Saturday

Cerita Seks: Putri Bidadari Seks

"Pagi pak...", "iya... wah... mau kemana mbak...", "mau pulang pak, habis makan..." Putri kali itu dijalan bertemu seseorang yang tertarik pada cewek itu, Putri baru saja selesai sarapan diwarung. "ooh, mbak ini namanya siapa?", "saya Putri pak...", "ooh putri ya... rumahnya dimana?" Pria itu tak berhenti melihati Putri yang memang hanya mengenakan tanktop dan celana pendek. "ehm... itu pak, apa... rumah nomor 21C...", "ooh disana itu ya", "iya pak...", "ooh iya iya, hehe..." putri kemudian melanjutkan langkahnya pulang. Putri sudah beberapa hari dirumah nomor 21C itu, memang ia tinggal sendiri, namun  tiap saat selalu ditelpon oleh Kendra untuk mengecek keadaan Putri. Putri kini selain bersih bersih rumah saja, juga mulai belajar memahami lingkungan sekitar. memang banyak orang yang ia temui, namun sepertinya masih beberapa saja yang mampir ketempat putri. "Wah... Putri...", "ooh iya pak Omar..." Putri kedatangan tamu, seorang pria yang bernama Omar. Omar sudah pernah mampir ketempat Putri itu, juga sudah pernah mencicipi air susu nikmatnya. "hehe... tiap hari kok bersih bersih terus...", "iya soalnya tiap hari banyak daun daun berserakan pak..." Putri kali itu memang sibuk membersihkan halaman depan rumah
. Omar sudah bisa memfokuskan matanya kearah buah dada Putri yang menggantung indah itu, jelas terlihat karena  Tanktop Putri yang kebesaran itu. "hmm gitu ya, hehe... Putri udah... keluarin susunya belum?", "ooh belum pak", "habis ini aja yuk didalem, biar aku bantuin...", "ooh iya pak omar, saya selesain ini dulu pak" Omar sudah tak tahan, melihat kondisi diluar kali itu sepi, Omar sudah memeluk Putri saja dari belakang. Omar kemudian memasukan tangannya kesela tanktop Putri, ia tangkap buah dada cewek itu, dan mulai diraba dan dimainkan. "sambil nunggu aku siapin ya Putri...hehe...", "aah...iya pak..mh..." Putri sudah dirangsang tubuhnya meski masih bersih bersih. Ketika sudah selesai, Putri kemudian baru melihat ternyata tanktopnya basah karena buah dada besarnya yang diremas pak Omar itu ternyata sudah luber susunya. "udah ya Putri?", "udah pak... tapi...ah... Putri jemur baju dulu ya pak, ini basah...", "ooh iya...hehe..." Kini Putri pergi kebelakang rumah. Setelah itu ia copot tanktopnya, ia jemur dibelakang rumah itu. lalu ternyata pak Omar ikut kebelakang, kini ia langsung menangkap buah dada Putri yang bebas itu, kembali diremas remasnya. "aahn... pak..", "udah kan Putri, tuh udah keluar susunya...", "ah...iya pak...", "hadap sini dong...nah...um..mmh...sluurp...ah.." Masih dibelakang rumah itu, Putri sudah harus membiarkan buah dada besarnya diperah. Puting susunya yang kenyal itu sudah dilahap mulut ganas pak Omar, dikenyot dan disedot terus, air susu putri mengalir diminum pak Omar. "ah...ah..mh...", "ssp..aah... Putri celananya dicopot aja juga, nanti basah juga loh...", "oh iya pak Omar...ngh.." Putri menurut, kini ia jadinya telanjang bulat. Pak Omar tak peduli meski ia menyerbu tubuh Putri yang masih dibelakang rumah itu, selangkangan Putri juga dijamah dan dielus, sembari buah dada besarnya juga masih diperah. "mmh...sluurp..aah...mm...", "ngh..aah..aah..mh..." Putri hanya mendesah dan membiarkan tubuhnya terus dirangsang. toketnya yang besar itu kini bahkan tak diremas lagi, karena putingnya itu dikenyot dan dihisap kuat kuat, sambil ditarik mulut pak Omar, toketnya jadi kencang dan masih terus mengalirkan susu keluar dari puting kenyal cewek cantik itu. Pak Omar tangannya sudah sibuk, jari nakalnya menggesek memek Putri, tak lupa sesekali ia remas juga bokong montok cewek itu. Benar benar ganas pak Omar merangsang tubuh Putri itu.
"mm...sluurp...ah..." Habis menyedot susu segar, mulut pak Omar langsung pindah dari satu puting ke puting lainnya, tentu puting susu Putri yang tak disedot pun masih meneteskan susu. "aah..ngh..mmh...", "Putri, udah deh nyusunya... tapi ini masih keluar... nah sini kamu hadep kesana...", "ehm..ah... ditampung diember ini pak...", "iya bener... tuh...hehe..." Putri disuruh merunduk, buah dada besarnya menggantung, kini dari belakang toketnya diremas lagi, air susu yang mengalir keluar menetes ditampung dalam ember. Pak Omar tak lupa membuka celana dan menyiapkan penis tegaknya. "ooh...pak ...ah..itu... burungnya pak Omar ya...", "iya dong cantik... udah tegak nih...hehe...mmh...wah masuk..." Sleeb, dari belakang disodoknya memek Putri itu, "aaahn...ngh...", "uuh... Putri pegangin buah dada kamu itu, biar tetep kearah ember ya...", "aah..ngh...i..iya...pak..aah..." Memek Putri langsung digenjot penis tegak pak Omar itu, sleb sleeb sleeb, maju mundur dihantamnya dinding vagina Putri. Tubuh Putri terus bergoyang maju mundur, karena ulah pak Omar. Putri memegang toketnya sendiri, sehingga puting susunya tetap dalam posisi kebawah, dan membuat air susu yang keluar tetap masuk ke ember. Seperti memerah susu sapi saja, Pak Omar melanjutkan aksinya menyetubuhi Putri dibelakang rumah itu. "hehe...wah...mmh... Putri umur berapa sih...", "aah..aah.. enggak...tau pak...ahn..", "wah... coba nanti diingat dong... hehe..." Putri akan menanyakannya nanti pada Kendra mengenai usianya, karena Putri lupa. Putri kini fokus menahan sodokan hebat pak Omar yang menghajar memek cewek cantik itu. Pak Omar jelas tak melihat kearah ember yang ternyata sudah terisi banyak susu Putri, karena sedari tadi sibuk menyodok memek Putri. "aahn...ngh...auh..", "mmh..mh...ah...ngh.." Croot crot crot, tak ragu pak Omar mengisi memek Putri dengan sperma. Setelah puas, pak Omar baru membiarkan tubuh Putri, pria itu memutuskan berpakaian dengan benar. Putri sempat jongkok sebentar, ia sibuk merasakan cairan persetubuhan mengalir keluar dari memeknya. Setelah itu, Putri mengambil air dari keran dibelakang rumah, lalu ia bersihkan memeknya itu. "ngh..uuh... pak Omar, mau kemana?", "aku balik dulu ya Putri... kamu ingat ingat dulu umur kamu berapa ya", "ooh iya pak Omar..." Pak Omar pergi setelah puas. Putri kemudian memakai celana pendeknya lagi. Putri mengambil ember tadi, ia lihat susunya cukup banyak, jadi ia bawa masuk kedalam rumah. Ia simpan diwadah yang lebih baik, lalu ia simpan dalam kulkas. Putri kemudian pergi kekamarnya, ia mencari kaos untuk dipakai. Saat itu kemudian handphonenya berbunyi, ia langsung saja mengangkat telepon itu karena pasti dari Kendra. "Putri, gimana dirumah?", "ehm... udah bersih mas tadi Putri beres beres...", "ooh gitu...", "iya...mas Kendra... umur Putri berapa ya?", "hah? ehm... 19 mungkin ya, kenapa emangnya?", "tadi ada yang tanya soalnya...", "ooh gitu... eh mending kalau ada yang tanya gitu...bilang aja kamu umur 17 tahun", "ooh gitu mas,iya nanti Putri bilang begitu", "Udah sekarang kamu tidur ya, nanti sore aku kesana", "ooh iya mas Kendra" telepon diselesaikan. Putri kemudian bersiap untuk tidur saja. Namun malah ada bel berbunyi, Putri kemudian pergi kedepan membukakan pintu. "Permisi...", "ooh...iya pak silahkan masuk..." yang datang ternyata pria yang bertemu Putri dipagi hari tadi. "Putri sendiri aja?", "iya pak...", "hmm... Putri mau ngapain?", "mau tidur pak", "ooh gitu...hmm...", "apa bapak mau tidur juga?", "ehm...iya sebenernya agak ngantuk...", "kalau gitu tidur dikamar saja pak sama Putri", "hehe... gak papa memangnya Putri?", "enggak papa pak, malah Putri itu disuruhnya gitu..", "disuruh...haha... iya udah..." Putri pun mengajak pria itu tidur dikamarnya. Tentu dikamar itu Putri memang mulai tidur karena agak capek habis ngeseks dengan pak Omar, tapi saat tidur ia juga diperkosa oleh pria yang ada dikamar itu. Putri tentu bangun disore hari saat dibangunkan oleh Kendra. "Putri...hei...", "aah...iya mas Kendra... kapan datangnya?", "barusan... aduh aduh habis ngapain..." Kendra datang Putri sudah telanjang bahkan terlihat habis diperkosa. "tadi ada yang nemenin Putri tidur, kemana orangnya tadi?", "udah gak usah dipikirin, udah ayo sana kamu mandi dulu, habis itu makan ya, ini aku udah beliin kamu", "ooh iya mas Kendra" Putri menurut dan pergi mandi, Kendra menyempatkan diri mengurus kamar Putri yang berantakan itu. Setelah selesai mandi, Putri berpakaian lagi, lalu ia pun diajak makan dengan Kendra. Kendra tak lupa bertanya pada Putri tentang kejadian disetiap harinya. Putri menjelaskan saja dengan tenang, Kendra menanggapi dengan tawa kecil ketika tau kalau Putri sibuk terus ngeseks. "...haha... iya iya, kamu emang hebat", "hebat gimana mas?", "iya gak ada capeknya gitu...", "ooh....gitu ya mas...", "iya... oh iya ini uang buat kamu, kalau mau beli makanan nanti", "hmm iya mas kendra...", Kendra siap memfasilitasi Putri dengan segala kebutuhannya. Malam itu Kendra memutuskan menginap dulu, dan menyempatkan diri menikmati tubuh Putri. Putri bisa saja dientot kapan saja, cewek itu tidak mudah lelah, dan tidak pernah mengeluh, ia begitu polosnya siap melayani siapa saja yang datang kerumahnya itu.

No comments:

Post a Comment