Monday

Cerita seks: Kehidupan Cewek kostan Part2

Esok harinya Erra dan Maria bersiap pergi kuliah, Erra memang tak punya motor, ia dibonceng oleh Maria itu. baru menaiki motor, tampak Catur membuka pagar rumah, ia baru tiba dari luar, "Eh, Maria, Erra", "hai mas Catur" Erra tampak begitu centilnya menyapa mas Catur, "hehe, iya Erra, kalian mau kuliah", "iya mas, keburu ini", "oh, iya udah silahkan" Erra dan maria kemudian segera meninggalkan Catur. Catur tampak masih heran kenapa Maria terlihat sedikit sewot, tapi yang jelas Catur masih mengingat nikmatnya menyetubuhi Erra. Erra dan Maria sudah dikampusnya, mengikuti perkuliahan sampai Usai. "Huh pake ada tugas kelompok lagi", "biasa aja kali Mar", "tapi kelompoknya dipilihin dosennya tuh", "ya kamu masih mending, sekelompok cewek semua", "haha, iya sih, kamu malah cewek sendiri", "Eh, aku juga untung sih, asyiiik", "Heh! malah seneng", "temen kelompokku ganteng ganteng tuh, iiih" Erra tampak begitu antusias, ia mendapati teman sekelompoknya memang cowok cowok ganteng dan gagah. "Aduh, dasaaaar, gak ngerti gue sama cara pikiranmu Er", "hehe, udah yuk pulang Mar" Maria dan Erra segera pulang disiang hari itu. Sampai dirumah mereka sudah sibuk sendiri, Erra tampak sudah kembali melepas baju dan celananya, ia suka berpakaian minim, apalagi saat panas begini. Maria tampak memilih tidur dikamarnya.


Sore harinya, Maria terbangun, belum sadar sepenuhnya, ia sudah mendengar suara Erra, "Aahn... geli mas...", "tapi enak kan Er? hehe" Maria langsung geleng geleng, kenapa ia bangun saat hal seperti itu tedengar olehnya. Maria kemudian keluar dari kamar, seketika membuat Catur dan Erra kaget, Ternyata Catur tadi sibuk mengelus dan menikmati mulusnya tubuh Erra, tanpa melepas BH dan CD nya. Catur sontak berhenti beraksi dan sedikit menjauh dari Erra, "Eh, Maria... udah bangun", "ngapain kok berhenti? hmm?" Maria hanya menengok sebentar, lalu ia pergi kekamar mandi. Erra lalu menengok kepada Catur, ia tersenyum, "Kaget ya mas?", "i... iya Er, aduh, jadi malu aku", "udah gak papa mas, kan cuma Maria", "aku keatas dulu deh ya Er", "loh mas Catur...", "udah makasih ya, permisi..." Catur segera keluar rumah lalu Erra sudah sendiri lagi diruang tamu itu. Maria setelah dari kamar mandi pergi menemui Erra yang sedang membaca buku didepan, "Erra...", "iya Mar?", "Kamu kok malah enak enakan mesum disitu tadi?", "apaan sih Mar? cuman gitu aja kok", "tapi kan itu gak wajar Er, dia bukan pacar kamu juga" Erra lalu tersenyum dan melihat kearah maria, "jangan jangan kamu pengen ya Mar?", "Heh, gak lah, harga diri sis...", "halah, Mar mar... belum tau seluk beluknya mas Catur sih...", "siapa juga yang mau tau", "beneran gak mau tau? punya mas Catur gede banget loh", "hiih, udah udah, hmmh!" Maria lalu pergi kekamarnya lagi, Erra malah tertawa lepas diruang tamu itu. Maria sedikit kesal dengan Erra, temannya itu memang terlalu bebas hidupnya, tapi sempat dibenak Maria memikirkan tentang Catur itu.

Hari hari selanjutnya, Erra dan maria tampak sudah beraktivitas seperti biasa, Erra mendapati Catur mengurangi intensitas kehadiran menemuinya, tapi itu memang membuat Erra bisa bersama dengan maria. Hari itu jam 10 pagi, Erra memilih memakai kaos dan celana pendek, ia tak mau maria terus memarahinya. "... Yang ini belum Mar", "mana? oh iya bener..." Maria dan Erra sedang mengerjakan tugas diruang tamu. Beberapa menit kemudian mereka sudah menyelesaikan tugasnya, "Yey udah...", "siip, memang kamu yang terbaik Mar, haha", "heleh, hampir semuanya yang jawab aku Er", "ya maap, agak gak mudeng matkul ini sih, haha", "Aku ke lantai tiga dulu Er", "mau nemui mas Catur ya?", "bukan keleus, mau njemur pakaian", "ooh, iya, haha" Maria mengambil jemuran yang telah ia cuci sebelumnya, kemudian segera pergi keluar, lalu menuju kelantai tiga. ia kemudian segera mejemur pakaiannya. tak lama, Catur terlihat keluar dari kamarnya, terlihat memakai pakaian rapi. "Eh, Maria", "iya mas Catur, tumben, rapi banget", "iya, hari pertama kerja", "wah, dapet kerja dimana mas?", "Di ********, mumpung pas sama pengalamanku", "wah selamat ya mas" maria menyalami Catur, meski beberapa detik kemudian Maria sempat mengingat keganjilan yang pernah dilakukan Catur. "makasih Maria", "ya udah mas, aku kebawah dulu" Maria turun kelantai dasar, Catur hanya tersenyum saja, lalu pria itu segera pergi kerja. Saat masuk rumah lagi, maria melihat Erra sudah berpakaian yang sesuai, menggunakan jaket dan celana panjang. "Er, mau kemana?", "kekampus Mar, kelompokan duyu, hihii", "habis ini aku juga kekampus kok, nanti sore kuliah loh", "iya, jadi sekalian sampai sore keluar aku", "loh, kamu mau pakai motorku?" maria sedikit bingung, tapi ia makin bingung lagi ketika mendengar suara bel motor dari luar. "Gak, itu si Azhar udah jemput aku", "oalah, ternyata" Maria lalu ikut keluar rumah dengan Erra. Erra segera menemui Azhar, teman sekelompoknya itu, memang cukup ganteng, motornya Satria juga. "Hei Maria", "iya Zhar", "Aku berangkat dulu mar" Erra sudah segera naik kemotor Satria milik Azhar itu juga. "Iya Er", "tenang aja nanti ditemenin mas Catur, kok, haha, daah" Azhar segera tancap gas, Maria segera ditinggal sendiri, sambil menampangkan ekspresi kesal.

Maria masuk kembali kerumah, ia baru ingat, tak sempat ia memberi tahu Erra kalau mas Catur baru mendapat kerja, Maria jadi tau dirinya pasti sampai sore sendiri dirumah. Mahasiswi itu memilih bersantai saja, sambil sesekali mengambil foto selfie. Ditempat lain, Erra sedang dibonceng oleh Azhar, cewek centil itu memeluk Erat azhar dari belakang, membuat Azhar tampak sedikit malu dan bingung, ia membonceng seorang cewek yang amat menggoda. "mm... Erra...", "Iya Zhar?", "kumpul di depan wifi zone deket fakultas kan?", "iya, si Leno udah disana kah?", "masih otw juga kok", "hmmh, oke deh..." Azhar yang memakai helm itu menyembunyikan senyum senangnya, merasakan buah dada montok milik Erra menempel dipunggungnya. Beberapa menit perjalanan, mereka segera tiba ditempat tujuan. Mereka sudah duduk menunggu Leno, anggota kelompoknya juga. Erra sudah sibuk memandang handphonenya, ketika Azhar menengok, ia mulai bertanya, "Itu... Maria ya?", "iya Zhar, cantik kan?", "namanya cewek ya cantik", "hehe, iya... tapi ini efek kamera 360, haha", "gak boleh sirik Er", "bukan sirik Zhar, komen aja, temenku deketku ini emang sukanya foto foto" sedang asyik berbincang, tampak Leno sudah tiba, "Maaf guys, macet", "gak salam gak apa langsung duduk aja no", "sorry Zhar, hehe", "nah, udah pas nih kita bertiga, gimana nih tugasnya?" Mereka segera mulai berdiskusi, mengerjakan tugas kelompoknya. Erra memang tidak bisa fokus, tampak Azhar dan Leno yang lebih mendominasi. "... gampang itu, cari diinternet ada", "iya sih No, tapi perlu di edit juga, nanti biar gak ketahuan copas", "iya sih, gimana menurutmu Er?", "hmm? aku sih terserah kalian" Azhar dan Leno menengok Erra, mereka sedikit heran dengan cewek cantik itu. "oke deh, jadi bagian awal aku, terus ini Azhar, yang terakhir Erra", "oke oke", "siap deh, sabtu ketemu lagi ya", "kok sabtu Er? gak besok aja?", "kan butuh waktu ngerjain dulu, iya gak?", "eh bener kamu, iya iya". Leno kemudian tampak berdiri, "titip tas bentar ya, aku kekamar mandi dulu", "iya no" Azhar sudah kembali berdua dengan Erra yang menggoda itu. Erra tampak sibuk melihat handphone, Azhar jadi punya kesempatan memandangi cewek itu, dilihatnya dengan seksama, ternyata benda kenyal yang menempel dipunggungnya tadi memang buah dada Erra, tapi Azhar sedikit kaget, ia kagum ternyata gundukan milik Erra itu begitu montok, terpampang dari kemeja ketat yang dipakai Erra. "Erra?", "iya Zhar?", "sejak kapan kamu ngekost bareng Maria?", "baru beberapa hari kok, untungnya dapet kost yang spesial", "spesial gimana?", "ada deh, hehe", "yee, bikin penasaran aja", Erra teralihkan dari Azhar, saat ia mendapat pesan dari Maria. "mm... Zhar aku mau nyamperin Maria, dia digedung lama tuh, gak papa kan aku tinggal?", "oh, gak papa kok", "oke oke, daah" Erra kemudian meninggalkan Azhar sendiri.

beberapa menit kemudian, Leno sudah datang menemui Azhar, "kemana Era zhar?", "nemuin Maria, duuh kenapa gak besok kita kelompokan lagi", "kan tadi Erra yang minta, napa zhar?", "gak papa no", "bentar, tadi elu yang jemput Erra?", "iya", "oalah, ngerti dah, elu pengen bonceng tuh cewek cantik lagi kan?", "tau tuh ente, haha", "gak boleh Zhar, sabtu depan gue yang nyusul", "eeeh, enak aja, jatah gua!", "bagi bagi lah, pengen juga gua", "mana mau gue bagi bagi, punggung gue udah pengen lagi", "Anjir! gimana Zhar rasanya?", "enak banget no, beeh, punggung gue dipijit toketnya Erra tuh, beh gede banget", "Anjir, fix deh sabtu aku yang nyusul Erra", "Eh gak bisa..." Leno dan Azhar malah ramai sendiri, mereka ingin membonceng Erra yang menggoda itu. Erra yang sempat dibicarakan itu sudah bersama Maria, "Hacuuh, hmmh", "haha, pasti ada yang ngomongin kamu Er", "hadeh Mar, cuman bersin doang", "haha, Eh iya, tau gak, mas Catur udah dapet kerja, tadi dia pagi udah berangkat", "wah, beneran Mar?", "beneran Er", "bagus dong, makin bebas dah aku...", "bebas gimana?", "aku kasih tau deh, bulan ini bayar kostnya free, alias gratis", "hah? kok bisa?", "iya, sini sini...", "apa sih?" Erra kemudian berbisik pada Maria, "habis ngentotin aku, mas Catur aku minta biar gratisin bayar kost bulan ini...", "Anjaay, dasar elu Err!!", "hahaha, aduh, gak usah cubit cubit ah" Maria cukup gemas dengan Erra, apalagi setelah mendengar perkataan cewek itu tadi. "huuh, emang kamu itu", "hehe, terus kalau mas Catur udah kerja, aku kan tenang, jadi meski gak dapet uang dariku bulan ini, ada gantinya, hehe", "entahlah, terserah kamu Er", "hehe, Mar, pengen foto...", "hehe, yuk sis..." Maria segera menyalakan kamera, lalu "cheese", mereka berfoto selfie dengan cantiknya. Setelah diunggah diakun sosmednya mereka kemudian kembali berbincang.

"Haah, Siaal!", "hahaha, gua yang nyusul Erra, yehaa!" Leno tampak menang suit dengan Azhar, Leno mendapat kesempatan menyusul Erra dihari sabtu nanti. "Heeh, payah, eh iya, emang mau kumpul dimana?", "eh iya, gimana kalau kumpul dirumah Elu Zhar?", "yang bener ah, nanti kalau... Wah mantep tuh no!", "mantep gimana?", "sabtu itu keluargaku keluar semua kerumah saudara", "Aduuuh, bikin makin parah ente Zhaar", "Lenooo, menang besar kita", "jangan mikir yang enggak enggak Zhar", "kayak elu enggak mikir gitu juga no", "jadi... fix nih? dirumahmu Zhar?", "fix, moga moga aja Erra mau, kali aja... bisa lebih no, haha", "haha, terbaik ente Zhar" Azhar dan leno tampak begitu senang, mereka sudah berfikir kemana mana, dikampus bersama Erra saja sudah menyenangkan, apalagi privat dirumah Azhar, mereka pasti bahagia. Sore itu Erra dan Maria sudah dalam kelas, mendengarkan dosen yang sudah sibuk menjelaskan materi. Dikostan mereka, Catur baru tiba dari kerjanya, tampak ia cukup gembira. Catur mendapati kerjanya sangat sesuai kemampuannya, serta teman teman yang ramah membuatnya nyaman. Catur baru sampai dikamarnya, ia tiduran saja mencoba istirahat. Catur malah mengingat kenyal dan mulusnya buah dada Erra, juga rasa nikmat menyetubuhi anak kost itu. Setelah itu Catur tertidur, meski hari memang belum gelap.

"Huh, ngomong apa sih tadi tuh dosen?", "ya elah, kamu tidur apa emang gak memperhatikan sih Er?", "setengah setengah lah, haha", "yuk pulang" Erra dan maria lalu pulang ketempat kostnya itu. Malam itu mereka sudah tiba dikostnya, lalu segera pergi kekamar masing masing, Erra sudah seperti biasa, melepas baju dan celana, cewek itu suka tidur memakai pakaian dalam saja. Mereka sudah segera istirahat dikamar mereka masing masing. Beberapa jam kemudian, Catur malah baru bangun, ia melihat ternyata masih jam 1 dini hari. Meski ia mencoba untuk tidur kembali, nyatanya ia tidak bisa. Catur kemudian mendengar suara gemericik air, ternyata dari lantai dua. Catur memilih mencoba menengok kedalam saja. Pria itu turun kelantai satu, lalu masuk kerumah, dan matanya yang tadi ngantuk segera terbuka lebar, ketika melihat Erra turun dari lantai 2, memakai BH dan Celana dalam saja. "Erra...", "eh, mas Catur, bikin kaget aja", "maaf, hehe, aku gak bisa tidur", "napa mas?", "gak tau nih" Catur melihat Erra masih mengantuk, sepertinya cewek cantik itu tadi terbangun karena ingin buang air. Sebelum Erra masuk kekamarnya lagi, Catur punya pemikiran gila, "Er, kalau... aku numpang tidur di kamar kamu gimana?", "mm.... boleh mas, jangan nakal tapi loh, hehe" Erra tersenyum, lalu masuk kekamar, Catur tanpa ragu masuk kekamar itu juga. Erra langsung merebahkan tubuhnya dikasur, Catur masih bingung harus tidur bagaimana. "Sini masa catur..." Catur akhirnya tidur disebelah Erra, cewek itu malah langsung merangkul Catur, tentu Catur sangat senang. Mereka segera mencoba tidur, tapi Erra sadar, Catur malah sibuk mengelus elus tubuh cewek menggairahkan itu, "hmmh... mas catur... jangan gesek gesek ah", "m...maaf", "hehe, iya..." Catur menghentikan ulahnya, pria itu akhirnya memilih diam, dalam pelukan Erra. Tak lama mereka tertidur juga, meski Catur tertidur dalam kondisi penisnya tegak menyenggol selangkangan Erra.

Kamis paginya, Maria sudah bangun, ia langsung pergi cuci muka, setelah itu mencoba membangunkan Erra. Pintu kamar Erra dibukanya, ia kaget, melihat Catur ikut tidur bersama Erra, dan pria itu menggunakan buah dada montok Erra sebagai bantal, Maria hanya geleng geleng, ia tidak jadi membangunkan Erra. Maria segera sarapan, mencoba tak menghiraukan Erra dan Catur itu. Setelah sarapan, Maria segera pergi mandi. "mmh... mas Catur... bangun, oi..." Erra ternyata sudah bangun, dikamarnya itu ia masih tak bisa bangkit dari tempat tidur, karena Catur terlihat masih enak enaknya tidur diatas dada Erra. Setelah Erra menggoyang goyang kepala Catur, pria itu akhirnya bangun, "hmmh... hmm? eh... Pagi Erra..." Catur bangkit dari tidurnya, begitu juga dengan Erra. "mas Catur kerja jam berapa?", "hmm... aduh! iya, aku... keatas dulu Er ya...", "hehe, iya mas..." Catur baru bangun segera berlari menuju lantai dua, inginnya mencuci muka dikamar mandi, namun setibanya didepan kamar mandi, ia malah melihat Maria baru selesai mandi, memakai handuk saja. "M...Maria..." Catur melihat ternyata Maria itu lebih putih dari pada Erra, tubuhnya begitu mengkilau, meski memang buah dadanya kalah montok dengan milik Erra. Maria tak membalas sapaan Catur, ia langsung pergi kebawah. Catur segera cuci muka, setelah itu ia baru sadar, dilantai tiga kan ada kamar mandi untuknya, kenapa harus kekamar mandi disitu. Catur akhirnya keluar dan menuju lantai tiga, mandi dan bersiap pergi kerja.

"Mar, mau TA dong" Erra masuk kekamar Maria, saat temannya itu sudah berpakaian, bersiap pergi kuliah, "masak titip absen Er, baru pertemuan keberapa ini", "sekali ini deh... masih ngantuk nih", "huh dasar, semalam ngapain aja sama mas Catur tuh?", "oh? hahaha, gak ngapa ngapain Mar, dia cuman tidur dikamar aja, semalem katanya dia gak bisa tidur diatas", "Alesan tuh, pengen tidur sama kamu tuh dari awal", "haha, ngiri kamu ya? gak pernah tidur sama cowok kan?", "hiih, ya udah gak aku TA in", "aduh maaf Maria cantiik, iya... kamu bener deh, tapi titip absen, hehe", "huh, dasar kamu Er" Maria kemudian segera berangkat kuliah, saat Erra malah menitip Absen. Catur juga tampak Berangkat terburu buru, memang ia sudah telat untuk pergi kerja. Erra memilih bersantai setelah sarapan. Maria kali itu sudah dikampus, juga sedang menerima kuliah, "Mar, dimana Erra?", "dikost itu Zhar, males malesan", "lah, emang kenapa?", "tau tuh, malah titip absen" Azhar yang sekelas dengan Maria itu lalu memilih mengirim pesan pada Erra, "Er, kok gak masuk?", "lagi males Zhar, haha", "oalah, bagianmu udah dikerjain belum Er?", "aduh iya, lupa Zhar, haha", "y  elah, dikerjain gih, besok dilanjut pas kelompokan", "oke, eh kelompokan dimana besok?", "dirumah ku aja gimana?", "wah, bagus tuh, hehe" Azhar sempat heran, Erra malah senang, "besok dijemput Leno Er", "oke deh, ni lagi dikelas?" sedang sibuk sibuknya mengirim pesan ke Erra, Azhar ketahuan oleh dosennya, "Azhar! ngapain kamu?", "oh, enggak pak, cari buku", "buku apanya... itu dari tadi kamu liat kebawah", Akhirnya Azhar harus dihukum karena berulah, Maria hanya geleng geleng saja mengetahui hal itu.

Setelah kuliah usai, Azhar baru membalas pesan dari Erra, "Ini tadi habis dimarahin, ketahuan buka handphone, haha", Erra tak membalas, Azhar berfikir pasti cewek itu sedang tidur, Azhar kemudian pergi pulang saja. "Makasih ya, nanti aku titip film lagi ya, hehe" Maria tampak baru saja selesai mengcopy film dari temannya, setelah itu ia segera pergi pulang ke kostan. Saat tiba dikostnya, ia melihat Erra tertidur diruang tamu, Maria membiarkan saja temannya itu, ia memilih pergi kekamarnya, lalu membuka laptopnya, segera ia menonton film yang baru ia dapat tadi. Hari itu segera berlalu, sorenya Erra terlihat sudah bangun, ia sibuk mengangkat jemurannya dilantai tiga, dan tampak Catur baru saja tiba juga, "Erra...", "mas catur, gimana tadi, dimarahin ya?", "haha, iya, tapi masih dimaklumi, baru pertama telat", "haha, kalau mau tidur sama Erra, pas libur aja mas, hehe" Catur jadi malu, ia kemudian pergi kekamarnya. Erra setelah itu membawa bajunya yang kering kekamar, lalu segera dirapikan. Erra kemudian baru ingat, ia tak melihat Maria keluar kamar, setelah itu Erra menuju kamar Maria, setelah ia masuk, ternyata temannya itu tertidur, sambil laptopnya masih menyala, dan terlihat film yang sudah selesai terpampang dilayar. Erra hanya geleng geleng, hari itu Erra dan maria ternyata bergantian ketiduran.

Esok harinya, Erra dan Maria memang tak ada kuliah dihari jumat, mereka tampak bersantai bersama saja. "... nah itu dia langsung dimarahi", "haha, dasar Azhar, ngapain juga pake sms bbm aku", "mungkin dia suka sama kamu Er", "haha, iya Mar", "kamu iya iya doang ye Er", "namanya cewek cantik, yang suka banyak Mar", "haha, dasar kamu...", "mm... Mar, kamu gak pengen cobain ya?", "coba apaan?", "ngentot bareng mas Catur", "Heh! ngawur ah!", "loh, kamu belum coba sih...", "ogah ah", "aku tanya deh, terakhir gituan kapan?", "udah lama keleus, pas aku masih lugu", "kayak sekarang enggak aja", "eeh, Erra" Mereka kemudian bercanda bersama, hari itu tampak Erra dan Maria sibuk bersama seharian. Sabtunya, Maria masih sibuk menonton film, meski hari masih siang. Tiba tiba handphonenya berbunyi, ternyata Leno menelponnnya, "Halo Len?", "Maria... Erra ada?", "dikamarnya tuh, cari Erra kok telpon aku?", "gak punya nomernya, hehe", "bentar aku panggilin deh, Erra! dicari Leno nih!" Erra kemudian masuk kekamar Maria, mengambil alih telpon temannya itu. "Haloo Leno", "Erra, habis ini aku susul ya...", "iya Len, siip" Setelah itu telepon dimatikan. "Mau kemana Er?", "kelompokan, sama Leno dan Azhar", "dimana?", "dirumahnya Azhar", "betigaan gitu?", "iya, asyik dong, hihii" Erra kemudian pergi kekamarnya, segera ganti pakaian. Maria memilih melanjutkan menonton film. Tak lama suara bel motor terdengar, Ketika itu Erra masih sibuk, dan Maria terlalu fokus menonton film. Catur turun, dan memang itu Leno yang menjemput Erra. "Cari siapa mas?", "cari Erra", "oh, bentar ya" Catur kemudian masuk dilantai satu, ia menuju kamar Erra, setelah dibuka, Erra masih sibuk memilih celana pendek, cewek itu malah memakai celana dalam saja, Catur kembali harus menahan ereksi penisnya. "Erra, dicari temen kamu didepan", "eh, mas Catur, iya iya, suruh tunggu mas" bukannya memberitahu leno, Catur berdiri saja didepan kamar Erra itu, menyaksikan Erra memakai jeans pendeknya yang minim, Catur jadi ingin kembali menikmati tubuh indah Erra. "Eh, masih disini mas? haha, aku keluar dulu ya", "eh, iya, aduh maaf lupa ngasih tau temen kamu", "iya, dia masih didepan pasti, aku keluar dulu ya mas Catur, mungkin nanti malem baru balik, atau pagi, haha" Erra kemudian keluar menemui Leno. Leno yang tadi sempat merengut karena lamanya menunggu Erra, seketika tersenyum, ketika melihat cewek cantik itu datang layaknya bidadari, begitu mempesona, baju dan jeans mini itu membuat Erra tampak elegan. "Leno? woi, malah bengong", "eh, Erra, udah siap?", "iya, yuk cus", "cus aww, haha" Erra sudah langsung naik kemotor, duduk dibelakang dengan segera, lalu tanpa ragu memeluk Leno, tentu mahasiswa itu tersenyum senang, gundukan kenyal milik Erra yang ia tunggu itu sudah menempel dipunggungnya. Segera Leno menjalankan motornya, tampak catur hanya termenung didepan pintu, sabtu itu seharusnya ia yang bersama dengan Erra.

Maria tak dipamiti oleh Erra, cewek itu sedang sibuk menonton film, dan ternyata difilm itu sering menampilkan adegan mesum, karena sendiri, Maria tentu tak ragu menonton film itu. "Film kamu seru gitu ya Mar" Maria langsung kaget, ia melirik kekanan, ternyata Catur sudah disebelahnya, memang tadi pintu kamarnya belum ditutup, "Aduh, mas catur, kaget akuh", "maaf, tadi kamu fokus banget, padahal udah aku panggil", "i...iya udah", "lanjut ajah nontonnya, aku nonton juga boleh kan?", "boleh kok mas" Maria lanjut nonton film, kini dengan catur. Maria tak menghirau kan catur, ia fokus nonton film saja, tapi catur sibuk melirik kearah Maria, dari lubang dikaosnya itu, Catur melirik buah dada milik Maria, ternyata menggoda juga, meski tak sebesar milik Erra. Maria lama lama juga sadar, dari layar laptopnya ketika ada adegan diruang gelap, Catur bisa terlihat dari pantulan, sedang melirik kearah buah dada Maria. Maria mulai berfikir lagi, ia mengingat hampir setiap kali Erra selalu membangga banggakan Catur itu, Maria pun mulai penasaran. Ketika Film selesai, Maria mulai bertanya, "Mas Catur?", "eh, udah selesai filmnya?", "iya, dari tadi melamun ya?", "enggak kok, haha" Maria lalu menutup leptopnya, lalu menghadap ke Catur. "Mas Catur, aku mau tanya nih", "tanya aja", "Kemarin itu, mas catur tidur sama Erra?", Catur sempat kaget, ternyata Maria tau, "Eh, anu... iya itu, soalnya...", "gak dimarahin sama Erra?", "gak tuh, aku udah ijin sih", "Terus, pas aku pulang kampung itu, mas Catur tidur sama Erra juga ya?", Catur semakin bingung, apa mungkin Erra menceritakan malam serunya kepada Maria. "m... memang, Erra cerita kekamu ya?", "gak jelas kalau Erra yang ngomong, gih mas Catur yang jawab", "Kamu jangan kaget tapi...", "gak bakal kaget", "Jadi, memang aku tidur sama Erra pas kamu pulang kampung, terus...", "sekalian ngentot ya mas?", "Aduh, anu... itu sih...", "bilang iya aja lama mas", "i... iya, Erra yang minta sih", "Kok diladenin aja sih mas?", "ya... kasian, kayaknya dia kesepian", "Aduh aduh, emang mas Catur juga pengen itu mah", Catur terdiam, ia hanya tersenyum malu. Maria melihat kearah Celana Catur itu, ia heran, memang Catur ternyata sudah berdiri kemaluannya. "Duh mas, udah berdiri tuh", "aduh, maap, begini sendiri...", "Bentar bentar, gak usah pergi mas..." Catur tampak ingin pergi, namun setelah Maria meminta ia untuk tinggal, ia kembali duduk. Maria tampak juga bingung, kenapa ia malah meminta Catur duduk lagi. "m... ada yang mau ditanya ya?", "i...iya mas, aku penasaran, Erra kok makin girang aja sih habis gituan sama mas Catur?", Catur melihat Maria jadi aneh, cewek itu tampak mencoba tak melihat Catur, meski tampak terus bertanya, Catur jadi ingin mencoba keberuntungannya. "ooh, mungkin gara gara itu...", "gara gara apa mas?", "Itu sih, dia... ke enakan nyobain punyaku...", Maria malah tampak mengigit bibirnya, Catur jadi makin semangat, pemilik kost itu ingin segera menyetubuhi Maria saja.

Catur berdiri, lalu melepas celananya, setelah itu mencopot cdnya, Penisnya yang besar tegak itu membuat Maria kaget, cewek itu melihat kearah sebaliknya dari catur. "Mas... kok dibuka gitu sih...", "ya ngasih tau aja sih... gara gara ini si Erra jadi gitu, makin gembira kan dia?" maria malu malu melihat kearah Catur, ia tiba tiba melongo melihat penis yang besar itu, ia sendiri bisa Heran, Catur punya kemaluan super. "Kalau Maria mau kayak Erra, boleh coba...", "Nggak ah...", "gak perlu malu Maria, disini cuma kita berdua kok" Maria masih bengong, catur menangkap tangan cewek itu, lalu ditaruh dipenisnya, tak lama penis Besarnya itu ada digenggaman tangan Maria. "Mas, aduh...", "gede banget kan? ooh" Karena Maria tak menggerakan tangannya, Catur berinisiatif, ia menggerakan penisnya maju mundur, otomatis tangan Maria ikut menggesek kemaluan Catur itu. Maria wajahnya jadi memerah, cewek itu tak tau kenapa ia mau mau saja menuruti Catur. Beberapa gesekan dilakukan, ternyata Maria mulai menggerakan tangannya, tentu Catur makin senang, begitu nikmat terasa. Melihat Maria yang merona wajahnya itu, catur tau, pasti Maria mau mau saja diajak ngeseks.

Ditempat Lain, Erra yang sudah tiba dirumah Azhar bersama Leno itu kini sudah sibuk mengerjakan tugas diruang tengah, meski cewek itu terlihat hanya menonton saja. "Er, mana bagianmu?", "ini nih, maaf tapi, cuma dikit", "ya elah Erra...", "udah yuk dikerjain bareng", "hehe, iya iya" Leno dan Azhar tak bisa marah, apalagi menghadapi cewek bohay seperti Erra, melihatnya saja mereka berdua sudah kehilangan fokus. Beberapa menit kemudian, Erra baru ingat, ia belum meminta Maria untuk mengangkat jemurannya nanti. Erra kemudian membuka handphonenya, lalu menelpon Maria, "Bentar guys, aku telpon Maria", "okee..." Erra pergi kedepan rumah. Dikamar Maria, Ternyata Sekarang cewek cantik yang tadi malu malu itu hanya memakai baju saja, bagian bawahnya terpampang jelas, dan memang, Catur sudah sibuk menjilati Vagina Maria. Telepon Maria berdering, Cewek itu lalu bingung, "mm.....ssp... diangkat aja Mar", "aaahn... mmh... iya" Maria lalu meraih handphonenya, ternyata Erra, setelah itu segera diterima, "Halo Maria?", "iya Er?....aahn", "heh, ngapain kamu?", "nggak kok, aku...oohm", "Wah, ngewe sama mas Catur nih yee?", "nggak Er, cuman....aduh...aahn" Maria makin tak bisa menahan desahannya, Karena catur yang kepalanya menempel Erat diselangkangannya itu menghisap dan menjilati vagina Maria dengan sangat liar, pria itu tak menghiraukan bulu bulu diselangkangan Maria. "Gitu ya, katanya gak mau, eh pas aku gak ada malah maen, hmm", "Erra, aku cuman....aaahn", "Haha, dinikmatin ya Mar, kalau udah selesai nanti, angkatin jemuranku ya, haha" Erra menghentikan calling nya, Maria menaruh handphonenya. "Siapa Mar? mm...mm...", "aahn... Erra mas...ouh", "apa katanya?", "suruh... nikmatin... aahn!" Mendengar itu catur makin liar menyepong vagina Maria, memang terasa begitu segar, dahaga Catur seperti tak bisa hilang untuk meminum cairan divagina Maria.

"Telpon siapa Er?", "telpon Maria", "hmm, kok senyum senyum gitu kamu?", "iya dong, temenku itu lagi seneng seneng" Leno dan Azhar saling pandang, mereka masih bingung, karena melihat Erra cengar cengir saja. Mereka segera melanjutkan kerja kelompoknya. Erra memang tak bisa menyembunyikan kegembiraanya, karena memang, dikostannya itu, Maria yang sok tidak mau itu sekarang malah asyik sendiri bersama catur. "mm...aah... gimana Mar?", "ah... ah... ah... gila mas..." Terlihat Maria bergoyang goyang sendiri, padahal Catur sudah selesai mengoral vagina cewek itu. catur memilih membuka semua pakaian cewek yang tak berdaya itu, segera Maria telanjang bulat, buah dada yang menggemaskan itu mulai membuat Catur makin terangsang. Tanpa bertanya dulu, Catur langsung mengelus dan meremas buah dada Maria itu. "mas... aahn...mmh...owh", "Aku kasih tau Mar, katanya Erra, kalau sering diremas gini, buah dada bisa makin montok loh", "Aahn... kok gitu mas...mmh", "tanya si Erra aja, punya dia kan udah montok, nih punya kamu aku bikin montok, mm...mm...", "Aahn...geli mas...ouh" Catur tiba tiba sudah menjilati dan mencium buah dada milik maria itu. Maria tampak begitu merasa geli, ia menggoyang goyang tubuhnya, tentu Catur jadi makin asyik mencumbu buah dada Maria itu. tak lama, Catur sudah ingin memasukan penisnya yang berdenyut itu kevagina maria. Catur lalu melepas semua pakaiannya, setelah itu penisnya disiapkan didepan bibir vagina Maria. "Mas, itu... mau...", "iya, siap ya Maria...hmmh...ooh", sleeb, Penis Catur yang besar itu masuk divagina Maria, yang ternyata masih sempit, meski sudah tak perawan, Maria tampak membuka mulutnya lebar lebar, karena baru beberapa kali ini vaginanya diisi penis. "Aah! auh, mas, uuh... gedee...aah!" Penis Catur tak seluruhnya mengisi vagina Maria, Catur tampak sudah menunjukan ekspresi keenakan. "Wah, sempitnya Mar, mmh..." Ketika penisnya itu didorong, rasanya memang nikmat sekali, beda dengan  saat menyetubuhi Erra. Dorongannya yang pelan, sudah membuat Maria meronta ronta, penis besar itu terlalu menguasai permainan, "Aahn... ouh... mas Catur...mmh...nnggh" Catur merangkul Cewek cantik itu, supaya ia lebih mudah menyetubuhinya, juga gar Maria tak terlalu banyak bergoyang. Sambil terus dipenetrasi vaginanya, Maria tampak mulutnya dilahap cumbuan maut Catur, dengan begitu Maria tak terlalu banyak meronta, dan juga mereka makin menikmati adegan seks itu. "mm...aahn...hmmh...mm...ouh...", "mm... dinikmati ya Maria... mmm..." Maria terlihat membalas cumbuan Catur, memang hanya itu yang ia bisa lakukan, sambil vagina cewek itu tak henti dipenetrasi. Beberapa menit kemudian Catur meningkatkan intensitas tusukannya, sleeb sleeb, penis yang besar itu keluar masuk dengan cepat, Maria tampak kualahan. "mm...ah...ah...ah... mas...ouh...mmh...uuh" Catur berhenti memeluk Maria, ia rebahkan tubuh cewek itu dikasur, lalu diputar, sehingga bokongnya yang montok terpampang, sambil vaginanya berdenyut terbuka. Kembali penis besar itu ditusukan, Catur menyetubuhi Maria begitu asyik, dari belakang pria itu menikmati vagina sempit milik Maria. "Ahhn... ah..ouh...ssh...mnnngh...", "Maria... oooh... super nikmat memek kamu...oooh" Kepala Maria bergerak naik turun, karena tubuhnya ikut bergoyang, saat Catur menyodok vagina sempitnya dari belakang. Dari menonton film, Maria tiba tiba sudah bersetubuh dengan Catur, menit menit selanjutnya, tampak Maria sudah mulai menikmati, dan Catur pasti jauh lebih gembira lagi.

"Mas...ouh...luar biasa...mmh", "ooh... aduh... aku mau keluar ini...", Catur mencabut penisnya dari vagina sempit itu, lalu penis yang besar itu sudah tak kuasa menahan isinya, Croot croot croot, sperma menyembur diatas punggung dan bokong montok milik Maria itu. "oooh... mmh... kok disembur dipunggungku mas, haha", "huuft, maaf Mar, gak tahan", maria dan Catur sempat beristirahat, Lalu cewek cantik itu tampak sudah membersihkan tubuhnya dari sperma Catur. "Maria...", "iya mas Catur?", "m...maaf ya...", "gak papa mas, enak kok tadi, hehe", "tapi kamu kan gak minta?", "eh iya mas, si Erra kok dikasih gratis sebulan bayar kost?", "i...iya...itu sih", "aku juga kalau gitu mas", "mm... iya deh iya...", "hehe, makasih mas... mas Catur mau mandi bareng gak?", "w...wah mau dong...", "yuk mas, sekalian bantuin", "bantu... ngapain", "aku... gak pernah nyukur bulu ini mas" Maria menunjukan bulu bulu disekitar vaginanya, Catur malah tiba tiba sudah tegak penisnya, "oh, itu, bisa deh saya bantu", "hehe, tapi itu udah tegak lagi mas", "eh, iya, haha" Maria menyadari, memang Catur cukup asyik juga saat ngeseks, Maria memilih mengajak Catur mandi bersama, memang ia ingin menunjukan kalau dirinya juga mahir bermain adegan seks. Catur tampak menyadari memang hari sabtu itu hari terbaik.

2 comments: