Friday

Cerita Seks: Hampir Tiap Hari Ngeseks


"...i..iya ayah...", "nah gitu ya Ezra, hahaha..." Sudah beberapa hari itu aku tinggal dirumah Sila dan Mila itu. Kali itu ayah dari cewek cewek montok itu akhirnya muncul, dia baik sekali sih dengan mudah mempercayai ucapanku dan menyetujuiku untuk tetap ditempat itu. "... Ayah, nanti si Ezra mau sekolah dideket sini...", "oh gitu ya Sila, udah kamu urus emangnya?", "ooh udah dong, tinggal nanti aku ketempat kepala sekolahnya", "ooh emang kamu hebat...hehe..." pria ini jarang ketemu anaknya, tapi akrab banget, tapi bisa dibilang kelewat akrab, main peluk peluk aja, memang punya anak cewek montok gitu pasti susah nahan nafsu juga. "Ayah... Hpnya Mila kemarin rusak, tapi sekarang udah ada nih gantinya", "loh kamu beli?", "endak dikasih si Ezra ini...hehe...", "ooh, wah memang hebat ya kamu ini Ezra,hahaha..." ketawa mulu dah ini orang. "hm... ayah...", "iya Ezra...", "ayah kalau gak disini emangnya tinggal dimana?", "oh itu... iya aku... itu... kerja diluar kota gitu loh...hahaha..." pasti alasan saja, mungkin pria itu cari perempuan lain juga diluar. "ooh gitu ya ayah...", "Ezra, kamu bisa kan gantikan aku dirumah ini? buat nemenin dua anakku yang cantik ini..", "hmm iya om, Ezra pasti bisa", "wah gitu dong semangat, emang pinter kamu ya,hahaha...". Setelah itu aku pergi saja nonton tv, aku biarkan keluarga asli pemilik rumah itu bercengkrama. "...makasih ayah...hehe...", "iya iya Mila...", "emang ayah yang paling baik...", "wah SIla...hehe..." terdengar sampai keruang tengah, sudah bikin pikiran kemana mana, pasti asyik tuh di temani dua cewek montok, tapi asal pria itu tau saja, aku sudah beberapa hari ini menikmati hari dirumah itu dengan mereka berdua.

"...iya ayah hati hati...", "sip, daah..." akhirnya tak lama pria itu pergi lagi, dengan mengendarai mobilnya sendiri. "gimana Ezra seneng gak udah ketemu ayah?", "Ezra seneng banget, ternyata ayah itu baik banget..." pasti kalau bukan anak kecil yang ngomong pasti kalimat itu lebay sekali. "hehe... udah ayo masuk..." kami bertiga masuk kedalam rumah lagi. Tak lama tampak Sila sudah mau pergi keluar lagi. "mbak Sila mau kemana?", "itu mau kerumah kepala sekolahan kamu nanti...", "ooh mau ngapain mbak Sila?", "mau ketemu aja... dah kamu dirumah ya Ezra..." Sila pun berangkat pergi. Karena isi otakku sekarang kebanyakan tentang keindahan dan kenikmatan tubuh SIla dan Mila, tentu aku berfikir pasti si Sila nanti mau melayani si kepala sekolah agar aku dibolehkan masuk kesekolahan, tapi tak tau juga sih. "...Ezra... sini..." Mila sudah memanggilku didepan kamarnya, wah pasti asyik nih..., "iya kenapa mbak MIla?", "bentar habis ini pegangin handphonenya...hmm... ini ini... tunggu bentar..." ya elah malah disuruh merekam video. Iya sudah aku rekam saja saat Mila sibuk bergoyang mengikuti irama lagu, mungkin sudah wajar sih, cewek montok begini kan harus sering tampil biar makin banyak yang tertarik. "udah ini mbak Mila...", "gimana gimana liat...hmm bagus juga..." iya emang bagus deh itu toket montokmu yang menggoda. Mila kemudian mencoba menurunkan tanktopnya agar toket besarnya makin kelihatan, lalu ia berikan lagi handphone itu padaku. "ooh lagi ya mbak...", "iya ...udah tahan bentar..." kembali asyik sendiri Mila joget joget menyesuaikan dengan lagu, aku pasang wajah datar saja, fokus aku lihat toket besar Mila itu dari handphone. "ini mbak Mila...", "liat...wah bagus...hehe... makasih Ezra..." setelah itu ia sudah langsung naik kekasur, cengar cengir sambil mengutak atik handphonenya. "mbak Mila, aku boleh main keluar?", "keluar kemana?", "iya jalan jalan aja...", "ooh boleh, jangan jauh jauh ya...", "iya mbak Mila.." Aku pergi saja keluar, sudah beberapa hari dirumah itu tapi belum tau juga dengan daerah sekitar.
Sekitar rumah ini tampaknya juga termasuk lingkungan orang berkecukupan, rumah rumahnya bagus bagus semua. Lingkungannya bersih, orang orang yang lewat juga tampak ceria semua, "Hei...", "eh, maap..." keasikan liat kanan kiri aku malah menabrak seseorang didepanku. "dek, tau rumahnya Mila?" wah ternyata aku menabrak seorang cewek aduhai, pantes rasanya kok enak. "mbak Mila? iya saya tau rumahnya...", "bisa anterin kesana nggak dek?" "oh iya bisa bisa..." aku tunjukan jalan saja kerumah. "...wah Liza...hai...", "iya Mila...hehe..." sampai dirumah langsung disambut Mila, ternyata cewek ini adalah Liza yang sempat diobrolkan Mila dan Reila. Mila mengajak Liza ngobrol diruang tengah, aku ambil inisiatif saja mengambilkan minuman. "ini mbak Liza diminum ya...", "iya, kamu... adiknya Mila ya?", "iya mbak...", "ooh untung tadi ketemu kamu ya..." wah dilihat lihat montok juga ini cewek, meski agak lebih tua dari Mila dan Sila, Liza tampak menggoda dengan toket besarnya. "iya dia ini namanya Ezra... sini Ezra..." aku malah disuruh duduk diantara dua cewek itu, wah susah ini bisa gagal fokus. Sembari dua cewek itu ngobrol membahas bagaimana aku ada dirumah itu, aku sibuk membandingkan ukuran buah dada dua cewek itu, jelas Liza yang menang, dadanya begitu besar, wah apa udah berisi itu ya?. "...hmm emang takdirnya kali kamu dapet adik hebat gini...hehe...", "iya bener Liza... Oh iya, aku tunjukin kamar kamu ya...", "eh, tapi Mila...", "udah aku udah faham... ayo kita ngobrol dikamar kamu deh...", "hmm iya..." Mila mengajak Liza kesalah satu kamar yang tak terpakai. Aku sih ikut senang saja melihat apa yang terjadi, yang penting ada penghuni baru dirumah itu, biar makin ramai. Aku nonton tv saja, puluhan menit kemudian Liza dan Mila keluar dari kamar, "...udah tenang aja... yang penting kamu biar gak bingung lagi...oke...", "hehe iya, makasih Mila...", "iya sama sama... oh iya aku tinggal keluar dulu ya habis ini Liza", "hmm iya Mila..." mau kemana lagi ini Mila? masa habis mengunggah fotonya sebentar sudah ada pelanggan baru, wah wah. Liza tampak kembali kekamarnya sendiri, sedang Mila sudah selesai ganti baju dan muncul menemuiku. "Ezra, aku keluar dulu ya...", "iya mbak Mila...", "kalo Liza butuh apa kamu bantu ya...", "ooh iya mbak..." Mila pun pergi keluar. Aku langsung bersemangat, apa yang terjadi bila aku berdua saja dengan Liza?
Mau ngintip Liza aku masih ragu, takutnya nanti dia marah, ya sudah aku fokus saja nonton tv. Tapi tak begitu lama Liza pun muncul dengan sendirinya, "Ezra, kamar mandinya yang itu kan?", "iya disana itu mbak..." Liza sempat pergi kekamar mandi, setelah itu ia bukan kembali kekamarnya tapi malah pergi kedapur. Mungkin dia lapar, dan mau masak didapur, tapi aku pun berinisiatif untuk pergi kedapur saja melihat apa yang dilakukan Liza. Buset kagetnya aku, belum sampai dekat sudah jelas terlihat Liza mengeluarkan toket besarnya itu dari bajunya, ia sibuk memerah toket besarnya itu! wah asyik susu segar!. "...mbak Liza...", "eh, iya Ezra...", "mbak Liza ngapain?" aku sok polos saja. "hmm...ini dek... lagi meres susu...", "ooh... itu susu buat bayi kan ya mbak Liza?" Liza masih sibuk memerah toketnya, aku malah terus bertanya, sambil kutahan ini batang penis dicelana. "hhmm iya bener...", "terus anaknya mbak Liza dimana? nanti kan gak ada yang minum itu jadinya..." Liza seketika berhenti memerah toketnya, ia kemudian mendekatiku. "iya udah, kalau gitu Ezra aja yang minum ya..." Liza datang mendekatiku sambil merunduk, toket besarnya menggantung indah, sempat kulihat puting susu yang basah itu begitu menggoda membuat nafsuku menggelora. "tapi kan Ezra udah sd...", "loh gak papa... kan masih anak kecil juga... enak loh minum susu... nanti kamu biar cepet gede..." buset tak tahan benar ini burung dicelana udah tegang, entah apa Liza melihatnya atau tidak. "ooh gitu ya mbak...", "iya...nih kamu minum aja..." Liza menyuguhkan gelas yang sudah terisi susu itu. "hmm... mm... enak mbak..." tentu mana lega minum susu digelas itu. "hehe...udah ayo lanjut nonton tv yuk...", "iya mbak..." wah Liza mengajakku nonton tv bareng. Setelah duduk disofa, tampak Liza masih belum menyimpan toket besarnya itu, ia tersenyum kearahku. "hehe... Ezra...", "iya mbak Liza..", "kamu minum susuku lagi ya...", "ooh, tapi tadi gelasnya kok nggak dibawa...", "udah kamu minum langsung aja, sini langsung nyusu aja..." buset nafsuku sudah memuncak, hampir saja aku melesat dan menangkap toket besar Liza itu, untung aku masih tahan, jadi aku masih berlagak bingung. "gimana ini mbak...", "udah sini tiduran sini...nah..." deg degan juga, aku tiduran dipangkuan Liza, toketnya terlihat begitu besar, putingnya terlihat membesar dan siap untuk diemut. "udah ini mbak...", "nih langsung aja...ahn...mh...", "mmh..mm...slruup..mh.." sekali puting susu Liza disuguhkan dimulutku, langsung kusambar, mulutku menempel segera, mulai kukenyot saja puting menonjol itu, disedot terus dan susu mulai mengalir kedalam mulutku, kuminum segera susu yang enak itu. "hehe...  hmm... habis ini yang sini juga ya Ezra...", "hmm...mmh...sluup... hmmh... iya mbak..." wah kunikmati saja momen hebat itu. aku masih tak menggunakan tanganku, aku cuma menyedot puting susu Liza saja, sesekali ku gigit kecil, lalu kutarik kebawah, Liza tampak jelas merasakan geli nikmat, karena cewek itu tampak menahan kenikmatan. "hmm... Ezra kelas berapa?", "mh...sluurp... mmh... kelas 3 mbak...mm..", "ooh..ngh... eh, wah..." wah tampaknya Liza sadar akan tegaknya batang penisku dicelana. "sluurp...mmh...eh, mbak Liza... aduh...", "hehe... wah besar juga punya Ezra..." celanaku sudah dibuka saja, tentu Liza akhirnya menyaksikan batang penis yang besar tak seharunya dimiliki bocah sd kelas 3. "mbak Liza... itu...", "udah gak papa... ini biar gak tegang minta dielus...", "ngh..ah...", "Ezra itu ayo lanjut lagi... sini tangan kamu...nah..." akhirnya Liza memandu tanganku untuk memegang toket besarnya juga. akhirnya kenikmatan berlebih terus kurasakan, sembari batang penisku dimainkan oleh Liza, aku asyik saja meremas remas toket besarnya, juga terus ku sedot puting susunya itu bergantian. Aku sampai tak melihat kearah jam dinding, karena saking asyiknya aku menikmati aksi kali itu.
"eeh, Liza...haha...", "eh, Sila...hehe..." Beberapa saat beralu, tiba tiba saja Sila sudah kembali, ia membuat Liza berhenti berulah. Aku pun langsung bangun dari pangkuan Liza, lalu aku baru sadar wajahku belepotan air susu. "adududuh... Ezra...haha..." Sila tertawa melihatku. "eh, anu ini tadi...aku...", "udah gak papa Liza... pasti tadi kamu kaget ya liat punya Ezra ini...", "eh....iya bener...", "hehe iya udah lanjutin... Ezra sana udah bantuin mbak Liza tuh..." malah Sila menyuruhku melanjutkan aksi. Tiba tiba batang penisku langsung dipegang lagi oleh Liza, "ooh, Ezra udah sering ya... diginiin...", "aah... iya kadang mbak Mila atau mbak Sila...uh... juga... begini...ah..." aku tak tahan juga sedari tadi nyusu sambil batang penisku dikocok, Croot croot, aku semprotkan sperma yang jatuh ketangan Liza. "eh, wah..hmm...", "m...maaf mbak Liza...", "udah gak papa kok Ezra..." Liza membersihkan tangan dan toketnya yang basah itu, aku sudah duduk disofa sambil mengelap wajahku. "mbak Liza...", "...bentar ya Ezra aku mau nemuin Sila...", "ooh iya.." Liza membenarkan pakaiannya, lalu ia menemui Sila. wah belum sampai aku liat seluruh bagian tubuh Liza itu, tapi yang penting tadi cukup nikmat juga nyusu langsung dari toket besar Liza.
Setelah itu aku tidak mengganggu Liza lagi, aku dikamar saja, istirahat sejenak, sambil berfikir, makin hari makin gila saja hari hariku ini. Entah berapa jam aku tertidur, yang penting ketika aku bangun, dikamarku sudah ada Liza saja disebelahku. "Loh Ezra kok bangun...", "ehm...mbak Liza..." Tentu saja aku bangun, kini saja celanaku sudah dicopot dan Liza sibuk mengurus penis tegakku. "hehe... pas tadi aku kesini, ini burungmu udah berdiri, kan kasian kalau dibiarin...", "uuh...hmm iya mbak...ah..." Entah apa yang ia bicarakan dengan Sila, tampaknya Liza jadi percaya kalau aku bisa memuaskan nafsunya, buktinya kini ia malah mulai melepas semua pakaiannya, nah ini dia yang aku tunggu. "hihi... tuh masih tegang aja... tapi tenang aja Ezra aku punya cara cepatnya nih...hihi..uh..ngh..." Belum aku bangkit dari tempat tidur, kini Liza sudah mulai mengambil posisi duluan, ia sudah ngangkang diatas penis tegakku, lalu mulai ia menurunkan tubuhnya, ia tenggelamkan penisku kedalam memeknya, sleeb, wauh enak sekali terasa begitu nyaman. "aduh mbak..ah...ngh...", "wah...hebat..uuh..." Liza pasti takjub dengan kehebatan penisku, cewek itu malah mulai bergerak naik turun,  uuh sedap sekali terasa ketika penisku digesek dinding vagina yang hangat. "mbak Liza...nanti..ah...aku...ngh...", "udah tenang aja Ezra..ouh...ngh...aduh jadi keluar semua susunya..." Keasikan lompat lompat, toket besar milik Liza itu kini sudah menyemburkan susu saja, cewek itu kini mendekatkan toketnya kedepan wajahku. "mbak Liza...ngh...", "Ezra ayo ini...iya gitu..ah..ngh...hebat..." aku santap saja puting susu didepan mulutku ini, kusedot kuat kuat, wah enak sekali susu segar yang mengalir ketenggorokanku. kuhisap terus sepuasku, bukan main nikmat. "sluurp..ngh...ah...uhuk uhuk...", "aduh kenapa Ezra...pelan aja minum susunya...eh gini deh..ngh..." Liza dengan mudahnya mengganti posisi, ia peluk tubuhku, lalu ia menurunkan tubuhnya kebelakang, iya kini jadi dia yang tiduran dikasur, aku yang diatas. "hmm...sluurp..mh..." tanpa banyak bicara lanjut saja kuhisap puting susu kenyal milik Liza itu, kuremas remas juga toket besarnya itu. "hehe...nah...hayo...ahn..ngh..." gila, cewek ini memang hebat, kini saja ia menggerakan pinggulnya naik turun, aku jadi melompat lompat sendiri, wah hebat aku tidak perlu repot repot menyodokan penis kedalam memeknya. Begitu nikmat terasa, entah aku sampai tak bisa memikirkan hal yang lainnya. kuremas dengan kuat toket besar milik Liza itu, susu yang keluar langsung kuhisap dan kuminum semua, penis tegakku juga masih terbenam dalam memek hangatnya itu. Entah berapa lama aku bisa bertahan, "sluurp..ngh..ah..mbak..auh..." Tanpa ragu aku seprot saja memek hangat Liza itu dengan spermaku, Crot crot croot, "wah..ah.ah... ngh..uh...", "uuh...maap mbak Liza...ngh..." aku turun dari tubuh montoknya, lalu kulihat saja, wah banjir memeknya kena spermaku, waduh kasurku ikut basah juga jadinya. "hehe gak papa kok...ngh..uh... Liza malah berdiri saja, ia biarkan spermaku menetes dikasur, waduh. "aduh jadi basah semua... nanti dimarahin mbak Sila pasti ya..", "duh enggak lah... bentar ya..." Liza tampak pergi keluar, mungkin kekamar mandi mengurus memeknya itu. Aku ambil tisu lalu ku coba mengelap kasurku itu. padahal sudah biasa sih kasur ini kena sperma, apalagi saat ngeseks dengan Mila ataupun Sila. "eh..mbak Liza..." Liza sudah kembali, wah tampak bersih kini selangkangannya. "udah malam ini Ezra tidur dikamarku aja...", "ooh gitu ya mbak... tapi ini..", "udah besok juga kering...sini...", "eh...iya mbak bentar..." aku malah diajak pergi kekamarnya. Sesampainya disana, cewek itu menarikku keatas kasur, lalu aku dipeluknya erat erat. "hehe...duh gemes deh sama Ezra...", "ehm...mbak Liza udah mau tidur ya?", "iya sih...tapi kalau kamu mau minum susu lagi gak papa nih..." cewek itu malah menyodorkan toket besarnya, terlihat puting susunya masih mengerucut, membuatku konak lagi. "hmm...tapi...auh..." tiba tiba penisku sudah tegak lagi ternyata, dan menyenggol nyenggol selangkangan Liza. "hihi tuh burung kamu malah tegak lagi... iya udah sini masukin lagi...nah..uh..." malah Liza memandu penisku masuk kememeknya, mantap sudah. "aah...tapi nanti kalau kasurnya mbak liza basah...", "sst...udah biarin...ini kena susuku juga basah, jadi pasti basah tiap hari.." ,"ooh iya iya..uh...", "nanti kita tidur kalau burung kamu udah gak tegang lagi ya...", "hmm iya mbak Liza..." AKhirnya malam itu aku menyodok memek Liza sepuasku, entah beberapa kali aku crot didalam, Liza sampai heran karena aku bisa klimaks beberapa kali malam itu.

No comments:

Post a Comment