Saturday

Cerita Seks: Kostan Bebas Seks Part 3

Santo hari itu akhirnya bisa pergi kelantai dua, ia berusaha menahan daya tarik cewek cewek dilantai satu itu. "huh akhirnya... eh...wah...", "pak Santo... haduh kok baru muncul sih...", "hehe... maaf Jani... itu ngurusin cewek cewek dibawah kemarin...", "hmm... itu loh pak, sini deh ikut..." Santo bertemu Jani, seorang cewek yang bisa dibilang cukup lama di kostan santo itu. Santo bahkan sampai pernah ingin menikahi Jani saja, karena meski usianya hampir kepala 30, tapi cewek itu masih tampil awet muda. "kenapa kenapa... ooh ini...", "tolong benerin dong pak... ya pak..." Santo disuruh memperbaiki keran air yang sudah mulai bocor itu, "hmm iya iya...", "makasih pak Santo... cup...hehe..." Jani sempat sempatnya mencium Santo. Santo kini sibuk sendiri, membenarkan keran air didepan kamar mandi itu. Jani memperhatikan Santo saja dari sebelahnya, sambil merunduk dan membiarkan toket besarnya menggantung didalam kaos. "itu dikamar mandi siapa?", "si Tanti itu pak... kalau dikamar mandi pasti lamaaaa banget...", "terus terus..." Santo berhenti sejenak, ia mendengarkan Jani sebentar sambil memandangi isi kaos Jani itu. "mana kadang kalau airnya habis, lupa lupa ngisi...", "ckck... kamu bilangin dong dia...", "udah pak... tapi... uuh pak Santo..." Jani senyam senyum ketika tau pak Santo melihati toket besar cewek itu.
"hehe... kamu sih..", "kok aku disalahin..." tiba tiba Tanti keluar dari kamar mandi, "berisik ah Jani... kedengeran tau dari dalem...", "hee... bisa denger juga ternyata ya...", "eh...elu kira gue budek gitu..." Santo geleng geleng keheranan, dilantai satu cewek ceweknya kalem dan juga rukun, eh diatas berisik dan suka ribut, mungkin karena memang warga lantai dua itu banyak pikiran juga dari kerjaan mereka."eeh situ sadar sendiri tuh...haha...", "elu tuh yang budek... eh pak Santo..." Tanti tadi memasang wajah marah marah, sempat sempatnya ia memberi senyum manis pada Santo. "udah sana hus hus..." Tanti kemudian pergi kekamarnya sendiri. Santo tak lama sudah memperbaiki keran air sampai tidak bocor bocor sendiri. "udah nih Jani...", "yeey makasih pak Santo... hehe... pak Santo mau nagih uang kost ya naik kesini?", "eh... itu sebenernya...", "iya udah yuk kekamar ku aja pak..." Jani kemudian menangkap tangan Santo dan menarik pria itu kearah kamar Jani. Sebelum sampai kamar, tampak seorang cewek muncul dari kamar sebelah, "eh ada pak Santo...", "eh, iya Kaila..." Kaila tampak sudah berpakaian dengan modisnya. "mau kemana? cari om om?", "eeeh mulut kek ember ya... urusanku lah mau kemana aja..." Kaila kemudian lewat saja hendak pergi keluar, "ckck dasar.. eh maaf pak Santo... hehe..." Jani baru membuka pintu kamar, lalu ia ajak masuk Santo.
"huff.. eh Jani...", "kenapa pak Santo...hmmh... tadi kan pengen liat..." Jani tiba tiba sudah melepas kaosnya itu agar toket besarnya bisa langsung dilihat pak Santo. "hehe... iya sih...", "nah itu... tapi gak enak kalau dilihatin aja pak...", "iya bener juga...eh..." Jani menarik tangan Santo, ia suruh pria itu agar segera menangkap toket besar cewek itu. "udah pak...nah..mmh..." Santo pun dengan senang hati menangkap toket besar Jani, di elus elusnya sebentar, lalu sudah mulai saja ia remas remas dengan enak. "Jani...boleh kan...", "iya pak... ah... aku juga belum sempet keluarin tadi..." Santo memang tidak salah untuk pernah memfavoritkan Jani, karena memang toket besar Jani itu bisa memproduksi susu. Tentu Santo mulutnya sudah sibuk menempel diputing menonjol milik Jani itu, diemut dan dikenyotnya dulu, lalu baru ia sedot sedot, sampai air susu keluar, Santo baru menghilangkan dahaganya dengan minum susu segar. "mmh...sluurp...aah...mm...", "hehe... asyik deh kalau pak Santo yang bantuin... habisin deh pak...ah...", "hehe iya..umm... sluurp...mmh...", "pak Santo tiduran aja sini..nah..." Jani duduk dikasurnya, Santo tinggal tiduran saja dipangkuan cewek itu, ia tinggal menggunakan mulutnya itu untuk menghisap hisap puting kenyal milik Jani yang menggantung itu, Santo sekejap sudah lupa dengan cewek cewek dilantai satu, ia senang kembali menikmati tubuh Jani. "mmh...sluurp..aah..", "pak Santo... aku sebenernya masih gak ada uang...", "mmh..sluurp..mm... iya udah gak papa nanti aja kalau ada ya..." ,"hmm... takutnya nanti malah gak kekumpul terus uangnya pak...", "mmh..sluurp..aah... udah tenang aja, kalau udah ada aja kamu bilang ya...", "hehe iya pak Santo... ini yang kiri juga pak...", "hehe..um...sssp..mm..sluurp..." Jani menyempatkan diri mengikat rambutnya, agar tak mengganggu kegiatan nikmat dikamar itu. Pak Santo terus menikmati susu segar langsung dari buah dada besar milik Jani itu, ia biarkan saja penisnya tegak dicelana, dan tampak Jani sadar akan hal itu. "duh kasian itu pak... nah..wah...hehe..." Jani membuka celana  Santo, ditangkapnya penis tegak milik pria itu, dielus elusnya dengan enak. "mmh...sluurp...aah.. wah..", "udah pak santo minum dulu aja... ini biar jani urus ya..." Santo menang banyak, sambil nyusu paling enak bila batang kemaluannya dielus elus juga. "mmh..sluurp..aah... Jani... sebentar...", "kenapa pak Santo? udah kenyang minum susunya?", "enggak ini..." Santo bangkit dan duduk untuk mengocok penisnya. "ooh bilang dong pak..ummh..mmh.." Jani tiba tiba mendekatkan kepalanya dan melumat batang penis Santo masuk kedalam mulut cewek itu. "eh Jani nanti... auh..." Croot croot, Santo klimaks dan menyemburkan sperma, masuk dalam mulut Jani, cewek itu langsung meminum semuanya. "mmh..mmh..gleeg...aah..mm... hehe... kan aku juga pengen minum punya pak Santo...", "uuh... iya iya... " jani kemudian melepas semua pakaian yang tersisa ditubuhnya itu. "udah ah ayo pak Santo... udah lama gak begini kan...", "belum juga seminggu kan aku..", "sst udah ah... sini..." Jani berpose menggoda dikasur itu, sambil tangannya menengadah minta segera dientot saja. Santo pun kemudian segera melepas pakaiannya. Ia kemudian mulai saja mendekat, ia sentuh dengan lembut tubuh mulus Jani itu. "hehe... udah Jani mau aja udah jadi istriku ya...", "hmm gak mau...", "kok gak mau lagi sih...", "udah ayo main dulu... buktiin cinta pak santo...hihi...", "hehe iya iya... bentar ya cantik...ummh..mmh..." Santo menyempatkan diri memanjakan memek Jani, ia jilati dulu memek cewek bahenol itu, "aah...mmh..ngh.." Jani menggeliat keenakan saat memeknya dijilati Santo. "mmh..mmh...aah... hehe, lagi gak nih?", "udah ah pak... langsung masukin aja...", "hehe iya iya...mmh..uh..." Santo pun bangkit, ia pegang dua paha mulus Jani, ia buka rentangkan agar memek Jani bisa terlihat, lalu Santo mulai memasang batang tegaknya itu, ia celup celupkan dulu dibibir vagina Jani, lalu sekali hentakan, Sleeb, "aaaaahn...yess... uuh" Jani pun senang memeknya sudah dipenuhi oleh penis tegak pak Santo. "nngh...oh... hebat... mmh..." Santo merasakan dulu penisnya yang sibuk memahami lagi betapa enaknya memek jani itu. "aah...ngh... pak Santo... sini..." Santo kemudian merapat diatas tubuh Jani itu. "hehe iya sayang...mh...uh..." Santo mulai menggerakan batang tegaknya itu maju mundur untuk memuaskan keinginan Jani. "ah...aah..mmh... ini...pak..." Jani menekan toket besarnya ketengah, seraya minta agar toketnya diurus lagi, "ooh iya iya... umm..mh... sluurp... mhh" Santo kembali mengecup dan menyedot puting susu Jani itu. "aah..ngh...asyik deh...uh...aahn..." Jani mendesah keenakan saat toket besarnya diperah oleh Santo, juga memeknya mulai ditusuk tusuk penis tegak milik Santo itu. Santo senang ia bisa segera kelantai dua itu untuk bisa ngeseks lagi dengan Jani.
Sedang asyik asyiknya ngeseks didalam kamar, ternyata diluar ada si Tanti ternyata ngintip dari jendela, "aah...aah...nngh... lagi pak...yeah..." Tanti bisa mendengar dari luar betapa asyiknya Jani sedang ngentot dengan Santo. Tanti bahkan juga sibuk menggunakan jarinya sendiri untuk menggesek memeknya, padahal bila mau ia bisa masuk dari pintu kamar yang tak dikunci itu, dan ikutan ngeseks, tapi memang ia gengsi dengan Jani. Santo memang tidak tau kalau ada Tanti diluar, karena pria itu sedang sibuk menikmati tubuh Jani itu. Santo kenyang sebenarnya, tapi ia terus saja meminum susu dari puting kenyal Jani itu. Santo juga tak berhenti menumpuk memek Jani yang hangat, "ngh..mmh...sluurp..aah... Jani...mm... sluurp..mm.. cup.." Santo mengumpulkan susu dimulutnya, lalu ia berpindah mencium Jani untuk berbagi susu. "mmh...ngh..mm... aah... emang enak ya susuku pak...nngh..", "iya... hebat memang kamu...uuh..ngh..." Santo sempat menarik penisnya keluar sebentar, ia posisikan tubuh Jani menghadap kekiri, lalu Santo memutuskan untuk mengambil posisi dibelakang cewek itu, lalu ia kembali menusukan batang penisnya kememek hangat Jani. "wah asyik...aah...ngh..." Santo sambil memeluk Jani dari belakang, ia tubrukan batang penisnya itu terus. Tanti tentu dari luar bisa melihat jelas bagaimana penis pak Santo melaju indah maju mundur memuaskan memek Jani itu. "hehe hebat kan...uh..", "iya hebat..ah...aahn ngh..." Jani sempat klimaks, cairan kewanitaan muncrat dari memeknya, meski tidak keluar banyak. "wah udah ya Jani...hehe...", "iya... tapi kan pak Santo..ah..aahn..." Santo juga ingin klimaks, jadi ia putuskan menggenjot memek Jani dengan kekuatan penuh, penis pria itu melaju maju mundur dengan cepat, terlihat begitu hebat sampai cairan kewanitaan Jani muncrat muncrat keluar. Tanti yang sedari tadi ngintip itu bahkan juga klimaks dan puas masturbasi. Tanti memutuskan pergi saja duluan, ia harus mengurus memek basahnya. Santo yang didalam kamar itu tak lama kemudian menarik penisnya keluar, lalu Croot crooot ia semburkan sperma di bokong montok Jani. "uuh..mmh... Jani...", "aah..ngh... hebat pak Santo...", "gimana... mau jadi istriku..", "hnnh... gak mau.." ,"kok gak mau lagi...", "aku masih kurang puas soalnya...", "haduh gimana kamu ini..", "hehe... bentar pak..ngh..." Jani keluar kamar, ia ingin membersihkan tubuhnya sebentar. "oii.. siapa didalem", "bentar ih..", "buset kekamar mandi lagi... ngapain sih tanti..", "terserah gue..." tak lama Tanti pun keluar dari kamar mandi, ia lihat Jani masih telanjang bulat. "ssh minggir..." Jani kemudian pergi masuk kekamar mandi. tak lama muncul Santo dari kamar Jani, yang sudah memakai celana namun belum pakai baju. "sst... pak Santo..." Tanti berlarian menemui Santo. "Kenapa Tanti...mh..", "sst... udah ayo kekamar ku...", "eh... tunggu..." Santo belum masih memegang bajunya belum dipakai, ia sudah ditarik kekamar Tanti. Tak lama kemudian Jani keluar dari kamar mandi, lalu menuju kamarnya. "pak SAnto.... kemana.. huuh aku ditinggal..." Tanti mengintip pergerakan Jani. Jani tampak terburu buru berpakaian, lalu pergi kebawah, dikiranya Santo pergi kebawah atau keluar. "nah... hehe...", "kenapa Tanti...", "gak papa pak... udah sekarang main sama Tanti ya..." Tanti bergegas melepas pakaiannya, Santo geleng geleng keheranan, ia tidak diberi waktu istirahat, sudah diajak ngeseks cewek lain lagi.

No comments:

Post a Comment