Wednesday

Cerita Seks: Komplotan Pencuri

"kak... ini udah sampe mana?", "masih desa pertama... yuk berenti disini dulu deh", "sst... kalian diem dulu belum sampe tempat strategis ini" Yopi memang kini telah memulai perjalanan bersama dua temannya, Yusti dan Niswa. Mereka naik mobil yang dibawa Yopi, katanya itu milik keluarganya. "hmm... udah berenti sini kak yopi?", "iya Niswa, tuh ajakin kakakmu turun", mereka berhenti didekat tempat yang cukup sepi didesa itu. Niswa mengajak Yusti turun. "Yop gimana ini rencananya?", "udah biar aku yang atur, sini ikut dulu" mereka bertiga menuju kerumah terdekat, disana tampak seorang pria yang duduk santai. "permisi pak..", "oh iya.. ada yang bisa dibantu?" Pria itu segera bangkit, yang bertanya tadi Yopi, namun pria itu malah melihat kearah Yusti dan Niswa. "eh... bengkel terdekat didaerah sini disebelah mana pak?", "bengkel...bengkel motor sih ada mas, kalau bengkel mobil...jauh sepertinya", "waduh... Kira kira kearah mana pak?", "jadi dari sini masnya kesana...terus..." Yopi mendapat arahan dari Pria pemilik rumah itu. Yusti dan Niswa kini duduk santai didepan rumah itu sambil sibuk menggunakan handphone. "..ooh gitu ya pak, iya sudah saya kesana dulu pak... tapi saya boleh titip pak?", "titip apa mas?", "ini titip dua temen saya, soalnya takut lama nanti servis mobilnya", "wah...iya iya bener itu... biar mereka disini dulu", "iya sudah kalau begitu saya permisi dulu" Yopi dengan enaknya pergi begitu saja meninggalkan Yusti dan Niswa.
"loh si Yopi kemana itu?", "dia lagi servis mobilnya mbak", "ooh gitu ya pak, misi ya pak, boleh kan kami disini dulu?", "iya boleh dong, hehe..." Yusti mendapat pesan chat dari Yopi, setelah membacanya, ia merubah wajahnya dari yang cemberut jadi murah senyum. "ooh iya pak kenalin saya Yusti...", "kalau saya Niswa pak..." Pria itu tentu senang melihat dua cewek itu, Niswa dan Yusti kali itu tampil seksi dengan pakaian minimnya, mereka juga berdandan cantik agar siapa saja yang melihat pasti terpana. "ooh iya...hehe...silahkan masuk dulu..." mereka berdua diajak masuk kerumah. "hmm...pak, kamar mandinya dimana ya?", "oh itu masuk aja nanti ada disebelah kiri" Niswa pergi kekamar mandi. "misi pak... kok sepi rumahnya?", "iya... saya disini sama anak saya aja", "ooh...anaknya lagi kemana?", "masih keluar tadi...hm.." Yusti duduk disofa rumah itu, dengan santai ia duduk sambil membuka dua pahanya, tentu pria didepannya itu bisa melihat isi rok cewek itu. "ooh gitu ya pak... Niswa... kamu ngapain sih..." Niswa tiba tiba kembali sudah melepas tanktopnya, ia hanya pakai bh menutup bagian atas tubuhnya itu. "mau mandi kak.. pak...boleh minjem handuknya nggak?' ,"wah...b...boleh boleh..." Pria itu bangkit dan segera mengambil kan Niswa handuk, bahkan mengantar cewek itu kekamar mandi lagi. Yusti kini sibuk melihat kesekeliling rumah, ia lihat sepertinya ada dua kamar dirumah itu, ia bangkit, dan berjalan melihat sekeliling rumah. Yusti kemudian melihat pemilik rumah tadi masih melihat kearah kamar mandi, Yusti kemudian menahan tawa karena ternyata Niswa mandi tetapi tak menutup pintu kamar mandi. "pak...hei...", "hmm..eh...i...iya mbak..." Pria itu kaget seketika pergi mendekati Yusti. "hoam... saya agak ngantuk ini pak... boleh nggak saya tidur sebentar, si Yopi sepertinya lama servis mobilnya", "oh tidur...tidur ya... dikamar itu aja mbak...", "ooh oke pak..." Yusti langsung pergi kekamar itu. setelah masuk kedalam, ternyata itu kamar dari anak pemilik rumah itu, karena bisa terlihat dari isi kamar yang semrawut serta ada buku buku pelajaran. Yusti tanpa ragu mulai melihat kesana kemari, ia buka lemari dikamar itu, ia cari barang yang cukup berharga.
Pria pemilik rumah tadi kembali melihat kearah kamar mandi, ia sibuk melihati Niswa yang sedang mandi, Niswa memang tampaknya sengaja. Niswa tak mandi begitu lama, setelah selesai ia ambil handuk, ia lap tubuhnya yang basah. "hm...pak... kok berdiri disitu?" Pria itu kaget, meski ia masih sibuk melihat Niswa yang menggunakan handuk menutup tubuhnya. "eh..iya itu..", "kakakku kemana pak?", "eh itu dikamar sana, katanya mau tidur...", "ooh... gitu ya pak... hmm..." Niswa segera pergi menuju kamar yang satu lagi. "ehm.. Niswa mau ganti baju?", "iya pak... sini sebentar dong pak.." tadi pria itu masih berdiri diluar kamarnya, setelah diminta tentu ia segera masuk kedalam. "ada apa Niswa...wah..." Niswa sudah melepas handuknya dan telanjang bulat, cewek itu sibuk menata rambutnya. "pakaian saya ketinggalan dikamar mandi pak, bisa tolong ambilin nggak?", "oh iya iya bentar ya" pria itu secepat kilat pergi mengambil pakaian milik Niswa, ia segera kembali agar bisa melihat tubuh putih mulus cewek itu. "makasih ya pak...", "iya..hehe..hm..." Niswa bukannya memakai pakaiannya, ia malah menatanya, dan ditaruh didekat kasur. Pria pemilik rumah hanya diam dan melihati Niswa, ia terkesima melihat cewek itu, masih muda tapi punya bodi yang seksi serta buah dada montok, selangkangan Niswa juga menyita perhatian pria itu. "hmm... Niswa boleh istirahat disini dulu nggak pak?", "b...boleh kok...", "tapi bapak disini aja temenin Niswa ya", "ooh gitu ya...hehe..." Niswa naik kekasur, dengan cantik ia tiduran, jadi makin menggiurkan. Pria pemilik rumah mendekat, ia duduk saja didekat cewek itu. "hm... istrinya kemana pak?", "oh soal itu... dia udah gak disini, udah pergi...", "ooh...kasian dong tiap malam tidur sendiri ya...", "iya...gitu memang...", "hmm... ya udah tidur sini bentar deh pak...", "wah...kenapa emangnya Niswa?", "iya kali ini biar Niswa yang temenin disini, gitu...", "ooh gitu ya... baik banget ya Niswa..." Pria itu dengan senang hati tiduran disebelah Niswa. "hmm... sini pak jangan jauh jauh...", "wah...iya iya...mmh..." Niswa mendekat, bahkan ia peluk pria itu, ia tempelkan toket montoknya, ia bersandar dibahu pria itu. "hmm... perjalananku masih jauh pak, gak enak tidur dimobil...", "hehe... enak tidur dikasur ya", "iya...hmm...aah..ngh...", "eh...kenapa Niswa..." Pria itu tampak juga mulai berulah, ia  elus saja tubuh mulus Niswa itu. "rasanya...geli pak...", "geli ya...hehe...", "iya... sini pak tangannya...aahn...", "wah...hmm..." Malah Niswa menyuruh pria itu memegang toket montok cewek itu, tentu sangat sumringah. Pria itu tak ragu untuk meremas toket montok Niswa, Niswa malah menunjukan ekspresi keenakan. "ah..aah... pak... Niswa kan udah telanjang nih... buka pakaian juga dong...", "ooh iya cantik bentar...hehe.." Pria itu tentu dengan senang hati melepas pakaiannya. Ternyata penisnya sudah tegak, Niswa sudah harus siap akan apa yang terjadi selanjutnya.
Yusti yang ada dikamar sebelah itu menemukan beberapa uang, dan juga peralatan komputer, ia simpan didalam tasnya. kemudian ia mulai mendengar suara Niswa yang mendesah, Yusti seketika geleng geleng, adiknya itu ternyata sudah mulai duluan, Yusti kemudian naik kekasur dikamar itu saja, ia memutuskan untuk tidur beneran saja. Memang Niswa Kini sudah mulai asik saling rangsang dengan Pria pemilik rumah, kemaluan mereka sama sama dipuaskan tangan lawan mainnya. "aah..aah... lagi pak..ah...", "hehe gini ya..mmh...kamu hebat ya Niswa.." Niswa mengocok penis tegak pria itu, sedang memek Cewek itu juga sedang diobok obok pemilik rumah yang sudah terangsang itu. "aah...nngh... pak... sudah... Niswa gak tahan...", "kenapa cantik?", "ini... gatel banget..ah...aah..." NIswa kini tiduran telentang dikasur, sambil ngangkang ia gesek memeknya sendiri dengan jarinya. "aduh sini biar aku urusin deh ya...", "gitu ya pak... iya deh pak...", 'tapi pakai ini ya...", "ah... iya pak... jadi.. Niswa kali ini gantiin istrinya bapak ini ya...", "iya... gimana...", "iya deh pak Niswa mau..ah...aahn..aaahn!" Niswa kaget, Pria pemilik rumah itu seketika menyodok penisnya masuk kememek Niswa, lalu tak ragu untuk langsung menggenjot memek cewek itu. "wah luar biasa..mh..mh..mh...", "aih..ngh..aah..aahn...besarnya...aaahn..." Niswa langsung disetubuhi dengan asyik, dipeluknya cewek itu, juga tak lupa pria itu menyodokan penisnya maju mundur tanpa ragu. sleeb, sleeb sleeb, bunyi suara tabrakan tubuh mereka begitu memeriahkan kamar. Yusti dikamar sebelah sampai tidak bisa tidur, Yusti memutuskan keluar kamar, lalu ia mencoba mencari barang berharga lain dirumah itu. Yusti menemukan beberapa uang lagi didekat kamar mandi, setelah itu ia cari diruang depan. Yusti malah jadinya penasaran, ia intip bagaimana Niswa dikamar sebelah itu. "hehehee... kamu memang luar biasa ya NIswa..hmm...", "aah..aah..ngh..aahn..." Yusti sampai geleng geleng, salah Niswa sendiri terlalu banyak menggoda pria itu, jadinya ia dientot dengan penuh semangat. Yusti kemudian kembali kekamar sebelah, ia buka handphonenya, ia menanyakan keadaan Yopi.
Bermenit menit Niswa diperkosa dikamar, Niswa bahkan diajak menikmati posisi seks yang berbeda. Niswa tak tau ternyata pemilik rumah itu nafsunya luar biasa besar. "uuh...aduh nngh.." Niswa kemudian bisa merasakan lega, ketika pria sange yang menyetubuhinya itu sudah mencabut keluar penisnya dari memek becek cewek itu. "aah...huft..nmh..." Pria tadi tampaknya sudah klimaks, Croot crot crot, ia buang spermanya diluar kasur. "aduh..ngh... huft...hehe... makasih ya Niswa...", "nngh..iya pak...uuh.. sekarang... Niswa boleh istirahat dulu nggak pak... ini rasanya agak sakit..", "ooh iya iya cantik... kamu istirahat ya..." Pria itu membersihkan sisa ngeseksnya tadi, lalu ia berpakaian lagi. Ia keluar dari kamar, lalu duduk didepan rumahnya lagi. Niswa memang maunya istirahat, tapi ia harus menyelesaikan tugasnya. ia bangkit, untuk mencari barang berharga dirumah itu. Ia bisa menemukan beberapa uang, dan ada juga perhiasan dilaci kamar itu, mungkin peninggalan istri pemilik rumah itu. Setelah disimpan ditasnya, Niswa pun berpakaian, lalu ia coba istirahat beneran. Yusti setelah tak mendengar suara Niswa lagi, ia segera menelpon Yopi. "Yop, udah ayo", "oke bentar deh" Yusti kemudian keluar dari kamar. Yusti langsung kedepan rumah dan duduk disebelah pemilik rumah itu. "eh...mbak Yusti", "iya...hmmh..", "nggak.. jadi tidur mbak?", "tadi udah tidur pak... terus ditelpon yopi katanya udah selesai, jadi bangun deh...", "ooh begitu...haha..." Pria itu sempat takut Yusti ternyata tidak tidur dan mendengarkan adiknya tadi yang disetubuhi dikamar sebelah. Tak lama Yopi muncul dengan mobilnya, "maaf lama Yusti", "iya iya... bentar aku panggil Niswa..." Pria pemilik rumah tampak bangkit dari duduknya terlebih dahulu. "eh biar saya yang panggilin mbak", "ooh iya sudah pak" Pria itu segera kekamarnya untuk menemui Niswa. "Niswa... udah istirahatnya?' ,"aah..iya udah pak... tapi.. masih agak sakit ini..." Pria pemilik rumah jadi was was. "aduh..hmm... ini Niswa.. buat kamu ya... buat beli... obat atau apa... biar reda sakitnya...", "ooh iya makasih ya pak.." Niswa kemudian bangkit dan keluar kamar setelah menerima uang tambahan dari pria itu.  Niswa dan Yusti segera naik kemobil  milik Yopi itu. "iya sudah pak saya balik dulu ya terima kasih", "iya... terima kasih juga buat temen temennya ya", "ooh iya pak.." Yopi pun kembali kedalam mobil, segera saja ia tancap gas dan pergi. "hahaha... kapok...makanya jangan kelewatan godainnya..." Yusti tampak begitu girang melihat adiknya yang jadi diam. "kenapa emangnya si Niswa?" Yopi jadi penasaran, "iya tadi diajak ngeseks sama pemilik rumah itu, hahaha", "oalah... ntar juga kek biasa lagi... iya gak Niswa?' ,"hmmph... iya iya..." Niswa agak cemberut. "yang penting... kalian dapet banyak kan?", "iya dong...", "haha.. bagus bagus..." Misi mereka berhasil. memang komplotan mereka bertujuan mendapatkan barang barang berharga dari orang orang yang teledor dan termakan akan nafsunya.

Perjalan mereka berlanjut, sempat mereka menginap dirumah orang, kadang mereka juga tidak dapat apa apa, karena memang tidak ada apa apa dirumah targetnya. "Buset dah rumah gede gitu gak ada apa apanya", "halah biarin Yusti... yang penting kan bisa tidur nyenyak disana", "iya iya... kamu gak dapet apa apa dek?", "nih dapet gantungan kunci... keliatan bagus aku bawa aja deh...", "ya elah dek haha..." mereka melanjutkan perjalanan, menyusuri jalan mencari rumah yang menurut mereka cocok dijadikan target. Yopi memang hanya menyetir dan menyetir mobil terus, dan ia hanya dapat sedikit bagian saja, tapi baginya itu tak masalah, asal ia bisa melanjutkan misi bersama dua cewek cantik dan seksi itu. Perjalanan tak begitu lama, Yopi memutuskan berhenti dulu di sebuah rumah didaerah yang cukup sepi, tempat itu menyediakan bensin eceran. Yopi memang mencoba memanggil pemilik rumah, namun tak ada yang keluar. "kenapa sih?", "mau beli bensin... mana orangnya gak keluar...", "udah biar aku aja...", "hmm iya iya..." Yusti pergi mengetuk pintu sambil teriak teriak. "permisi...haloo...hola...", "iya iya...wah..." seorang remaja membuka pintu lalu kaget melihat ada bidadari didepan pintu. "misi dek... mau beli bensin...", "hm... oh iya iya..." baru bocah itu menemui Yopi, dan bertransaksi seperti biasa. "eh... yop...", "apaan Yusti?" Yusti membisikan kata kata kepada Yopi, "... nah gimana?", "ehm... beneran kamu mau..", "sst udah deh...", "duh iya iya..." Yopi tak tanggung tanggung memborong semua sisa persediaan bensin ditempat itu, meski tak sampai mengisi penuh tangki bensin mobilnya. "aduh mas, aku mau ambil uang dulu ya, lupa ini...", "loh... kok bisa toh mas...", "iya gimana lagi... ehm... ini biar temen saya disini dulu deh... jadi jaminan gitu...", "wah... kalo gitu gak papa deh mas...hehe..." remaja itu jadi senang karena Yusti yang disuruh menunggu ditempat itu. "iya udah bentar ya..." Dengan santai Yopi masuk kemobil, lalu pergi begitu saja. "lah kak yopi... itu ketinggalan kakakku...", "udah biarin katanya mau disana dulu...", "hah? dirumah itu...", "entahlah mau apadia... kamu mau beli apa Niswa? mampir ke minimarket aja yuk...", "wah boleh tuh kak..." Yopi dengan santai mengendarai mobil menuju minimarket meski agak jauh dari tempatnya sekarang.
Yusti kali itu sudah ada didalam rumah, bersama remaja tadi. "... ooh mbak Yusti toh namanya...", "iya... kamu disini sendiri aja dek?", "ndak sama orang tua... tapi kerja semua...", "oh iya masih pagi yah..." Yusti sempat menerima pesan dari Yopi, tentu Yusti titip juga beli beberapa barang di minimarket. "ehm... mbak yusti mau minum apa?", "ehm... terserah kamu deh dek..." secepat kilat remaja tadi pergi untuk mengambilkan minuman untuk Yusti. "makasih dek...mmh...aah...", "hehe iya...wah..." tentu cowok itu terpesona dengan Yusti, yang memakai kaos ketat dan celana pendek itu.  "kamu gak sekolah dek?", "udah enggak mbak... masih mau cari kerja gitu...", "ooh... baru lulus yah... ", "iya...", "kalau bisa kerja apa aja kamu coba yah, biar banyak pengalaman", "hmm iya, kalau mbak Yusti kerjanya apa?", "hmm? aku cewek panggilan...", "wah! hmm... itu bukannya?", "apa nama awamnya itu... oh iya psk ya...", "eh...i...iya..." tentu kaget sekali remaja itu mendengar ucapan Yusti. "tapi lagi capek... jadi aku jalan jalan... eh malah kehabisan bensin, terus sekarang ditinggal...", "kasian ya mbak Yusti...", "hmm iya... eh dek...", "kenapa mbak...eh...mbak..." Yusti mendekati cowok yang malu malu itu, "bentar bentar... kok udah tegang sih...haha..." sebentar saja Yusti sudah meraba celana cowok itu dan mendapati ada batang tegak ditengah. "eh..nggak ini...", "iih udah gak papa... kamu apa gak pernah liat cewek yah...", "ehm... beberapa hari ini dirumah aja...", "pantes...hm..." Yusti ada disebelah remaja itu, tentu membuat suasana makin panas. "ehm...mbak Yusti...", "hmm? kenapa?", "mbak Yusti juga gak bawa uang? temennya tadi...", "iya gak bawa uang... tadi temenku juga lupa...", "hmm...aduh..." meski mencoba mengobrol membahas yang lain, tapi cowok itu harus merasakan batang penisnya dielus elus tangan Yusti meski masih dalam celana. "aku juga gak liat punya cowok beberapa hari... jadi pengen nih... ", "eh...mmh..."  Yusti membuka celana cowok itu, dan kemudian penis tegak mencuat keluar. "nah...hehe....", "aduh...mbak Yusti..", "eh... dek... gimana kalau... bayar bensinnya diganti... aku kasih yang spesial buat kamu aja yah...", "wah...beneran ini mbak?", "iyah... berapa totalnya sih bensinnya tadi?", "gak sampe seratus ribu... sekitar...aduh...", "kalo gitu sih impas.... sini..." Yusti menangkap penis tegak cowok itu, lalu dielus dan dikocoknya dengan asyik. "aduh...wah...", "kamu pernah gak sih dikocokin begini?", "eh...nggak...auh..", "duh kasian... umm..mm..", "wah..mbak itu...mh..." makin senang cowok itu kini karena Yusti malah mulai asyik mengulum penis tegak itu. Yusti makin sibuk saja dirumah itu.
Niswa dan Yopi tampaknya sudah selesai belanja. "dideket desa gini masih  ada ya minimarket...", "iya sekarang dimana mana aja ada... udah dapet semuanya?", "udah nih kak... yuk...", "tapi sekarang malah hujan diluar...", "masih jam segini kok udah hujan sih...", "ya gak tau lah..." memang tiba tiba diluar hujan menderu. "udah kemobil dulu deh..." segera mereka lari kemobil dan membawa barang barang pembeliannya dari mini market itu. mobil kemudian digas, Yopi mengendarai mobilnya, namun tak ke arah yang seharusnya. "kemana mas?", "kesana bentar... emang kamu mau ketempatnya yusti? nanti ngeseks juga disana", "eh males masihan aku..." ,"iya udah..." Yopi menjalankan mobilnya tak begitu jauh sampai disebuah tempat teduh agar mobil juga tak basah basah amat. "kita tunggu kak Yusti ngechat dulu nih?", "iya... paling dia udah mulai disana", "iih kak Yusti sukanya sama yang muda muda", "iya kebalikanmu... haha...", "eh apa sih kak... eh, kak Yopi sekali kali ikut cari mangsa dong", "ngapain... gak mau ah...", "loh harus mau...", "iya kalau ada bunga desa sih aku mau...haha...", "ya elah... mas Yopi kenal kak Yusti gimana ceritanya?", "panjang ceritanya, tapi kalau sambil nunggu hujan sih selesai, jadi..." Yopi bercerita kepada Niswa didalam mobil itu. Yusti memang masih baru mulai jadi mereka tak perlu terburu buru. Yusti kini sudah pergi kekamar mandi untuk membersihkan wajahnya, karena baru saja cowok pemilik rumah tadi klimaks. Setelah itu Yusti kembali menemui cowok tadi. "wah...mbak Yusti...", "hmm kenapa..." Yusti ternyata kembali sudah dalam keadaan telanjang. "kok...itu..", "biar kamu bisa liat dong... katanya belum pernah liat...", "hmm...iya sih..." senang saja remaja itu bisa melihat tubuh mulus milik Yusti, dilihatnya toket montok nan sintal itu, juga selangkangan bersih yang membuat nafsu bergelora. "haha... tuh punya kamu aja udah bediri lagi...", "eh...aduh..." baru sadar cowok itu penisnya tegak lagi. "sini sini.." Malu malu cowok itu mendekati Yusti yang masih berdiri. Lalu ia ditarik Yusti, di bawa kekamar. "eeh...mbak...", "enak dikamar... nanti ketahuan orang kamu yang susah...hihi..."Yusti kemudian tiduran dikasur duluan. "mm...mbak Yusti...", "hayo... sekarang kamu mau ngapain? masa udahan? sini..." Yusti sudah berpose cantik dikasur itu. remaja itu mencoba memberanikan diri, ia lepas juga pakaiannya, lalu ia ikut naik kekasur. "hmm...anu...", "kenapa sih kamu... deketan sini...cup..mmh...mmh...", "mmh..cup..hmmh..." Bingung sudah cowok itu, ia tiba tiba diajak bercumbu. "mmh...aahm... ah... ayo dibales dong... sambil belajar tau...mmh..." cowok itu menurut dan ikut menikmati cumbuan asik bersama Yusti. "mmh...cup...ah..mmh..", "aahm..mh... ngh...aah... tuh bisa...sini tangannya...", "wah....mbak Yusti...", "kamu pengen pegang ini pasti kan dari tadi... gih ayo pegang aja...", "wah...hmm..." senang cowok itu bisa memegang toket montok Yusti, dielus dan diremasnya kecil, kaget ia ternyata buah dada itu begitu kenyal dan menggoda. "aah..hmm.... tangan satunya kebawah sini...", "wah itu....", "aah... nih lubang kenikmatan nih... rasain dulu udah basah belum tuh...", "b...basah? belum mbak...", "kalau udah basah baru boleh...aahn... dimasukin situ punya kamu...", "ooh gitu ya...hmm..." remaja itu bisa belajar dengan Yusti, bagaimana merangsang tubuh perempuan. Diluar sudah hujan, Yusti dan cowok pemilik rumah itu tidak sadar sama sekali.  "aah..nngh...aah...hnn.." Yusti tak mau kalah ia kocok lagi penis remaja itu lagi. "aduh...mgh...", "awas kalau keluar lagi... tahan dulu...ngh...", "i...iya...mmh..." mereka sibuk merangsang kemaluan lawan mainnya. "mmh...aah...udah ah dek...", "eh... udah...", "iya... tuh udah basah..." Yusti memasukan jarinya sendiri ke memeknya, ternyata sudah agak basah.", "oh iya iya...", "iya iya doang... ayo masukin sini..." Yusti membuka lebar kedua pahanya, agar memeknya terlihat. masih bingung remaja itu mau langsung beraksi. tapi karena sudah ditunggu Yusti, tentu ia segera mendekat, ia pegangi penisnya, ia coba masukan di memek hangat Yusti."hmm...gini ya mbak...wah...", "iya gitu... terus masukin lagi...ah...aahn..", "mmh...uh.." Sleeb, makin didorong makin masuk, dan akhirnya keperjakaannya diberikan pada Yusti. Yusti pun bisa merasakan memeknya yang sudah sesak diisi penis tegak. "aahn... hebat... gerakin dong dek...ah..", "i...iya...mh...uuh..." mulai digerakan batang penisnya, maju mundur, makin lama makin enak, karena memang penisnya diselimuti dinding memek hangat yang tak berhenti memijit dan memberikan kenikmatan. Menggeliat remaja itu diatas tubuh mulus Yusti, sambil menggrayangi tubuh cewek itu, tak lupa ia nikmati waktunya ngeseks dengan cewek itu. "aah...ngh... kalo gini... habis ini kamu gak usah kerja... langsung nikah aja...aahn..", "wah...mmh... nikah sama...mbak Yusti...", "ya jangan... aku punya orang.aahn..." ,"ooh iya...hmm..", "tapi sekarang kamu bebas nih mau ngapain sama aku...aah...aahn..." meski hanya satu kali dalam hidupnya, pasti cowok pemilik rumah itu akan menggunakan waktunya bersama dengan yusti dengan sebaik baiknya.
"...eh ternyata gitu... hehe...", "nah kamu kok ikut kakak kamu?", "kan gini doang enak kak... bisa sambil jalan jalan...", "iya juga ya... udah reda nih... kita samperin Yusti yuk...", "gak nunggu dichat aja?", "udah jam segini... katanya mau foto foto disana itu?", "ooh iya... udah ayo kak..." Yopi pun mengendarai mobil kembali ketempat dimana Yusti sekarang sedang asyik ngeseks. Yusti mengajak cowok pemilik rumah itu menikmati posisi seks lain, tentu ia menurut dan menikmati. Kini mereka sedang asyik mencoba ngeseks doggy style, memek Yusti disodok dari belakang, "aah... gini ya mbak...ah...", "iya... aahn... hebat kamu dek...nnh...", "ooh... aduh tapi... aku..mh.." cowok itu menarik penisnya dari memek hangat Yusti. "kenapa dek...wah.." Croot croot, cowok itu sudah klimaks, ia semburkan sperma diatas tubuh Yusti. "uuh...mmh..maaf mbak...", "mmh...kamu... pinter...hehe", "tapi itu...", "kamu dah pinter tuh gak keluar didalem, tau bener, kalau gitu, udah lulus deh tes ngeseks nya...hehe...", "ooh iya mbak...haha..." Yusti kemudian pergi kekamar mandi, ia mandi sebentar. cowok pemilik rumah tadi membersihkan kamarnya, lalu berpakaian. baru ia kemudian mendengar suara mobil didepan. Tentu ia pergi kedepan. "misi mas... ini uangnya...", "eh gak usah mas... udah di..bayar mbak Yusti", "wah? emang bawa duit dia?", "iya tadi...udah kok...", "ooh iya... mana sekarang dia?", "masih dikamar mandi...", "hmm... eh kenalin mas, ini Niswa", "oh iya, wah..." Cowok pemilik rumah itu jadi kepikiran, kalau mungkin ia ngeseks dengan NIswa bisa bisa ia tidak menahan diri karena Niswa lebih muda dan sangat menggoda. Yopi mengajak pemilik rumah itu ngobrol didepan saja. Yusti setelah mandi pergi kekamar untuk ganti baju. Disana tak lupa Yusti beraksi lagi mencari sesuatu. Yusti dapat beberapa uang saja dikamar itu. Setelah berpakaian, Yusti pun ikut kedepan. "eh Yusti... habis ngapain?", "habis mandilah...", "lah...dingin dingin mandi...", "biarin... udah ayo..." Yopi dan Niswa pergi kemobil duluan. "m...mbak Yusti...", "daah...cup... makasih ya...", "eh...hehe...iya mbak Yusti..." Yusti kemudian segera masuk kemobil. Lalu mobil segera tancap gas. Cowok pemilik rumah itu kemudian lonjak lonjak saking senangnya habis ngeseks. Ia belum mengecek kamarnya lagi, karena disana uang uangnya ludes. Yopi masih terus mengawal Yusti dan Niswa mencari penghasilan dengan cepat.


No comments:

Post a Comment