajar pada Rosi. "loh mau kemana mas...", "pulang dulu bu... udah gelap diluar...", "oh iya, makasih loh mas...", "iya... Rosi... aku pulang dulu ya", "iya, makasih mas Fajar..." Fajar kemudian pergi dari rumah Rosi. "Tuh kan Rosi... kamu disini gak sampe sebulan udah ketemu aja jodohnya...", "aduh tante... apa sih...", "kalau dilihat lihat pantes kok dia itu sama kamu...", "tante... udah udah... Rosi mau kekamar dulu..." Rosi pergi kekamarnya. sampai dikamar, Rosi jelas tak bisa menyembunyikan senyumnya, ia pun membuka bingkisan dari Fajar tadi, ternyata ada boneka didalamnya. Rosi senang sekali dapat hadiah dari Fajar itu. "makasih mas Fajar, bonekanya bagus... cocok sama Rosi...hehe..." Rosi mengirimkan foto selfinya bersama boneka pemberian Fajar tadi, "sama sama Rosi... untung dia cocok sama kamu...", "iya yang ngasih mungkin juga udah cocok...hehe...", "cocok jadi boneka?", "bukaan... aduh haha..." Asik saja Fajar dan Rosi berbincang lewat pesan chat itu. Fajar inginnya tidak perlu mengiri pesan chat lagi, ia mau ngobrol lebih dekat dengan Rosi.

Hari hari berlalu, Rosi dan Fajar makin dekat saja, kali itu bahkan mereka menyempatkan diri jogging bersama dihari minggu itu. "... heran emang kalau pagi panas banget, siangan udah hujan...", "nah itu makanya...", "eh bentar mas Fajar..." Rosi berhenti sebentar untuk mengikat tali sepatunya. Fajar jadi teringat, momen sama dimana ia awal bertemu Rosi itu. "Rosi...", "iya mas... bentar kok...", "ingat enggak waktu pertama kita ketemu?", "hmm... haha... iya ya pas aku benerin tali sepatu juga... nah udah..." Rosi kali itu juga berpenampilan serupa dengan waktu pertama kali bertemu Fajar. "ehm... Rosi...", "iya... kenapa mas Fajar... loh kok duduk, mau benerin tali sepatu juga?" Fajar kemudian mengeluarkan sesuatu dari sakunya, ternyata sebuah kotak yang ia buka dan ternyata ada cincin didalamnya. "Rosi, mau kah kamu jadi istriku?" Rosi kaget sekali, ia benar benar tak menyangka akan apa yang ia lihat. "mas... aku...", "Lama lama... aku makin cinta sama kamu Rosi... aku tak mau cinta ini tak  tersampaikan, jadi...", "aku mau mas ...", "wah Rosi..." Fajar senang mendengar Rosi setuju, segera ia ambil cincin dikotak kecil itu, lalu ia pakaikan pada jari manis Rosi. "makasih mas Fajar...." Rosi segera memeluk Fajar karena saking senangnya. "hehe... iya Rosi... aku juga makasih loh... kamu mau menerima cinta ku..." Fajar sempat menikmati dulu waktunya berpelukan dengan Rosi. "mas Fajar... udah...", "eh...iya..." Fajar keasikan memeluk Rosi, mereka berhenti berpelukan kemudian saling pandang. "tau gak mas...  aku kekota ini... emang biar cepet dapet jodoh...", "yang bener Rosi... ", "iya... ketemunya mas Fajar... jodohku disini...", "hehe iya... makasih Rosi... aku seneng banget hari ini...", "aku juga mas... eh... dilihatin orang mas... ayo lanjut..." Rosi dan Fajar melanjutkan saja joggingnya, bedanya mereka kini sudah romantis saja karena sudah jadian.
Setelah selesai olahraga, mereka pergi pulang, Fajar kali itu memutuskan ikut kerumah Rosi dulu. "loh pada keluar ya?", "iya, mas Fajar mau makan apa nih?", "hmm... mau masak apa ya..." Fajar kali itu menemani Rosi lagi yang ingin memasak. Namun Fajar tidak lapar, ia hanya ingin bersama Rosi. "mmh... mas Fajar..." Fajar memeluk Rosi dari belakang. "terserah kamu deh Rosi sayang, mau masak apa...", "hmm gitu... tapi lepasin dulu dong...", "iya bentar sayang..." Fajar senang bisa memeluk tubuh Rosi yang montok itu. entah sadar atau tidak, Fajar tangannya sudah berulah dan mengelus toket montok ROsi meski masih ditutupi kaos. "mmh...ah...mas Fajar...", "hmm... eh...maaf sayang..." Fajar baru berhenti berulah. "mas Fajar...", "iya maaf Rosi..." Fajar takut dimarahi karena baru jadian sudah nakal. "kok berhenti sih...", "hah... aku pikir kamu jadi gak enak....", "kalau mas Fajar pengen sih gak papa..." Fajar kaget dengan ucapan Rosi, tapi ia juga jadi senang, ia peluk ROsi lagi, ia elus elus lagi tubuh cewek kesayangannya itu. "hmm... Rosi...", "aah...mmh... mas Fajar... " Rosi berontak, tapi hanya untuk agar ia bisa berpelukan berhadapan dengan Fajar. "gak jadi masak nih...", "gak jadi deh...cup..mh..mmh..." Rosi langsung menyambar mulut Fajar, tentu Fajar instingnya langsung berjalan, ia balas cumbuan Rosi itu. entah dari mana mereka dari hanya bercanda biasa dan akhirnya mulai bercinta. "Cup..nmh..aah..mmh..", "Cup..mmh.. ah...mmh.." Fajar masih lanjut lagi mengelus tubuh montok Rosi itu. "Rosi... aku...", "sst udah... ayo mas fajar..." Rosi malah mengajak Fajar pergi, menuju kamar cewek itu. Rosi dan Fajar duduk sebentar dikasur itu. "Rosi...", "mas Fajar... aku mau bilang sesuatu...", "bilang aja sayang...", "aku udah gak perawan...", "hmm... terus kenapa...", "mas fajar gak marah?", "ehm... meski aku bukan yang pertama... tapi aku bakal jadi yang terakhir buat kamu...", "mas...mas Fajar..." Rosi memeluk Fajar lagi, " udah tenang aja Rosi..." meski Fajar sedikit kesal, tapi pasti lebih berat Rosi untuk mengatakan hal tadi. "makasih ya mas Fajar... mau menerima Rosi... apa adanya...", "iya Rosi sayang... udah... nah mau lanjut masak gak nih...", "ehm... enggak deh, nanti gak enak...", "loh... lah terus ngapain kita...", "terserah mas Fajar..." mereka sempat saling pandang lagi, lalu Fajar melesat mencium Rosi, mereka kembali bercumbu lagi. bedanya kini Fajar mengajak Rosi tiduran dikasur, memang lebih asyik bercumbu diatas ranjang itu. "cup..mmh...ah...", "mmh..ngh..cup...mmh.." Fajar kini tak ragu ragu menangkap buah dada montok Rosi itu, ia raba raba saja meski masih terhalang kaos. "cup..mmh..mmh... Rosi... itu..." Rosi tampak sudah membuka celana Fajar saja, ia bangun dari tidurnya, ia lalu menangkap penis tegak milik Fajar. "mas Fajar... besarnya punya mas fajar..." Rosi sibuk mengocok penis tegak milik Fajar...", "uuh... Rosi...wah...", "hmm...ummh..mmgh..mmh..." Fajar kaget, batang penisnya itu kini sudah diemut saja, Rosi memang luar biasa. Dengan hebatnya Rosi kepalanya bergerak naik turun, sehingga penis tegak Fajar terpuasan aksi oral mau Rosi itu.
Tidak jadi sarapan, Rosi dan Fajar malah asik bercinta dikamar. "Rosi..uuh..mh...", "mmh..mmgh... aah... nngh... uh... ", "sini bentar sayang..." Fajar ingin beraksi juga, ia lepas saja baju yang dipakai Rosi, ia lepas juga bh yang terpasang, Fajar akhirnya melihat langsung toket montok milik Rosi itu. "kenapa mas Fajar?", "gak papa... kamu seksi banget ya...", "ah...ngh...ouh..." toket montok Rosi mulai diremas remas, Fajar juga tak lupa untuk mencoba mencicipi puting merah muda milik Rosi itu. Fantasi fajar pun terealisasi, ia pun bisa menikmati adegan asik bersama Rosi. "mmh...wah...", "mmh... ayo dibuka semua aja sayang..." Fajar dan Rosi mulai telanjang. "Malam pertamanya sekarang aja ya Rosi sayang...", "lho... ini kan pagi pertama mas...", "ooh iya sih...hehe... wah..." Fajar mulai sibuk mengelus bibir vagina Rosi itu. "ah...geli...ngh...", "luar biasa...hmm... wah udah basah ya sayang..." Fajar memasukan jarinya kelubang memek Rosi, ternyata sudah agak basah. "iya... kan udah...ngh...", "hehe iya sayang... bentar..." Fajar sudah bersiap saja diatas tubuh montok Rosi itu. Fajar bahkan tak ragu lagi menyiapkan penisnya yang sudah sibuk dielus elus diselangkangan Rosi itu. "nngh...masukin aja mas Fajarku...", "iya Rosi sayang... ngh...mmh...ouh" Fajar pun mulai menyisipkan kepala penisnya masuk, sleeb, kenikmatan mulai terasa, "ah...ah...aaahn!" Fajar mendorong penisnya agar semuanya masuk, sleeb memek hangat Rosi terpenuhi. "uuh... Rosi sayang...ngh..mmh.." Fajar memeluk tubuh Rosi itu. Terasa saja tubuh mereka bersatu, kenikmatan mengalir diantara mereka berdua.  "aah..mh...mas Fajar...uuh...", "luar biasa...ooh...mh..." Fajar mulai menggerakan batang tegaknya itu maju mundur. begitu nikmat terasa, Rosi tampak ikut menikmati, tampaknya cewek itu juga lama berfantasi bisa ngeseks dengan fajar itu.  dinding vagina Rosi berdenyut hebat, Fajar bahkan merasa seperti penisnya itu dihisap hisap juga oleh memek hangat Rosi itu. Fajar tak lupa untuk mengurus toket montok Rosi yang bergoyang goyang ketika pemiliknya disetubuhi. "aahn...nngh..", "cup..mmh...mmh..." Fajar bergantian mengecup puting merah muda milik Rosi itu,bagian sensitif itu tentu merangsang Rosi agar lebih puas lagi. Fajar bisa merasakan juga memek Rosi makin basah, jadi makin enak juga ia menusukan batang tegaknya itu, sleeb sleeb sleeb, maju mundur dengan asyik, penuh kenikmatan dipagi hari itu sudah ngeseks saja. "Sayang...aku...aahn..." Rosi merasakan memeknya yang bergejolak, Fajar bahkan harus menarik keluar penisnya sebentar, karena cairan kewanitaan Rosi mengalir keluar cukup banyak. "wah... hebat Rosi sayang...tapi aku belum keluar...nngh.." Fajar kemudian menyodokan kembali penisnya masuk kedalam memek becek Rosi itu. "aahn...aah...iya mas... lagi...ayo...aaahn..." Rosi malah minta lagi, Fajar siap memberi sepenuh hati. Digenjotnya memek pasangan barunya itu, Fajar tak lupa menggrayangi tubuh mulus Rosi itu juga. Rosi mendesah dan mendesah lagi, rangsangan yang diberikan Fajar memang luar biasa, tepat dibagian bagian sensitif tubuh cewek itu. Bermenit menit berlalu, Fajar terus menyetubuhi Rosi, ia tak perlu melihat kearah jam didinding, karena ia libur dihari minggu itu, ia bisa bebas bercinta dengan Rosi.

"Rosi...uuh..mmh..." Fajar kali itu menarik penisnya keluar, lalu ia kocok sendiri, "mau keluar ya sayang... " ,"iya...aku...auh.." Croot croot, Fajar mengarahkan spermanya yang muncrat itu kearah tubuh mulus Rosi. "aahn...mh... mas Fajar...", "uuh...iya Rosi...', "kok enggak keluar didalem aja...", "gak boleh dong... kan belum nikah...", "hmm gitu ya...", "nanti kalau udah nikah... aku keluarin dimana aja... sesuka kamu...", "hmm... hihi... mas Fajar sayang..." Fajar tiduran juga disebelah Rosi, ia sempatkan istirahat dulu dengan cewek kesayangannya itu sebentar sambil mengobrol. "... iya nanti biar aku yang urus deh sayang...", "oke mas Fajarku... eh... mas Fajar... jam berapa... waduh...", "kenapa Rosi...", "takut tante ku pulang... bentar ya..." Rosi pergi kekamar mandi untuk mengurus tubuhnya yang lengket semua itu. Fajar sudah senang, ia berpakaian lagi, ia duduk saja diruang tamu. Tak lama berselang, Rosi sudah selesai mandi dan segera berpakaian. ia pergi kedepan, dan melihat bibinya sudah duduk ngobrol dengan Fajar. "loh... tante udah pulang...", "iya... Rosi gimana sih... sebelum mandi bikinin dulu mas Fajar minuman...", "oh iya.. bentar ya..." Rosi pergi mengambil minuman. Fajar pun sempat menjelaskan kalau ia ingin mempersunting Rosi, dan bibi cewek itu tampak sangat setuju. "Akhirnya Rosi...haha...", "kenapa tante?" Rosi datang membawa minuman, bingung kenapa bibinya itu tampak senang. "gitu dong... emang mas Fajar ini pantes buat jadi suami kamu...", "ooh..hehe... iya tante...", "aku doain kalian nanti... jadi pasangan yang baik dan punya anak anak yang banyak", "aduh jangan banyak banyak tante...", "lho... kan biar seneng mas Fajarnya ...haha..." Fajar hanya diam sambil tersenyum senang, Rosi juga tentu sangat senang. Fajar dan Rosi tinggal mengurus kepentingan kepentingan mereka dulu, sebelum bisa segera menikah dan menjadi pasangan yang sejati.

4 comments:

  1. Bikin yang gangbang dong. Kangen nih. Asti atau Rini lagi

    ReplyDelete