Saturday

Cerita Seks: Pelayanan Seks Sasti part 4

"Oke makasih ya om...", "iya Sasti, kapan kapan lagi ya..hehe..." Sasti kali itu melepas kepergian salah satu pria yang memang baru saja selesai menikmati pelayanannya. Sasti kemudian mengeluarkan handphonenya, ia mulai mengorder ojek online. Tak lama sudah dapat ojek dan segera menuju lokasi Sasti. "Permisi... mbak Sasti ya?", "iya mas, ini mas Ronald kan?", "iya betul mbak, ini helmnya..." Helm diberikan pada Sasti, "kayaknya pernah dianter mas Ronald deh saya", "hehe iya mbak, ini...sesuai dimap kan...", "iya...yuk..." Sasti sudah naik motor, dan segera ia diantar untuk pulang. Dalam perjalanan itu, si ojek bernama Ronald itu memang pernah mengantar Sasti, dan kini ia baru yakin kalau nanti bisa dapat orderan lagi dari Sasti bila ia ada didekat hotel yang tadi ia lewati itu. "Habis...Kerja mbak Sasti?", "iya bener mas...", "pulangnya... jam segini ya memang...", "iya kan kerjanya malem..." memang kali itu sudah jam 3 pagi, Ronald heran saja apa pekerjaan Sasti yang cantik itu. "ooh gitu ya mbak...", "iya, kerjanya gak mesti kok mas... kalau ada yang order aja..." Ronald sempat berfikir, lalu baru faham, kalau Sasti itu cewek panggilan. "hmm iya iya... ini belok kiri kan mbak...", "iya mas..." Ronald tak bertanya lebih, karena ia tau nanti juga bertemu Sasti lagi. Setelah sampai, Sasti turun, lalu membayar biaya ojek itu. "makasih ya mbak...", "makasih juga mas... oh iya mas... simpen nomerku itu ya... kali aja... butuh...hehe...", "oh hehe...iya..." Sasti baru pergi kerumah setelah memberi senyum manisnya pada Ronald. Ronald pun menyimpan nomer Sasti, meski ia tak tau nanti akan menghubunginya atau tidak.

Sasti masih menikmati hari harinya dirumah bibinya itu. Semua berjalan lancar sesuai perkiraannya. "mbak Sasti mau kemana?", "Mau kekampus bentar dek...", "kan biasanya gak kekampus kalau kamis  gini?", "kan... ada kelas pengganti...", "ooh...hmm...", "kenapa sih? mau ngapain?" Sasti melihat Nico yang malu malu, sudah biasa seperti itu kalau bocah itu ingin sesuatu. "ehm... pulang jam berapa mbak?", "gak tau... kamu tenang aja nico... kalau pulang nanti malem, kamu mau minta apa juga aku kasih yah...", "wah... beneran mbak...", "iya... pasti kamu mau minta ini..." Sasti malah menyempatkan mengeluarkan buah dadanya dan ditunjukan pada Nico. "wah...hmm...", "eits...gak boleh... habis ini ibumu pulang... nanti ketahuan, nyaho kamu... haha...", "duh mbak Sasti..." Sasti berpakaian dengan benar lagi, lalu pergi begitu saja. Nico yang memang lagi pengen menikmati tubuh Sasti itu jadi harus bersabar. Sasti segera berangkat kekampusnya, juga dengan naik ojek online, meski bukan Ronald yang jadi ojeknya kali itu. Sampai Disana, Sasti bukan ingin mengikuti kelas, ternyata ia hanya menemui pak Fuad. "Pak Suryo... permisi...", "oh iya Sasti...", "ehm... saya gak bisa ikut kuliah pak dibeberapa hari kemarin itu pak... maaf ya pak...", "ooh ndak papa Sasti... kalau perlu... kamu kerumah aja ya biar aku kasih...kuliah...", "hmm gitu ya pak... kalau sekarang pak Fuad ada kelas ya?", "oh ndak ada... mau sekarang aja kerumah?", "boleh deh pak...", "hehe iya udah yuk Sasti..." Sasti pun bersiap kerumah pak Suryo itu. Saat dijalan raya, Sasti melihat keluar Jendela, dan Melihat Ronald si ojek yang ia tau itu. kali itu bukan ngojek tapi si Ronald itu tampak bekerja disebuah toko perhiasan. Sasti kemudian langsung memutuskan mengirim pesan pada ROnald. "mas... gak ngojek?", "mbak Sasti ya, ndak mbak masih nanti, memang kenapa?", "ooh iya udah, nanti saya juga kerja kok...", "ooh iya mbak..." Sasti sebenarnya memberi kode agar Ronald nanti malam ngetem didekat hotel biasanya. "Sasti ayo turun...", "ooh iya sayang...eh maaf pak Suryo...", "hehe bisa aja kamu..." Sasti kini ada dirumah pak Suryo, ia memang berniat memuaskan pria itu, sekaligus minta syarat yang lebih banyak lagi mengenai perkuliahannya agar lebih rapi dan baik nilainya.
Sampai malam Sasti ngeseks dirumah pak suryo itu. "wah...makasih ya Sasti...", "iya pak... tapi soal yang tadi itu gimana pak...", "ooh gampang, udah saya siapin malah, biar kamu gak repot juga...", "wah... makasih pak...hehe...", "ya udah kamu mau pulang?", "iya pak, ehm... Sasti biar pulang sendiri pak...", "beneran ini?", "iya pak...", "ya udah ini buat kamu... buat perjalanan...", "oh iya makasih pak..." Sasti dapat uang lagi, memang itu yang ia mau. Sasti kemudian pergi kehotel yang biasa ia kunjungi, tak jauh dari rumah pak Suryo. Sampai disana ia lihat sana sini, kemudian ia melihat sosok Ronald, mengenakan jaket ojek online. "Eh, mbak Sasti...", "iya mas Ronald... anterin saya pulang dong...", "ehm... diorder dulu aja mbak...", "oh iya bentar..." Sasti mengeluarkan handphonenya, memang karena dekat, Sasti dapat ojek si Ronald itu. "nah... udah masuk nih mbak, yuk...", "iya mas...hehe..." Sasti pun diantar oleh si Ronald itu. "eh...mbak Sasti..." Sasti kali itu bahkan memeluk Ronald dari belakang, "dingin mas...hehe...", "ooh gitu ya...", "mas Ronald... kerja ditoko perhiasan deket sana itu kan?", "wah...kok mbak Sasti tau?", "iya tau dong... kalau malam sambil ngojek gini mas?", "iya mbak hehe..." Sasti heran saja, Ronald harusnya tampak sebagai orang kaya dan hidup enak sesuai saat kerja ditoko perhiasan tadi, memang kalau saat ngojek begitu jadi tidak begitu keliatan. "bentar mas, berhenti ditoko itu bentar bisa?", "ooh mau beli beli mbak?", "iya, bentar ya mas..." Sasti kemudian masuk ke supermarket itu. Sasti tak lama sudah kembali, "beli apa mbak?", "nih mas... mas Ronald mau?" Sasti menunjukan kalau ia beli kondom lagi. "waduh...itu...", "biasa aja mas, kok keliatan gak pernah liat begini aja...yuk lanjut mas..." Ronald kembali mengantar Sasti, meski ia kini benar benar yakin Sasti itu pasti sering ngeseks dengan orang orang yang tertarik padanya. Sampai dirumahnya, Sasti segera turun, dan membayar ongkos ojeknya. "makasih mbak Sasti...", "iya...  nggak mau masuk dulu mas?", "wah...e...endak deh... masih mau ngojek lagi...", "hehe...iya iya...makasih..." Ronald pun pergi, sambil masih memikirkan, bagaimana enaknya bila bisa bercinta dengan Sasti itu. Sasti pun masuk kerumah, karena sudah jam 11 malam, ia langsung saja kekamar karena sudah sepi. "mbak Sasti...", "waaah...sst.. bikin kaget aja kamu Nico..." Baru dibuka pintu kamar, Nico muncul seperti hantu. "m..maaf mbak, mbak Sasti baru pulang sih, kan Nico tungguin..." Sasti menghela nafas panjang, ia tutup pintu kamar, lalu langsung ia buka pakaiannya saja. lalu ia segera pergi kekasur. "iya iya... Nico mau apa sih?", "ehm...aku mau... minta susunya mbak...", "iya sini... gak sekalian yang lain... nih aku siapin juga...", "wah...beneran ini mbak?", "iya bener dong... tapi gak boleh berisik...", "oke mbak Siap...wah...ummh..mm...m...", "eh...buka baju dulu sana...", "mmh...bentar mbak..mm..sluurp..aah.." Nico sudah naik diatas tubuh Sasti dan mulai meremas buah dada cewek cantik itu dan juga asyik menghisap puting susunya. Sasti membiarkan Nico menyetubuhinya juga setelah itu, meski ia tau pasti tidak begitu lama karena nico juga sudah capek.
Hari hari selanjutnya, kini Ronald mulai sering mengirim pesan pada Sasti. Sasti kemudian faham kalau Ronald mulai tertarik padanya. "... kok mas ROnald masih sendiri sih?", "memang belum ketemu jodohnya aja...hehe...", "ooh gitu... mas ROnald, bisa jemput dirumah nggak? aku mau kerja..." Sasti tak mendapat balasan dari Ronald, Sasti kemudian bersiap saja untuk pergi kehotel, ia tampil menggoda lagi, mengenakan tanktop dan celana sedang, tak lupa pakai jaket agar tak kedinginan dijalan. Sampai didepan rumah, malah sudah ada si ROnald itu. "malem mbak Sasti...", "eh... mas ROnald, gitu kok gak bales chatku...", "iya tadi langsung berangkat kesini soalnya..." Masih berpakaian layaknya ojek online, ROnald terlihat memang baru saja tiba didepan Sasti itu setelah ngebut. "ooh iya udah yuk..." Sasti pun naik begitu saja, ROnald pun mengantar Sasti, bahkan tanpa menanyakan lokasi atau tak perlu mengorder lewat aplikasi. "ini nanti...mbak Sasti sampai jam 3 itu kerjanya?", "ya gak tau mas... kalau orangnya udah lemes cepet jam 2 juga kelar, kalau kuat sampai pagi juga bisa loh...", "hahaha... gitu ya..." Ronald mengajak ngobrol Sasti beberapa saat, selalu dijawab sasti dengan mengarah kepercakapan seks. Sampai Didepan hotel, Sasti pun turun, kini ia tak mengeluarkan uang sepeserpun. "makasih mas ROnald...", "iya mbak Sasti...", "hmm... habis ini kita gak usah pake mas atau mbak deh ya...", "ooh gitu...", "iya, oke ronald?", "hehe iya Sasti..." Sasti kemudian pergi menuju kedalam hotel. Ronald masih ngetem didepan hotel itu, bahkan sebenarnya mau menunggu juga sampai Sasti selesai bekerja. Namun Ronald kaget, Sasti sudah keluar dari hotel, dan menuju kearahnya. "duh...", "kenapa Sasti?", "dicancel...", "wah... iya udah yang sabar Sasti...", "hnnh... emang kalau dicancel orderan ojeknya juga kesel gini ya Ronald?", "wah iya kadang sih gitu...tapi kalau emang terdesak ya gak papa toh", "hmm iya... iya udah...ayo...", "eeh...kemana Sasti...", "kedalem lah...", "loh ngapain...", "udah...eh iya... jaket kamu taruh sana dulu..." Ronald menyimpan jaketnya dijok motor, ia masih heran dengan kelakuan Sasti. "ini kemana Sasti..." Ronald diajak masuk kedalam hotel. "udah... mbak... kamar biasanya ya...", "Iya mbak Sasti, selamat menikmati malam dihotel kami..." Sasti dengan segera sudah diberi kunci kamar saja. Lalu Sasti mengajak Ronald ke salah satu kamar hotel. Ronald berbebar debar, diajak kekamar bersama Sasti yang menggoda itu. Didalam kamar, Ronald masih kikuk dan terlihat bingung. "Ronald... jangan berdiri disitu aja...", "eh iya...wah..." Ronald kemudian melihat Sasti yang sudah melepas jaketnya, begitu indah dan sangat menggoda, Ronald setiap hari melihat perhiasan, tapi jauh lebih indah baginya untuk melihat sasti. "heei...ckck... malah ngelamun..", "aduh... hehe... Sasti...", "udah sini ayo...duduk dulu deh..." Sasti mengajak Ronald duduk dikasur hotel yang empuk itu. "hmm... Sasti..", "iya...", "kamu... cantik banget malam ini ya...", "hehe gitu ya...Sasti kan cantik setiap saat,hehe...", "ooh iya...hehe...", "Karena udah dicancel... malam ini kamu temenin aku disini ya Ronald..." Deggg, Ronald kaget sekali, "wah...beneran ini Sasti?", "iya... hehe..." Sasti tidak langsung mengintimidasi Ronald, ia ajak cowok itu ngobrol dulu. "...masih kuliah juga ternyata Sasti...", "iya dong... kebayang nggak, pagi kuliah, malam begini... hebat kan aku...", "haha... emang kamu hebat, emang kalau masih muda itu harus semangat kerja..." Sasti tau memang Ronald juga bekerja keras setiap hari. "besok jaga toko ya Ronald?", "ehm... besok libur kok...", "pas kalau gitu...hehe..." Sasti baru beraksi, ia peluk saja Ronald dari samping. "Sasti...", "Ronald, kamu itu loh ganteng... pekerja keras... baik juga...", "m... masak sih...", "iya... masa masih sendiriaan terus...", "hmm... sekarang kan enggak sendirian...hehe..." ,"iya sekarang doang...", "iya... seterusnya sama kamu juga bisa...", "wah... Ronald...." Ronald ketar ketir melihat kemolekan tubuh Sasti yang makin menggoda diatas kasur itu. "Sasti... hapus aja itu aplikasi ojeknya", "Loh kenapa?", "kamu gak perlu itu lagi... aku siap deh nganterin kamu kemana aja...", "hmm Ronald...", "eh enggak nganterin aja... aku mau juga nemenin kamu kemana aja...", "hehe... beneran... kalau aku lagi sama pelanggan juga kamu mau ikutan?", "aduh ya enggak toh...", "hehe... cup..mh..mmh...", "mmh..cup..hmmh..." Kaget Ronald tiba tiba diajak bercumbu saja, tapi segera ia balas cumbuan maut Sasti itu, dan mereka berdua makin tertarik untuk melakukan lebih. "mmh...aah...", "Sasti... kamu mau enggak... jadi pacarnya orang yang lama sendiri ini?", "Ronald... beneran nih...", "iya bener..." ,"hehe... iya mau dong...." Sasti menjawab sambil memberikan senyuman luar biasa manis, Ronald sangat senang. "wah... makasih Sasti...", "iya... tapi harus ditest dulu nih...", "tes apa?", "tes cinta... cup..mh..hmmh...", "mh...ah... Sasti...cup..mh..." Sasti langsung merobohkan tubuh Ronald, mereka mulai asik bercumbu sambil saling menggrayangi tubuh lawan mainnya. "hmm...ah... hehe... bentar sayang...ngh..." Ronald melotot jadinya saat melihat Sasti mulai melepas bajunya, sampai terlihat jelas buah dada besar milik Sasti itu. "wah... Sasti...", "eits... yang bener panggilnya..", "eh...sayang...", "hehe... sini...mmh..." Sasti meraih tangan Ronald, lalu diarahkan, dan kini toket besar milik cewek itu mulai dipegang tangan Ronald. "luar biasa memang kamu...", "ah...mh... ayo yang kuat sayang pegangnya, ada yang pengen cepet keluari ni...", "hah... apa yang....wah..." Ronald meremas toket besar sasti itu, tak lupa ia mainkan juga puting susu cewek itu, dan Ronald kaget saat air susu keluar dari puting menonjol milik Sasti itu. "aah... keluar deh...wah sayang...mh...", "mmh...ssp...sluurp...aah... hebat...mm..." Ronald memang tak percaya bisa langsung menikmati puting kenal Sasti, bahkan ditambah manisnya air susu. Ronald kini sibuk nyusu saja, sedang Sasti mulai sibuk melepas pakaian ditubuh ROnald itu. "haus ya Ronald sayang...mh...wah..." Setelah selesai melepas semua pakaian Ronald, Sasti bergaya kagum saja melihat penis tegak milik Ronald. "kapan kamu bukanya sayang....", "kamu sih sibuk nyusu aja... aduh besar ya..." Ronald berhenti nyusu, karena Sasti berpindah menuju kearah penis tegak milik Ronald itu. Sasti tak memegangnya, malah langsung batang tegak milik ROnald itu dihimpit dua toket besar milik Sasti itu. "wah Sasti...", "ini biasanya sih favoritnya orang orang, pengennya diginiin pasti..." Ronald tentu sangat menikmati, penisnya jadi dielus elus toket mulus dan montok milik Sasti itu, Ronald tambah terangsang lagi apalagi sambil melihat puting kenyal Sasti itu meneteskan susu. "jelas semua orang pasti pengen begini...ooh... enak banget soalnya...", "iya emang...hehe...eh...ngh..." Tak lama kemudian, Croot croot, Ronald klimaks dan menyemburkan sperma yang turun dan membasahi toket besar Sasti itu. "aduh...maaf ya sayang...", "enggak papa... ummh..mmh..." Sasti malah menyempatkan menjilati toketnya dan menelan sperma Ronald itu. Ronald tak percaya, si cantik Sasti itu memang benar benar hebat saat diranjang.
Sasti kemudian segera melepas pakaian yang tersisa ditubuhnya, "aduh sayang..." Ronald makin gemas setelah melihat selangkangan Sasti yang menggoda. "kenapa Ronald sayang...hehe...", "jadi bingung...", "bingung kenapa...", "pengen nyedot yang atas, tapi yang bawah bikin ngiler...", "aduh ternyata kamu ini...hehe... udah yang bawah dulu deh... sini..." Sasti tiduran dikasur, Ronald bangkit dan bersiap mengurus Sasti. "wah...hmm..mh..hmm...", "aahn...ngh..ouh..." Ronald gak pakai lama sudah melesatkan kepalanya menempel diselangkangan Sasti, mulutnya menempel dibibir vagina Sasti, dan langsung dijilatinya memek Sasti yang sudah agak basah itu. "mmh..mmh...sssp..mh...ngh..." Ronald bahkan menghisap cairan dimemek Sasti itu, dan membuat pemiliknya menggelinjang keenakan. "aah...aah..aahn...", "mmh...aah... Sasti...", "ngh... aah... udah belum Ronald, geli banget kamu hisap semua.... nanti keluar banyak itu kamu yang susah...", "hehe gitu ya...", "sini bentar sayang...", "iya... ooh..." Sasti menyempatkan mengambil kondom. "sini pake ini dulu..." Sasti memasang pengaman dipenis tegak milik Ronald itu. "hmm... wah...", "bentar ya sayang..ummh..mmh...nnh..." Sasti menyempatkan mencicipi penis tegak Ronald itu, diemutnya dulu dengan enak, Sasti pengen menikmati ngemut penis dengan bumbu manis dari kondom. "uuh..mh...", "mmh..mmgh...nhnh...mmh...aah... hehe... " Sasti berhenti menikmati Penis tegak itu, kini cewek itu berpose cantik dikasur. "wah... Sayang...", "ayo udah Ronald sayang... udah pengen..." Sasti mengangkat tangannya seraya meminta segera dientot saja. Ronald pun semangatnya membara, segera ia merapat diatas tubuh Sasti itu. "aku... masukin ya...", "iya ayo...ah..mh..." ROnald mulai memasang penisnya, masih sibuk dicelup celupkan dibibir vagina Sasti itu. "wah...auh...sayang.." Sleeb, didorong dengan segera, sleeb masuk dengan sempurna dalam memek hangat Sasti itu. "aahn...aah...besarnya...ouh...aah...hebat..." Sasti mendesah desah sesuka hatinya saja, tentu agar ROnald juga makin semangat saja. "mmh...uh...hmm...ssp..mm...sluurp..." Ronald memegang toket besar Sasti itu, puting menonjol milik pacar barunya itu segera dikecup lalu disedot lagi susunya. "aahn..ngh... Sayang...ah... hnngh..." Sasti mengunci kakinya menyilang pada Ronald, tentu Ronald jadi makin mudah untuk menusukan batang penisnya maju mundur dengan enaknya.  "mmh...sluurp...sluurp..mh...cup..mmh..." habis mengisi mulutnya dengan susu, Ronald berpindah mencium Sasti, ia ingin bercumbu dengan bumbu manisnya susu Sasti itu. "ngh..cup..mmh..aah...enak ya sayang...mh...cup..ngh.." Sasti bahkan sempat kaget, Ronald ternyata cukup hebat untuk seorang yang lama sendiri sudah bisa menikmati adegan Ranjang dengan baik. "mmh..cup..aah... uuh...", "mau keluar sayang?", "belum kok...", "hebat...jangan keluar dulu....ayo... terusin...ah..aaahn..."  Ronald pun terus menggerakan pinggulnya, agar penisnya bisa beraksi lebih baik, maju mundur terus menggesek dinding vagina Sastiitu, lubang memek Sasti yang becek membuat aksi Ronald makin asyik. Kamar hotel jadi ramai, suara desahan dan juga suara tabrakan tubuh Sasti dan Ronald itu. Begitu syahdunya persetubuhan yang terjadi, karena ada bumbu bumbu cinta disana. Biasanya Sasti ngeseks tanpa rasa saja, asal pelanggannya puas. Kini ia ngentot begitu nikmat apalagi bersama seseorang yang baru mengungkapkan cinta pada cewek cantik itu.
"aah...ngh... enak gak begini yang...aahn...", "wah...hebat...mh..." mereka mencoba posisi lain, Kini Ronald yang tiduran dikasur, Sasti sudah mengambil posisi dibagian bawah tubuh Ronald itu, iya memang kini Sasti sibuk melompat naik turun agar memeknya itu terus terpenetrasi batang tegak milik Ronald. Ronald enak tinggal menikmati, kini Sasti yang sibuk beraksi, cewek itu kadang menggoyangkan pinggulnya itu juga, Ronald tak habis pikir dengan kehebatang Sasti dalam adegan seks. "aah...aah..mh...aaahn..." Sasti berhenti bergerak sebentar, karena cewek itu sibuk merasakan memeknya yang klimaks dan menyemburkan cairan kewanitaan. "wah...Sasti...itu...uuh...aduh..." Ronald ikut merasakan bagaimana penisnya diguyur cairan kewanitaan, ia jadi ikutan klimaks, Croot croot, spermanya menyembur, hanya kondom yang membatasi cairan persetubuhan antara Sasti dan Ronald. Sasti kemudian bangkit, cewek itu kemudian tiduran disebelah Ronald. Ronald kini melihat batangnya yang roboh, sambil basah kuyup cairan diselangkangan cowok itu. "aah...ah..ngh...haha... basah semua kamu yang..." Sasti malah tertawa melihat ROnald yang basah cairan persetubuhan itu. "huh iya... tapi gak papa... hehe..." Sasti bisa melihat ROnald benar benar senang bisa bercinta dengan cewek cantik itu. "Sayang... kamu gak marah kan... kalau aku nanti masih sering ngeseks sama orang lain?", "hmm... gak marah kok... asalkan aman... semuanya baik baik aja kan..." ,"hehe iya...", "kalau ada apa apa... kan aku nungguin didepan... nanti biar aku... eh... Sasti..." Ronald sedang bicara, Sasti tiba tiba nangis saja. "hiks...ROnald...", "kenapa Sasti?", "aku... seneng banget..." Ternyata Sasti menangis bahagia. "Sasti... seneng kok malah nangis sih.. udah..", "hiks...mmh... iya kamu emang cowok yang pas untukku...", "hehe... iya iya... udah... aku akan selalu ada buat kamu..." Ronald memek Sasti sebentar.  mereka berdua tampak terbawa oleh suasana indah dikamar hotel itu. "ehm... Sayang... itu bersihin dulu gih...", "hmm iya iya... eh kenapa?", " kok bawa pakaian... habis ini lanjut lagi yang..." Ronald yang hendak kekamar mandi itu dilarang berpakaian lagi. "wah... lagi?", "iya... tuuh kondomnya masih banyak... terus susuku juga belum mau berhenti keluar nih...", "wah...iya iya bentar ya sayang..." Ronald berlari dan ingin segera membersihkan cairan persetubuhan ditubuhnya. Sasti kemudian menyempatkan melihat barang barang Ronald,Sasti takjub melihat Ronald ternyata tajir  juga terlihat dari dompetnya yang tebal karena uang. Sasti mengembalikan barang barang Ronald ketempat semula. "eh... udah Ronald sayang...", "udah nih... hmm... bener nih lanjut...", "kalau kamu gak mau iya udah...", "eh... duh jangan marah dong...", "hehe.... siapa yang marah... sini...", "eh... Sasti...hmm..cup... sayang..." ROnald baru datang langsung ditarik kekasur, dan diajak bercumbu lagi, dan tak lama juga sudah ngentot lagi dengan Sasti itu. Sasti jelas menemukan sesosok pria yang pas untuk menjaganya, asal perekonomian Sasti tetap terjaga, Sasti akan terus menikmati kehidupan seksnya itu.

9 comments:

  1. Cerita bocil ngintip kakak tidur bang

    ReplyDelete
  2. Request gan cerita jilboobs dipijat dan dianal oleh kakek tua tukang pijat dong. Thanks

    ReplyDelete
  3. Ini ga ada lanjut broo?

    ReplyDelete
  4. Rajabet368 menjadi individu yang cepat dan maksimal dengan adanya lingkup permainan yang cukup bisa dikembangkan dengan mudah. Pastikan anda bisa merasakan semua promo game yang sudah ada di web Rajabet368. Dan kembali lagi dengan hunian permainan terbaik.

    ReplyDelete