Wednesday

Cerita Seks: Pelayanan Seks Sasti Part 2

"Sasti Atrisa...", "hadir pak..." Kali itu Sasti menyempatkan diri untuk menghadiri perkuliahan. memang Sasti jarang sekali masuk kuliah, meski memang dikampusnya itu juga banyak yang jarang masuk kuliah, bahkan tidak dipermasalahkan oleh pihak kampus. Di kampus itu memang jadwalnya kebanyakan perkuliahan dilaksanakan saat sore dan malam hari. Dosen dikelas itu selesai mengabsen, dan memang ia jarang melihat kehadiran Sasti. "...Jadi bila kalian lebih sering masuk, tentu nilai kalian bisa lebih baik nantinya....", "iya pak.." meski dosen itu memberi nasihat kepada seluruh mahasiswa dikelas, ia sebenarnya menyindir Sasti. "... untuk hasil ulangan kemarin bisa diambil dimeja ini ya..." Sasti tentu menghela nafas saja, memang ia tak ikut ulangan harian minggu lalu karena ia dapat orderan saat itu.  "...pak, saya kemarin belum ikut ulangan" salah satu mahasiswa tampak juga belum ikut ulangan seperti Sasti. "iya itu urusan kamu... makanya kalau ulangan diharap hadir ya...", "aduh...iya iya pak..." Sasti diam saja sambil menahan tawa, ia tak begitu mempermasalahkan nilai. Setelah Kuliah selesai, kelas mulai sepi saat para mahasiswa berhamburan pulang. "Permisi pak Suryo...", "hmm, Sasti ya... ada apa?" Dosen itu tampak berusaha tenang, meski Sasti tau pria itu pasti tertarik padanya. "ehm... saya belum ikut ulangan yang minggu lalu itu pak... apa tidak bisa ikut ulangan susulan?", "ehm... sebentar ya..." Pak Suryo menunggu kelas sepi, hingga ia tinggal berdua saja dengan Sasti. "gimana pak?", "kamu mau Ulangan susulan?', "iya pak... minggu lalu itu saya gak bisa hadir...", "hmm begitu ya... tapi soalnya ada dirumah saya", "ooh begitu ya pak, jadi saya gak bisa ulangan susulan dong..." Sasti malah menggunakan nada memelas dalam bicaranya. "bisa kok Sasti...eh...tapi... kamu bisa kerjain ulangannya dirumah saya", "ooh gitu ya pak... syukurlah..." Sasti tersenyum manis, membuat Pak Suryo agak terketuk hatinya.
"Tapi saya masih ada kelas lagi ini sampai malam", "iya pak saya kan mahasiswinya bapak juga dikelas nanti itu", "ooh kalau gitu nanti setelah kelas... kamu ikut kerumah saya aja... gimana", "hmm baiklah kalau begitu pak... saya bantu bawa tasnya pak, kan ini langsung kekelas selanjutnya kan?', "iya iya... terima kasih ya...", "iya pak..." meski Pak Suryo tampak tenang saja, Sasti tau pria itu sudah terjerat rayuan mautnya. Sasti pun mengikuti perkuliahan dikelas selanjutnya, masih dengan dosen yang sama yaitu pak Eko. Sasti bisa melihat pak Eko memberi penjelasan dikelas itu lebih bersemangat, tidak seperti biasanya yang sering memberi masukan yang sedikit negatif pada mahasiswanya. "... jadi begitu saja untuk hari ini ya... untuk selanjutnya kalian kerjakan soal di bab 4 ini dikumpulkan dipertemuan selanjutnya, terima kasih..." mahasiswa dikelas itu riuh ramai karena tumben sekali bisa pulang cepat. Mereka berhamburan keluar kelas, masalah tugas tentu pak Suryo sendiri tau mahasiswanya pasti sedikit saja yang mengerjakan. Sasti pelan pelan mendekat ke depan untuk menemui pak suryo. "kok tumben pak sudah selesai kuliahnya", "iya itu... karena materinya cuma sedikit memang untuk hari ini...", "ooh gitu ya pak..." padahal Sasti tau, Pak Suryo ingin segera mengajaknya pulang. "gimana Sasti... jadi ulangan susulan dirumah saya?", "jadi dong pak, tapi saya nggak ada motor pak...", "kamu ikut dimobil saya saja...", "ooh gitu ya pak, terima kasih loh pak..." Sasti pun mengikuti langkah pak Suryo pergi. Mereka menuju keparkiran, segera Sasti ikut naik di mobil pak Suryo, tak ragu ia duduk disebelah pak Suryo itu. "sudah Sasti, gak ada yang ketinggalan?', "sudah kok pak..." Mobil tancap gas, Pak Suryo mengendarai mobilnya cukup cepat, karena ingin segera membawa pulang Sasti.
Perjalanan tak begitu lama, sampai dirumah pak Suryo, mobil diparkir, lalu pria itu mempersilahkan Sasti masuk kerumahnya. "SIlahkan masuk Sasti", "wah... rumahnya pak Suryo luas ya...", "biasa saja kok...", "wah... banyak barang mewahnya juga..." Sasti malah makin melebih lebih kan, tentu agar pak Suryo senang. "iya iya... sebentar ya Sasti saya cari dulu soalnya..." Pak Suryo tampak pergi untuk mengambil soal ulangan yang lalu itu. Setelah ia temukan, ia segera menemui Sasti lagi. "hmm... ini soalnya pak?", "iya... silahkan dikerjakan", Sasti seketika bingung, mau jawab bagaimana, Sasti sudah lupa tentang soal soal itu. ia kerjakan saja sebisanya. Pak Suryo tampak duduk saja didepan Sasti sambil melihati cewek itu. Sasti yang tau akan hal itu, memutuskan untuk beraksi saja. "pak, permisi ya, boleh sasti buka jaket disini?', "b...boleh saja...", Sasti kemudian melepas jaketnya itu, Pak Suryo makin melotot kini jadinya, ia tau jelas pasti tubuh Sasti itu putih dan mulus. Sasti mulai mencoba mengerjakan lagi, kini sambil ia merunduk lebih kebawah lagi, tentu agar pak Suryo bisa mengintip isi tanktop cewek itu. benar saja pak Suryo bisa melihat buah dada Sasti yang besar itu, Sasti bahkan tak pakai bh, jadi gunung kembar itu menggantung begitu indah. "ehm...pak Suryo...sasti gak faham soal yang ini pak...", "yang mana? oh itu... kalau itu..." pak Suryo malah memberitahu jawabannya pada Sasti. Sasti malah terus menanyakan tentang soal lain, sampai selesai ia mengerjakan ulangan itu. "wah...sudah selesai pak...", "ooh sudah ya...bagus bagus... nanti saja ya saya nilainya", "hmm iya pak...", "oh iya Sasti mau minum apa?", "endak usah pak, sasti ambil sendir aja", "ambil sendiri?", "iya, pak Suryo mau susu nggak?", "Susu?", "iya susunya Sasti... kan Pak Suryo udah mau kasih saya ulangan susulan, jadi Sasti kasih yang spesial deh...", "wah...boleh itu Sasti...", "hmm bentar ya pak, ada gelas enggak?" Secepat kilat pak Suryo pergi mengambil gelas, lalu ia bawa kehadapan Sasti. "ini Sasti...", "hmm iya bentar ya pak, gak papa kan kalau sasti buka baju sebentar?", "wah gak papa dong...hehe... waah..." Sasti tanpa ragu sudah melepas tanktopnya, terlihatlah buah dada besar milik cewek itu. Sasti kemudian mengarahkan puting susunya diatas gelas, cewek itu mulai meremas toketnya sendiri, juga memencet putingnya itu, suur suur, air susu muncrat mengisi gelas. Pak Suryo serasa tak percaya, ia bahkan sudah membatu untuk melihat hal paling indah itu. buah dada besar, puting susu indah, dan susu yang tampak segar, Pak Suryo langsung  kehausan seketika. Pak Suryo memutuskan duduk disebelahnya Sasti saja, agar bisa lebih dekat. "sebentar ya pak... agak lama ini...", "hmm... gak papa... apa mau dibantu...", "hmm pak SUryo...aah...nngh..." Pak Suryo sudah tak tahan dan mulai memegang buah dada montok milik Sasti, diremas remasnya dengan enak, Sasti malah mendesah desah membuat suasana makin menegangkan. Sasti bahkan kini menabrakan putingnya ditengah dan susunya bisa mengalir dari dua sumber untuk mengisi gelas lebih cepat. "wah...jadi cepet ya...", "iya pak..aah... sudah penuh itu pak...", "ooh iya... tapi...umm..mmh..sluurp..wah..mm..." digelas sudah penuh susu, tapi malah pak Suryo menarik toket Sasti kehadapannya, lalu ia hisap puting susu cewek itu. "aah..nngh...pak Suryo...", "hmm... lebih enak minum langsung ini Sasti..umm..sluurp..aah..mm..." pak Suryo dengan lahap menyedot dua puting susu Sasti bergantian, tak lupa ia peras kuat toket besar Sasti itu. Sasti akhirnya bisa melihat sifa asli pak Suryo yang sange itu. Sasti tau ia pasti segera melanjutkan keadegan selanjutnya. "ooh gitu ya pak, kalau gitu... aah... yang digelas buat sasti aja ya...", "hmm...aah...iya buat kamu aja...", "mmh...aah..hnh... aah...pak Suryo...ngh..." Sasti meminum habis susu digelas itu, ia sendiri juga suka dengan susunya sendiri yang manis dan enak. Pak Suryo semakin ganas saja. "hehe..mmh..sluurp..aah...", "pak... apa nggak dikamar saja pak, kalau disini...aah...nanti...ngh...", "ooh gitu ya.. bener juga kamu ya...hehe..", "eh, pak Suryo..." Pak Suryo mengangkat Sasti, digendongnya cewek cantik itu, lalu dibawa kekamar. sampai kamar, pak Suryo menurunkan tubuh sasti dikasur. "hehe...hmm...Sasti...", "pak Suryo...aah..ahn..." Sasti mendesah desah terus, pak Suryo yang mulai menelanjangi sasti itu jadi makin ganas lagi. Sasti setelah telanjang bulat, membuat pak Suryo tersenyum lebar. langsung ditangkapnya lagi buah dada Sasti yang besar itu, diremas, digoyang, ditarik tarik, putingnya juga kembali disedot mulut nakal pria itu. "mm... sluurp...aah... Sasti malam ini tidur sini aja ya...hehe...hmm...", "hmmh... tapi pak...", "udah aku sendiri aja kok dirumah ya...hehe...mm...sluurp..ah..." Pak Suryo sembari nyusu tak lupa untuk mencopoti pakaiannya juga. "pak Suryo...itu...hmmh..." Sasti bergaya seperti mencoba menutup wajahnya seraya tak mau melihat penis tegak milik pak Suryo. "loh kenapa cantik... udah malam ini kamu main sama saya ya...", "tapi pak...", "udah...soal yang lain nanti aja ya...hehe...", "hmm..aah..ngh..." Tubuh Sasti ditindih, pak Suryo menahan bahu cewek itu dengan tangannya, lalu mulai ia siapkan penis tegaknya. "hehe..hehe...aku masukin ya Sasti... ngh...wah...", "aahn...auh...pak...sakit...aah..." Pak Suryo benar benar senang, Sasti juga tak berhenti mendesah terus. "sebentar aja sakitnya pasti...ngh...wah..." Pak Suryo bisa merasakan begitu nikmatnya memek Sasti, penisnya yang sudah masuk dilubang kenikmatan itu dihangatkan dan dipuaskan dinding vagina Sasti. "nngh...aah..mmh...", "hehe... Sasti memang seperti bidadari...luar biasa...ooh...", "aah...ah..aahn..ngh..." Sasti mendesah terus, ketika tau toketnya tak dijamah, malah ia remas sendiri buah dadanya itu. pak Suryo melihatnya langsung terkesima, ia geleng gelengkan kepala, "tuh kan Sasti jadi keenakan juga...hehe..umm..mmh..", "aih..ngh...ssh..mmh..." Puting susu sasti akhirnya dikenyot lagi, disedot sedot lagi. pak Suryo baru kali itu merasakan begitu nikmatnya ngentot sambil minum susu, begitu memuaskan. Terus saja pak Suryo beraksi, ia ajak Sasti menggunakan posisi seks lain juga, kini saja cewek itu sudah nungging dan memeknya disodok dari belakang. Dengan asyik dihajarnya memek Sasti dengan penis tegak yang melesat cepat maju mundur. "wah...luar biasa...ooh...", "aah..aah..aahn..." Pak Suryo tak mengira Sasti begitu enak untuk diajak ngeseks. Pak Suryo kemudian menarik penisnya keluar dari lubang vagina sasti, namun setelah itu malah langsung dipindah dimasukan kelubang pantat Sasti. "aduh...wah sempit banget ini..", "pak jangan...aaah...aahn..." Sasti sampai merem melek saat kini yang disodok adalah lubang pantatnya. "hehe...ngh...aduh..uh..'  Croot croot croot, Pak Suryo sudah klimaks, ia kemudian memutuskan istirahat sejenak dan membiarkan Sasti. "hiks..hu..huu...hngh..." Sasti malah menangis, pak Suryo jadi bingung. "sasti...kenapa...", "pak suryo... kenapa pak suryo sejahat ini?", "aduh Sasti... tadi...udah gak tahan liat kamu itu...", "kan Sasti cuma mau kasih susu aja... kok sampe diajak begini...huu..hiks...", "udah udah... gak usah nangis dong cantik... sebagai gantinya, nilai nilai kamu saya bagusin semua deh... matakuliah apa aja.... biar aku urus didosen lain juga... terus masalah absensi kelas juga biar aku atur... udah kamu tenang aja ya cantik..." Sasti menutup wajahnya dengan kedua tangannya, karena ia menyembunyikan senyum lebarnya. Setelah itu ia usap air matanya, sasti lalu diam sebentar. "beneran itu pak?", "iya beneran deh, aku janji...", "hmm... ngh...", "nah udah gak papa kan?", "i...iya pak suryo...", "ya udah sekarang kita istirahat deh..." Sasti diajak tiduran saja dikasur itu. tapi lama lama pak suryo nafsu lagi dan menggrayangi tubuh Sasti lagi. "hmm...pak Suryo..", "eh iya...hehe...Sasti...", "cuma...malam ini aja kan pak...", "hah...eh...iya malam ini aja...", "kalau gitu... terserah pak suryo mau... lanjut atau..aahn...", "nah gitu dong cantik...hehe...", "tapi pak...aah...Sasti gak akan hamil kan?", "enggak... gak aku keluarin didalem lagi deh ya...", "mmh...iya..aah..aahn..." Sasti jadinya diajak ngeseks lagi. Sasti sebenarnya sudah biasa diajak ngeseks dengan adegan seperti apapun, bahkan bila memeknya disembur sperma pun ia bisa mengatasinya. tentu dengan akting yang baik, sasti justru bisa berhasil mendapat apa yang sebenarnya ia inginkan. Entah sampai jam berapa Sasti diajak ngentot, sampai puas si dosen sange itu.
"hmm...Pak Suryo..." Kali itu pak Suryo dibangunkan, hari sudah pagi, pak suryo melihat jam sudah jam 9 pagi. "hmm...eh...Sasti... untung kamu bangunin...", "iya...pak suryo ngajar ya habis ini?", "iya... wah kamu udah rapi aja..." pak Suryo yang baru bangun itu sudah melihat Sasti sudah berpakaian rapi seperti saat datang kerumah itu. "iya pak, Sasti mau pulang dulu", "ooh... tunggu saya dulu aja nanti dianter...", "ndak deh pak... ngerepotin jadinya...", "ooh...iya sudah...Maaf ya Sasti...", "iya pak... terima kasih...", "makasih juga sasti..." Sasti memberikan senyum manisnya, lalu bergegas pergi dari rumah pak Suryo itu. Tak lupa Sasti mengambil beberapa uang dari dompet pak Suryo, tentu tak banyak, hanya beberapa saja ganti rugi pulang sendiri. Sasti sekarang bisa tenang tanpa perlu memikirkan kuliahnya, tinggal ia atur saja supaya pak Suryo bisa terus mengurus nilainya dengan baik.

No comments:

Post a Comment