Thursday

Cerita Seks: Nikmatnya pijat bokong montok

Budiman hari itu duduk duduk didepan rumahnya, namanya juga kakek kakek, menikmati kehidupan senjanya. Budiman memang sudah tua, namun I masih fit dan mampu beraktivitas dengan baik. “Kek, jaga rumahnya, kami mau kerumah saudaraku”, “Iya, Hati hati” Budiman punya seorang anak laki laki yang sudah berkeluarga dan  punya anak, tampaknya hari ini Budiman harus dirumah sendiri. Budiman mengambil minyak wangi kesukaannya, dan membawanya kedepan rumah. Ia kadang menggunakan minyak itu sebagai alat bantu memijat. Budiman kadang dipanggil warga untuk datang memijat orang orang.
Beberapa menit diam didepan rumah, tampak seorang perempuan menuju rumahnya. Perempuan itu begitu montok, entah kenapa ia menuju rumah itu, dan menghampiri Budiman. “Permisi, pak budimannya ada?”, “Saya Budiman, ada apa ya?”, “Oh, kakek toh yang namanya Budiman, gini kek, saya mau pijat” Budiman sempat kaget, ia biasanya sering memijat orang orang tua ataupun anak anak, namun sekarang ia harus meladeni seorang perempuan cantik nan Montok. “ooh, masuk dulu saja ya”. Budiman mengajak perempuan itu masuk, sempat kakek tua itu memikirkan hal hal yang nyeleneh.
“Silahkan duduk, namanya siapa ya?”, “Saya Irma kek”, “Irma tampaknya sehat sehat saja, mau pijat memang kenapa ya kalau boleh tau?”, “Begini kek, saya dulu itu pernah jatuh, dan namun tidak banyak yang berubah”, “terus kenapa?”, “Gini kek, saya bingung saja, setelah jatuh dulu itu, tubuh saja jadi berisi, apalagi bagian bawah” Budiman memang sempat melihat tubuh bagian bawah Irma itu montok sekali.
“Memang Irma merasa ada yang aneh begitu?”, “Iya kek, Banyak orang sering melihati saya, apa lagi laki laki”, “Oooh, biasa itu, kan Irma ini cantik juga”, “Tapi saya masih bingung kek” tak mau menyia nyiakan kesempatan memijat perempuan montok, Budiman mengambil keputusan, “Ya sudah, saya coba pijat saja, nanti Irma cek sendiri ya”, “iya kek, Irma harus gimana?”. “Kamu tiduran dikasur saja dalam kamar itu ya” Irma menurut, ia pergi menuju kamar itu. Budiman mengambil minyaknya, lalu menyusul Irma kedalam kamar.
Bukan main kagetnya Budiman, Irma melepas baju dan celananya, dan perempuan itu telungkup memakai celana dalam dan bh saja. Budiman memilih diam dan membiarkan ketidak tauan Irma. Tampak bokong Irma begitu montok nan besar, sungguh memang tidak salah kalau lelaki suka memandangnya. “Irma, memang bagian bawah tubuh kamu lebih besar”, “Iya kek, kenapa ya?”, “Sebentar ya, kakek pijat kaki kamu tidak apa apa kan?”, “iya kek, tolong ya kek”. Budiman mengoles tangannya dengan minyak pijat, lalu mulai memijat kaki Irma. Budiman merasakan perempuan itu tubuhnya mulus juga. Pijatannya yang khas dengan perlahan membuat kaki Irma mengkilap oleh Minyak. “Gimana Irma? Ada yang dirasakan?”, “Ndak kek, cuman enak aja” Budiman heran, Irma malah keenakan. Kakek itu memberanikan diri, dan memijat paha montok Irma. Kenyal sekali terasa ditangan Budiman, sudah lama ia tak mengelus tubuh perempuan muda. “Sepertinya ini perlu dipijat memang”, “memang menurut kakek bagaimana?”, “Daging paha kamu terlalu kenyal”, “Iya kek, kalau saya bergerak jadi bergoyang goyang”, Budiman terus menikmati paha kenyal Irma itu. “bokong kamu juga begitu, ini lebih parah” Budiman mengelus dan memijat bokong montok Irma, kakek tua itu benar benar senang sekali. “ iya pak, sering ada yang menepuk bokong saya”, “Seperti ini ya?” Budiman menepuk nepuk bokong Irma, gundukan montok kenyal itu bergoyang goyang. “Iya kek, saya kadang bingung”, “Ditepuk begini itu bagus sebenarnya”, “Masak ya kek?”, “Kamu rasakan gimana memangnya?” Budiman terus menepuk benda kenyal itu “ Geli geli gitu sih kek”, “Kalau makin keras juga bagus” Budiman malah menampar kedua bokong montok itu. “Aahhn, agak sakit kek”, “Itu tandanya efek pijatnya mulai meresap”, “Oooh, begitu ya kek, aahhn” Budiman asyik sendiri menepuk bokong montok Irma itu.
