Saturday

Cerita Seks: Hari minggu terindah

Minggu itu Ruli mengikuti gerak jalan sehat dikotanya, Pengangguran baru itu memilih mengisi hari luangnya mengikuti kegiatan dikotanya. Ia memegang satu kupon undian, dan tentu ia tak percaya bisa mendapat satu doorprize pun. Saat gerak jalan dimulai, Ruli bersama ratusan orang lain berjalan mengtari kota. Dalam perjalanan, sempat Ruli melihat cewek cewek cantik, Ruli yang sudah lama tidak berpacaran itu tentu hanya bisa geleng geleng melihat senyuman dan kecantikan cewek cewek yang mengikuti acara itu, tentu karena ia tau tak akan ada yang mau pada seorang pengangguran. Dalam perjalanannya menuju finish, ada seorang cewek yang menyapanya, “Mas, yang semangat dong” Ruli sempat kaget, seorang remaja yang cantik menyapa nya meski tidak kenal. Ruli diam saja, dan segera menyelesaikan gerak jalan itu. Saat pengumuman Hadiah, ia hanya diam menunggu, meski ia tahu tidak akan ada yang ia dapatkan. Hadiah hadiah biasa tampak habis diembat orang lain, Namun saat hadiah utama diumumkan yaitu uang 2 juta rupiah, Nomor kupon milik Ruli yang keluar. Tentu ia melompat kegirangan dan segera mengambil uang hadiah itu.
Tepat pukul 11, Ruli sempat bingung menggunakan uang itu untuk apa, ia sempat berfikir menabungnya saja. Namun tampak seorang cewek mendekat, dan itu adalah cewek yang menyapanya tadi saat acara. Cewek cantik dengan pakaian coklat itu pun menyapa Ruli,
“Hai, selamat ya, dapet rejeki nomplok nih, hehe”, Cewek itu lalu bersalaman dengan Ruli. “Terima kasih, kamu kok kayaknya muncul terus ya hari ini?”, “Mungkin kebetulan, atau mungkin udah takdir, hehe”, “Bisa aja kamu, ngomong ngomong nama kamu siapa?”, “Aku Esti, salam kenal, kamu Ruli ya?”. “Salam kenal, kok tau?”, “Tadi kan nama kamu disebut juga saat dapetin hadiah”, “Oh, iya lupa, hehe”, “2 juta mau buat apa tuh?” Ruli sempat berfikir, dan ia baru sadar, cewek itu ditakdirkan untuk bersamanya dihari itu. “Gak tau nih? Kalau menurut kamu dibuat apa ya?”, “Dibuat beli beli aja, hehe”, “Aku bingung mau buat beli apa, kamu temenin ya?”, “Wah ide bagus, ayo ayo” Ruli cukup heran, cewek itu tampak memang mengharap diajak keluar bersama. “Ayo, naik motorku ya” Segera saja mereka berdua menuju motor Ruli, dan berangkat meninggalkan tempat acara itu.
“Makan dulu aja yuk”, “Boleh, makan dimana nih?”, “di sana itu, udah deket”, “ooh, oke oke” Segera mereka menuju tempat makan, motor dipakkir, dan mereka duduk dikursi terluar. Setelah memesan makanan, Ruli masih penasaran dengan Esti ini. “Esti, kamu masih SMA ya?”, “Kok tau? Kayak peramal aja nih, hehe”, “ooh, pantesan”, “Kenapa memangnya?”, “Kamu masih cantik dan imut gitu”, “Makasiih, hehe, kalau masnya?”, Ruli bingung harus bilang apa, tapi ia memilih jujur saja, “Aku udah tamat SMK sih, ini masih nganggur”, “ooh, gak papa mas, nanti juga dapet kerja” Lalu makanan datang dan segera mereka menyantap hidangan itu.
Beberapa menit berlalu, mereka pun selesai makan, dan saat membayar, Ruli dengan enteng memberi kan uang hadiah untuk membayar. Tampak Esti tak henti tersenyum manis, membuat Ruli benar benar senang. “Kemana lagi nih?”, “mmm… mumpung masih jam segini, ayo ke taman aja”, “Oke deeh, yuk” Kembali mereka naik motor dan melesat pergi ke taman. Kali ini cukup berbeda, Esti memeluk erat Ruli, tentu Ruli cukup kaget, terasa benda kenyal menempel di punggungnya, Ruli tak bisa mengungkapkan isi hatinya yang gembira itu.
Sesampai ditaman, mereka segera mencari spot terbaik untuk bercakap dan menikmati suasana siang itu. Setelah duduk dibawah pohon rindang, mereka kembali memulai percakapan. “Esti, ikut gerak jalan tadi sama siapa?”, “sendiri aja, mumpung ada waktu luang”, “sama, hmm… kamu tinggal dimana sih?”, “Dimana yach? Mau tau apa mau tau banget hehe” Mereka berdua terus bercakap cakap, tak terasa mereka sempat tertidur menikmati ketenangan ditaman itu, Esti tampak tidur dibahu Ruli, Mereka tampak begitu mesrah, meski baru bertemu. Beberapa jam berlalu, Ruli bangun dengan senyum melihat Esti yang cantik itu disisinya. “Esti, bangun, udah sore”, “mm…uuh…bisa bisanya kita ketiduran ditaman”, “Kamu kebanyakan cerita, hehe”, “maaf, hehe, yuk pergi”, “Kemana lagi? Kamu mau pulang kah?”, “Nanti aja, Ayo ke sana aja” Esti menunjuk kearah sebuah motel/penginapan didekat taman, tentu Ruli cukup kaget. “Kok kesana?”, “Udah deh, ayo” Ruli menurut, dan bersama Esti ia segera menuju tempat itu.
Sampai disana, Esti langsung memesan kamar, dan juga memesan makanan, Ruli makin bingung saja, entah kenapa Esti seperti sudah terbiasa. Ruli kemudian diajak makan. “Esti, kamu seperti udah familiar banget sama tempat ini ya”, “Masak sih? Hehe”, “pesen kamar juga buat apa?”, “Nanti aku kasih hadiah, khusu buat mas Ruli, hehe” Ruli bingung campur senang, Ia merasa hari ini memang hari terbaik sepanjang hidupnya. Setelah makan mereka segera pergi kekamar, dan memang hari tampak sudah malam.
Esti langsung melompat kekasur, dan tersenyum kepada Ruli. “Esti, kamu mau kasih hadiah apa nih?”, “sini dong, sini sini” Ruli pun mendekati bidadarinya. Esti lalu mencium pipi Ruli. “Aku mau hari ini mas Ruli jadi pacarku, dan bercinta sama aku…”, “Mmm..Tapi kan kamu..”, “Eits, udah mas Ruli yang ganteeng, Tolong pausin Esti ya, aku udah ngebet banget, sejak ketemu mas Ruli” Gelegar petir menyambar hati Ruli, ia tak tau harus senang atau tidak. “Yang bener? Emang Esti..” Esti menarik Ruli kekasur, lalu mencium bibirnya. Segera Saja pasangan baru itu bercumbu, Ruli tak bisa menolak ajakan Esti untuk bercinta. Lidah Esti sudah beraksi, Ruli juga tak mau kalah, kini mereka memulai malam indah.
“mmm…mm…cup… Esti ahli juga…”, “mmm…iya dong mas…mmm” Esti memeluk erat Ruli, sambil terus bercumbu. Ruli mengelus elus rambut Esti, lalu setelah puas bercumbu, Ruli tampak sudah kesetanan ingin mecicipi buah dada imut Esti. “Ruli sayang, Bukain baju ku dong” perlahan Ruli membuka baju Esti, lalu melepas bhnya. Tampak lah buah dada imut yang menggemaskan itu, Esti yang cantik itu tampak makin mempesona. “Aduh Esti, kamu cantiik sekali”, “hehe, Sini doong, sambut buah dadaku doong” Ruli segera menempelkan tangannya kebuah dada imut Esti, ia elus dan remas perlahan, sambil menikmati sensasi luar biasa. “uuuh, imut banget, gemes deh..” Ruli memutar dan mencubit kecil puting merah muda Esti, “aaw, nakal deh, hehe” Segera puting Esti mengeras, dan Ruli langsung menciumi puting imut itu. Lidahnya berputar, membuat puting Esti basah.
“aaahn…mmmf…suka banget sama puting Esti”, “mm.. imut banget sih..mmm” Sedang asyik menikmati puting Esti, tiba tiba Ruli didorong, dan Esti membuka celana pemenang 2 juta itu. Penis tegak Ruli sudah berada dihadapan Esti, “Woow, besarnya, Esti seneng deeh… “ Lalu entah dari mana Esti membawa kondom, dan memasangkannya kepenis Ruli, “Udah siap siap ternyata kamu”, “iya dong, hehe…..uummmf” Esti melahap penis Ruli, dan mulut imut Esti tak bisa melahap penis Ruli sepenuhnya. Ruli hanya bisa mendongak keatas sambil merasakan kenikmatan luar biasa, saat Esti mengulum dan mengocok penisnya. Esti juga meremas buah zakar Ruli. “uuh, gemes deh sama yang gede gede…mmm…mmm…mm…slruup..mmm”, “uuh, hebat banget kamu ya Esti…oooh”, Esti lalu berhenti , “Ruli sayang lepas pakaian mu yaa” Segera mereka berdua telanjang bulat, memang Esti benar benar tau langkah langkahnya bercinta.
Ruli begitu kagum melihat Esti yang telanjang bulat itu, selangkangannya begitu bersih tanpa bulu, dan tentu begitu mulus tubuhnya. “Ruli ganteng, kamu sepong memekku ya, aku terusin cicip penis kamu” Ruli lalu merebahkan tubuhnya, dan Esti naik keatasnya. Esti lanjut mengulum penis besar Ruli, dan Ruli kini berhadapan dengan memek Esti yang menggemaskan. Segera Ruli menempelkan wajahnya diatas lubang itu, lidahnya segera bergerak masuk. “Aaaahn…Geli,…mas Ruli …uuufh…mmm…mmm”. Kini dengan posisi 69 ini Ruli dan Esti menikmati kemaluan lawan mainnya kali itu. Begitu lahapnya Esti mengulum penis Ruli, membuat Ruli bersemangat menikmati memek basah Esti.
Beberapa menit berlalu, mereka puas menikmati posisi 69 itu. “hehe, Seru ya, Mas Ruli hebat”, “Hehe, Ayo cantik, udah siap?” Ruli merangkul Esti, lalu membopongnya didepan, buah dada imut Esti menempel didada Ruli. “Ayo sayang, puasin aku yaa” Ruli lalu mengangkat Esti, menempelkan penisnya ke vagina remaja itu, dan perlahan penis itu masuk. “Aaaaahn! Gede banget mas, ooooh” dan vagina esti tak bisa menampung penis besar berkondom milik Ruli. Ruli yang memegang bokong Esti itu perlahan mengangkat tubuh mulus itu naik turun, membuat penisnya menggesek memek Esti. “Aaaaahn…mmmf….oooh….luar biasa...sssh”, “Kamu memang yang tercantik Esti..mmm” Ruli mencium Esti, lalu mempercepat gerakan tangannya, yang membuat tubuh Esti bergerak naik turun, dan penis tegak Ruli terus menyodok memek sempit Esti itu, meski memang sudah tidak perawan.
Suara hentakan penis Ruli diiringi desahan keras Esti, membuat suasana kamar makin panas. Esti tak henti mendesah sambil sesekali mencium Ruli ataupun meremas buah dadanya sendiri. “aaaahn… mmf.. super besar …oooh…aku suka…ssshhh…aaaahn!” Ruli makin hebat menggerakkan tangannya, kini Esti melompat dengan hebat dengan vaginanya terus disodok penis besar Ruli. Tak pernah Ruli memikirkan dirinya akan mendapat uang 2 juta, atau bahkan bisa bertemu dan menyetubuhi cewek secantik Esti. Beberapa menit itu Esti terus dihajar, dan kini mereka tampak sudah klimaks. Ruli menurunkan Esti, dan penisnya yang sudah dicabut itu segera diraih oleh tangan Esti. “Mau keluar ya, sini aku bantu…mmmm” Dengan kuluman dan kocokan hebat Esti, akhirnya Ruli klimaks. Croot croot crooot, Kondom itu terisi penuh cairan sperma milik Ruli. Esti mencabut kondom itu, lalu meminum isinya. “mmm…slruup… glekk .. mm.. enaknya… hehe”, “Hebat banget kamu, oh Esti ku sayang”, “Ruliku sayang juga hebat”, “Hehe, terima kasih ya”, “Makasih juga ya, udah puasin Esti”, “Iya, aku seneng banget. Hari ini adalah hari terbaik sepanjang hidupku” Lalu Esti dan Ruli tertidur diatas kasur itu dalam kondisi masih telanjang. Senyum diwajah mereka mengakhiri hari penuh kejutan dan penuh kenikmatan itu.
Keesokan paginya, saat Ruli bangun, ia sudah sendiri dikamar itu. Sepertinya Esti sudah pergi, tampak juga sebuah surat didekat kasur itu. “Untuk Mas Ruli, makasih ya buat kemarin, udah mau nemenin Esti seharian, uang hadiahnya Esti bawa ya, buat kenang kenangan, terima kasiih :*” Kalimat dalam surat itu membuat Ruli tersenyum. Ruli tak perlu menyesal hadiahnya dibawa Esti, karena memang hari minggu itu sudah menbuat Ruli bahagia, karena bisa menemani, juga menikmati tubuh cewek cantik seperti Esti.

2 comments: