Saturday

Cerita Seks: Vana Pamer Tubuh Montok

“wah... Makasih Vana...”, “iya mas...” Vana kali itu sedang bekerja, melayani para pelanggan diwarung pak jaja. Kini dari pagipun warung pak Jaja sudah ramai, membuat pria itu senang. Vana juga aktif melayani para pelanggan, dari mengantar pesanan, bahkan menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya. “Vana belum punya pacar kan?”, “iya belum mas Vana masih single”, “nih kan banyak cowok cowok... masa gak ada yang kamu pilih buat jadi pacar?”, “hmm Vana bingung mas...”, “ayolah pilih siapa gitu...”, “pilih yang mana ya...hmm...” Vana menyilangkan tangannya dibawah dadanya yang menonjol, membuat toketnya naik dan terpampang besar ditanktop itu. “santai aja sambil dipilih ya Vana...wah...”, “gak bisa milih mas... Hehe... Kalau semuanya pengen jadi pacar Vana... Nanti marah dong kalau Vana pilih satu...”, “iya betul kamu”, “kalau gitu Vana single aja yah... Semua biar senang”, “yaah hahaha...”, “hehe... Vana kesana dulu ya mas...” Vana pergi karena dipanggil pak jaja. “seksi benar sih vana... Tiap hari dipandang gak bosenin...”, “iya betul... Udah seksi cantik juga...  sana sini pria pria ngobrol membahas Vana terus. “ada apa pak?”, “stok minuman sachetnya habis Vana... Aku keluar dulu ya beli sebentar”, “ooh iya pak, jangan lama lama pak...” Jaja pergi keluar warung, langsung orang orang diwarung itu makin ramai. Vana tau pasti cowok cowok itu sibuk membahas dirinya, ia malah makin ganjen.
“makasih ya mas...”, “iya Vana...eh awas...”, “aahn... Yah Vana jadi basah...” Vana sengaja menumpahkan air putih ketanktopnya, kini buah dadanya makin terlihat bentuknya, puting susunya juga jadi terlihat menonjol. “wah...hati hati Vana...”, “iya mas maaf ya... Bentar Vana ambil gantinya”, “eh sebentar”, “ada apa mas?” Pria itu membuat Vana terhenti, ia diam, pria pria didekatnya juga diam sambil memelototi dada montok Vana. “wah..hm...”, “mas... Kenapa semua?” Vana berlagak tak tau, meski dia menahan tawa saat melihat pria pria melihati dadanya. “hehe...hmm..”, “iya udah Vana ganti baju dulu...” Vana kemudian pergi, ia menuju kamar, namun ia tak menutup pintunya. Pria pria tadi berhamburan ngintip, dan memang Vana sudah berharap demikian. Vana dikamar itu melepas tanktop basahnya, lalu ia ambil beberapa tanktop lain untuk dipakai. Pria pria yang mengintip itu jelas bisa melihat buah dada Vana yang besar dan bundar. Vana malah berlama lama, ia bergaya tak sadar sedang di intip, bahkan ia berlagak memilih milih tanktop untuk dipakai. “hei itu pada ngapain?” Pria pria itu kaget, pak jaja sudah kembali, berhamburan mereka kembali kemeja masing masing. Jaja bingung, ia lalu menengok kekamar Vana, cewek itu baru selesai memakai tanktop lain. “pak Jaja... Sudah dapet barangnya?”, “iya sudah... Ayo itu ditungguin”, “ooh iya siap pak” Vana kemudian lanjut membantu pak Jaja mengurus warung hari itu.
Kali itu siang hari saja sudah habis persediaan soto khas pak Jaja, jadi yang datang pun rela hanya singgah minum kopi atau susu, asal bisa melihat Vana. Setelah itu hari belum sore warung sudah ditutup oleh pak Jaja. “hebat siang sudah bersih dagangan”, “yeey... Memang soto pak jaja enak jadi laris”, “halah... Yang ada mereka itu pengen liat kamu”, “haha iya iya pak...”, “Vana... Tadi kamu pas dikamar dintip orang orang loh”, “masa pak? Pak Jaja kok gak bilang...” Vana sok kaget, padahal ia tau. “iya aku datang udah selesai kamu ganti baju”, “hmm kalau gitu nanti jangan tinggal Vana diwarung sendiri pak, nanti biar vana yang keluar beli ya”, “hmm iya kamu benar”, “iya sudah pak, pak Jaja mau pulang?”, “iya aku pulang ya Vana”, “oke pak... Vana mau keluar juga jalan jalan”, “hmm iya biar tau jalan sekitar sini” Warung dikunci, Jaja pergi pulang, Vana pergi keliling. Vana bukan ingin menghafal jalan, tapi ia mau melihat potensi potensi penghasil uang. “Hei Vana...”, “iya mas...” Vana sempat bertemu beberapa orang yang ia tau sering mampir makan diwarung pak Jaja. “Vana... Mau kemana...”, “hai mas... Itu Vana jalan jalan aja...”, “ooh hehe...mampir dulu sini...”, “hmm... Mas ini jaga toko ya?” Vana sampai disebuah toko, “iya ini tokoku sendiri”, “ooh mas yang punya toko hehe... Namanya siapa mas?”, “oh iya aku Darto”, “ooh mas darto... Vana jadi mau beli sesuatu..”, “iya pilih aja mau beli apa” Vana masuk ketoko, lalu berlagak melihat lihat. Darto kini juga sibuk lihat lihat, ketubuh indah Vana itu. “hmm... Ikat rambutnya ini berapaan mas?”, “wah kalau itu bawa aja gratis buat Vana”, “wah yang bener mas?”, “iya bener... Coba deh”, “hehe bentar mas... Hmm... Gimana mas... Vana keliatan cantik gak?” Darto terpaku, ia tak berpaling, kalau rambut Vana diikat, cewek itu makin terlihat cantik dan menggoda. “wah... Kamu... Cantik banget...”, “hehe makasyiih mas darto”, “iya...wah wah...”, “kenapa mas?”, “langsung pangling... Kayak liat bukan Vana”, “terus liat siapa?”, “liat bidadari..”, “aa bisa aja mas darto nih hihi...”, “hehe... Warungnya sudah tutup ya Vana?”, “iya udah habis dagangannya”, “ooh gitu... “, “mas darto tinggal sendiri disini?”, “endak sama keluarga... Vana asli mana ya?” Vana jadinya mengajak darto ngobrol, meski tak begitu dalam hanya background tentang siapa si vana itu. “...iya jadi Vana dari pada nganggur kerja ditempat pak Jaja aja”, “ooh gitu ya...” Darto sedari tadi bingung, mau lihat mana, dada montok vana atau wajah cantik cewek itu. “iya mas... Sudah ya mas Vana balik dulu... Mau cuci baju...”, “ooh iya iya... Makasih udah mampir” Vana pergi dengan riang setelah dapat ikat rambut gratis.
Sore itu Vana sibuk mencuci baju dikamar mandi, setelah itu ia jemur dihalaman belakang. Karena dekat dengan kamar mandi, Vana tak ragu telanjang dada saat menjemur pakaian. Darto tadi ternyata pergi kewarung pak Jaja, namun karena dikunci, ia mau kembali, namun ia memih melihat kebelakang warung saja. Dan ia merasa senang, dilihatnya Vana sedang menjemur pakaian sambil telanjang dada. Meski memang Darto harus nyemplung kesungai dan mengintip dari pagar belakang warung pak Jaja. Vana masih tak mengerti diintip darto, sampai sekejap ia lihat pria itu nangkring dipagar belakang dekat aliran sungai itu. Vana mulai siap berulah lagi, setelah selesai menjemur pakaian, ia duduk dikursi halaman belakang itu, sambil ia elus tubuhnya yang basah. Darto masih terus mengintip, kini makin tegang ia jadinya, saat melihat Vana memegang buah dada montoknya sendiri. Vana memang mau darto makin tertarik, jadi ia elus toketnya itu, lalu ia urut dan air susunya menetes keluar dari putingnya. Darto melotot, ia tak menghiraukan kakinya yang dingin dalam aliran sungai, ia fokus melihat puting Vana yang meneteskan susu. Vana kemudian berusaha menjilati susu yang membasahi buah dadanya, membuat Darto makin tertarik. Tak lama Vana berhenti lalu masuk kedalam, darto sempat kecewa, namun ia kembali senang melihat Vana keluar lagi kehalaman belakang itu sambil membawa handuk. Vana lalu mencopot celananya, ia sengaja telanjang agar darto makin bernafsu. Jelas darto tak tahan, saat melihat selangkangan Vana yang sepertinya bersih dari bulu bulu. Vana berlagak mau kekamar mandi, namun ia berhenti dan kembali duduk dikursi sambil ngangkang. Darto tak tahan, ia buka celana dan memegang penis tegaknya. Vana malah lanjut mengelus memeknya sendiri, tentu jadi tontonan bagus untuk Darto yang mulai mengocok penisnya. Jadinya sore itu darto dan Vana sibuk masturbasi meski tak langsung berhadapan. Vana bahkan mendesah kecil, darto bisa mendengar meski ada suara aliran sungai juga. Darto mengocok penisnya, Vana menggesek memeknya, mereka mengurus kemaluannya sendiri meski pikiran mereka mengimajinasikan ngeseks bersama. Vana tampaknya memilih berhenti, ia seperti mau menuntaskan ulahnya dikamar mandi saja. Darto tak mau sia sia, jadi ia kocok penisnya sambil membayangkan Vana, sampai ia klimaks dan membuang spermanya disungai. Darto berpakaian dengan benar lagi lalu bergegas pulang, esok pasti ia bisa melihat vana lagi.
Esok harinya, Darto berkeinginan menuju warung soto pak Jaja, namun ia berfikir kesana sore saja sambil mengintip vana lagi. Namun pagi hampir siang itu vana malah datang ketoko Darto. “mas darto...”, “wah Vana...”, “hehe... Mas beli kopi sachetnya dong...”, “ooh diwarung habis ya?”, “iya... Oh iya sama susu juga mas”, “susu... Emang udah habis juga?”, “iya... Habisnya paling cepet kalau susu mas”, “itu punya kamu habis juga?”, “punyaku gimana mas?” Darto keceplosan, Vana menahan diri agar tak tertawa. “eeh... Sori... Enggak kok... Ini Vana...”, “ooh iya... Ini uangnya mas... Makaciih”, “iya Vana...” Vana pergi kembali kewarungnya sambil tertawa kecil. Darto heran kenapa ia sampai bisa keceplosan, pasti ia tertarik benar kepada Vana. Jadi siang itu ia tutup warungnya dan pergi kewarung pak Jaja. “mas darto datang pas banget... Nih yang terakhir buat mas darto”, “ooh iya makasih ya”, “iya mas...hehe...” Vana kemudian menemui pak Jaja,ia ajak ngobrol beberapa saat, lalu mengajaknya menutup warung. “Darto... Stok minuman sachetnya masih banyak ndak diwarung?”, “banyak kok pak”, “ooh iya udah... Vana... Habis ini kamu ikut darto ya ketokonya, beli yang banyak aja sekalian ya”, “oke pak siap...hehe...” Jadi setelah makan, darto kembali ketokonya bersama Vana. Darto tak bisa melihat vana seperti biasa, ia ingat terus keindahan tubuh cewek itu. Sampai ditokonya, Darto segera mengambil barang barang yang dipesan pak Jaja. “banyak banget ini... Biar aku bantu bawa ya”, “hmm iya makasih mas darto... Aku bawa yang enteng aja...hihi...” Mereka kembali kewarung dengan membawa barang barang itu. Sampai sana segera mereka bawa masuk kewarung. “ditaruh mana Vana?”, “hmm taruh kamar aja deh mas” Darto diajak kekamar, lalu disimpannya barang barang didekat pintu keluar menuju halaman belakang itu. Setelah itu ia duduk dikasur ditemani Vana. “huft...akhirnya sudah”, “iya makasih mas Darto...”, “iya... Jadi kamar ini ya tempat tinggal kamu”, “iya mas... Eh mas darto bantu vana angkat jemuran ya...”, “eh...iya iya...” Darto diajak kehalaman belakang untuk memgangkat jemuran. Dari kemarin ternyata baru hari itu jemurannya diangkat. “Vana lupa terus nih soal jemuran haha”, “hmm dari kemarin belum diangkat?”, “hehe iya mas...”, “hmm... Kemarin gak ada yang ini deh kayaknya...eh...” Darto keceplosan lagi. “hmm iya itu baru pagi tadi dicucinya... Kok mas darto tau?”, “hmm iya... Ini masih belum kering beneran jadi pasti baru pagi tadi dicuci”, “hmm iya gitu...bawa masuk yuk mas...”. Kembali dikamar, darto sibuk melihat Vana mengatur pakaian, setelah itu vana duduk disebelah Darto. “hmm... Vana...”, “iya mas?”, “aku mau bilang sesuatu... Tapi kamu jangan marah ya...”, “ooh iya ngomong aja mas”, “aku... Kemarin ngintip kamu dihalaman belakang itu...”, “hmm iya... Terus...”, “lah... Kamu gak marah...”, “loh katanya tadi jangan marah...”, “hehe iya iya... Aku juga liat pas kamu... Elus dada kamu... Jadi aku tau...”, “hmm gitu ya mas...”, “iya...hehe maaf ya”, “iya ndak papa mas... Mmh...” Vana malah tiba tiba membuka bajunya, membuat Darto terperanga. “wah... Vana...”, “kenapa mas...kan mas Darto udah tau juga...”, “i...iya juga ya...”, “mas... Vana mau minta tolong..”, “iya... Minta tolong apa?”, “mas darto mau kan minum susuku?” Sontak Darto tegang, benar benar vana mengagetkannya. “wah... Minum susu kamu?”, “iya mas... Jadi... Aku agak kesel nih ... Aku kesusahan ngurus susuku nih... Mending mas Darto yang minum ya... Mau ya...”, “hmm kalau gitu sih... Iya gimana lagi...”, “asyiik... Gih mas darto...” Vana membusungkan dada, ia suguhkan toket montoknya pada Darto. Malu malu darto mendaratkan tangannya, lalu ia rasakan halus buah dada Vana. “hmm... Misi ya Vana...umm..mmh...mmp” darto berdegup kencang jantungnya, kini ia lahap puting susu Vana, lalu ia hisap hisap, begitu baru sensasi yang dirasakannya itu.Susu pun mengalir keluar, Darto begitu senang akhirnya bisa mencicipi air susu Vana. “aahn...mmh...yeah...uuuh” Vana terus membuat suara suara agar Darto makin terangsang. “mmh..sluurp..mm..mmh” darto sudah terus asyik nyusu, kini ia jadi tak malu malu. Diremasnya buah dada montok milik vana, membuat susu yang keluar maki  banyak. “aah... Susuku... Rasanya keluar terus...mmh”, “mmh..mm...sluuurp..aah..mm...” Darto tak tau kalau Vana sebenarnya ahli akting dan juga ahli ngeseks. “aah... Sebentar mas darto..mmh”, “loh... Vana...” Vana malah telanjang bulat, lalu ia minta disedot lagi putingnya, ayo lanjut mas... Tapi aku mau sambil...aah..mmh” Vana kembali menggesek bibir vaginanya itu. “wah...hmm.. mm...sluurp..mm” Darto bingung, ia sibuk nyusu tapi matanya juga jelalatan melihat memek Vana itu. “aah...aah..mmh...mas darto...”, “mmh..iya Vana...”, “bentar ya mas...aah...aku mau liat...wah...” Vana membuka celana darto, dan menangkap penis tegak pria itu. “wah Vana...”, “mas darto... udah tegang...wah... Punya mas darto..uuh...mm...” Darto takjub, ia seperti melihat vana terhipnotis dengan batang penis tegak itu  padahal vana hanya akting yang berlebihan. Vana mulai mengocok penis tegak itu dengan nikmat. “uuh...mmh”, “mas darto... Sini tangannya...iya..aahn... Punyaku dielus...mas darto...aahn...” Darto sudah terpedaya dan mulai mengelus memek Vana. Jelas disini yang mabuk rangsangan itu si darto, ia tampak begitu menikmati. Kemarin mengurus kemaluannya sendiri, Kini vana dan Darto sudah mengelus kemaluan lawan mainnya. “uuh...aduh...aah...” Crot croot, darto klimaks dan spermanya jatuh ke sprei kasur. “wah keluar..hebat...”, “Vana...uuh...”, “mas darto... Vana pengeen banget ngeseks... Ayo mas darto setubuhin vana ya... Udah gak tahan...” Vana godaannya tak ada akhir. Darto sudah bernafsu terus, penisnya kembali tegak, lalu ia peluk vana, “iya Vana... Aku juga gak tahan”, “kalau gitu ayo mas darto...aah...” Darto memeluk Vana, lalu ia siapkan penisnya, ditempelkan dibibir vagina Vana. “iya vana... Sebentar ya...”, “ayo mas...cup..mmh...cup...aah” Vana menyambar mulut Darto, ia ajak pria itu bercumbu. “mmh cup...aah... Aku masukin ya Vana”, “iya masukin mas...aah...aah...aahn! Auuh..rasanya... Enak...akhirnya...aahn” sleeb penis Darto tenggelam dalam memek Vana. Vana terus berkata yang indah indah agar darto makin semangat. “uuh...ooh...Vana...mhh” Darto jelas tampak keenakan, begitu nikmat ia rasakan saat penisnya diselimuti dinding vagina Vana. “aahn..mmh...gesek terus...mas..aahn...lagi...aahn” Vana terus memberi semangat, seperti Darto berlomba saja. Darto menyodokan penisnya maju mundur divagina vana, ia lebih semangat daripada saat mengangkat barang berat tadi. “uuh..mmh...ngh”, “mas bentar... Mmh...aah... Liat mas...aah...” Kini darto tiduran dikasur, vana diatasnya, dan cewek itu melompat lompat memuaskan penis Darto itu. Terlihat penis tegak Milik darto tinggal diam berdiri, karena memek vana yang bergerak naik turun. Sleeb sleeb sleeb, vana dengan hebat menunjukan aksi kuda kudaanya. Darto tak percaya vana ternyata begitu bernafsu seperti lama tidak ngeseks saja. “wah... Vana hebat...ooh”, “aah...iya mas...vana hebat kan...aah..auh..aahn” spluurt, Vana menyemburkan cairan kewanitaannya dan melumasi penis darto. Vana bergaya lemas dan minta ditindih sekarang. “sekarang aku lagi ya vana...”, “aah...iya... Mas darto...ayo... Puasin vana...”, “iya cantik...uuh... Aku pasti puasin kamu...uuh” kembali memek vana digenjot, kini lebih cepat dan lebih bertenaga. Vana merasakan tubuhnya bergoyang hebat saat darto menggenjot memek cewek itu. Sore kemarin masturbasi sendiri sendiri, kini malah vana dan darto ngentot dengan asyik bersama disore itu. Menit demi menit darto berusaha memuaskan vana, dan jelas vana cukup puas. “aah...aah... Hebat mas darto...”, “mmh ..iya..aah...aduh..aku..”, “iyaahn... Keluarin didalam mas...aaahn” Croot crot crot, memek vana diisi sperma, bercampurlah air persenggamaan mereka. Setelah itu darto menarik keluar penisnya dan ia tiduran disebelah vana. “uuuh... Vana...”, “aah...aah... Makasih mas darto”, “iya...mmh” mereka tiduran sejenak sambil istirahat, setelah itu mereka duduk dikasur itu. Vana mulai mengarang cerita lagi, ia berkata kalau ia sudah lama tak ngeseks dan akhirnya bisa ngeseks lagi. “...iya mas... Makasih mas... Kalau gini kan vana bisa tenang...”, “hmm iya... Tapi kenapa sama aku... Kan banyak cowok cowok yang mampir kewarung ini”, “iya.. Gak ada yang setulus mas Darto yang memang hebat ini...hehe...”, “hehe... Makasih vana...” darto memilih segera berpakaian, lalu bersiap pergi.”mas darto sebentar...”, “iya vana?”, “uangnya tadi udah aku kasih mas darto kan...buat barang barang ini tadi...soalnya diaku nggak ada...” darto mau berkata tidak, namun ia tak mau membuat Vana repot mencari uang. “sudah kok vana... Aman...”, “ooh gitu ya mas... Baguslah kalau begitu... Vana bisa tenang...”, “iya...hehe... Makasih ya vana...”, “iya mas... Aku mau cuci sprei kasur ini...hehe...” Darto pergi dengan senyuman lega. Vana memang pergi mencuci sprei kasurnya itu, namun sambil riang gembira, karena ia dapat uang lagi, dari uang barang yang tak jadi diminta darto tadi. Vana simpan saja uang itu tadi, mungkin saja ada sesuatu yang bisa terjadi agar uangnya makin banyak lagi.

1 comment:


  1. ===Agens128 Bandar Judi Online===

    Pakai Pulsa Tanpa Potongan
    Juga Pakai(OVO, Dana, LinkAja, GoPay)
    Support Semua Bank Lokal & Daerah Indonesia
    Game Populer:
    =>>Sabung Ayam S1288, SV388
    =>>Sportsbook,
    =>>Casino Online,
    =>>Togel Online,
    =>>Bola Tangkas
    =>>Slots Games, Tembak Ikan, Casino
    Permainan Judi online yang menggunakan uang asli dan mendapatkan uang Tunai
    || Online Membantu 24 Jam
    || 100% Bebas dari BOT
    || Kemudahan Melakukan Transaksi di Bank Besar Suluruh INDONESIA

    WhastApp : 0852-2255-5128
    Agens128 Agens128

    ReplyDelete