Thursday

Cerita seks: Tetangga Montok minta dientot

Siang itu Alfan baru pulang dari kuliah. Mahasiswa 22 tahun itu yang memilih jurusan teknik itu punya tampang yang cukup tampan, tak hayal dikampus sering digodain ayam kampus, tapi entah kenapa dia memilih fokus kuliah. Saat sampai dirumahnya, seperti biasa tetangganya selalu menyapa, “Hai fan…tumben baru pulang?”, “Eh Gista, iya nih, tadi kumpul organisasi”. Tetangga Alfan itu adalah cewek montok yang bernama Gista, umur mereka tidak berbeda jauh, Gista lebih muda 2 tahun saja . Gista memang sudah tetangga dekat, jadi mereka sudah tidak ada segan diantara mereka. Saat Alfan berdiri didepan pintu rumahnya, ia baru sadar kalau keluarganya sedang keluar kesaudaranya, terpaksa ia tidak bisa masuk rumah karena tidak membawa kunci. “Fan, kok gak masuk?”, “Dikunci, pada keluar semua nih, aku lupa keluargaku kan lagi keluar”, “Sini mampir kerumahku aja fan, udah lama kamu gak kerumahku”, “Iya deh, sore gini kok panas ya”. Alfan kemudian menghampiri tetangganya itu, Alfan melihat Gista yang memakai tanktop itu tampak menawan, apa lagi saat itu ia tersenyum manis memandangi Alfan.

“Masuk yuk fan”, “iya…kok rumahmu sepi gis?”, “iya, kan mereka ikut keluargamu tadi”, “hmm, kamu kok gak ikut?”, “tadi pagi aku kerja, ya terpaksa gak ikut”. Alfan baru ingat tetangganya yang cantik itu bekerja disebuah rumah makan. Alfan dan Gista kemudian masuk kerumah itu, dan menuju ruang tengah. “Bentar fan, aku ambilin minum”, “waduh jadi ngerepotin gis”, “duh gapapa, jarang jarang kamu kesini kalo gak lebaran, haha”, “Gimana lagi, kuliah terus nih”. Lalu Gista menuju kedapur, saat Alfan memandang Gista , terlihat cewek itu berjalan dengan bokong yang bergoyang goyang, karena hotpantsnya itu cukup ketat, Alfan geleng geleng saja, lalu menyalakan televisi.
“Nih fan, diminum yach”, “iya, makasih gis” Lalu segera segelas air minum itu diteguk habis oleh Alfan. Gista sedang sibuk tersenyum sambil memandangi wajah Alfan yang menonton tv itu. “Fan, kamu udah punya pacar belum?”, “Belum kok gis, aku gak minat aja”, “gak minat gimana? Pasti banyak cewek yang naksir kamu ya?”, “biasa itu gis, mereka suka godain aku, sebel deh”, “emang kenapa? Kamu gak suka?”, “ya gak nyaman aja”, “Emang mereka gak cantik fan?”, “ya cantik sih… tapi aku gak tertarik sama yang seumuran”. Sontak Gista melompat kegirangan mendengar kata kata Alfan  karena ia memang lebih muda dari si tampan itu. Alfan melihat buah dada Gista melompat juga, ia cukup kaget. “Napa gis? Kok tiba tiba kek gitu?”, “hehehe, gak papa fan” lalu tampak mereka memecah pandangan dan tersenyum.
Tiba tiba listrik dirumah itu padam, televise itu kemudian mati. “Loh mati lampu gis, rumahmu aja atau yang lain juga?”, “semuanya kayaknya fan”, “haduh, terus ngapain nih? Gak ada hiburan”. Gista mulai menggigit bibirnya, lalu ada ide gila masuk kepikirannya. “Ayo kekamar fan, maen kartu aja yuk”, “gak maen disini aja gis?”, “gak enak, udah ayok, sini” Mahasiswa itu ditarik masuk kekamar cewek montok itu, lalu segera kartu remi didekat kasur gista itu mulai dimainkan. “Aturannya gimana gis?”, “udah kayak biasanya aja” Lalu mereka kemudian bermain kartu bersama. “Kayak dulu waktu sd kita sering main kartu gini dirumahmu gis”, “hehe, tuh inget fan…” Mereka mulai bercerita tentang masa lalu mereka saat masih sd.
Hari kemudian mulai gelap, namun sukur listrik sudah hidup lagi. “Udah idup lampunya gis”, “iya, tapi kita disini aja yach”, “udah males main gis”, “curhat aja deh fan”, “kamu mau curhat apa gis?”, “menurut kamu aku cantik gak?” Sontak Alfan kaget, “ya cantik lah, aku kenal kamu udah lama kan”, “tapi kan beda dulu sama sekarang fan?”, “sama aja gis, aku juga tetep Alfan, bukan yang lain”, “maksudnya sekarang kita kan udah gede”. Entah mengapa Gista malah membuka tanktopnya, sekarang terlihat dimata Alfan buah dada montok Gista masih ditopang bh yang tidak muat itu. “Gis, kok kamu copot tanktop kamu?”, “aku ngasih tau aja, dulu kan buah dadaku gak segede ini”, “i…iya sih…tapi kan sama aja”, “loh gimana sih kamu fan? Ya beda dong”, “beda ukuran aja kan”, “gak lah, ada yang lain juga”, “mmm…apa lagi emang” Tangan pemuda itu dipegangi Gista, lalu diarahkan kebuah dadanya, sekarang tangan pemuda itu sudah menyenyuh benda kenyal didada gista. “coba sendiri dong fan”, “aduh, emang gak papa gis?”, “gak papa, coba deh kamu cek, kamu pegang pegang gak papa”. Lalu Alfan yang sudah melongo itu mulai memegang buah dada montok itu, ia elus elus perlahan, terasa mulus sekali. Tangan Alfan kemudian dibantu Gista untuk meremas buah dada montok itu, “Gimana fan? Mantep gak?”, “e…mantep gis…kenyal banget…”iya dong, kamu pas sd dulu mah gak perhatian sih” Sekarang buah dada montok Gista sedang asyik diremas si tampan itu, Alfan merasakan tangannya tidak mau diam menikmati benda bundar kenyal itu.
Gista lalu mendekat kepada Alfan, “mmmf…fan, kamu pasti juga udah dewasa kan?”, “iya gis, kenapa?”, “aku juga mau liat punya mu”, “yang bener gis?” ,”kan kamu udah remas remas buah dadaku, aku juga mau remas remas anumu fan”, “maksud kamu penis aku ya gis?”, “iya itu yang nonjol banget dicelana kamu sini sini” Lalu celana jeans Alfan dibuka resletingnya, lalu dikeluarkanlah burung besar itu dari tempatnya, sekarang gista menjulurkan lidanya melihat penis Alfan sudah berdiri tegak. “aduh gis, aku jadi malu, punyaku… gede banget nih”, “hmmm..aku suka loh yang gede” Lalu penis tegak itu dikocok tangan Gista,Alfan mulai merasakan kenikmatan luar biasa. Tak hanya tangan gista, lidah cewek montok itu sudah asyik menjilat kepala penis Alfan, gerakan lidahnya itu sangat cepat, membuat air bening keluar dari penis besar itu. “auuh…gis….geli…”, “geli apa nikmat fan? Hehe…aaummf” Penis itu sekarang didalam mulut Gina! Cewek montok itu langsung mengulum penis si Alfan dengan cepat, Alfan mulai merem melek menahan kehebatan Gista mengoral penisnya.
“mmm.. sedap banget fan,hehe”, “kamu gak jijik gis?” gista kemudian mendekat kewaja Alfan yang tampan itu, lalu dilahap mulut mahasiswa itu, kini Gista sibuk menggerakkan lidahnya mengobok obok mulut Alfan, pemuda itu juga membalas ulah lidah Gista, entah berapa menit mereka asyik bermain lidah dimulut mereka. Setelah berhenti berciuman, Gista memegang wajah tampan Alfan, “faan, kamu mau gak jadi pacar aku?”, “aku…aku mau gis…”, “kalau gitu sekarang kamu harus buka pakaianmu fan”, “loh, kamu mau…”, “udaah, pacar yang baik itu nurut kata ceweknya, hehe”. Segera Alfan dan Gista membuka pakaian mereka. Kini mereka telanjang bulat, gista kemudian menuju kasur dan merebahkan tubuhnya. “Alfaan, sini doong”, “gista… aku…”, “udah sayaang, peluk aku dong” Melihat tubuh indah gista yang memiliki buah dada montok itu, Alfan langsung memeluk gista, lalu menciumi leher, bahu, dan juga bibir mempesonanya, “mmmf….Alfan hebat deh…ooooh…mmm”. Tangan Alfan sudah sibuk meremas buah dada montok itu, ia sangat suka menabrakan kedua buah dada itu, kenyal sekali seperti agar agar. Puting merah muda Gista kemudian dikecup dan dijilati. “mmmf….Alfan…terusin yang…aaaahn….uuuuhf”Kaki Gista bergerak gerak karena nikmat yang dirasakan diputing yang mengeras itu dijilat dan disedot sedot oleh Alfan yang tampan.
“auuh… fan…memiawku memanggil tu.. minta dicium juga…hehehee” Lalu Alfan turun dan mulai menciumi selangkangan Gista, dan menjalar kebibir vagina Gista. Segera lidahnya masuk ke lubang senggama itu, mulai lah Alfan menggerakkan lidahnya berputar putar menjilati dinding vagina Gista. “aaaahn….mmmf….uuuuf….eiih…oooh” Desahan gista membuat Alfan makin terangsang, tangannya juga ikut mencubit klistoris Gista yang menggemaskan itu. “aaaaahn…mmmmf” Alfan merasakan air mengalir dari lubang nikmat itu, air itu kemudian disedot habis olehnya. “fan…penis kamu masukin situ cepet, aku udah gak tahan”, “Kamu udah siap gis?”, “iya sayangkuu….aaaaahn!” Penis Alfan sudah masuk setengah kedalam memek itu, lalu dengan kuatnya disodokan kedalam lebih jauh, akhirnya penis besar itu memenuhi Memek sempit Gista. “aaah…aaah…aaahn…mmmf” Segera penis itu maju mundur perlahan, alfan kemudian meningkatkan kecepatan sodokannya, sleb sleb sleb, suara tabrakan penis Alfan membuat Gista makin mendesah dengan keras. “aaaah…aaah..aaah…ouuuh…mmmf…Alfanku….mmmf…ooooh…”, Alfan meremas remas buah dada Gista yang tadi bergoyan goyang karena tidak dikendalikan, membuat penisnya semakin cepat mengoyak memek sempit gista. “aaaah…faan….enak banget….ooooh…”, “iya gis…mmm….lubangmu sempit banget…penisku dipijat terus…oooh”. Tetangga seperti Alfan memang sudah jadi idola Gista sejak dulu, sekarang ia sangat bahagia karena pria idamannya sudah berhasil memberikan kenikmatan pada tubuh montoknya itu.
“Gis…aku mau…keluar nih..”, “Sini fan, Biar aku banut” penis ALfan dicabut dari memek sedap itu, mungkin Gista takut hamil. Lalu Gista meraih penis Tegang milik Alfan, dikocoknya dengan cepat, sambil tersenyum kepada Alfan. Crooot crooot croot, Wajah cewek montok itu dipenuji air mani tetangganya sendiri. Lalu dijilati dan diminum habis pejuh milik Alfan. Kemudian Alfan memeluk Gista. “Gista…maafkan aku ya…”, “gak papa sayaang, kamu kan pacar aku… sudah sejak lama seharusnya kita melakukan ini bersama”, “Kamu gak bakal bilang sapa sapa kan gista sayang?”, “janji deh, hehe” Lalu dalam pelukan itu tersimpan kegembiraan dihati mereka. Berawal dari tetangga biasa kini mereka sudah menjadi pasangan baru yang sudah menikmati indahnya hubungan seks.

1 comment: