Wednesday

Cerita Seks: Ditemani Cewek Cewek Montok


"... ini bagus nih buat Ezra..", "hmm iya bagus ya mbak..." Bosan, beli pakaian adalah hal yang membosankan. Ditemani Sila, aku sedang ada dimall, membeli beberapa pakaian. Apa saja yang ditunjukan SIla aku iyakan saja, yan menurutnya bagus dibeli saja. Setelah beberapa jam akhirnya aku pun diajak pulang. "gimana seneng gak Ezra punya baju baru?", "seneng banget mbak...hehe..." memaksa sekali aku harus gembira dihadapan Sila. "hihi... siip..." Setelah kejadian itu, Sila jadi lengket saja, entah dia menganggap aku adiknya, atau anaknya, atau lawan mainnya, atau apalah, aku masih bingung. Tak lama perjalanan itu, sudah sampai saja dirumah, tadi memang aku dibonceng Sila dengan motornya. "...loh mbak Sila mau kemana?" SIla memberikan kunci rumah padaku, juga pakaian pakaianku yang tadi baru dibeli. "itu mau keluar bentar, kamu jaga rumah dulu ya...", "oh iya udah mbak Sila..." SIla pun segera pergi dengan motornya lagi. Sendiri lagi dirumah itu, ku bawa kekamar saja belanjaan tadi, aku tada didalam lemari kecil dikamar itu. Setelah itu aku pun kembali bersantai dirumah, entah nonton tv, atau mengecek barang barang dirumah itu. TIba tiba ada bel berbunyi, tentu aku kedepan dan membuka pintu. "...permisi...wah... Mila nya ada dek?" wah muncul cewek aduhai lagi, tampaknya kenalan Mila.
"mbak Milanya belum pulang itu bu...", "ooh gitu ya...hmm...", "kalau mau ditunggu saja bu didalam silahkan masuk...", "ooh iya..." aku ajak saja cewek itu masuk. Secepat kilat aku pergi kebelakang, mengambilkan minuman seadanya. "wah pinter banget adek...", "maap ya bu adanya itu...", "gak papa kok... eh, nama kamu siapa?" aku pikir ada anak kecil yang ramah dan mudah bersahabat, kali ini aku menjadi bocah yang seperti itu saja. "aku Ezra bu...", "ooh kalau aku Reila... terus jangan panggil bu dong...", "ooh iya tante...", "nah itu bagus...hehe..." memang Reila itu tampaknya lebih tua dari pada Mila atau SIla, dan juga cukup dewasa. "tante Reila teman kuliahnya mbak Mila yak?", "loh, haha.... iya enggak dong dek...", "kalau gitu tetangga sini ya...", "bukan juga... aku temen... bisnis...hehe...", "ooh temen bisnis ya tante..." buset akting gue keren juga, lanjut aja deh. "kayaknya aku gak pernah lihat kamu disini...", "oh iya tante... aku baru dateng kesini...", "hmm gitu ya... seneng pasti si Mila punya adik dirumah ini..." setelah itu aku baru sadar, Mila belum pulang sejak tadi malam, cewek itu pergi kemana? "tante... mbak Mila itukalau gak kuliah kerja ya?", "hmm...iya mungkin, kenapa emangnya?", "kok dari semalam belum pulang?" Reila kemudian tersenyum, "...iya kadang gitu emang...", "kerja apa ya tante mbak Mila itu?", "ada deh, bisnis spesial gitu...", "ooh gitu ya tante... tante Reila juga ikut bisnis spesial sama mbak Mila yak?", "hehe iya... kamu kecil kecil pinter juga ya...haha..." Reila tertawa kecil lalu mengelus rambutku, apa memang orang dewasa suka mengelus rambut anak kecil? atau memang aku saja yang dari dulu kurang perhatian? ah entahlah.
"eh Reila...haai..." akhirnya Mila pulang juga, ia langsung menyambut Reila. "duuh dari mana aja Mila?", "biasa... dari...luar...hehe..." Mila tau kalau ada aku, jadi dia tidak langsung bicara. "Mbak Mila, tante Reila, aku kekamar dulu ya mau tidur siang...", "ooh iya dek pinter deh..." aku pun berlagak pergi. namun sebenarnya aku sembunyi mau menguping pembicaraan. "...itu yang minggu kemarin, eh dateng lagi minta dilayanin,hehe...", "dapet banyak pasti nih...", "iya dong...haha..." Mila ternyata suka melayani om om, rumah besar begini masa masih kurang uang juga? "eh, itu Ezra anak kamu apa gimana?", "sst, enggak dia itu kasihan loh, ditinggal orang tuanya, dari pada dijalanan ya aku ajak aja tinggal disini", "ooh gitu ya, bisa jadi dia lebih pinter loh dari pada kamu nanti Mila,haha...", "duh apa sih Reila nih..." mungkin kalau mereka tau aku sebenarnya sudah dewasa, pasti beda ceritanya juga. "... oh iya, aku mau nanya nih Reila, aku ada temen, kasihan dia udah abis tuh kontrakannya, mana temen temennya udah pulang kampung semua", "siapa tuh?", "itu si Liza..", "ooh... kasihan juga...", "nah itu, gimana kalau dia tinggal disini sementara? sebelum dapet tempat tinggal baru gitu...", "ooh gitu, iya hubungin aja dulu... nanti ajak kesini deh...", "wah makasih loh Mila, dia pasti seneng banget..", "hehe iya iya..." sudah cukup ah mengupingnya, aku pergi kekamar, lalu tidur siang beneran, capek juga tadi habis dari mall keliling hanya buat cari pakaian.
Entah berapa lama aku tidur, aku bangun hari sudah sore tampaknya, ku bangkit dari kasur, dan masih melihat tubuh ini masih kecil, aku tidak bisa membayangkan bila tiba tiba aku kembali kesosok dewasa. "eh Ezra... udah bangun...", "hmm...iya mbak Mila..." aku bertemu Mila yang baru muncul dari kamar mandi, wah seksi sekali hanya memakai handuk menutupi tubuhnya, bau wanginya juga begitu menggoda. "iya udah cepet mandi ya.." MIla pun pergi kekamarnya. Hendak bersiap mandi, malah terpikir untuk mengintip Mila lagi, ah sudah lah aku ikuti instingku saja. Aku pun beranjak dari kamar mandi pergi menuju kamar MIla. Pintu kamar tidak ditutup rapat, baguslah aku bisa melihat Mila dari luar. Mila melepas handuknya, cewek itu menyanyi sambil sibuk mencari pakaiannya. Belum sampai berpakaian, malah terdengar suara handphone Mila berbunyi, namun dari arah kamar mandi. aku yang kaget segera berlari masuk kamar mandi, aku tutup lalu segera kulepas pakaianku, lalu kubasahi tubuhku ini. Ada celana milik Mila dikamar mandi, dan jelas handphonenya masih ada disaku celana itu. Terdengar suara pintu kamar mandi diketok, tentu aku buka saja. "iya mbak Mila?", "sori ya Ezra, ambilin celanaku itu dong..." Mila tampak memakai handuknya lagi. "ooh iya mbak Mila... ini..." aku ambil dan menyerahkan celana itu pada Mila. "hmm...wah...eh, iya udah kamu lanjut mandi ya...", "iya mbak Mila..." Mila pun pergi. aku pun lanjut mandi saja. Ditengah tengah mandi tadi aku sadar, pasti Mila tadi sempat bengong, karena melihat penisku yang bukan ukuran milik bocah ini, baguslah ini langkah awal agar Mila setidaknya tertarik padaku. Setelah selesai mandi, aku pun keluar, dan melihat Mila masih mengangkat teleponnya, bahkan masih memakai handuknya itu. "...ooh oke oke, eh udah dulu ya... eh tunggu Ezra..." Mila bergegas menutup teleponnya, ia bahkan menyuruhku berhenti, Mila menaruh handphonenya didekat kamar mandi. "iya kenapa mbak Mila?", "bentar ya...hmm...wah beneran..." tiba tiba saja Mila mencopot celana pendekku, lalu ia sibuk melihati penisku, buset cewek ini mudah sekali tertarik akan hal seperti ini. "kenapa mbak Mila...eh..uh..." Mila langsung saja memegang penisku, malah mulai dielus elus. "Ezra... burung kamu besar juga ya...", "ah... masa sih mbak?", "iya nih..hehe.." malah senang tampak si Mila itu. "eh...mbak Mila...itu...kok diemut...kan...ah..." kaget sekali, tiba tiba Mila duduk, lalu mendekatkan kepalanya, mulai ia jilati penisku yang mulai tegak itu, juga mulai diemut sesekali. "mmh..mmh...ah... bentar ya Ezra...ummh..", "aah...iya mbak..uh.." haduh baru mandi udah mulai begini aja, tapi gak papalah memang aku juga mau segera beradegan intim dengan Mila. Asyik saja si MIla mengulum penis tegakku, sampai ia biarkan handuknya itu melorot dan jatuh kelantai, aku jadi bisa melihat tubuh mulusnya, juga bisa kulihat jelas toket besarnya, benar memang tak jauh beda dengan Sila. "umm..mmgh...aah... Ezra, nanti aja ganti bajunya...", "kenapa emangnya mbak..eh..." aku malah ditarik kekamarnya itu.
Sampai dikamar, aku disuruh naik kekasur, lalu segera kembali Mila sibuk mengulum penis tegakku itu. "umm..mmh..ngh..mm..." Mila tampak enjoy sekali mengurus penis tegak, mungkin sudah hobinya mengurus penis tegak milik pria. "mbak Mila...ah...ngh...aku mau pipis...", "mmgh..mmh..ah... keluarin aja gak papa..umm..mh.." buset dah ini cewek mau keluar malah penisku masih diemut, malah makin asyik ia berulah, ya sudah, croot croot, aku semprotkan semua dalam mulutnya. "aah..uuh..maaf mbak Mila..." Mila pun bangkit, ia telan semua cairan dimulutnya itu, gila! "mmgh..aah...hehe... hebat deh Ezra...", "kok ditelan semua mbak MIla?", "iya itu bukan pipis tadi", "masa sih mbak?", "iya... udah habis ini keluar lagi nanti kamu cek sendiri deh...", "tapi mbak...itu...wah..." luar biasa memang MIla, kini malah mulai ia gunakan toket besarnya itu. Ia benamkan penisku diantara dua gunung kenyal miliknya. "hmmh... hehe... bentar ya Ezra, kita main main dulu disini...mh..mh.." asyik sekali Mila beraksi, ia pegangi toket besarnya, ia gerakan naik turun, wah penisku tegak kembali karena rangsangan hebat yang diberikan Mila. terus saja kini penisku dielus toket kenyal dan besar milik MIla itu. "mbak Mila...ah..ah...", "kenapa Ezra?", "main apa sih ini...kok..", "udah main main aja... enak tapi kan...hehe...uuh..." Yah tentu aku mau saja lanjut main, karena nikmat sekali yang terasa. Mila masih asyik beraksi, aku biarkan saja cewek itu melakukan hal yang ia suka. Habis mandi jadi keringetan lagi, dasar si Mila ini ada ada saja. "aah..ngh..mbak...aku mau pipis lagi...", "iya ayo cepet keluarin... mmh..hmm...nah..." Croot croot, setelah begitu banyak kenikmatan diberikan, akhirnya aku klimaks lagi, melihat toket besar Mila basah oleh spermaku rasanya begitu lega. "maap lagi mbak Mila...", "aduh gak papa...tuh liat...warnanya putih..", "wah iya... keluarnya cuma dikit...", "nah iya...udah ayo Ezra kita harus mandi lagi", "mandi lagi?", "iya... kamu harus bersihin ini dadaku...hehe...." Kini malah aku diajak mandi bareng, wah memang luar biasa ini Mila.
"...iya gitu sip...lagi ini yang kanan...ngh..." Dikamar mandi itu aku malah disuruh menyabuni tubuh Mila, kini saja aku urus toket besarnya, wah enak sekali menyabuni toket besar Mila, sembari aku remas sesekali atau aku goyang goyang. "hmm... udah belum mbak?", "bentar lagi sayang...ah..." duh pake sayang sayang jadi tegang lagi ini batang kemaluan. "hmm...aduh..." tau penisku tegak lagi, eh langsung disambar lagi oleh tangan Mila. "duh gemes liatnya ini... hmm... eh sini dek kebelakang aja coba..." wah mau apa nih, aku menurut saja pergi kebelakang Mila. "sekarang punggungnya mbak Mila ya yang disabunin?", "bukan...itu punya kamu masukin sini..." Mila malah nungging sambil menunjuk kearah memeknya, wah memang mantap ini. "kesini mbak?", "iya... udah ayo cepet, nanti keburu kedinginan disini...", "iya bentar...mh..ngh...uh..." dengan mudah saja aku selipkan penisku ini, sleeb, masuk dengan enaknya kedalam memek hangat Mila. "ahh... aahn... sini deketan Ezra...", "mh..uuh...mbak Mila...", "aah...iya Ezra...", "ini kok rasanya uh...", "enak ya...hehe... udah gerakin itu... wah hebat..aahn..." tentu aku tau apa yang harus kulakukan, mulai ku gesekan saja penisku maju mundur, makin lama makin nikmat saja terasa. Sudah nempel saja aku dibelakang Mila, aku juga disuruh memeluknya agar lebih efektif ngeseksnya, wah wah. "aah...ngh..uh...", "sini Ezra...tangannya sampe gak...nah..ah.." aku disuruh memegang toket besar Mila lagi, ya gak sampe lah dari belakang, tapi sesekali sampai juga karena toket besar cewek itu terus bergoyang. "mh...uh...", "Ezra... nanti kalau mau... pipis... keluarin ya...", "ooh iya mbak Mila...ah...ngh..." iya iya faham, sekarang aku mau terus menggenjot memek hangat MIla ini dengan sekuat tenaga, sleeb sleeb sleeb, pasti Mila tak percaya bocah sepertiku bisa punya penis cukup perkasa untuk memuaskan hasrat seksnya itu. aku teruskan saja beraksi dengan penuh semangat.
"aah...aah..uuh...eh Ezra..." Mila tau ketika aku sudah menarik penisku, pasti aku sudah selesai, "ngh..aah..." Croot croot, tak tahan lagi akan kenikmatan yang terasa, aku semprotkan semuanya kearah tubuh MIla. "uh... hebat banget ya Ezra..." Mila malah tampak senang. "maap mbak Mila, biar aku bersihin deh...", "duh gak usah, udah ayo mandi yang bener..." setelah itu aku diajak mandi biasa saja, aku juga sudah agak oleng habis klimaks beberapa kali. Setelah itu Mila mulai mengurusku, habis mandi diantar kekamar, lalu aku disuruh memakai pakaian yang baru ku beli tadi dengan Sila. "...bagus nggak mbak?", "bagus banget... jadi keliatan makin cakep... hehe...", "hmm gitu ya mbak...", "iya... udah ayo sekarang ikut aku...", "kemana mbak?", "kita makan keluar, kamu pasti laper...", "hmm iya ini mbak...", "soalnya kamu tadi udah hebat banget, nanti kamu mau makan apa aja aku kasih deh", "wah yang bener mbak", "iya beneran", "makasih ya mbak Mila...", "iya...udah ayo keluar sayang..." Asik ditraktir makan dengan Mila. Hari masih sore tapi sudah banyak hal terjadi saja.
"masih mau beli apa lagi nih Ezra?", "udah deh mbak Mila, udah kenyang...", "hehe... kecil kecil makannya banyak ya kamu ini..." belum tau saja bagaimana penampakanku saat jadi orang dewasa.  Setelah makan diluar, aku diajak pulang oleh Mila. diatas motor itu aku peluk saja mila dari belakang, sesekali aku senggol senggol itu toket besarnya. "mbak Mila...", "iya dek?", "mbak Sila kemana ya?", "sekarang mungkin udah dirumah", "ooh gitu..." Memang setelah perjalanan itu aku sampai dirumah, dan disana sudah ada motor Milik Sila yang terparkir. "wah pada dari mana nih?" setelah masuk rumah kami sudah disambut oleh Sila. "habis makan,eh bentar deh mbak, tunggu situ ya Ezra..." wah ngapain itu dua orang cewek? setelah aku tunggu beberapa saat diruang depan, dua cewek itu datang kembali dengan tawa yang lepas. "hahaha... kalau gitu kan bagus, iya gak Mila?", "iya, huuh emang kita beruntung deh bisa ketemu sama Ezra..." dua cewek itu datang, lalu duduk disampingku, waduh ada apa ini? "kenapa mbak?" aku berlagak bingung saja. "gak papa kok sayang... oh iya, minggu depan kamu udah bisa masuk sekolah loh..", "sekolah dimana mbak Sila?", "ada kok deket sini... jadi biar kamu dapet temen baru", "ooh iya...", "lah kok jawabnya gitu?", "eh...hm...iya mbak Sila, makasih...", "nah...hehe... udah... hmm... sekarang Ezra mau ngapain nih?" kiri kanan ada toket besar yang terasa seperti disuguhkan kepadaku, astaga memang mana bisa tahan, tapi aku cukup capek tadi, jadi aku tahan saja dulu ini nafsu. "mau nonton tv mbak, habis ini kan ada kartun", "ooh...hehe...iya udah ayo liat bareng..." Aku ditemani Sila nonton tv, Mila tampak pergi kekamarnya dulu.
Enak juga nonton kartun sambil duduk dipangkuan Sila, yang penting aku bisa bersandar ditoket besar Sila yang empuk itu. "mbak hpku batreinya udah rusak nih, dikit dikit mati", "ya udah diganti aja Mila", Mila datang datang menunjukan hpnya yang mati. "kan ini batrei tanam, lama gantinya", "udah gak papa beberapa hari gak pake hape kan", "yah gak bisa dong..." aku kemudian baru ingat dengan handphoneku. "kenapa ini mbak Mila?", "hpnya rusak ini sayang harus dibenerin...", "ooh gitu ya mbak, mbak Mila pake hpku aja...", "wah mana dek?" aku bergegas mengambil handphone ku yang ada dikamar, untung sudah aku reset dan aku simpan nomor nomor palsu. "ini mbak Mila...", "wah aku liat bentar ya..." Mila tampak sibuk menggunakan handphoneku itu. "nah itu ada handphone, kamu gak telepon orang tua kamu?", "ini handphonenya ayahku dulu dikasih, katanya suruh bawa aja, terus gak bisa telepon ibuku karena nomornya mati", "ooh emang gak bisa beneran ya... udah sini duduk lagi" aku duduk lagi dipangkuan Sila. "Ezra, boleh nih aku pake handphone kamu dulu?", "iya pakai aja mbak Mila, emang kan Ezra gak bisa pake handphone itu, jadi buat mbak Mila aja...", "ya ampun kamu ini emang... cup...hehe... makasih Ezra...", "wah...iya mbak Mila..." Mila sampai menciumku saking senangnya. cewek itu pergi kekamar lagi, pasti sedang mengutak atik handphoneku itu. "hehe... mungkin emang takdirnya kamu itu dateng kesini Ezra..", "hmm masa sih mbak Sila?", "iya... udah ayo lanjut nonton tuh.." aku lanjut saja nonton tv, tak lupa aku bersandar ditoket montok Sila itu. Wah tampaknya hari hariku ditempat ini bakal makin asyik dan seru.

2 comments:

  1. bikin cerita cewe SMA yang disuruh belajar menyusui sama ibunya dong min. dulu pernah lihat. mungkin mimin bisa bikin versi panjangnya

    ReplyDelete