Budiman lalu meremas bokong montok itu, ia remas keatas, kebawah, sambil melihat selangkangan Irma. “Kek, kok diremas remas bokongku ya?”, “Loh, biar nanti kamu biasa kalau berjalan tidak risih karena goyangan bokong kamu, efek pijatannya juga biar meresap”, “Oooh, iya kek, saya jadi geli, hehe” Budiman terus saja mengelus menepuk dan meremas bokong montok Irma itu, senyumnya tak bisa disembunyikan. “Coba kamu angkat bokong kamu ya Irma” Irma mengangkat bagian tubuh bawahnya itu, Bokongnya jadi berada diposisi teratas. “Gini ya kek?” Budiman bisa melihat dari celana dalam merah muda Irma itu ada gundukan indah diselangkangannya. “Nah, bagus, kamu hadap depan saja ya, saya teruskan pijatannya”, “iya kek” Budiman melanjutkan aksinya, setelah menambah minyak ketelapak tangannya, ia kembali meremas bokong montok Irma. Karena melihat kepolosan Irma, kakek ini makin berani. Tangannya masuk keselangkangan Irma, dan mulai mengelus elus selangkangan mulus itu. “aaahnn…mmm…Geli kek”, “Bagus itu, makin geli makin sehat loh”, “masak sih kek? Oooh” Budiman malah mengelus gundukan dalam celana dalam Irma itu, tentu Irma makin mendesah. “Aaaahnm kek, itu kok dipijat juga?”, “Bagian bawah tubuh kamu harus dipijiat semua, Ini bagian terpentingnya, rasanya juga enak”, “mmmf…oooh…iya sih kek…uuuh”, “Saya copot celana dalam kamu ya”, “Loh, buat apa kek?”, “Bagian yang tertutup celana dalam ini lebih bahaya, harus segera dipijat”, “oh, iya kek… aaahn … silahkan”. Budiman langsung melepas Celana dalam pink itu, dan terpampang lah lubang vagina Irma yang ternyata sudah basah itu. Budiman tersenyum merasakan kemenangan menanti.
“Aduh, ini kok tidak ada bulunya ya Irma?”, “iya kek, saya cukur, kenapa ya?”, “Bahaya itu, nanti bisa sakit, kalau begini harus dipijat”, “Oh, saya tidak tau, silahkan dipijat kek, aaahn” tangan nakal kakek tua itu segera mengelus selangkangan Irma, dan juga bagian terluar lubang Vagina Irma yang tak diselimuti bulu bulu itu. Tangan Budiman yang dilumuri minyak itu membuat bagian kewanitaan Irma makin licin, tangan kakek tua itu bergerak dengan cepat menggesek gesek selangkangan cewek montok itu. “Aaaahn…aaahn…geli kek…uuuhf…sssh..oooh”, “Tahan ya Irma, biar cepet sehat kamu” Budiman makin gila, ia menggesek selangkangan Irma dengan cepat, dan tentu Irma pun klimaks. “Kek, aku kok, Aaaaah!” Croot, Air kewanitaan Irma tumpah, perempuan itu tubuhnya pun bergetar.
Beberapa saat kemudian, Irma tampak sudah tenang, Ia membalikkan tubuhnya, kini Irma membuka selangkangannya, terlihat lubang vaginanya banjir cairan kewanitaan. “Maaf kek, kasurnya jadi basah”, “Tidak apa apa, ini penyakitnya”, “cairan ini kek?”, “Iya, tapi untuk orang tua ini adalah obat”, “oooh, begitu ya kek, jadi harus dibersihkan?”, “Jadi saya akan membersihkan cairan itu, tapi dengan mulut saya”, “loh kok begitu kek? Kan kotor ini”, “Tapi ini obat mujarab untuk orang tua, dan cara meminumnya harus dihisap langsung dari sumbernya”, “Begitu ya kek? Ya sudah tolong dibersihkan kek” Budiman langsung melesat keselangkangan Irma, mulutnya langsung menempel kebibir vagina Irma. Lidahnya masuk kedalam, dan bergerak dengan senangnya. “mmm…mmm…slruuup…mmm…”, “auuh, geli kek,oooh…sssh…aaahn…mmmf…” Budiman tak menghiraukan Irma, Memek basah itu sudah harus ia habiskan cairan kenikmatannya. Sedotan keras mulut Budiman membuat Irma bergoyang hebat, ia menggerakkan dadanya naik turun. “Kek, auuuh, mmmf…ssssh..oooh… luar biasa kek”, “mmm…slruup…mmmf…enak kan? mm…slruup..mm” Beberapa menit itu Budiman benar benar seperti orang kehausan, ia menghabiskan cairan berlendir dalam vagina Irma itu.
“Sudah bersih itu Irma”, “aaahn, iya kek, tapi Irma seperti mau mengeluarkan cairan itu tadi lagi”, “wah, bahaya, harus ditutup lubangnya”, “Tutup aja kek”, “Oke, sebentar ya” Budiman melepas pakaiannya, dan tampak penis tegak milik kakek kakek itu membuat Irma kaget. “Kek, itu kok tegak banget”, “Iya, ini tutup yang efektif, biar kakek yang atur”, “gak sakit kan kek?”, “ndak kok, malah enak, saya tutup ya lubang kamu”, “Iya kek, mmmf”. Budiman mendekat, lalu menempelkan penis tegaknya kebibir vagina Irma, perlahan penisnya masuk, “aaaahn…sakit kek..oooh”, “Cuma pertama saja, tahan ya” Segera saja penis tegak Budiman menutup lubang menganga milik Irma itu. “oooh, udah ketutup kek, aauuuh…”, “Iya, Irma gimana kalau saya bantu keluarkan cairan tadi dari dalam tubuh kamu?”, “aaah…mmmf…iya deh kek…biar sehat…oooh”, “Kalau gitu , biar kakek bantu keluarkan ya” Budiman menggesekan penisnya, perlahan maju mundur menyodok memek milik perempuan muda itu. Irma makin mendesah, tentu membuat Budiman makin bersemangat.
Penis kakek tua itu mulai makin cepat mengolah lubang vagina Irma, “kek, oooh, sshh…aaahn…itu…uuuh …kok cepet banget…aaaahn!”, “Biar cepat selesai, dan kamu sehat deh, uuh” Budiman tidak henti menyodok memek nikmat Irma, tangan kakek itu memegang bokong montok Irma yang terus bergoyang itu, ia tepuk dan remas remas, membuat suasana kamar makin panas. Budiman tidak pernah bermimpi diusia tua nya ini ia bisa menyetubuhi seorang perempuan muda yang montok nan menggairahkan itu. Beberapa menit itu Irma hanya bisa merasakan kenikmatan yang dirasakan dari hasil sodokan maut penis Budiman divaginanya, yang memang lebih dari sekedar pijatan. “Kek, cairannya…oooh.. mau keluar semua…aaaaahhn!”, “Keluarkan saja, saya juga punya, oooh” Crooot crooot croot, Irma dan Budiman klimaks bersamaan. Cairan berlendir itu bercampur air mani kakek tua. Irma lalu diangkat badannya, penis Budiman dicabut, dan air bercampur itu keluar deras dari lubang itu.
“Oooh, luar biasa kek, sampe lemes saya”, “tandanya kamu sudah selesai, nanti kalau kamu dijalan dan dipandang laki laki, tidak perlu malu, sebenarnya itu bagus juga”, “mm..Iya kek, terima kasih”, “Buah dada kamu kok segini saja Irma?”, “Iya kek, memang seharusnya bagaimana?”, “Jadi seharusnya yang besar itu buah dada kamu bukan bokong kamu”, “terus bagaimana kek?”, “Kalau sekalian saya pijat buah dada kamu bagaimana, nanti biar sehat total”, “Iya deh kek, Pijatan kakek luar biasa nikmat, silahkan” Irma menyuguhkan Buah dadanya, dan Budiman yang baru saja berhasil menyetubuhi Irma itu belum puas, sekarang bagian atas tubuh Irma yang dinikmati. Budiman benar benar senang hari itu bisa menyetubuhi perempuan montok nan polos seperti Irma.

2 comments: