Wednesday

Cerita Seks: Kostan Bebas Seks Part 2

"mmh...uuh... ah... wawan...", "eh...pagi Muna...", "iya... mmh... aku tidur dari jam berapa kemarin...", "hehe... kamu tidur dari semalem itu... masa lupa...", "ooh iya...hmm..." pagi itu Muna bangun tidur, masih ditemani Wawan yang kemarin sudah ijin dengan Santo si pemilik kost itu. Bangun bangun Muna sudah telanjang bulat saja, begitu juga si wawan. Muni bahkan mulai merasakan  ternyata memeknya terasa sesak karena sedang disusupi penis tegak milik Wawan. "hehe...uuh..ngh... kalau gak aku giniin, kamu pasti belum bangun juga...", "hmm...iya...aahn..ngh..." Muni mulai merasakan rangsangan rangsangan yang sebenarnya sudah sedari tadi diberikan Wawan. Wawan juga sebenarnya sudah sejak malam hari menyetubuhi Muna  yang tertidur pulas. Wawan memang sudah memberikan minuman berisi obat tidur dan obat penenang pada Muna, jadi cewek itu tidur begitu pulas dan tak terbangun saat digenjot sampai pagi. Wawan juga tak tanggung tanggung pakai obat kuat juga, memang ia sudah benar benar puas menyetubuhi Muna.
"uuh..nngh...mmh...aah...nah... hehe..." Wawan menyempatkan diri menggenjot memek Muna Dengan sepenuh tenaga, setelah itu baru ia cabut penisnya dari lubang kenikmatan. "nngh...uuh... tugasnya kemarin...", "udah selesai kok...", "ooh iya udah...", "nanti biar aku deh yang ngumpulin kekampus, kamu gak usah repot...", "ooh iya...wah..." Muna melihat Tisu dimana mana, memang tisu tisu itu menyimpan sperma sperma yang sudah dibuang oleh Wawan. Wawan tampak segera saja berpakaian, juga mengemasi barangnnya. "maaf ya Muna... gara gara aku jadi berantakan...", "hmm gak papa kok Wawan... kamu udah mau balik?" Wawan menyempatkan diri membersihkan tisu tisu itu dulu. "iya... aku balik dulu ya... makasih banyak Muna...", "sama sama Wawan..." Wawan pun pergi pulang setelah puas menikmati tubuh Muna semalaman.
"Pagi Gebi...", "iya Muna... tumben baru bangun jam segini...", "gak tau tidurku lama dari semalem..." Muna maunya kekamar mandi, cewek itu bahkan masih telanjang, handuknya dikalungkan saja dileher.Muna memutuskan berbincang dulu dengan Gebi yang ada didepan kamarnya itu. "ooh... biasanya malah aku yang baru bangun jam segini...haha...", "hehe iya... itu siapa dikamar mandi?", "siapa ya? si Anya kali...", Muna pergi kedepan kamar mandi, Gebi tampak masuk kekamarnya. "Anya...", "iya... kenapa Muna...", "masih lama enggak...", "aku baru masuk ini...", "oooh iya udah..." Ternyata Anya baru masuk kekamar mandi, Muna tidak pergi, ia malah menunggu saja berdiri masih telanjang didepan kamar mandi itu. "wah... pagi Muna...", "iya pak Santo..." Santo tiba tiba saja muncul, jelas Santo tak kelantai dua lagi gegara melihat Muna yang telanjang itu tubuhnya pagi pagi bikin merangsang. "nunggu siapa lagi ini Muna?", "itu si Anya pak lagi mandi", "ooh...hehe..wah... badan kamu kenapa Muna?" Santo malah tiba tiba sudah sibuk mengelus tubuh mulus Muna itu. "kenapa emangnya pak?", "ini kok merah merah..." memang bekas tubuh muna disetubuhi Wawan semalam. "gak tau ini pak...", "ini yang sini merah juga..." Santo malah menarik mundur pinggul Muna itu, cewek itu jadi agak nugging, Santo sibuk mengelus selangkangan Muna, juga bibir vagina muna yang memerah itu. "nanti biar Muna liatin dikamar mandi pak", "hmm iya iya...eh bentar ya Muna..." ,"kenapa pak..." Santo malah bergegas membuka resleting celananya, ia keluarkan penisnya itu. segera saja ia dorong masuk kememek Muna yang masih nungging itu. "uuh...nah...hehe... aku temenin kamu nunggu Anya deh... tapi sambil begini ya...", "nngh...aah...iya pak..uh..." Muna bersandar ditembok, sambil cewek itu pagi pagi merasakan lagi memeknya disodok penis tegak. Kostan Santo memang luar biasa bebas, apalagi pemiliknya itu, mau ngeseks didepan kamar mandi pun tidak ada yang mengganggu.  "uuh..mh...oh.." Santo tidak menahan diri, ia sodok penisnya dengan cepat, sleeb sleeb sleeb, karena memang tampaknya memek Muna sudah cukup longgar karena tadi habis digenjot wawan dan masih bersedia untuk disodok penis. Santo terus menyodok memek Muna itu sampai terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. "uuh...aah...nngh... udah Anya?", "udah kok Muna...", "ooh iya udah... aku kekamar mandi dulu ya pak Santo..." Santo sudah sibuk menyimpan penisnya kembali kecelana, "hehe iya Muna..." Muna pun akhirnya bisa pergi mandi. "pagi pak Santo", "iya Anya... kamu udah lihat Arvi belum?", "belum pak, masih tidur mungkin...", "ooh iya udah biar aku bangunin...hehe..." Anya pergi kekamarnya sendiri, Santo bergegas pergi kekamar Arvi. Santo sebelum membangunkan Arvi, ia sempatkan dulu menyetubuhi cewek tukang tidur itu.
Setelah mandi, Muna pergi kekamarnya. ia segera berpakaian, ia pakai celana pendeknya, juga tanktopnya. Setelah itu Muna sibuk membersihkan kamarnya itu. "Muna... gak kekampus?", "nanti sore kok, kamu mau kekampus ya Gebi?", "iya, aku berangkat dulu ya..." tampak gebi menyempatkan diri menengok Muna sebelum berangkat. Muna setelah selesai bersih bersih, ia memutuskan keluar dulu untuk makan. "eh Anya... mau beli makan juga...", "iya... yuk Muna..." Muna ditemani Anya untuk pergi sarapan. mereka tak perlu jauh jauh pergi, mereka makan disalah satu warung terdekat. "wah eneng eneng cantik... mau makan apa nih..." tentu pemilik warung menyambut baik cewek cewek langganannya itu. Setelah memesan, Muna dan Anya memutuskan makan langsung saja diwarung itu. "...iya kalau aku pasti makan diwarung...", "ooh... kalau aku biasanya makan dikamar..." Anya dan Muna sempat ngobrol juga sambil makan. Pemilik Warung itu tampak sibuk melamun, sambil memandangi Muna dan Anya itu. "Bang, tehnya udah jadi?" ,"eh iya lupa neng...hehe..." segera ia siapkan teh untuk Anya. "makasih bang...", "iya... Muna gak beli minum juga?", "enggak deh bang, air putih aja...", "ooh hehe...hmm..." Abang pemilik warung itu malah masih saja berdiri didekat dua cewek itu, ia sibuk melihat isi tanktop mereka, gunung kembar yang begitu menggoda memang sangat indah untuk dilihat dipagi hari. tampak Muna selesai makan duluan, "bang, berapa?", "eh... sembilan rebu aja neng", "ini bang... makasih...", "iya neng...", "anya... aku balik dulu ya..", "ooh iya Muna..." Muna tampak kembali lagi kekostan. "hehe... eneng makannya banyak ya...", "masa sih bang?' ,"iya... apa masih mau nambah lagi?", "boleh deh bang...", "hehe.. bentar ya..." Anya yang selera makannya tinggi itu malah nambah lagi. Setelah makan pun ia jadi males gerak, jadinya ia duduk dulu menemani abang pemilik warung itu. Sampai dikamar kostnya, Muna merasa sedikit capek, ia jadinya malah tidur lagi.
Muna baru bangun siang hari, ia bangun, baru merasakan badannya cukup nyaman lagi. Muna kemudian mengambil handphonenya, ternyata ada pesan chat dari Wawan. "tugasnya udah aku kumpulin muna", "ooh iya makasih Wawan...", "kamu nanti sore mau aku jemput buat pergi kuliah?", "gak usah biar aku ngojek aja...", "ooh iya udah..." Muna kemudian menaruh handphonenya, ia siapkan dulu buku buku untuk dibawa kuliah sore nanti. "Muna...", "eh, iya Gebi..." Gebi tampak sudah pulang dari kuliah, ia mampir kekamar Muna. "ngapain kamu?", "ini siapin buku buat kuliah nanti sore...", "ooh gitu... hmm aku disini dulu gak papa kan Muna?", "ooh gak papa kok..." Muna sempat ngobrol sebentar dengan Gebi. Meski mereka kuliah dijurusan berbeda, mereka bisa membahas beberapa isu isu lain dikampusnya itu. "...beneran emang mau dibangun lagi gedungnya?", "iya beneran...  emang kaya ya kampus kita...", "hmm iya bener...", "Muna apa gak berangkat sekarang aja? kalau nanti hujan loh...", "hmm iya juga ya... iya udah deh..", "dah aku kekamar ku sendiri deh" Gebi tampak pergi kekamarnya sendiri. Muna pun mengikuti nasihat Gebi, ia ambil tasnya, ia keluar lalu menutup kamarnya itu, "Eh Muna... mau Kuliah.." ,"iya, Anya baru balik dari warung?", "iya... tadi aku makan banyak... terus main bentar diwarung itu...", "ooh gitu.." Anya tampak baru datang dan pergi kekamarnya sendiri, Anya memang sempat ngobrol asyik dengan pemilik warung, saat sepi bahkan cewek itu menyempatkan diri memuaskan nafsu abang pemilik warung itu. Muna segera memesan ojek online, yang tak lama sudah hinggap didepan gerbang kostan Muna. "Permisi... mbak Muna ya...", "iya bener mas...", "wah...iya udah mari mbak..." ojek itu tampak kagum dengan kecantikan Muna, tak pakai make up tapi tampil seperti model saja. Segera saja Muna diantar menuju kekampusnya. "... bisa masuk kekampus sekalian gak mas?", "ooh bisa bisa... semester berapa mbak?", "ooh aku semester 4 mas..." Ojek online itu pun mengantar Muna sampai kedepan gedung perkuliahannya. "udah sampe mbak...", "ooh iya, makasih ya mas...", "sama sama mbak..." Ojek online itu bukannya pergi, malah parkir didekat gedung perkuliahan itu. Ia lihati saja Muna yang berjalan kedalam gedung perkuliahan itu, ia geleng geleng saja, ia pikir pasti enak punya pacar cewek cantik seperti Muna. Ojek itu menunggu setengah jam lamanya, sambil melihat lihat cewek cewek cantik yang berkeliaran dikampus itu. kemudian ia berfikir untuk pergi saja karena tidak ada orderan. Namun ia melihat Muna muncul lagi dan berjalan menjauh dari gedung perkuliahan. Mengikuti inisiatifnya, ojek online itu pun bergegas mendekati Muna. "mbak... gak jadi kuliah?", "hmm iya mas, dosennya gak masuk katanya...", 'ooh... iya udah mari aku anter pulang lagi aja", "ooh gitu ya  mas, bentar order lagi...", " aduh gak usah... kan tadi udah...", "hmm iya udah mas..." Senang senang saja Ojek online itu mengantar Muna kembali, meski tidak bayar. "...ooh namanya mas Anwar...", "iya... aduh mulai hujan ini mbak Muna...", "hmm iya itu mas...", "tapi udah mau sampe ini... lanjut aja yak..." Ojek Online itu ternyata bernama Anwar, dan ia memutuskan mengantar Muna sampai kostan meski hujan gerimis mulai turun. Alhasil, sampai dikostan Muna, Anwar tampak lebih basah jaketnya dari pada Muna, karena memang arah hujan dari depan saat ia menyetir tadi. "mas Anwar... masuk dulu aja mas... kan masih hujan..", "aduh jangan mbak, udah saya tunggu didepan sini aja..." Muna tiba tiba masuk pergi kekostannya itu, Anwar sedikit kecewa karena tidak ditawari lagi, karena bila ditawari masuk sekali lagi pasti ia iyakan saja. Namun ternyata Muna muncul lagi, kini bersama pak Santo. "ini pak orangnya", "ooh ini ya... masuk aja mas gak papa..." Anwar kaget juga malah ia diperbolehkan masuk, "bener ini pak?", "iya... eh bentar... Muna kamu masuk aja dulu.. aku mau ngobrol sebentar ini..." Muna tampak pergi duluan kedalam kostan. "ehm.. pak...", "sst udah udah mana..." makin bingung saja Anwar, malah Santo menjulurkan tangannya meminta sesuatu. "ehm... maksudnya pak..", "uang uang... udah mana...", "hah? hmm... ini pak..." Anwar merogoh sakunya, ia berikan uang pada Santo. "ck... tapi gak papa lah... namanya juga ojek ya mas ya", "eh...iya pak...", "iya udah ayo masuk.." Santo mengantar Anwar masuk kedalam. "ehmm... ini...", "itu kamarnya Muna.. ayo sana udah ditunggu itu", "ooh iya pak..." Anwar pun menurut dan pergi kekamar Muna. "pak Santo..." Santo hendak naik kelantai dua, lagi lagi ada yang menghentikannya. "iya Anya... ada apa?", "hmm itu pak... anu...", "wah wah... mau bikin video lagi?", "iya pak, pak Santo mau bantu Anya?", "hehe... iya iya udah ayo...", "disini aja pak...", "hah? disini?", "iya Anya mau hujan hujan gitu...", "walah... ada ada aja kamu... iya udah ayo..." Santo geleng geleng keheranan lagi, atas kemauan aneh dari Anya itu. Memang Kostan Santo itu berbentu persegi panjang, ditengahnya tidak ada atap jadi hujan bisa masuk. Santo berharap ia tidak masuk angin setelah ngeseks sambil hujan hujan dengan Anya itu.
"eh...maaf mbak Muna..." Anwar saat masuk kekamar Muna, kaget melihat Muna sudah telanjang  bulat. "maaf kenapa mas..." Muna dengan santai menjawab, sambil sibuk mengelap tubuh basahnya itu. "eh...gak papa sih..." Anwar seperti tak percaya ia bisa melihat tubuh mulus Muna sepenuhnya. "mas Anwar pakaiannya basah semua itu... gak dilepas dulu?", "oh iya iya..." Anwar baru mengerti, kenapa ia tadi dimintai uang oleh pemilik kostan itu, karena memang Anwar akan mendapat hal yang sangat membahagiakan saat ada dikamar Muna. Anwar pun segera melepas semua pakaiannya itu. "ini mas pake handukku aja..." Muna dengan manisnya memberikan handuk pada Anwar, "oh iya...hmm.." Anwar mengelap tangan dan kakinya yang basah. Muna kemudian dengan santai tiduran dikasur, sambil sibuk dengan handphonenya itu. "aah...aah...nngh..." Anwar kaget mendengar suara desahan dari luar, tentu ia tengok keluar kamar Muna itu. Anwar geleng geleng keheranan, dilihatnya pemilik kost tadi ternyata sedang sibuk ngeseks dengan seorang cewek sambil hujan hujan, Anwar juga melihat ada laptop yang ada didepan salah satu kamar, entah ia tidak tau apa maksud dari aksi orang orang ngeseks sambil hujan hujan itu. "Kenapa mas Anwar?", "eh... enggak itu... wah..." Muna ikutan menengok keluar lewat jendela, cewek itu bahkan menempelkan tubuhnya dibelakang Anwar, toket montoknya menempel pada ojek online itu. "ooh pak Santo hujan hujanan sama Anya...", "hmm... itu pemilik kost ini kan?", "iya bener mas...", "hmm pantesan..." Anwar faham benar, pasti santo itu bisa puas setiap hari ngeseks sana sini semaunya. Muna kembali kekasur, Anwar kini memutuskan untuk mendekati cewek itu saja, ia sudahi saja melihat keluar. "mas Anwar gak dingin?", "eh, enggak kok, lah kamu gak pakai baju lagi?", "masih pengen gini mas..." Anwar geleng geleng keheranan lagi, ada aja cewek yang suka telanjang dikamarnya. Anwar kemudian menghela nafas panjang, lalu ia mulai memberanikan dirinya itu. "mbak Muna...", "iya kenapa mas?" Muna bangkit dari tidurnya, "hm...anu..mmh.." Anwar memeluk Muna, "hmm... biar anget kita pelukan aja nih mas?", "eh...iya bener...", "ooh... sambil tiduran aja yuk mas...", "iya iya bener...wah..." Anwar pun mengajak Muna tiduran, masih ia peluk nikmat cewek itu. "untung ada mas Anwar, jadi gak kedinginan aku...", "hehe iya bener...hmm..wah..." Anwar pun tak membiarkan tubuh Muna diam saja, tangannya dari belakang muna itu memegang bokong montok cewek itu, diremas remasnya dengan enak, Anwar juga tak lupa menyelipkan penisnya, ia gesekan juga diselangkangan Muna itu. "mmh..aah...ngh...", "muna...  udah lama kost disini?", "dari awal kuliah mas...aah..mh..." Anwar kini tangannya berpindah untuk meremas toket montok Muna itu juga. "ooh... mahal gak kost disini?" ,"ah... gak mahal mas... malah kadang...nngh... digratisin bayar bulanannya...", "wah enak dong ya...", "iya...aah..ngh..aaahn..." Anwar kini tampak tak sabar lagi, ia posisikan penisnya agar bisa masuk kememek hangat Muna, ia dorong dorong saja, sampai akhirnya masuk, sleeb, Anwar pun bisa ngeseks dengan Muna dikamar itu.
"aahn...aah...aah...", "mmh...uuh...aduh... mending dari belakang aja Anya...", "aah... iya pak Santo... " Diluar kamar Muna, tampak sibuk Anya dan Santo mencari posisi pas saat ngeseks sambil hujan hujanan itu. suara desahan Anya mengalahkan suara gemericik hujan yang makin deras itu. Sedang suara desahan Muna teredam kamar dan juga suara dari luar. "aah...aah..ngh..mh...", "mmh...mbak Muna.. udah anget kan ya..", "iya... mas... gak kerasa dingin..aahn..." memang malah kepanasan Muna jadinya, memeknya sibuk disodok penis tegak milik Anwar, tubuh mulus Muna juga terus digrayangi tangan nakal milik Anwar itu. "hehe..mmh..cup..mh..", "mmh..mmh..cup..mmgh..." Muna diajak berciuman, cewek itu pun membalas, Anwar sampai bingung ternyata dari hanya sekedar ciuman ia bisa juga beradu lidah dan mengadu air liur diantara dua mulut mereka. Anwar senang ia bisa bercumbu dengan Muna itu.Toket montok Muna menempel terus didada ANwar, tergencet dan bergoyang juga. "mmh..aah... hebat..ngh...", "aah... hebat gimana mas..", "iya..ngh... kalau hujan .. emang enaknya... begini.." ,"ooh...iya mas..aah...nngh...aahn..." Anwar merasakan memek Muna menyemburkan cairan kewanitaan dari dalam, Anwar sampai harus mencabut penisnya keluar. "wah...hebat...hmm...", "aah..aah...ngh..uh..." Anwar tidak menusuk memek Muna lagi, ia biarkan cewek itu menghela nafas. Tapi muna malah tangannya memegang penis tegak Anwar, dan dikocok juga dielus, tanpa sadar cewek itu mengurus batang tegak Anwar. Anwar geleng geleng keenakan, ia pastikan ia mau jadi ojek pribadi Muna. "mbak muna...auh.." Croot croot, Anwar klimaks, ia semburkan spermanya, yang jatuh ditubuh mulus Muna. "ngh...mas... hmm... anget ya ini..." Muna malah meratakan sperma itu ditubuhnya. "mmh..uuh... iya... mbak Muna mau lagi?", "iya mas... biar anget...", "hehe iya iya bentar..mmh..." Anwar bersiap ngentot lagi dengan Muna itu, sampai hujan berhenti, atau sampai ia puas. Pak Santo dan Anya tampaknya sudah tidak hujan hujanan lagi, karena pasti mereka kedinginan, dan memutuskan lanjut ngeseks didalam kamar saja sambil menghangatkan badan. Kost kostan milik pak Santo itu tiap hari pasti ada saja cewek yang ngeseks disana.

3 comments:

  1. Menunggu Ella Part 2 nih. Mana?

    ReplyDelete
  2. cewe yang disuruh belajar menyusui oleh ibunya

    ReplyDelete
  3. Part kost bagian atas belom

    ReplyDelete