Saturday

Cerita Seks: Ngentot Sarah Saat Kerja



Setelah kemarin dientot beberapa lelaki, Sarah pagi itu dapat bangun dengan tenang, tak ada yang mampir kekamarnya. Sarah kemudian mempersiapkan diri untuk bekerja, ia mandi, setelah itu sarapan juga. Sarah belum melihat kehadiran pak Dirta dirumah. Ia segera saja berangkat kerja, ia juga ingat akan menjaga toko sendiri tanpa kehadiran pak Harjo. Ia melihat rumah pak Harjo sepi, ya sudah Sarah membuka toko dan bersiap siap sendiri. Setelah itu ia duduk cantik menunggu pembeli. Sarah hari itu seperti biasa melayani pembeli, tak ada yang berbeda, hanya saja saat hari mulai siang, datang bocah sd yang kemarin sempat meminum susu Sarah. "Siang mbak sarah", "siang dek, mau beli apa?", "hehe... ndak mbak... mampir aja...", "hmm, baru pulang sekolah ya?", "iya mbak" Sarah melihat bocah itu malu malu, tapi senyum senyum sendiri, "hmm, kamu mau nemenin aku jaga toko ya?", "eh...itu...iya...eh iya...", "hmm, ya sudah sini" bocah itu malu malu tapi mendekati si sarah. "misi ya mbak...", "hmm iya, loh kamu duduk mana ya?" tak ada kursi lagi, sarah bingung, "hmm iya bediri aja ndak papa mbak", "jangan... sini deh aku pangku ya" kaget tampaknya bocah itu, tapi ia menurut saja. ia mendekat, lalu duduk dipangkuan Sarah. "maaf ya mbak", "ndak papa, kan biar aku ada temannya", "hehe... iya..." bocah sd itu bingung, duduk dipangkuan Sarah serasa gugup sekali. "adek namanya siapa?", "saya Yafid mbak", "hmm, dek yafid ya", "iya mbak", "rumah kamu deket sini ya?" bocah itu makin gugup, ia malah mendapati buah dada besar milik Sarah menempel dipunggungnya.
"eh... iya mbak deket sini", "hmm, loh hujan..." Sarah mendapati hujan diluar rumah mulai menderu.  Jadinya tak ada orang yang menuju toko itu, Sarah hanya bersama Yafid. "mbak Sarah...", "iya dek?", "mbak ndak kedinginan?" memang Sarah hanya memakai kaos meski memang memakai celana panjang ketat. "hmm, dikit sih dek... kamu kedinginan ya?", "ndak mbak, cuman... eh.." bocah itu kaget, Sarah malah memeluknya, "kalo gini mendingan ndak dek Yafid?", "eh... udah... anget kok mbak", "hmm... hujan terus ya tiap hari", "iya mbak..." Yafid terdiam, ia menikmati hangatnya pelukan Sarah, juga kenyalnya buah dada Sarah yang menggencet punggungnya. makin deras makin enak saja yang dirasakan Yafid, Sarah juga tampak senang ada temannya. "hmm, biasanya ini aku udah pulang", "iya udah pulang aja mbak", "tapi masih hujan, dan pak harjo juga ndak dirumah", "hmm, gitu ya mbak", "iya, hm... yuk tokonya ditutup", "hmm, iya mbak" Yafid membantu Sarah menutup toko, setelah itu, yafid diajak masuk kerumah pak harjo. "nunggu disini aja ya dek, temenin aku", "iya mbak" duduk disofa disamping sarah saja Yafid sudah terbawa nafsu. ia jadinya sesekali melihati Sarah itu, melihat buah dada besar yang tadi menyentuh punggungnya terus. "kok lama ya hujan nya?", "iya mbak...eeh... mbak...", "hmm? eh  aduh..." Sarah mendapati buah dadanya kumat, air susunya menetes keluar dan menbasahi kaosnya. Sarah tanpa ragu melepas kaosnya, juga bhnya, lalu terlihatlah buah dada besar nan berisi itu, Yafid terangsang berat melihat sarah. "eh...mbak...", "biasa ini dek, apalagi dari pagi ndak dikeluarin..." Sarah mengambil gelas lagi, Yafid tau apa yang akan dilakukan Sarah. kini yafid duduk saja, melihat sarah sibuk memencet puting susunya sendiri, air susu muncrat masuk kegelas, membuat Yasid yang nonton iu kehausan. "mbak sarah...", "iya Yafid?", "itu... udah penuh gelasnya", "iya... kamu minum ya dek? aku mau ngisi lagi, ini", "i...iya...mm" Yafid meneguk susu digelas itu, sampai habis, lalu gelas kosong itu kembali diisi oleh sarah. Yafid memegangi celananya terus, karena penis kecilnya tegak terus. "duh bisa lama ini", "hmmh...aah..." Yafid terlihat seperti menahan sesuatu, ternyata setelah itu bocah sd itu celananya basah. "loh... yafid... ngompol ya", "aah... ndak... aduh maaf mbak", "udah cepet kamu lepas aja dek", "aduh, iya mbak..." malu malu yafid mencopot celananya, terlihatlah penis kecil yang tegak. "kalo kebelet pipis bilang aja, nanti aku anter kekamar mandi ya", "i...iya mbak" yafid menutupi penis tegaknya, sambil tetap melihati Sarah. Yafid sempat minum 2 gelas susu, setelah itu tampak Sarah lelah. "huh... ", "kenapa mbak?", "pegel dek... kamu kau bantu aku ndak?", "bantu...apa mbak?", "sini kamu minum susuku langsung aja ya" Yafid kaget, suara hatinya terbaca oleh sarah. "yang bener mbak?", "iya sini... kamu tidur aja, sini sini" Yafid sudah tertarik, ya sudah ia mendekat, lalu tiduran dipangkuan sarah, buah dada menggantung didepan matanya. "mm... gimana mbak?", "ini kamu hisap aja puting susuku ya", "oh.. iya mbak...mm...mmmp...mmm, sluurp...mm" Yafid senang sekali, ia bisa menghisap puting kenyal milik sarah, dan minum susu langsung dari sumbernya. "nah gitu... yang kanan ya habis ini", "mm...sluurp...mm... iya mbak", "sip, ini kok berdiri dek? Yafid sampai lupa menutupi penis tegaknya, bocah itu sibuk mengelus buah dada mulus yang besar. "eh... itu...", "apa sama kayak buah dadaku ya dek? harus di keluarin isinya? tadi kan celana kamu basah", "eh... iya... itu...aah", "maaf ya dek... aku pegangin aja ya... ", "aah... iya..mmp.. mm...sluurp..mmm" senangnya Yafid, sambil minum susu ia mendapati penisnya dipegangi oleh sarah. bocah itu sibuk meremas dan memegang buah dada yang tak bisa dijangkau seluruhnya dengan tangan kecilnya. "Yafid, kamu ndak keburu pulang kan?", "mm...sluurp... ndak kok mbak", "hmm, ya udah takutnya kamu nanti dicari", "ndak kok mbak...mmm...", "Yafid, kamu kalo dirumah masih nyusu gini ndak sama ibu kamu?", "mm...sluurp...aah... ndak mbak", "hmm gitu ya", "punya ibuku udah ndak keluar susunya", "ooh gitu", "iya...mmm...mm...aduh...uuh" Yafid tak tahan dengan kenikmatan yang ia rasakan, croot croot, bocah itu menyemburkan cairan lagi, membasahi tangan Sarah. "eeh... yafid", "maaf ya mbak...", "hmm ndak papa...kamu lanjut aja..." yafid meneruskan minum susu. Sarah tampak malah menjilati cairan ditangannya itu. "mbak... kok itu dijilati mbak?", "mm... iya... sama kan kayak susu?", "eh... iya mungkin mbak..." Yafid melanjutkan aksi minum susunya, sampai ia puas, dan beberapa kali klimaks lagi. "Yafid, kayaknya udah ndak keluar terus kok susunya", "iya mbak... aku udah... kenyang", "hmm, ya udah pulang aja yuk", "tapi celanaku masih basah", "hmm iya... ya udah disini dulu" Yafid duduk lagi disebelah Sarah. meski puas minum susu, Yafid masih saja tertarik kepada Sarah, ia masih memandangi cewek itu. "mbak sarah?", "iya... ada apa yafid?" Yafid tiba tiba memeluk sarah, "mbak sarah... aku... ngantuk...", "hmm, kayaknya tidur dikamar aja deh dek, sini aku anter" Yafid diantar kekamar yang tak ditutup didekat mereka. "mbak, temenin aku tidur ya..." Yafid sudah nafsu berat, ia peluk terus si Sarah, "hmm iya iya... yuk dh tidur" mereka tiduran dikasur. Yafid merapat ditubuh sarah,.bahkan ia kembali mengelus buah dada besar milik sarah, "mbak sarah tidur juga ya...", "iya... kamu biasanya tidur sama ibu kamu ya?", "iya mbak... aku sambil... peluk ibuku...", "hmm iya...", "terus...aku... cup...cium sayang ibuku...cup...", "hmm...iya..cup... dah tidur ya...", "iya..." Mereka mencoba tidur bersama dikamar itu. Lama diam dikamar, yang tertidur duluan malah sarah, Yafid masih bangun meski menutup mata. ketika bocah sd itu membuka mata, ia melihat Sarah tidur pulas. langsung ia beraksi semaunya, jantungnya bersegub kencang, ia siap melakukan keinginannya. ia kembali mengelus buah dada sarah, bocah itu juga menciumi bibir sarah yang menggoda. tak mau berlama, ia melihat kebawah, ia mulai membuka celana yang tersisa ditubuh sarah. setelah itu, ia makin terangsang, ia lihat selangkangan Sarah, ia posisikan tubuh sarah agar tiduran telentang. setelah itu, Yafid membuka kedua paha sarah perlahan, sehingga terlihat garis yang tertutup bulu bulu. Makin tertarik, Yafid kini mengambil posisi diatas tubuh Sarah, ia mencoba menusukan penisnya yang tegak menuju lubang diselangkangan Sarah. mudah saja ia masukan, memang burungnya masih kecil, masuk segera kelubang hangat milik sarah. Yafid senang bisa melakukan hal impiannya itu. kemudian ia memeluk sarah dari atas, sambil ia mencoba menggerakan pinggulnya, maju mundur dengan nikmat, penisnya mencicipi vagina sasaran pertama. Yafid tak bisa berhenti lagi, ia mempercepat sodokannya, penisnya maju mundur, hanya sepertiga vagina Sarah yang digesek, meski tak sampai dalam, tentu Yafid sudah merasa kenikmatan. tangannya mengelus dan meremas buah dada Sarah, Yafid benar benar terpuaskan, ia bahkan sampai klimaks lagi, croot crot, ia isi memek sarah dengan cairan kemaluannya. tak puas sekali saja, Yafid memasukan penisnya lagi kevagina sarah, memang rasanya nikmat, jadi ia ulang saja sampai puas.
Hari sudah Sore, Sarah bangun dari tidurnya, lalu melihat Yafid ada diatas tubuhnya. Sarah kemudian merasakan reaksi divaginanya, cairan mengalir keluar dari memeknya. "nngh... Yafid...", yafid ternyata kelelahan dan sempat tertidur, "eeh... mbak sarah..." Yafid turun dari atas tubuh sarah, "udah sore ya... hujan juga udah reda... pulang yuk", "hmmh... iya mbak..." Sarah tak mempersalahkan apa yang dilakukan Yafid saat ia tidur, karena memang ia sudah biasa dengan hal itu. Yafid memakai pakaiannya, lalu bersiap pulang. "mbak Sarah...", "iya dek?", "makasih ya mbak", "iya sama sama..." Yafid pulang dengan penuh rasa lega. Sarah pergi kekamar mandi, ia bersihkan tubuhnya, juga memeknya. Setelah itu ia pergi pulang juga setelah mengunci rumah pak Harjo.

Sampai dikost, Sarah langsung pergi kekamarnya, tampak tak ada kehadiran Ardan. Sampai kamarnya, ia melepas pakaiannya, bersiap untuk mandi. "Sarah...", "oh... iya pak Dirta... ada apa...", "aku masuk ya...eeh sarah ganti baju ya..." Pak Dirta asal masuk saja saat Sarah hanya memakai celana dalam saja. "ada apa pak?", "eh iya... itu... besok ada yang mau kost juga disini", "hmm... mau ngekost dikamar sebelah itu ya pak?", "iya bener... anak smk, laki laki", "hmm iya", "tapi juga ada satu lagi anak smp laki laki", "hmm, nanti dia dikamar mana pak?", "kalo sementara dikamar kamu gimana?", "hmm... boleh pak", "soalnya nunggu waktu kostnya si Ardan habis", "ooh gitu ya... iya udah pak ndak papa...", "siip hehe... sarah mau mandi ya?" Pak Dirta sehari tak bertemu Sarah jadi sange lagi. "iya pak baru pulang dari jaga toko", "hmm... tapi ituloh... hehe... susunya keluar lagi", "eh... iya pak aduh..." Sarah malah mendapati putingnya meneteskan susu. "hehe... mending saya... bantuin bentar deh, gimana?", "hmm... iya deh pak..." Sarah malah langsung berpindah, ia tiduran saja dikasurnya, tentu pak Dirta dengan sigap mendekat, ia naik keatas tubuh Sarah, langsung ia tangkap dua buah gunung kenyal milik sarah. "hehe... bentar aja sarah...hehe...mmm...mmp...mm", "iya pak...aah...mmh" Sarah hanya menyaksikan buah dadanya ditarik dan puting susunya dikenyot dan dihisap,.rasa gelinya sudah biasa dinikmati oleh Sarah. "mm...sluurp...mm ... si Ardan udah bantuin kamu ndak tadi?", "ndak ketemu mas Ardan tuh pak", "hmm ya udah hehe...mm...sluurp...mm" pak Dirta merasa bebas, ia hisap sepuasnya susu Sarah. Sarah seperti kemarin, mendapati ada benda yang berdenyut diselangkangannya, dan pak Dirta tampak tak segan membuka celananya dan menggesekan penisnya diselangkangan Sarah. Sarah mendesah dan bergoyang keenakan, Pak Dirta makin semangat jadinya. "aah...mmh", "sluurp..mm...aah... wah keburu dingin... aku cepetin deh", "iya pak...eh..itu...aaah..." Pak Dirta mencopot celana dalam sarah, memek cewek itu ditarget lagi, tentu kini penis pak Dirta yang minta jatah. segera benda pusaka itu dimasukan, Sleeb, "ooh...mmh...uuh", "aahn...pak..ouuh" andai penis Yafid sudah sedewasa milik pak Dirta, tentu siang tadi sarah akan terbangun dari tidurnya. Sekarang sarah geleng geleng mendapati memeknya sesak, penis Dewasa milik pak Dirta menggesek dinding vagina sarah. "hehe... ooh", "aahn... pak...aah...aah" Sarah desahannya memang merdu dan amat menggugah nafsu, jelas pak Dirta makin asyik saja menggenjot memek cewek itu. Sarah jadinya diperkosa lagi, digenjot asik diatas kasurnya. Sarah harus memuaskan nafsu pak Dirta dulu, setelah itu ia baru bisa mandi. Sarah sadar atau tidak, ia tampak menikmati juga saat dirinya diajak beradu diranjang dengan siapapun.

1 comment: