Tuesday

Cerita seks: Majikan mesum ngentot pembantunya

Hari itu Pak Krisna bersiap untuk pergi kekantor, pagi itu ia dan istrinya sudah berada diruang makan, namun makanan belum selesai dimasak oleh pembantunya. “Wati… lama banget masaknya?”, “maaf pak, maaf bu, ini udah jadi kok” Lalu menu sarapan itu sudah siap, segera Pak krisna dan istrinya makan secepatnya karena ingin segera berangkat. Sempat setelah makan pak krisna memandang ke pembantunya itu, iya memang si Wati itu cukup mulus dan montok untuk jadi pembantu. Sudah lama pak krisna ingin menjamah tubuhnya. “Paa… ayo berangkat, jangan ngelamun…”, “eh, iya ma… Wati.. kamu jaga rumah, jangan lupa bersihkan seluruh ruangan rumah ini”, “Iya, pak…” Wati lalu menundukan kepalanya, sempat terlihat belahan dadanya dimata majikannya itu. Lalu Pak krisna dan istrinya segera pergi kekantor.
Saat bekerja, pikiran pak krisna masih saja diisi dengan imajinasi buah dada montok pembantunya itu. Kemudian siang itu ia mempunyai ide gila, Pak Krisna mau ijin pulang dan mencoba keberuntungannya untuk bisa menikmati buah dada pembantunya itu.
“Ma… tolong ijinin papa ya… kepalaku pusing…”, “loh…kenapa pa? kok bisa sih?”, “udaah, gak tau nih, mama ijinin ya, papa pulang naik ojek aja…”, “Iya pa, istirahat yaa…” Lalu Pak Krisna pergi meninggalkan kantornya, dan segera pulang naik ojek didekat kantornya. Sesampainya dirumah, Pak Krisna cukup bingung, karena pintu rumahnya tidak dikunci, Ia geleng geleng karena kecerobohan pembantunya itu.
Saat Pak krisna masuk kerumahnya, ia tidak melihat wati, lalu ia mengunci pintu rumahnya. Saat ia menuju kamarnya, ia kaget melihat Wati sedang tertidur dibangku dekat kamarnya. Terlihat dimata pak Krisna sekarang buah dada Wati hampir tumpah keluar karena posisi tidurnya itu, daster putihnya memang terlallu ketat. Tak menyia nyiakan kesempatan, pak Krisna mendekat, dan tangannya sudah berada diatas buah dada itu, perlahan tangan itu turun, dan kemudian sudah menempel dibuah dada montok itu. Buah bundar itu dielus elus perlahan , kemudian tangannya masuk kedaster itu dan mulai menyentuh puting Wati. Pak krisna hanya bisa geleng geleng menikmati kelembutan buah dada itu. Kemudian ia remas perlahan buah dada kenyal itu, tangannya terasa nikmat sekali.
Karena remasan tangan pak Krisna itu, Wati jadi terbangun. “Kyaaaa….” Wati kemudian berdiri dan menyilangkan tangannya. “Pak…pak Krisna mau ngapain?”, “Udaah… sini wati… biar aku pijit tubuh mulus kamu…”, “Jangan pak…”, “Kamu harus nurut!kamu itu pembantuku!”, “Tapi pak, saya….”, “Ya sudah, kalau kamu tidak mau, biar saya potong gaji kamu bulan ini!”, “Jangan pak…aduh”, “Kalo gitu kamu musti mau ya…”, “duuh… iya sudah pak”, “gak papa kok, gak bakal sakit, sini sini” Lalu tangan pak Krisna meraih pundak Wati, lalu menuntunnya menuju Kamar. “Pak? Kok saya dibawa kekamar?”, “Sudaah, kamu tenang aja” Kemudian Wati dirobohkan kekasur. “aduuh, pak krisna kok…”, “Wati, cepet buka semua pakaian kamu…”, “aduuh, saya mau diapain pak?”, “udah cepet, atau saya bilangin juga ke istriku kalau kamu suka tidur waktu kerja, juga pintu depan gak dikunci”, “Jangan pak… ya sudah” Lalu wati menurut, perlahan pakaiannya itu dilepas, dan kini tubuh pembantunya yang mulus itu mulai terlihat jelas dimata pak Krisna, buah dadanya yang montok dengan puting coklat itu membuatnya menjulurkan lidahnya, juga bulu lebat yang berada diatas selangkangannya itu membuatnya geleng geleng.
 “woooow ,kamu mulus banget ti… gak salah pilih pembantu nih, haha” Lalu pak krisna melompat kekasur dan megang kedua tangan wati, kemudian ia mencium pembantunya itu. “mmm…Kamu diem aja ya wati…biar aku yang atur…mmm” Wati hanya bisa menurut, kini pak Krisna mengobok obok mulut wati dengan lidahnya. Tangannya tidak lagi menahan wati, tapi sudah mulai meremas buah dada kenyal itu lagi, wati mulai mendesah karena ulah majikannya itu. “mmm…aaahn….uuuf….mmm…mmm”.
Pak Krisna menghentikan ciumannya, lalu berdiri dan melepas pakaiannya, penisnya yang sudah berdiri itu kini ditunjukan pada Wati, “Wati, nih liat, penisku udah minta dimainin, sini kamu…”, “aduh pak, itu…”, “Sudah sini… mau dipotong gaji kamu?”, “ndak pak…” Lalu Pembantunya itu mendekat, dan segera memegang Penis besarnya itu, perlahan penis itu dikocok tangan Wati. “woooh, mantap, pinter banget kamu ngocoknya, terusin…mmm” Lalu Kocokan tangan Wati makin cepat, lalu wati kepalany ditarik dan diarahkan dipenis pak Krisna. “Emut dong ti… dikocok aja ya kurang” Lalu wati menciumi penis besar itu, lalu setelah menjilati kepala penis yang sudah mengeluarkan air bening itu segera mulut wati mengulum penis majikannya itu, kepalanya naik turun perlahan. Terlihat pak Krisna merem melek menikmati penisnya diemut pembantunya, sungguh beruntung ia punya pembantu seperti Wati. “mmm…sedot terus ti…kalo hebat gaji kamu aku naikin malahan…”, “yang bener pak? Kalau gitu saya mau pak…aummm” Lalu Mulut wati sekarang bergerak dengan cepat mengulum penis majikannya itu, karena iming iming gajinya dinaikan. Pak Krisna menggigit bibirnya karena kehebatan Wati menyedot nyedot penisnya.
Crooot crooot, Penis besar itu mengisi mulut Wati dengan sperma, wati kemudian batuk dan memuntahkan sperma itu kekasur. “Waduh waduh, bikin kotor aja kamu ti, kok gak ditelan aja”, “Maaf pak, biar saya bersihkan sebentar” Lalu wati mengelap sperma yang tumpah tadi dengan dasternya yang sudah terlepas dari tubuh montoknya. Penis pak krisna jadi berdiri lagi setelah melihat Wati yang sedang nungging itu, bokongnya bergerak gerak, lubang pantat dan juga vaginanya kini bisa dilihat majikan mesum itu. “Aduh aduh wati…. Memek kamu udah basah, biar aku sedot sini…”, “aduh pak, jang…..aaaaahn” tanpa perlu menyelesaikan jawabannya, wati sudah merasakan ada sesuatu yang mengobok obok vaginanya. Lidah pak Krisna ternyata sudah masuk keliang senggama itu, Pak krisna juga menyedot air kewanitaan pembantunya itu. “slruup…slruup…mmm…sedap…slruup”, “aduh pak….mmmf….aaaahn…geli pak….auuuuh”. Pak krisna terus mengobok obok memek basah wati, juga tangannya tidak diam, bokong montok Wati sekarang juga ditepuk dan diremas remas, wati tampak mendesah sambil meremas buah dadanya sendiri.
“wooh nikmat banget ti… sekarang kamu mau bener bener dinaikan gajinya?”, “mmmf…iya pak… saya mau…”, “kalau begitu saya perkosa kamu dulu, haha” Lalu penis pak Krisna segera ditancapkan kebibir vagina Wati, perlahan didorongnya kedalam, sleeb penisnya kemudian tenggelam dimemek basah itu. “aaaahn…paak…auuuuh”, “masih belum, nih, aku tusbol habis habisan memek kamu, haha” Penis besar itu sekarang bergerak maju mundur mengoyak vagina Wati, pinggul wati yang di pegangi pak Krisna itu terlihat bergerak karena hentakan penis didalam memeknya itu. “aauuh…pak…mmmf…gaji wati…dinaikan kan? auuuf….mmmmf”, “Iya wati… kalau mau saya jadikan istri kedua saya saja kamu, haha” Makin cepat gerakan penis pak krisna menggesek vagina Wati, wati jadi menggelinjang.
“Ganti posisi dulu ti…” Lalu tubuh wati direbahkan dikasur, sekarang pak krisna ada diatas wati yang menggelinjang itu. Penis besar pak krisna kembali didorong keluar masuk memek nikmat wati, tangan pak Krisna sekarang memegang buah dada wati. Bersama dengan hentakan penisnya, tangannya juga menggoyangkan buah dada montok wati, sungguh majikan yang satu ini memang beruntung. “woooh, tetekmu kenyal banget, memekmu juga enak banget disodok sodok, aku memang beruntung”, “aaauh…mmmf…mmm…eih eih eih…oooh” Wati hanya terus mendesah karena kelakuan majikannya yang bejat itu. Beberapa menit itu tubuh wati tidak bisa diam bergoyang goyang karena hentakan penis pak krisna yang mengobok obok memeknya, apa lagi suara tabrakan penis pak krisna kememek itu membuat suasana kamar makin panas. “aaauh…pak…saya mau….oouuuh…keluar…”, “Aku juga ti… sini biar aku isi memekmu sebagai tanda kenaikan gajimu….oouuuh” Cruoo croot crooot, Majikan dan pembantu itu sama sama klimaks, memek Wati sudah bercampur aduk air percintaan. Setelah itu pak krisna mencabut penisnya dan memeluk wati. “aduh aduh, wati wati…kamu memang luar biasa nikmat…”, “pak, gaji saya jadi naik kan?”, “iya pasti naik, tapi kalau saya minta ngentot kamu harus mau”, “hehe, bisa diatur pak, terima kasih”. Lalu mereka berdua tersenyum.
Sorenya saat istri pak krisna kembali dari kerja, ia melihat suaminya itu sudah diatas kasur, yang tentu sudah diganti spreynya, juga kamar itu tampak lebih rapi,” papa, gimana? Dah enakkan?”,” udah sih ma, untung ada si wati, tadi kamarnya sempat dibersihin dulu, jadi suasana kamar ini buat papa rileks”,” wah, bagus kerja wati, papa besok udah bisa kerja?”, “masih belum kayaknya ma” ya udah besok kamu dirumah aja sama wati”. Istri Pak krisna tak tau apa yang sebenarnya dilakukan suaminya, wati juga tampak senang karena gajinya naik. Keesokan harinya, setelah istri pak krisna pergi, Wati lagi lagi diajak bersetubuh, namun kali ini dikamar wati, tentu dengan gaya dan posisi baru. Wati jadi tampak ketagihan dientot majikannya sendiri.

3 comments: