Saturday

Cerita seks: Kehidupan Cewek kostan Part1



"Sudah tur, itu rumah pas banget buat jadi kostan", "iya bu, memang nanti siapa yang ngurus?", "ya kamu tur", "lah, kok aku bu?", "iyalah, ibu kan repot dirumah, kamu kan nganggur", "tapi bu...", "udaah, nih kuncinya, kamu besok kesana aja, kamu atur deh gimana nanti", "terus catur tinggal dirumah itu juga?", "iyaa, udah, kamu siapin aja", "yah, iya deh bu" Catur mendapati dirinya kini harus mengurus rumahnya yang lama, Ibu dan ayahnya sudah pindah ke rumah peninggalan neneknya. Catur memang baru menyelesaikan kuliahnya, dan masih belum menemukan pekerjaan. lama tinggal diluar kota, kini ia masih harus hidup sendiri dirumah lamanya. Esok harinya Catur tiba dirumahnya, yang memang sudah dirubah agar sesuai digunakan untuk tempat kost. Rumah tiga lantai itu sudah terlihat indah dari luar. Catur masih ingat, tangga menuju lantai tiga ada diluar, tak jadi satu dengan lantai satu dan dua. Ketika masuk kedalam, lantai satu terlihat ada ruang tamu, lalu ada dua kamar yang berhadapan. catur naik tangga disudut lantai satu, menuju lantai dua, ada satu kamar, lalu ada  dapur, ruang makan dan toilet. Dalam setiap kamar sudah tersedia kasur dan lemari. Catur kemudian keluar, lalu pergi kelantai tiga, yang dulunya kosong dan digunakan untuk menjemur pakaian itu kini sudah terbangun satu kamar, menyisakan setengah bagian yang kosong untuk tempat menjemur pakaian. Catur masih bingung, bagaimana mengatur rumah itu menjadi tempat kost. ia akhirnya pergi kerumah tetangganya yang juga memiliki rumah kost. Setelah dijelaskan, Catur sudah mengerti poin penting dalam memanage rumah kost. Satu yang ingin Catur pastikan, ia akan menerima kost cewek saja.


Catur akan menempati kamar dilantai tiga, karena tersendiri dan juga tak akan mengganggu penghuni kost dilantai satu dan dua. Catur segera menempel tulisan "menerima kost putri" didepan pagar rumah, setelah itu ia tinggal menunggu ada yang datang. Beberapa hari menunggu, Catur mendapat dua orang perempuan hendak menempati kamar kost dirumah itu. "Pagi pak", "kok pak? mas, masih muda ini", "eh, maaf mas, hehe, disini nerima kost putri?", "iya betul, mbaknya mau ngekost?", "iya mas", "oh, ya sudah silahkan masuk"pagar dibuka, dua perempuan itu lalu diajak masuk menuju ruang tamu oleh Catur. setelah duduk, mereka mulai mengobrol, "perkenalkan nama saya Catur", "saya Erra", "kalau saya Maria" Catur tau memang tepat ia memilih menerima kost putri, nyatanya dua cewek cantik itu tampak membuatnya gembira."salam kenal ya, Jadi kalian berdua mau ngekost disini?", "m... iya mas, boleh kami lihat lihat dulu?", "oh, silahkan" dua cewek itu kemudian melihat lihat seisi rumah itu, dari lantai satu ke lantai dua. Setelah itu mereka kembali duduk diruang tamu bersama Catur. "Gimana mbak?", "bagus ya rumahnya mas", "loh iya dong, kalau boleh tau... Erra sama Maria ini kuliah ya?", "iya mas, di kampus deket sini itu", "ooh, pantes kalau begitu" mereka melanjutkan pembicaraan, dan ternyata Erra dan Maria memutuskan ngekost ditempat itu. "Deal yaa, kapan kalian pindahannya?", "nanti kami hubungi mas, ada nomor hp?", "ada ada, pin bbm juga ada", "hehe, bagus kalau begitu mas" Maria dan Erra kemudian meninggalkan Catur setelah bertukar nomor hp. Catur tampak sedikit girang, ekspektasinya yang berlebih ternyata benar, kost putri memang pilihan yang tepat.

Beberapa hari kemudian Erra dan Maria sudah menghubungi Catur, mereka juga segera pindahan. Catur sudah membantu Erra dan maria memasukan barang bawaan mereka. "aku dikamar ini yaa", "yah Erra, huh, ya udah aku disini", Erra dan Maria memilih tidur dikamar lantai satu, Erra kamar satu, dan Maria kamar dua. Setelah itu mereka sudah resmi ngekost dirumah itu, setelah membayar dp bayar kost pertama. "Ya sudah, kalian istirahat ya", "makasih mas Catur" Senyum diwajah Erra dan Maria membuat Catur tak kelelahan, meski sedari tadi membantu mobilisasi barang barang milik dua mahasiswi itu. Kini Catur tau ia tak sendiri dirumah berlantai tiga itu. hari-hari selanjutnya, Erra dan maria sudah mulai menikmati tinggal dirumah kost itu. Catur yang sekarang masih mencoba melamar pekerjaan itu tampak membuka pagar untuk keluar rumah, "Mas Catur, bentar dong", "iya Erra?" Catur pagi itu harus kembali tersenyum senang, ia melihat Erra yang cantik itu menggunakan celana pendek dan kaos ketat, "Kalau jemur pakaian dilantai tiga ya?", "iya, disana udah disediain jemuran kok", "ooh, kamar mas Catur disana juga kan?", "iya bener", "mm... iya udah deh mas makasih" Erra lalu pergi membawa baju baju yang tampak baru selesai dicuci itu menuju lantai tiga. Catur segera keluar rumah, mengirim surat lamaran kerjanya.

Siangnya setelah kembali kerumah, Catur yang segera menuju lantai 3 itu cukup kaget, jemuran yang tampak banyak itu meramaikan lantai tiga, yang lebih hebohnya Catur terpesona melihat BH yang cukup besar ukurannya tergantung dijemuran diantara pakaian pakaian lain, Catur masih belum tau, apa itu milik Erra, atau Maria. Setelah tiba dikamarnya, ia memilih menunggu, dan beberapa puluh menit kemudian, terdengar suara Erra dan Maria dari luar kamar, Catur mengintip dari jendela kamarnya. "Udah kering nih Mar", "iya... gede banget BH kamu Er!" Maria mengambil BH milik Erra yang tadi membuat Catur kaget, "sst! entar kedengeran mas Catur, malu ah", "masih tidur itu mas Caturnya, tuh gak ada suaranya. Catur lalu berhenti mengintip, ia langsung berpura purat tidur. Erra ternyata menengok dari luar jendela, untung Catur cepat tanggap, "oh, iya Mar", "Yuk diangkat semua Er, keburu sore, takut hujan", "iya Mar" Erra dan Maria segera mengangkat dan mengambil jemurannya, setelah itu turun dan pergi kekamar mereka. Catur kemudian bangun, dan yakin pasti buah dada milik Erra itu montok sekali, BH yang besar tadi teringat jelas difikiran Catur. malamnya Catur menuju lantai satu rumah itu, ia melihat Erra sedang bercakap dengan Maria diruang tamu, "Malem", "eh, malem mas Catur", "gimana? nyaman kost annya?", "hehe, iya mas", Catur lalu ikut duduk diruang tamu itu. "Kalian semester berapa sih?", "semester 6 mas", "dulu emang kalian se kost gitu?", "enggak mas, dulu kost kita jauh, gara gara sering kumpul, kita mutusin pindah kost, lalu ngekost bareng", "hmm... bagus itu..." Mereka melanjutkan obrolan, meski sesekali Catur harus mengontrol matanya, walau sesekali tak bisa karena melihat montoknya dada milik Erra. "... iya, eh mas Catur kerja ya?", "eh, anu... masih nyari ini", "oh, moga cepet dapet ya mas", "iya, makasih, ya udah aku balik keatas ya", "iya mas" Catur lalu pergi keluar meninggalkan Erra dan Maria. "Hahaha, Erra Erra...", "napa Mar?", "gak papa, udah ngantuk ah, tidur tidur" maria menyadari kalau Catur melihati Erra, tapi ia memilih membiarkan itu.

Hari selanjutnya, Erra dan maria sudah kembali kuliah, setelah libur semester. Catur sering sibuk melihati jemuran milik dua mahasiswi itu saat mereka kuliah. Dari baju, celana, sampai daleman, Catur sudah tau warna dan ukurannya. Catur juga sering menemui Erra ataupun Maria, saat mereka ada diruang tamu. Suatu hari, tepatnya kamis sore, Catur baru datang dari luar rumah, ia melihat Maria sudah sibuk menyalakan motor. "Maria, mau kuliah?", "iya mas, sampai malem lagi", "wah, semangat ya", "iya mas" Maria segera pergi mengendarai motornya menuju kampusnya. Catur jadi tertarik untuk menemui Erra, dan berbincang dengan cewek cantik itu. Ketika masuk rumah, tepatnya dilantai satu, Catur tak melihat Erra, tapi ia mendengar suara dilantai dua, sepertinya Erra sedang memasak, Catur memberanikan diri menuju lantai dua. "Wah, lagi masak apa Erra?", "Eh, mas Catur, sampai kaget aku, ini masak mie mas", "ya elah, kok mie sih?", "ya gimana lagi mas, anak kost, hehe" Sedang masak mie pun Erra tampak cantik, cewek itu menggunakan kaos ketat dan celana pendek kesukaannya, Catur sudah sedari tadi memandanginya. "Masak yang lain juga dong Erra", "aduh, aku gak bisa masak mas, si Maria yang pinter", "hmm, gitu ya" Erra menyelesaikan masakannya, lalu segera duduk dan mulai makan. "Mari makan mas", "iya iya..." Catur kemudian duduk didekat Erra yang sedang makan itu. Beberapa menit berlalu, Erra sempat bingung, kenapa Catur itu malah duduk dengan santai didekatnya. "mm... mas Catur udah makan?", "udah kok, Erra kuliahnya ada yang gak sekelas sama Maria?", "iya mas beberapa, mm... dulu mas Catur kuliah dimana?", "ya disitu juga", "oh, gitu ya mas" Sambil makan Erra juga berbincang dengan Catur. "... iya itu kerjaannya Maria mas, dia kan suka foto foto", "oh, pantes, depan kamarnya aja udah dipajang itu foto foto", "haha iya, misi mas, mau cuci piring" Erra yang sudah selesai makan itu segera membawa piring itu, lalu mencucinya. Catur melihat Erra dari belakang, rambut panjang yang indah, lalu juga bokong yang montok, serta paha mulus itu, membuat pria 26 tahun itu mabuk kepayang. "Sudah mas, Erra kekamar dulu ya", "iya iya, aku juga mau keluar kok" Erra dan Catur turun kelantai satu, Erra masuk kekamarnya, Catur berjalan menuju pintu depan. Catur baru menutup pintu dari luar, ia tiba tiba berubah pikiran, ia buka pintu itu perlahan sehingga tak mengeluarkan suara, lalu ia kembali masuk kerumah. Catur tenyata penasaran apa yang dilakukan Erra dikamar. Setelah mencoba mengintip, Catur, kaget, dari pintu yang terbuka sedikit itu, Catur melihat Erra sedang ganti baju. matanya melihat jelas buah dada montok Erra ditahan BH biru yang sering ia temui dilantai tiga. Erra yang tidak tau itu sedang memilih baju, setelah itu ia kembali mengenakan baju pilihannya. Catur lalu berpindah pandangannya, dan ia melihat Erra ternyata hanya memakai celana dalam, cewek cantik itu baru memakai baju, ia lalu malah merebahkan tubuhnya dikasur, lalu sudah sibuk memainkan handphonenya, tanpa tahu sedang diintip oleh Catur. Catur bingung sendiri, ia melihat kedua paha mulus milik Erra, ia juga penasaran sekali, gundukan menonjol apa yang ada dalam celana dalam Erra. Takut ketahuan, Catur kemudian perlahan berjalan kepintu depan, setelah itu ia segera keluar, sudah seperti maling. "Mas Catur?", Baru menutup pintu dari luar, Catur kaget seketika, untung itu ternyata Maria, yang baru tiba dari kampus. "Eh, Maria, kok udah kembali?", "iya, dosennya keburu pulang tadi, Erra lagi ngapain mas?", "oh, gak tau, dikamar itu si Erra", "ooh, iya sudah mas" Maria kemudian pergi masuk kedalam rumah. Catur hampir ketahuan mengintip Erra, untung ia segera keluar.

"Err!" Maria baru tiba sudah teriak dari ruang tamu, "Iyaa", "ngapain kamu?", "buka hp aja", "Tadi mas Catur nyamperin kamu kah?", "iya tadi pas aku makan", Maria kemudian menuju kamar Erra, ia sedikit heran ketika melihat pintu Erra tak ditutup rapat, dan temannya itu malah tak memakai celana selain CD. "Elah Erra, pakai celana gih", "napa? gak ada orang", "katanya tadi ketemu mas Catur, jangan jangan kamu pamer paha ya?", "eh enggak kali, tadi pakai celana kok, setelah mas Catur keluar aku baru ganti baju, udah lama juga" Maria seketika bingung, karena nyatanya Catur baru keluar dari pintu depan ketika ia tiba. "Erra Erra, orang mas Catur baru keluar tadi", "Eh! yang bener Mar?", "iya, pasti ngintip kamu tadi itu", "hmmh, Ya udah biarin, gak ngefek juga", "haha, keknya mas Catur suka sama kamu Er", "Iya dong, aku kan cantik dan mempesona, hahaha", "malah ketawa, dasar kamu..." Erra dan Maria tertawa dikamar itu, tapi sempat terfikir sejenak oleh Erra apa benar Catur tadi mengintipnya.

Esok harinya, jumat sore itu, Maria tampak sibuk mengisi tasnya dengan beberapa barang, Erra terlihat duduk didekat Maria. "Mau pulang Mar?", "iya, minggu balik kok", "hmmh, aku sendiri dong", "kan ada mas Catur, hihiii", "ih, apa sih Mar", "haha, aku tinggal dulu ya Erra" Maria kemudian meninggalkan Erra pulang kampung, Erra jadi sendiri. Malamnya, Erra sedang duduk diruang tamu, sambil mendengarkan musik. Lalu tak lama, Catur sudah menemuinya. "Hei Erra", "malem mas", "kok sendiri?", "iya, si Maria pulang, mungkin mau minta uang saku tambahan", "haha, kamu gak pulang juga?", "gak mas, baru juga beberapa hari dikost", "iya bener kamu". Erra masih penasaran, apa benar Catur mengintipnya kemarin. "Mas Catur", "iya?", "Kemarin mas catur habis nemenin aku makan langsung keluar kan?", "i...iya, aku langsung kekamar" Erra tau catur berbohong, tampak gelagatnya jadi berbeda. "ooh, gitu ya, mm...", "napa emang Er?", "gak papa mas", "oh, ya udah aku balik kekamar ya Er", "iya mas" Catur pergi keluar, lalu menuju lantai tiga, menuju kamarnya. Catur sempat kaget, apa Erra ternyata menyadari bahwa ia sempat mengintip, tapi biar fikirnya, Catur hanya tau kini Erra sedang sendiri, dan cewek secantik itu pasti tak nyaman sendirian.

Sabtunya, Catur sedang bersantai dilantai tiga, tiba tiba Erra naik membawa jemuran, "Pagi mas Catur", "iya Erra" Erra tampak senyam senyum saja, lalu tanpa malu segera menjemur pakaiannya. BH dan CD yang pertama Erra keluarkan, tanpa ragu ia jemur didepan Catur, lalu disusul pakaian lain. Catur jadi bingung sendiri, "mm... Erra?", "iya mas?", "tumben... banyak jemuran kamu", "iya mas, sering basah pakaianku" mendengar sering basah saja sudah membuat Catur merinding, jadi berfikiran kemana mana. Erra setelah itu meninggalkan Catur dalam kebingungan. Siangnya Catur memilih menemui Erra dilantai satu. Baru membuka pintu, Catur sudah kaget, ia melihat Erra hanya memakai celana dalam dan BH saja sambil duduk diruang tamu. "Eh, mas Catur" Catur seketika bingung, apa yang sebenernya terjadi pada cewek cantik itu. "Erra, kok... pakai daleman aja?", "iya mas, panas...", "oh, gitu ya..." Catur menelan ludah, lalu duduk didekat Erra, pria itu jadi makin bingung. Tak lama saling diam, Erra tiba tiba memandangi Catur, "Mas Catur?", "iya Erra", "aku cantik gak sih?", "c...cantik pasti", "mm... jujur kan mas?", "iya jujur kok", "sekarang jawab jujur mas, kemarin ngintip aku gak sih pas dikamar?" Catur seketika malu, tapi ia harus menjawab Erra, "i...iya Er, maaf", "hmm... gitu aja pake ngintip mas catur ini" Erra malah mendekati Catur, pria itu makin bingung. "loh, Erra?", "Mas, Erra kesepian nih... temenin Erra dikamar ya?" Mana bisa Catur menolak permintaan cewek cantik itu, "oh, kalau itu mau kamu... ya gak papa" Erra kemudian berjalan menuju kamarnya, menambah kebingungan difikiran Catur. Catur segera menyusul Erra itu.

Setiba dikamar itu, Catur menambah porsi kagetnya, ia melihat Erra tiduran dikasur dengan cantiknya. "Sini mas catur..." Catur kemudian duduk didekat Erra itu, meski ia mencoba tak melihat, tentu pria mana yang tak terpukau melihat cewek secantik Erra memakai pakaian dalam saja. "mas Catur, boleh tanya gak?", "boleh boleh", "mas Catur... pernah ngentot gak sih?" BLAAR! Catur seketika seperti tersambar petir, entah dari mana kata kata Erra itu bisa tersusun begitu mengena. "Aduh, kok...", "jawab dong mas...", "P...pernah, dulu sih pas masih kuliah", "hmm, jadi udah lama gak ngentot kan?", "iya sih...", "ngentot sama aku yuk mas" HNNH, Catur seperti mendapat rejeki nomplok, "aduh... Erra....", "mau gak mas?", "mau dong", "hehe, gitu dong...cup...mm" Erra tiba tiba bangun dan mencium mulut Catur, lalu mereka sudah bercumbu. Catur tak menahan diri lagi, ia membalas cumbuan Erra, lidah mereka sudah sibuk beradu, "mm...mmh...aahll...cup...mm" asyik mencumbu cewek cantik itu, tangan Catur sudah gatel, kedua tangannya itu bergerak dan jari jari nakal milik Catur sudah mendarat dibuah dada montok milik Erra. "hmmh...mm...oohm...cup..." Wajah Erra dan Catur tak ada penghalang, nafas mereka bertabrakan, ludah mereka tercampur, mereka mulai menikmati. catur kini melepas BH milik Erra itu, dan kemudian Catur sempat terperanga, melihat bundar dan montoknya buah dada milik Erra itu, puting coklat milik mahasiswi itu membuat catur terpesona. "Astaga, gedenya Erra...wow", "aahn... iya dong mas, kan sering diremas, uuuhn" Catur sudah sibuk mengelus buah bundar dibuah dada Erra, begitu bundar seperti mangkok, ketika diremas begitu sintal nan menggairahkan. Digoyang dan diputar begitu asyik, jari jari milik Catur sudah lama tak memegang gundukan kenyal didada perempuan, dan kini Erra memuaskan hasrat Catur yang sudah lama terpendam. "hmm...cup...mm... cup... Memang kamu itu bidadari ya Erra", "ooh... hmmh...mm.." Erra merem melek sambil tiduran dikasur, kini Catur sudah dengan nikmatnya mencicipi buah dada montok milik Erra, gunung bundar itu dijilat dan diciumi, puting coklat yang mengeras itu juga dipilinnya, sungguh Catur merasakan begitu nikmat. Beberapa menit menikmati buah dada montok milik Erra, Catur sudah tau penisnya yang sedari tadi berdenyut juga ingin beraksi.

"Aahn...mmh...ouh... gantian mas, sini sini..." Catur dirobohkan kekasur, Erra kemudian membuka celana pemilik kost itu, setelah cd Catur dilepas juga, penis tegak milik pria itu membuat Erra membuka matanya lebar lebar, "Wah, besar mas...wow...." Erra kemudian memegang tiang berdenyut itu, lalu dikocoknya dengan asyik, tentu Catur segera bereaksi. "ouh... asyik Er, wow... oooh!" Catur bisa merasakan dengan nyata, kocokan tangan Erra yang mulus membuat Penisnya terpuaskan. "hehe, keliatan banget mas, udah dari pertama ketemu Erra, pasti pengen dikocok gini kan, hmm? .... oohmf" Erra membuka mulutnya lalu mengulum penis tegak milik Catur, bidadari itu membuat Catur kualahan. Kini kepala Erra bergerak naik turun, membuat Penis tegak milik catur itu ternikmatkan. "ouh... luar biasa... mmh", "mm...mmm... heheh...slruup...mm" Beberapa menit itu Erra begitu intens memuaskan penis Catur, dan tentu senjata itu sudah tak kuat karena diemut oleh bidadari. "Aduh, Erra, aku...ooh" catur memegang kepala Erra, lalu ditekan kepenisnya, Croot croot croot, Sperma menyembur dari penis Catur, mengisi tenggorokan Erra. "hmmh....oofh...gleeg...uhuk uhuk... uuh... mmf", "maaf Erra, udah gak kuat", "iya gak papa, sekarang punya Erra dipuasin ya mas" Erra kemudian merebahkan tubuhnya dikasur, ia melepas celana dalamnya sendiri. Catur harus membuka matanya lebar lebar, saat melihat vagina Erra terpampang jelas. "Wah, bersih banget Erra" Vagina yang tak berbulu itu tentu membuat Catur bersemangat, terlihat juga sudah basah. "iya dong mas, namanya bidadari, kan...Aaaahn!" Erra kaget, ketika dua jari milik Catur tiba tiba melesat masuk dan menggesek lubang vaginanya. "mm...waw... uuuh" Catur menggesek lubang vagina Erra dengan sangat cepat, jari jarinya itu bergerak tanpa henti, tentu Erra tiba tiba menggoyang goyang tubuhnya karena bereaksi. "Auh...mas...ouh...aduh...pelan aja...aaahn", "gak mau cantik, kamu harusnya minta yang lebih cepet lagi malah, sini aku hiseop memek kamu...mm...mm...sspp....mm... slruup" Catur sudah menempelkan mulutnya diselangkangan Erra, vagina milik Erra itu sudah dihisapnya, Catur benar benar bersemangat, wangi tubuh Erra makin menambah semangatnya, lidah Catur bergerak liar, sembari mulut pria itu menyedot isi vagina basah milik Erra. "Aaaahn... ampun...ouh...gila deh....aaahn!" Erra hanya bisa menggerakan pinggulnya naik turun, karena begitu hebatnya hisapan Catur menghabiskan cairan divagina Erra. Beberapa menit kemudian, Catur sudah puas ketika mengetahui cairan mengalir lebih banyak dari dalam lubang itu, diminumnya sampai habis.

"ssspp....mm...gleeg...mm... buah... nikmatnya...", "aah...mmh...hnnh... tanggung jawab mas Catur, entot aku sekarang... ouh", "Siap cantik, hehe..." catur melepas semua pakaiannya, lalu ia sudah menyiapkan penis tegaknya itu lagi. Kini Erra yang telanjang bulat itu kedua pahanya diangkat, lalu catur menempelkan penisnya dibibir vagina Erra. "Siap ya Erra", "iya mas, ayo...hmmh....Aaahn!" Penis tegak besar itu didorong, sleeb, vagina becek itu sudah terisi penis tegak catur. "uooh... angetnya... nikmatnya... mmh", "aah...aah...ouh...sssh" Erra menyadari penis catur memang besar, lelaki yang pernah menyetubuhinya tak ada yang memiliki penis sebesar Catur. Catur kini menggerakan penisnya maju mundur perlahan, itu sudah begitu nikmat terasa. "ooh... mmh... enak mas, entot aku lebih keras mas... aahn", "siap cantik, kamu pasti puas hari ini...uuh" catur mulai meningkatkan kecepatan tusukannya, sleeb sleeb sleeb, penis besar itu keluar masuk dengan nikmat, Erra dan catur sudah bersetubuh dengan asyiknya. Buah dada montok milik Erra tadi sempat bergoyang dibiarkan saja, tentu catur segera mengendalikan gundukan kenyal itu. Buah dada montok itu kini ditahan tangan Catur, sambil dielus dan juga diremas dengan nikmat. "hnnh...aaahn..oh...oh...mmh...aaahn", "uuh... enaknya ngentot kamu Er... ooh" Menit demi menit, Catur begitu asyik menyetubuhi Erra, entah bagaimana Catur bisa dengan mudah memberi kepuasan pada mahasiswi montok itu. Catur juga mencoba menggunakan posisi lain, Erra kini menghadap kiri, kaki kanan Erra diangkat, dan Catur menusuk kembali vagina Erra dengan cepat dari bawah, "Aah... mas Catur... nnggh... mmh", "ooh... Erra, uuuh... nikmatnya..." Sungguh senang catur, ia bisa menikmati tubuh Erra yang mempesona itu. Setiap gesekan yang ia lakukan pada dinding vagina Erra itu, penisnya merasakan kenikmatan luar biasa, sambil melihat tubuh montok Erra itu bergoyang, Catur benar benar seperti menyetubuhi bidadari. beberapa saat kemudian Catur sudah merasa penisnya ingin menyembur lagi, segera ia cabut penisnya dari vagina Erra. Erra kini tergeletak mendesah dikasur itu, "Aahn...mmh... mas Catur... udah klimaks ya? ooh", "iya, bentar..." Catur mengocok penisnya sendiri, sambil melihati tubuh indah Erra itu. Erra tiba tiba bangun dan memasukan penis besar milik Catur kemulut cewek itu, "Sini mas, aku bantu...oohm...mm...mm...muuughf!" Croot croot crooot, kembali Erra mengisi tenggorkannya dengan sperma Catur. Cewek montok itu puas makan siang sperma dari penis Catur. "oogh...mmh...gleeg...mm... uuh", "huuuft, makasih Erra..." Catur dan Erra sempat terdiam sejenak merebahkan tubuh mereka yang lelah.

"mmh... mas Catur?", "iya?", "Erra minta tanggung jawab", "loh?!", "hehe, becanda mas...", "aduh, Erra...", "tapi Erra mau minta satu permintaan mas", "kamu minta apa cantik?", "aku mau, Bulan ini biaya kostku gratis ya... hehe...", "haha, iya deh, boleh boleh...", "dpnya dulu dikembalikan juga ya mas", "boleh kok, tapi...", "tapi apa mas?", "aku mau sekali lagi... mmm", "Aaahn! nakal mas Catur, hehe, iya deh...ooh... puas puasin deh mas" catur kembali mengelus tubuh indah Erra, tak lama pemilik kost itu ngentot lagi dengan penghuni kost baru itu. Erra dan Catur hari itu benar benar melupakan yang lain. Beberapa jam mereka puas bercumbu dan bersetubuh. Setelah puas mereka kemudian tertidur dengan pulas. Erra sampai lupa jemurannya yang sampai malam belum ia angkat juga.

Minggu itu. maria baru tiba dirumah kost itu, setelah masuk kedalam, ia melihat Erra tanpa ragu memakai BH dan Celana dalam saja sambil duduk dan bersantai diruang tamu. "Heeeh! Erra!", "Eh Maria, baru dateng?", "iya, kamu kok pake daleman aja sih? didepan lagi!", "yee, sama mas Catur loh gak papa", "What?! kok bisa, emangnya...", "Eh, iya hehe, kekamar deh, aku ceritain sesuatu", "apa sih Er?" Maria mulai bingung, apa yang sebenarnya terjadi dirumah itu ketika ia pulang. "Jadi gini Mar, kemarin itu, aku nanyain ke mas Catur...", "pasti beneran dia ngintip kamu?", "akhirnya dia ngaku, iya bener", "terus? kok tiba tiba kamu malah santai aja pake daleman aja gitu?", "iyalah, kan udah gak ada yang perlu ditakutkan", "hah?" Maria masih bingung, tapi cewek itu mulai memikirkan hal yang tak semestinya. "Orang mas Catur udah aku cobain, mantep kok, jadi kita udah fine fine aja", "Buset! elu ngentot sama mas Catur!?!", "Biasa aja kali ah Mar", "Aduh Erra, kamu kok santai aja gini?", "santai aja Maria, aman kok, gak bakal hamil juga, aku kan udah sering ngentot mah", "Dasar kamu itu, huft" Erra hanya senyam senyum saja, melihat Maria sedikit marah. "Udah udah, gak lagi deh, yang marah malah kamu bukan pemilik kostnya", "iyalah Er, enak di dia kali", "haha, aku juga dapet enaknya kok Mar", "terserah dah, aku mau istirahat" Maria kemudian pergi kekamarnya sendiri, Erra hanya geleng geleng sambil tersenyum manis. Maria sekarang memang sudah istirahat, tapi ia juga masih penasaran, kenapa Erra bisa sesantai itu setelah disetubuhi oleh Catur, lebih lebih sepertinya malah senang.

1 comment: