Thursday

Cerita Seks: Darah Muda Milik Ojek



Veni sudah berjalan menuju tempat ojek dekat sekolahnya, anak sma itu memang biasa pulang naik ojek. "eh, dek veni, mau pulang?", "iya mas ardi", "hehe... kayak biasanya ya...yuk" veni memang sudah langganannya si Ardi. Ardi senang sekali, ia punya langganan yang cantik dan cukup menggoda untuk seukuran anak sma. Ardi sudah membonceng veni menuju rumahnya. "dek veni, pegangan dong, nanti jatoh loh", "oh iya mas" veni jadi mendekat dan merangkul ardi, ya sudah beberapa kali itu ardi mengulangi ucapannya layaknya seperti veni baru mendengar saja. beberapa menit perjalanan, air hujan mulai turun, "aduh hujan dek, pegangan, aku ngebut ya" ardi jadi ngebut, veni jadi merangkul erat Ardi. tak percuma ardi basah terkena hujan untuk mengantar veni yang merapat dibelakangnya. tak lama mereka sudah sampai, "mm... mas ardi, masuk dulu aja, masih hujan", "hehe... iya..." Ardi memang baru kali itu mendapat kesempatan untuk bertamu, biasanya setelah mengantar veni ia langsung pulang.
hujan makin deras menderu, saat Ardi duduk diruang tamu. tak lama veni kembali dari kamarnya, menemui Ardi. "mm... mas Ardi... mau minum apa?" veni sempat menunggu ardi yang malah terdiam, ya memang Ardi terpukau melihat veni yang memakai tanktop dan celana pendek. "eh... terserah dek, yang anget anget aja, hehe...", "ooh... bentar ya mas" Ardi sempat ingin mengikuti veni yang menggoda itu, tapi ardi masih menahan diri, takutnya ada orang lain dirumah itu. tak lama veni kembalu membawa minuman, "wah... makasih dek...", "iya... silahkan mas", "iya... veni... sama siapa dirumah ini?", "sama mama papa, tapi kalo siang masih kerja semua", "ooh, bagus itu... hehe...mmm... wah mantep nih, makasih veni", "sama sama mas" ardi asik minum teh hangat, dengan.veni yang kini duduk disebelahnya sambil memegang handphonenya. Ardi sesekali juga sibuk memandangi veni, cewek itu terlihat menggoda sekali, paha mulusnya, juga belahan dada yang bisa dilihat ardi, memang veni bisa dibilang seksi juga. "dek veni, emang biasanya kalo siang gini dirumah aja?", "kadang dirumah kadang diajak keluar mas", "hmm, lah ini lagi dirumah aja ya?", "temenku ada yang nyari sih mas, tapi lagi hujan kan, nggak jadi deh", "ooh, ya udah sama saya aja dirumah, hehe..." ardi sebenarnya sudah lama ingin menganggu veni yang cantik itu, ardi biasanya bersama veni bila cewek itu minta diantar pulang saja. ardi mendekati veni, ia sibuk mencium wangi tubuh veni, juga menengok isi tanktop veni. "hujannya gak berhenti berhenti ya", "biar aja veni, kan enak kalo hujan... lagi ngapain sih veni?" ardi makin mepet saja, ia juga melihat veni sibuk dengan handphonenya. "ini mas... temenku...aah... mas..." veni sempat terganggu, ternyata ardi mengelus paha mulus veni itu. "kenapa teman kamu veni?", "ini dia...aah... maksa ketemu...aah..." ardi makin berani saat ia tau veni hanya mendesah tanpa menolak. "maksa gimana?" ardi juga meremas buah dada veni dari luar tanktop, ia remas dengan lembut, ardi mau menikmati asyiknya meremas benda kenyal itu. "aah... dia...mau...mmh..." ardi melihat kehandphone veni, ternyata temannya itu laki laki, dan sepertinya memaksa untuk datang kerumah veni untuk mengajak veni ngeseks. "loh... kok ngajakin begituan sih dia?", "aah... soalnya...aah...mmh...", "veni emang mau diajak ngeseks?", "ah... ya...aah... mau...mmh" ardi heran ternyata veni tampak mudah sekali terangsang. ardi memasukan tangannya kecelana pendek veni, jari jarinya jadi basah, veni sudah beser vaginanya. "wah... veni udah basah aja nih...hehe...cup...mmm..cup..." ardi tak bisa menahan diri lagi, ia cium veni lalu ia baringkan cewek itu disofa. tangan ardi yang satu sibuk meremas buah dada veni, yang satu lagi asyik menggesek memek basah cewek sma itu. "cup...mm...aaahn...mmh", "mmm... veni suka yang beginian ya...mm...mm" veni hanya mendesah dan mengikuti aksi ardi saja. cewek itu tampak makin terangsang tubuhnya, ardi kemudian mengangkat veni dan ia bawa kekamar cewek itu. "mas...aah...mmh", "ini kamar kamu kan? enaknya main sini veni...hehe..." veni direbahkan dikasur, lalu cewek itu ditelanjangi oleh ardi. "aah...mas ardi...veni...", "kamu seksi banget ya veni... mana toketmu gede gitu...hehe..." ardi juga ikut telanjang, penis tegak besarnya sempat membuat veni kaget. ardi mendekati veni, ia buka selangkangan cewek itu. "mas...aahn...mmh..aah...aah" ardi mendekatkan kepalanya, ia kini mengoral vagina veni itu, ardi asyik sendiri, lidahnya bergerak liar mengurus vagina basah itu, saat pemiliknya mendesah dan bergerak gerak tak kuasa menikmati rangsangan. "mmm...sluurp...mmm veni memeknya banjir... aku bersihin deh...mmm" ardi makin asik, veni makin tak tahan. "aah...aah...aah...mmmh!" veni tiba tiba klimaks dan membanjiri vaginanya itu. "mmh! mm... wah banjir lagi... hehe...", "gghh...mmh...aah... mas ardi...ouh...", "udah mau yang asik asik kan... ya udah...mmh...ooh...uuh" sleeeb,ardi menancapkan penis tegaknya mengisi vagina veni, penis pria itu memaksa veni mendesah makin keras karena vagina veni terasa sesak. "aah...aaah...aah...aaaahn...auuh...", "uuh... masih sempit ya...uuh.." ardi tak peduli lagi, ia mulai menggerakan penisnya maju mundur. ardi kini merapat diatas veni, dan mereka berdua mulai merasakam hangatnya ngeseks, disaat hujan diluar rumah tak mau berhenti. "aahn...mmh...oooh...uuh...", "uuh... enaknya... veni...ouh..." awalnya ardi menggenjot veni perlahan, tapi lama lama ia makin cepat menggerakan penisnya, tubuh seksi veni bergerak seiring sodokan penis ardi yang terus menggenjot vagina veni. "aaah...aaah...mmmh...mas...auh...", "uugh...mmh... veni..." beberapa menit ardi asyik menyetubuhi veni yang hanya menurut saja itu. tak lama ardi mengeluarkan penisnya dari vagina veni, penis besarnya ia kocok didepan veni. "aah... mas...ouhh" croot crooot, veni mendapati tubuhnya dibasahi sperma dari penis ardi itu.
setelah iu ardi sempat merasa bersalah, ia malah menyetubuhi veni tanpa perlawanan. "veni... maafkan mas ardi ya... mas ardi tadi udah gak bisa menahan diri", "mmh... gak papa mas... veni udah biasa...", "udah biasa?" ardi sempat bingung, "iya mas, veni... sering diajak ngeseks sama teman sekolah", "wah... yang bener veni?", "iya mas... tapi... kok... kalo sama mas ardi... rasanya beda ya?" ardi sempat terketuk hatinya, "ya ampun veni... memangnya...", "biasanya temen temen sih rame rame entotin veni... baru kali ini sih... nggak dikeluarin didalem... spermanya...", "wah... iya dong... kan mas ardi takut nanti veni hamil...", "kan udah banyak spermanya temenku didalem mas...", "waduh... gimana itu nanti?", "gak tau mas... veni... gak bisa nolak kalo diajak begituan..." ardi tau memang veni mudah terangsang, dan tampak terlalu menikmati adegan seks. "wah... kok gitu veni...", "tapi mereka mainnya... kasar mas... gak mau satu satu, veni dikroyok terus..." ardi bisa membayangkan sendiri bila veni digangbang teman smanya, ya memang gimana lagi, siang hari veni tiap hari sendiri, itu membuat veni tak dijaga dan jadi santapan teman sma nya. "kalo gitu nanti kamu harus berani nolak kalo diajak ngeseks sama teman kamu", "aduh, gimana ya mas?", "kenapa emangnya veni?", "nanti... gak ada yang ngeseks sama veni dong" ardi heran, veni ternyata sudah ketagihan ngeseks. "ya udah... gantinya... biar aku yang ngeseks sama veni... kalo kamu minta sih...", "yang bener mas? kalo gitu gak papa deh mas", "tiap siang biar aku yang jagain veni...", "makasih ya mas ardi... maaf, veni cewek yang gak baik...", "udah... kan udah jadi kebiasaan, sulit dirubahnya...", "mas ardi baik banget ya..." ardi mendekati veni, "veni... kamu... jadi pacarku saja ya...", "mas ardi... aku...", "biar aku... bisa jagain veni... tapi kalau gak mau juga gak papa...", "aku... mau kok jadi pacarnya mas ardi... udah lama aku... seneng sama mas ardi... tiap hari kan pulang sama mas ardi... dan aku seneng, hari ini... mas ardi yang ngeseks sama aku..." ardi tak bisa mengungkapkan rasa dihatinya, veni ternyata tertarik pada ardi sudah lama. ardi memeluk veni, "ya sudah veni... biar mas ardi yang jagain kamu ya... mas ardi sayang veni...", "aah...mmh... mas ardi...uuh...", "loh? veni... hmm" veni terlalu senang sampai ia membanjiri vaginanya lagi. "aah... mas ardi...aku...seneng banget...aah", "aduh veni... malah keluar lagi... kamu minta lagi ya?", "mmh... mas... iya... aku...mau...aaahn", "oke veni sayang...cup...cup...mmh" ardi menciumi tubuh veni, lalu ia mencoba mengigit kecil puting veni. "aahn...mmh... ya itu mas... yang diisep temenku terus, padahal...aah... gak keluar susunya...", "mmh... kamu terlalu nikmat untuk dibiarkan saja veni... puting kamu bikin gemes emang, semua laki laki pasti mau coba isep ini...mmm" memang puting pink veni begitu menggoda, benda kenyal itu kini asyik dimainkan oleh ardi. veni terus mendesah dan menikmati, cewek sma itu baru kali itu merasakan sensasi lain pada putingnya, ya memang biasanya hanya dihisap paksa, kini oleh ardi puting pink itu dijilat dihisap digigit juga dipilin. "aah... mas ardi... hebat...aah", "mm... iya dong... mm... buah dadamu juga besar loh veni sayang... buat ukuran anak sma ini udah luar biasa", "aah... iya mas... biasanya... diremas terus emang...aah...", "mmh... mulai sekarang.. yang meremas ini cuma aku aja...", "aah... iya mas... aku... seneng...aah...", "mmh... veni... aku masukin ya...", "iya mas ayo...aaahn...mmh..ouhh" ardi mengisi vagina veni dengan penisnya lagi. ardi kembali memuaskan veni, penis tegak itu kelusr masuk memek veni yang basah itu. bedanya kini mereka make in love dengan penuh cinta, beda dengan yang pertama. veni merasa ngeseks lebih nikmat bila pasangannya orang yang disukai.

3 comments: