Saturday

Cerita seks: Kehidupan Cewek kostan Part4



"Selamat Siang", "Selamat datang Catur", "Mas Catur, kok baru dateng?", "m... maaf Evi, dikostan ada urusan sampe malem, jadi ngelembur", "pantes, kok lemes gitu, istirahat dulu aja mas", "iya deh, huft" catur baru tiba dirumah pamannya, ia disambut pamannya, juga disambut Evi. Catur memang bangun kesiangan, sampai lewat tengah malam ia puas puaskan menyetubuhi Erra dan Maria dikost itu. Kini ia sudah ada dirumah Evi dan pamannya itu, memang ia ingin istirahat disana, takutnya bila ia dikost, ia akan menyetubuhi Erra dan Maria lagi, ya memang Catur tadi bangun lebih dulu. kini Catur sudah tertidur dirumah pamannya itu. Ditempat lain, dikost yang semalam penuh adegan seks itu, maria sudah bangun tetapi masih belum beranjak dari kasur, sedang Erra masih tertidur pulas. "Eeerr, bangun..." Maria menggoyang goyang bahu temannya itu, tapi masih belum bangun juga. Maria masih ingat, ia sudah berhenti beradu fisik dengan Catur terlebih dahulu, dan ia tau benar kalau Erra pasti bersetubuh dengan Catur lebih lama darinya. Maria kemudian memilih bangun, lalu mengambil pakaiannya yang tergeletak, iya memang ia masih telanjang, begitu juga dengan Erra. Maria segera pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri.


Suara gemericik air dikamar mandi, tak lama membuat Erra terbangun, "mmh... aduh...uuh... hmm? haha, udah jam segini, gila emang semalam itu..." Erra merasakan tubuhnya lemas sekali, ia benar benar menuruti keganasan Catur, Erra menikmati sekali adegan seks semalam itu. Erra melihat tubuhnya sedikit lengket, ya memang sperma Catur melumuri tubuhnya. "Udah bangun Er?", "mmh... Maria? iya", "gih mandi, baunya kamu itu, haha", "iya bentar, haha" Maria tampak sudah selesai mandi, cewek itu kini merapikan kamar Evi yang kemarin jadi tempat ngeseks itu. Erra tampak sempoyongan pergi kekamar mandi, dan segera ia membersihkan diri juga. Setelah itu Erra dan Maria segera makan, kemudian bersantai dikostan itu.

"Mas Catur...", "hmmh... iya Evi" Catur dibangungkan oleh Evi, tapi yang pria itu liat pertama adalah belahan dada Evi dari lubang dikaosnya, matanya segera terbuka lebar. "Pulang gak nih mas?", "oh, iya iya", "gih siap siap mas, Evi juga mau beres beres", "iya vi..." Catur bangun dari kasur, lalu segera pergi mandi, Evi tampak sibuk beres beres barang bawaannya. Setelah Catur mandi, Catur pergi kekamar, ia melihat Evi masih sibuk sendiri, "Udah Vi?", "bentar mas, kurang satu, kemana sih itu?" Evi kemudian mencari sesuatu dibawah kasur, bokongnya yang montok harus membuat Catur geleng geleng, pria itu jadi ingat janjinya pada Erra dan Maria. Catur melihat pamannya itu tak ada, ia mendekati Evi, pria itu memilih memandangi bokong montok Evi, celana pendek yang dikenakan cewek itu tak menghentikan Catur untuk memandangi cewek itu. "Nah ketemu, aduh!" Ketika Evi bangkit dari pencariannya, bokongnya itu bergerak, dan menabrak wajah Catur, sontak Catur tersungkur. "mmh!", "Aduh, maaf mas, mas Catur ngapain kok dibelakang?", "tadi mau bantuin, eh malah kamu tabrak", "hehe, maaf mas, aduh itu mas, handuknya..." Catur yang selesai mandi itu memang hanya memakai handuk, dan pria itu baru sadar penisnya terlihat jelas, karena handuknya terlepas, segera ia memakai handuknya lagi, Evi tampak menoleh kearah berlawanan dari Catur, "Aduh, m... maaf Evi, ya udah aku pake baju dulu" Catur segera pergi memakai pakaian. Evi tampak sudah kembali merapikan barang bawaannya.

Catur yang sudah berpakaian itu segera memanaskan mesin motornya, Evi tampak sudah menaruh barang bawaannya didekat motor, "Bentar mas Catur, aku ganti baju dulu", "iya vi" Evi kemudian pergi, Catur tampak masih bingung, Evi tadi pasti sempat melihat penis besar milik Catur itu. Catur kemudian sudah bersedia didepan rumah, kemudian Evi sudah datang, membawa barang barang bawaanya tadi. "Wah,udah mau berangkat?", "iya yah, aku berangkat dulu" tampak Evi berpamitan pada ayahnya itu, "mari paman", "iya, hati hati" Setelah Evi naik kemotor, segera Catur tancap gas. Mereka kini sudah dalam perjalanan menuju rumah kost Catur itu. Erra dan Maria dikostnya catur itu tampak sedang mengangkat jemuran mereka, "Gak balik balik mas Catur tuh", "ya elah Er, baru ditinggal bentar, udah dicari lagi", "hehe, namanya juga pengen", "set Er, dasar kamu,hahaha"  Mereka kemudian turun kebawah, lalu masuk kembali kekamar kostnya masing masing. Beberapa jam kemudian, Evi dan Catur sudah sampai dikostan itu, "Huft, akhirnya sampe", "iya mas, capek juga", "gih vi, kamu istirahat", "iya, makasih mas" Catur memarkir motornya, lalu pergi kelantai tiga, ia segera istirahat. Evi yang baru datang itu masuk kelantai satu, melihat Erra tiduran disofa ruang tamu, "Hai kak Erra", "eh, Evi, baru dateng?", "iya kak, huft capek", "sini sini aku bantu", "makasih kak" Evi kini naik kelantai dua bersama Erra, membawa barang bawaanya. Sesampainya dikamar, Evi sedikit heran, "Aneh kak", "aneh gimana?", "kayak ada yang beda sama kamar ini", "iya kah? hahaha", "kok ketawa kak?", "haha, gak papa, perasaan kamu aja kali...", "hehe, iya mungkin", "ya udah, aku turun dulu" Erra kemudian meninggalkan Evi. Evi tampak segera menata barang bawaanya tadi, lalu segera istirahat.

"Mas Catur... oi" Catur terbangun dari tidurnya, ia mendengar suara Erra diluar kamarnya. "bentar Er" Catur kemudian bangun, lalu membuka pintu kamar, dan melihat Erra yang cantik itu tersenyum, "Hehe, mas Catur...", "mmh... ada apa Erra?", "Udah belum?", "apanya yang udah?", "itu, si Evi...", "aduh, b...belum Er, kan baru ketemu", "ooh, gitu ya, gih tidur lagi mas", "maaf ya Er, nanti aku usahain deh...", "hehe, aku... numpang tidur juga boleh mas?" Catur jadi bingung, yang ngebet ngeseks ini sebenarnya siapa, "oh, b... boleh Er", "hehe, yuk mas" Erra menarik Catur kedalam, lalu mereka sudah tiduran dikasur. Erra sudah dengan erat merangkul Catur, pria itu malah jadi tidak bisa tidur, buah dada montok milik Erra menempel erat, catur jadi bingung lagi. Dilantai satu, Maria tampak sedikit heran, tak melihat kehadiran Erra, bahkan dikamarnya, ia kemudian pergi kelantai dua, ia melihat Evi sedang istirahat dikamar, Maria kemudian mencoba pergi kelantai tiga. "Er, jangan gerak gerak, mmh", "hehe, maaf mas..." Erra memang sedari tadi menutup matanya, tapi ia tak berhenti menggoyangkan buah dadanya memijit dada Catur, pria itu tentu jadi terangsang. "Eh kutukupret, orang istirahat malah diganggu" Erra kaget, Maria ternyata sudah ada dikamar itu juga, Erra langsung ditarik turun kasur. "Aduh Mar, bentar dong...", "maaf mas Catur, istirahatnya keganggu, permisi..." Maria kemudian memaksa Erra untuk ikut turun kelantai satu, Erra akhirnya meninggalkan catur, pria itu  sempat kecewa, namun memang ia harus istirahat, lain kali pasti ia turuti kemauan Erra itu.

Hari selanjutnya, para penghuni kost itu sudah pergi kuliah, tapi tampaknya Evi masih sering melamun, ia teringat saat melihat penis besar milik Catur, ia baru pertama melihat kemaluan laki laki langsung, dan yang pertama sudah membuatnya tercengang. "Ngelamun aja kamu Vi", Evi kali itu duduk diruang kuliah, dan disadarkan oleh temannya, "eh, enggak kok Mei", "Enggak gimana? orang dari tadi, aku panggil juga gak denger", "gitu kah? maaf ya", "mikirin apa kamu vi?", "enggak mikir apa apa Mei", "awas kesurupan, haha" Evi tau dirinya tak akan kesurupan, tapi hal yang berkecamuk difikirannya itu bisa membuatnya tampak kesurupan. Sore itu Evi sudah selesai kuliah, ia sudah dijemput oleh Catur. " Yuk pulang vi", "iya mas", "Oooh, pantes kok ngelamun terus, mikirin abang ganteng sih", "Aduh apa sih Meei", Evi segera naik kemotor Catur itu juga, dan tampak Mei yang juga bersama beberapa temannya terlihat tertawa kecil. Catur segera menjalankan motor, ia tak mau Evi jadi malu.

"Maaf ya mas", "maaf kenapa vi?", Evi tak menjawab, dalam perjalanan itu Catur sudah kembali bingung memikirkan apa yang ada didalam fikiran Evi itu. Sempat mereka berhenti diperempatan, menunggu lampu hijau menyala. "Hai Evi, mas Catur", "Eh, Erra, Maria" Catur kaget, Erra dan Maria juga menunggu dijalan itu, motor Maria itu sudah dikenali Catur, "Habis kuliah vi?", "i... iya kak", "hmm, aku juga mau dong, dijemput mas Catur, hehe" Erra lagi lagi berulah, membuat Evi jadi malu. Lampu sudah hijau, mereka segera menjalankan motor, lalu pulang. Tak lama mereka berempat tiba ditempat kost milik Catur itu. "Makasih mas Catur", "iya vi", "Vi, sini sini..." Erra tiba tiba mengajak Evi masuk kedalam lantai 1, Maria tampak segera mengikuti, Catur hanya geleng geleng saja lalu pergi kelantai 3. "Ada apa kak?", "Maap ya tadi, hehe", "iya kak, gak papa", "kamu kok jadi sering diem vi, kenapa?", "gak papa kak", "udah bilang aja, kan kakak kakak ini bisa bantu kamu", "Erra mah mana bisa bantu, kalau aku bisa", "apa sih maria nih, huh" Evi masih terdiam sejenak, tapi ia akhirnya berani berbicara. "Anu, dulu pas aku mau balik kesini, mas catur bantuin beres beres, tapi...", Erra langsung beranggapan negatif, "wah, bagus itu, gimana punyanya mas Catur? gede banget kan?", Evi sontak kaget, ia belum bicara jelas, tapi Erra sudah tau, "loh, kak Erra, kok...", Erra langsung girang sendiri, ia peluk Evi, juga tertawa dengan senang. "Er, gila kamu ya? biasa aja kali, maaf Vi, gih kamu cerita yang bener, itu tadi ngawur si Erra", "tadi... bener kata kak Erra" Kini ganti Maria yang tercengang, apa yang sebenarnya terjadi. "loh, kamu... cuma liat aja kan vi?", "iya kak, tapi kok jadi kepikiran sih?", "hmm, soalnya kamu itu pengen tanya sesuatu sama mas catur, tapi kamu pendem aja", "tanya? aku gak...", "gih nanti tanya aja kemas catur, apa aku yang tanyain vi?", "j...jangan kak Erra, ya udah nanti aku tanya deh", Erra tertawa senang, Maria tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, Evi jadi sedikit tenang. Mereka tampak mulai berbincang lebih jauh, Evi harus siap tercengang.

"Mas Catur?", malam itu catur keheranan, tumben sekali Evi naik kelantai 3, segera pintu kamar dibuka, Evi yang cantik sudah menunggu Catur, "Evi, ada apa?", "mm... boleh masuk mas?", "boleh boleh" Evi lalu masuk kedalam, duduk dikasur disebelah Catur, Evi tampak malu malu, Catur jadi bingung apa mau dari cewek cantik itu. "Ada apa vi?", "eh, iya, anu mas, aku mau tanya", "gih tanya", "anu mas... itu... masalah..", "masalah motor ya?", "n, itu...", "ya udah kalau Evi mau, bisa bawa motornya mas Catur buat kuliah, nanti mas Catur urus deh", "mm... tapi mas, kan mas catur kerja", "iya, nanti aku beli sepeda atau bisa ngangkot, udah kamu tenang aja", "hmm, kalau begitu... makasih mas", "iya, sama sama, ada lagi yang mau ditanya vi?", "mm... itu mas, katanya kak Erra dan kak Maria... mas catur sering tidur bareng mereka ya?", JDAAR! Catur kaget setengah mati, kenapa Evi bisa tau hal itu, "Aduh! Evi, kamu...", "aku... dikasih tau mereka sih mas", "oh, dasar mereka itu, hmmh, iya vi, kadang aja kok, kebanyakan mereka yang minta", "Terus... mas Catur... gituan ya sama mereka?" Catur tak bisa berdalih, ia lihat Evi begitu serius bertanya. "I... iya Vi, tapi...", "hmmh, pantesan", "pantesan kenapa Vi?", "mm.. nggak mas, anu... Evi kekamar dulu, makasih..." Evi tiba tiba keluar, tentu Catur jadi bingung. Catur kemudian memilih turun kelantai 1, dan bertanya pada Erra. "Er, kok Evi kamu kasih tau sih?" Erra malah senyam senyum saja duduk cantik diruang tamu, "Gak boleh mas?", "ya bukannya gak boleh...", "Orang dia yang pengen tahu", "gak mungkin lah", "mas Catur yang ganteng, Evi itu kepo banget tadi, asli gak bohong", "Kepo gimana?", "Tau gak, Evi sempet shock liat punya nya mas Catur itu, ya kita kasih tau aja gimana, eh dia tanya lebih, ya udah..." Catur jadi tertawa mendengar ucapan Erra, "hahaha, Dasar, itu aja gak sengaja, bisa sampe gitu sih?", "hehe, brarti... dia minta ditemenin juga noh, makin kepo tuh pasti, haha" Maria tampak datang keruang tamu, "Mas Catur...", "Maria, anu...", "pasti ngomongin Evi ya?", "anu... itu...", "haha, iya iya mas, kami tadi udah ngobrol lama, jadi dia udah gak kaget sekarang, liat ulahnya Erra gimana pun ia biasa aja", "hehe, iya iya", "gih sana mas, disamperin, hehe", "iya deh, haha" Catur kemudian naik kelantai dua, lalu menuju kamar Evi.

Evi tampak sedang melamun sambil tiduran dikasurnya, lalu terkejut melihat Catur datang kekamarnya itu. "Eh, mas Catur", "Evi... boleh kesini kan?", "boleh mas..." Catur kemudian duduk didekat kasur itu. "Gini Vi, kamu kan udah tau tuh dari mereka, mungkin...", "iya mas, aku gak bilang siapa siapa deh", "tentang punyaku yang gede juga gak akan bilang siapa siapa kan?", "Hih mas Catur, enggak" Evi jadi sedikit malu malu, Catur malah tersenyum terus. "Hehe, iya udah deh... ", "Mas Catur, anu...", "ada apa vi?" Evi menghentikan catur yang ingin beranjak pergi itu. "mm... mas Catur, nggak ngantuk?", Catur bukan menjawab, malah tersenyum senang, "eh, iya ngantuk sih, Evi kayaknya udah ngantuk juga", "i...iya mas, mm...", "Evi mau aku temenin kah?", "mm... kalau mas catur mau...", "ya deh, aku temenin, emang kamar kamu gede vi, harusnya buat berdua" Tanpa ijin, Catur langsung naik kekasur, dan tiduran disebelah Evi. Evi tampak sedikit bingung, dulu ia sering tidur dengan Catur, tapi waktu itu waktu ia masih kecil, sekarang ia merasakan perbedaan yang jauh. Evi kini sudah berhadapan dengan Catur,  "terakhir kapan kita tidur bareng ya vi?", "waktu aku sd mungkin mas", "iya itu, dari dulu tetep ya...", "tetep gimana mas?", "tetep aja, kamu cantik", "ih mas Catur, hihi" Evi tersenyum, catur jadi makin berambisi saja. Catur tiba tiba memeluk Evi, tentu cewek itu sempat kaget, tapi ia mencoba menikmati. "Evi... kamu udah punya pacar?", "... dulu sih pernah pacaran mas", "loh, kalau sekarang?", "masih sendiri mas", "hmmh, cewek secantik kamu harusnya punya pacar yang baik" Evi terdiam, sambil merasakan hangatnya pelukan catur itu. "mm... mas Catur, dibawah...", "Erra sama Maria udah tidur", "hmmh, gitu ya mas", "Evi, mau aku ajarin sesuatu?", "ajarin apa mas?", "ada deh, mau gak?", "mm... mau mas, tapi...mmmh!" Catur langsung mencium Evi, dan tanpa ragu mencumbunya, Evi pertama memang kaget, tapi karena keingintahuannya itu, Evi memilih mengikuti aksi Catur itu.

"mm...mmh... mas...mmh", "cup...mm... coba bales lidah aku vi, seru deh... mmm" Evi mencobanya, dan rasa yang pertama ia nikmati itu membuatnya kagum. LIdah mereka kini beradu, Catur sambil mencumbu Evi, ia juga mengelus elus tubuh anak pamannya yang mulus itu, Evi yang memakai kaos dna celana pendek itu merasa tangan Catur sudah bergerak menjelajahi tubuhnya. "mmh...aahn...mmnh...", "mmh...cup...mmm... Hebatnya Evi, cup...cup...mm..." Catur berhenti mencumbu bibir indah milik Evi, ia kini menciumi leher dan bahu cewek cantik itu. "Aahn...mmh... mas Catur, mmh..." Catur juga meremas buah dada milik Evi itu, tangannya masuk kedalam kaos itu, bergerilya menikmati gundukan kenyal didada Evi. Evi tak bisa berhenti mendesah, Catur begitu asyik memberi rangsangan yang nikmat. Evi kini berbaring sambil terus dirangsang oleh Catur, pria itu sudah melepas kaos Evi, buah dada yang menggemaskan itu kembali dielus dan diremas, "Aaahn... mmh... Geli mas... Auuh" Catur tiba tiba menjilati dan memilin puting merah muda milik Evi, bagian itu selalu menarik bagi Catur, tapi untuk perempuan rangsangan yang diberikan itu rasanya luar biasa. "mm...cup... gemes lihat punya kamu Vi... ", "hmm... aahn... kalau... punya kak Erra mas?", "k...kalau itu... masih kalah indah sama punya kamu...mm...cup...mmh" Catur harus meyakinkan Evi, meski sebenarnya buah dada milik Erra yang besar nan montok itu lebih nikmat untuk digerayangi atau dikenyot putingnya. Beberapa menit itu Catur tak bisa berhenti merangsang tubuh Evi, dan memang cewek itu tampak menikmati.

"Geli mas... aaahn...ah...mmh" Sekarang Evi sudah telanjang bulat, dan Catur sudah begitu asyik menghisap vagina milik Evi itu, "mm...ssp...mmaah...mmm..", "auh... mas Catur...mmmh...aduh...aahn" Evi sampai tak kuasa menahan geliat lidah nakal Catur divagina mahasiswi itu, Evi tak henti menggoyang kan tubuhnya. "enak kan vi...mm...sssspp... kamu masih perawan nih ya", "aaahn... iya, aku masih... mmh...aahn" Catur makin hebat menghisap vagina Evi, ketika tau anak pamannya itu masih perawan, beberapa menit dihisap vaginanya, Evi tampak sudah tak kuat. "Aaahn...mas... aku....itu...mmmh!" Spluurt, Cairan mengalir dari vagina Evi, menyembur mengisi mulut Catur, tentu Catur dengan senang menghabiskan cairan berlendir divagina Evi, "mm...slruup...gleeg...mm... aaah... makasih Evi, enak banget", "aah...aah...iya...mmh..", Catur melihat Evi yang telanjang itu, begitu menggoda, penisnya yang sudah berdiri tegak dari tadi kini dikeluarkan dari celananya, bwuung, Evi kembali terperanga. "mas... itu...", "ini kah yang bikin kamu bingung?", "mmh...iya mas", "gih kamu cek sendiri..." Evi yang sudah terangsang berat jadi menurut, penis tegak milik catur itu ditangkap tangan mahasiswi itu, lalu dikocok perlahan, Catur tau kenikmatan yang ia rasakan sekarang benar benar membuatnya senang. "Mas... gini kan ya?", "iya Vi, uufh... kamu udah bener itu, ohh", "mm... gimana mas?", "enak banget vi, apa lagi kalau... oooh!" Evi tiba tiba sudah menjilati kepala penis milik Catur itu, geli yang asyik itu sudah kembali dirasakannya. "mmm... tadi jilatin punya Evi gini juga kan mas?", "iya, ooh... tapi vi...mmh", Evi sudah memasukan tongkat besar tegak itu kemulutnya, lalu segera mahasiswi itu mengulum penis Catur. "mm...mm...mmh... ", "Pinter banget vi, ooh", "mm...mmh! Mash... nngh...mmh!" Catur menekan kepala Evi, penis besar milik Catur jadi mengisi penuh mulut Evi, Beberapa menit kemudian, Catur sudah tak kuasa menahan kenikmatan, Croot croot, SPermanya muncrat didalam mulut Evi itu. "ghhh! gleeg...mmh...buaagh...uhuk uhuk..mmh", "uuh, luar biasa" Catur berhenti sejenak ia kemudian melihat Evi sibuk membersihkan mulutnya. Catur kemudian melihat selangkangan Evi itu lagi, lubang menganga diantara dua paha itu membuatnya tertarik.

catur bangkit, ia merapatkan paha mulus milik Evi, penis milik catur itu kemudian sudah terhimpit paha mulus Evi, benda tegak itu ada tepat diatas vagina Evi. Digeseknya selangkangan Evi, sambil merasakan nikmat yang baru itu, "mmh...mas, nnnh...aahn", "Asyik kan vi? paha kamu mulus banget, digesek gini licin dan enak loh.. ooh" Catur kemudian menggesek selangkangan Evi dengan cepat, paha mulus itu tak henti digesek, bibir vagina milik Evi juga ikut tergesek, mahasiswi cantik itu jadi mendesah terus, "oowh... mmmh.... geli banget mas...ooh". Tak lama, Catur membuka dua paha Evi lebar lebar, vagina basah itu jadi targetnya. "M...mas Jangan mas", "kenapa vi? enak kok", "jangan mas, plis, aku masih perawan" Catur jadi mengurungkan niatnya, ketika melihat wajah memelas milik Evi, tapi ia tetap ingin menikmati tubuh Evi. "Ya udah deh, kalau yang ini aja gimana vi?", "itu... i... iya deh mas, tapi pelan aja...", "iya vi, sia deh". Evi kini berganti posisi, cewek itu sudah nungging dikasur, dan Catur sudah siap, lubang pantat milik Evi jadi sasaran. Penis catur yang besar itu segera tegak lagi, lalu ditempelkan dilubang yang sedikit terbuka itu, didorongnya dengan perlahan, Evi tampak mulai meronta, ketika kepala penis itu mempenetrasi lubang pantat Evi. "aah... besarnya mas...aduh...aah", "tenang evi, tenang...", "aduh...nnnnh...aaahn!" Evi meronta keras, ketika penis itu sudah mulai masuk dan mengisi lubang itu. Catur yang sudah ingin beraksi itu segera menggerakan penisnya, "ah...ah...mas...mmh...auuh....nnh..." Evi tak bisa berhenti mengerang, karena lubang pantatnya kini disodok penis besar milik Catur. Tubuh cewek cantik itu bergoyang seiring tusukan maut yang dilakukan Catur, pria itu memegang pinggul Evi, jadi ia bisa dengan asyik menusuk mahasiswi itu dari belakang. "ooh...mm...uuh", "oh...ooh...mas Catur....uuuuhn", "Bentar lagi vi, dikit lagi...ooh" Catur melanjutkan Aksinya, ia tak melihat wajah Evi yang memerah karena tak kuasa menahan penetrasi hebat yang dilakukan Catur. Beberapa menit itu catur terus beraksi, penisnya itu sudah bergerak cukup cepat, dan memang Evi tau pasti Catur sangat menikmati. "ooh... Evi...aku...nnh... seneng banget...ooh!" Croot croot crooot, SPerma dari penis Catur menyembur, mengisi lubang yang sempit itu, setelah penisnya dicabut, Evi masih dalam posisinya, "aah...aah....mmmmmh....uuuh" Cairan sperma keluar mengalir dari lubang pantat Evi, setelah itu Evi Roboh dikasur.

"Evi... kamu gak papa?", "mmh... iya mas, cuman... mmh... masih sedikit kaget" Catur kemudian menyeka air mata diwajah Evi, "maaf ya vi, aku terlalu semangat, kamu jadi...", "gak papa mas, mas Catur udah mau membiarkan keperawananku, jadi mas Catur masih peduli sama Evi", "i...iya, makasih Evi" Catur kemudian mengelus rambut Evi, sembari cewek itu tampak sudah mulai tenang. Tak lama Evi sudah tertidur, Catur memakaikan selimut menutup tubuh Evi. Catur segera pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya, kemudian berpakaian lalu memilih meninggalkan Evi untuk beristirahat. Setidaknya catur tau, janjinya terpenuhi, dan ia sudah siap untuk kembali menikmati nikmatnya ngeseks dengan Erra ataupun Maria.

4 comments:


  1. Ayo Segera daftarkan diri anda kepada kami Liga178
    Nikmati Promo dan Bonus menarik hingga 100%!!
    Jangan ketinggalan daftar sekarang juga!!
    www.liga178.info/daftar

    ReplyDelete
  2. permisi kakak2 numpang promo ya
    yang suka main poker dan domino online, mari gabung di sini bersama kami di www.saranapelangi.com. kini hadir dengan 7 permainan yang dapat dimainkan dalam 1 website. dapatkan jackpot hingga ratusan juta setiap harinya. gak mau kalah teruskan main poker dan domino online ? ayo buruan gabung bersama kami di www.saranapelangi.com

    Saranapelangi.com adalah satu - satunya Website Dengan Player VS Player Tanpa Menggunakan Bot (tanpa ROBOT) 100% Fair Play!!!

    Hot Promo Dari SaranaPelangi!!!
    *Bonus Rollingan Sebesar 0,5%
    *Bonus Refrensi Sebesar 20%

    Tunggu Apalagi?!, Ayo Gabung Dan Main Bersama Kami!!!


    Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami di www.saranapelangi.com atau melalui android kami.

    - BBM : 2B47BB9C
    - CALL : +855964972098
    - WEECHAT : saranapelangi
    - SKYPE : saranapelangi
    - EMAIL : saranapelangi99@yahoo.com
    - FACEBOOK : saranapelangi99@yahoo.com

    WWW.SARANAPELANGI.COM

    ReplyDelete