Thursday

Cerita Seks: Seksinya Si Maling Cantik

"Maling, Maliing..." Siang bolong terik panas matahari, ada saja hal ramai terjadi, beberapa warga tampak berlarian mengejar sosok yang diteriaki maling. Tampak seseorang yang memakai topi dan membawa tas besar itu sudah berlari jauh didepan dari warga, tampaknya ialah maling yang diincar itu. Didekat sana ada Zuhdi yang berjalan dengan santai menuju rumahnya, tepat kearah sosok maling tadi. Karena saking fokusnya, maling tersebut malah menabrak Zuhdi, Bruakk, mereka berdua terjatuh. "aduh...hati hati kalau jalan...", "m...maaf mas..." Zuhdi kemudian baru sadar sosok yang memakai topi itu ternyata seorang cewek. "aduh sori mbak maaf saya gak liat, mbaknya gak papa?" Zuhdi malah membuat cewek itu kebingungan. "gak papa mas", "kok keliatan bingung mbak, mau kemana?" Zuhdi malah mengulur waktu, memang ia tampaknya tertarik dengan cewek itu, meski tampak tomboi, menurutnya cewek itu berparas cantik. "aduh... bentar bentar mas..." cewek itu malah berlari, masuk kerumah Zuhdi. "eh mbak..kok masuk kerumah..." Zuhdi bingung, ia ingin menyusul cewek itu juga, namun ia melihat warga tampak ramai ramai berlari, namun  hanya lewat menuju ke jalan lain. "Mas, gak lihat ada maling lari lewat sini nggak?", "hah? aduh gak tau saya", "wah gimana sih..." Zuhdi ditanya pun juga bingung. setelah warga sudah pergi, zuhdi baru masuk kerumahnya.
"mm..mas, orang orang tadi udah pada pergi?", "iya udah pergi, emangnya kenapa mbak?" Zuhdi bingung lagi, cewek itu sibuk melihat keluar lewat jendela rumah. "huh... untung dah... ini rumahnya masnya ya?" Zuhdi lalu baru duduk dikursi dekat cewek itu. "iya rumah saya mbak", "ooh... kenalin mas saya Sayla..", "oh iya, saya Zuhdi" mereka sempat berjabat tangan, Zuhdi sih senang senang saja, ia baru faham ternyata si Sayla itu putih cerah merona kulitnya. "hehe... mas, hari ini Sayla nginap disini dulu boleh ya...", "waduh, emangnya mbak Sayla kenapa?" Zuhdi kaget beneran, "iya... itu mas... rumahku kan jauh... mau lanjut perjalanan masih capek... jadi mau istirahat dulu gitu ceritanya..." Sayla tampak akting memelas, Zuhdi mengangguk angguk seraya faham. "ooh... kasian ya kamu...", "iya... boleh ya Sayla disini dulu... boleh ya boleh..." Sayla memegang tangan Zuhdi seraya merayu, Zuhdi jadi malah senyam senyum. "wah... ya udah boleh kok mbak..", "hehe makasih... jangan panggil mbak dong mas kan masih muda...", "oh iya, terus dipanggil apa?", "panggil aja Say... gitu... kan enak ya...", " wah pas betul itu...iya say...eh...haha..." Zuhdi tampak begitu senang, Sayla tampak memaksa dirinya untuk ikut senang. "hehe...iya iya... hmm.. aku numpang ganti baju dulu boleh gak mas...", "oh iya boleh boleh silangkan atuh..." Sayla pun pergi masuk lebih dalam di rumah Zuhdi itu. Zuhdi memilih duduk saja diruang tamu itu, tak lama Sayla sudah muncul, kagetlah si Zuhdi, tadi tampil tomboi layaknya laki laki, kini malah Sayla memakai tanktop dan celana pendek, tampak begitu menggoda. "hmm... maaf mas, Sayla gini gak papa kan?", "hm...eh...iya gak papa gak papa..." Zuhdi justru senang melihat ada cewek aduhai dirumahnya. "hehe... hmm... mas Zuhdi dirumah ini sama siapa?", "sendiri aja... ini rumah kontrakan", "wah bagus...eh...hehe... hmm... mas Zuhdi, bisa ikut Sayla sebentar", "kemana say...", "kekamar sebentar aja... gimana...", "waduh... iya udah kalau kamu yang minta ya...hehe" Zuhdi malah senang sekali, ia ikuti saja Sayla menuju kamar rumah itu.
Sampai dikamar, Sayla langsung duduk dikasur, Zuhdi ikutan saja. Sayla kemudian membuka tas besar yang ia bawa. Zuhdi bingung, Sayla malah mengeluarkan uang, yang tampaknya cukup banyak. "nah... mas Zuhdi... sebagai tanda terima kasih... Sayla kasih deh uang ini buat mas Zuhdi..", "aduh banyak pisan uangnya say... wah..." Zuhdi masih bingung, "loh gak papa mas, buat mas Zuhdi, bisa buat bayar kontrakan toh..." Zuhdi diam sebentar, ia lihat uang itu, ia lihat Sayla sebentar, ia jadi makin bingung. Zuhdi pun harus mengambil keputusan, "iya... gak usah aja say... uangnya buat kamu aja... kan buat perjalanan kamu pulang ya...", "aduh... masih ada kok uangnya buat transportnya Sayla...", "iya... bisa buat makan juga nanti kamu kalau laper dijalan atuh...", "hmm... gitu ya mas... beneran nih...", "iya... beneran..." Sayla pun tersenyum, lalu ia kembalikan uang itu kedalam tas. "iya udah... makasih ya mas Zuhdi...", "iya sama sama...", "hehe... aduh..", "kenapa mbak...eh Say...", "aku...laper mas...", "ooh... ya udah makan atuh say...", "hmm iya...", "eh, biar Zuhdi yang beliin ya, udah Sayla tunggu dulu ya" Zuhdi bergegas pergi membelikan makanan untuk Sayla. Zuhdi saat membeli makanan baru memikirkan, bila ia terima uang pemberian Sayla tadi, ia pasti sudah bisa melunasi pembayaran kontrakan itu, juga bisa makan enak, tapi ia sudah memutuskannya tadi, jadi tidak bisa ia tarik kembali kata katanya. Setelah selesai, Zuhdi membawa makanan itu pulang kerumah. Sampai rumah, Zuhdi sudah ditunggu Sayla diruang tamu, bahkan cewek itu sudah menyiapkan piring. "wah...makasih ya mas Zuhdi...", "iya sama sama..." Sayla tanpa ragu langsung menerima makanan dari Zuhdi, segera dimakannya dengan lahap. Zuhdi hanya melongo, karena ketika cewek itu makan, Sayla memang agak merunduk dan buah dadanya jadi terlihat begitu indah dari sela tanktop yang dipakai cewek itu. "mm..uhuk uhuk..nngh...", "pelan pelan atuh makannya... sebentar..." Zuhdi pergi mengambil air minum, setelah itu diberikan pada Sayla. "makasih mas...mmh..." Sayla sempat minum, lalu lanjut makan lagi. "enak gak Say...", "enak kok say..eh ..hihi...mm..." Sayla lanjut menyelesaikan makannya. Setelah makan, Sayla tampak kenyang, lalu duduk dikursi ruang tamu itu sambil nonton tv, Zuhdi menemani cewek itu juga. Hari memang masih panjang, Zuhdi dan Sayla mengisi hari dengan bercakap cakap. Zuhdi senang sekali, mungkin sudah lama sekali ia bisa bercengkrama dengan cewek cantik.
Malam itu, Zuhdi mendapati bel rumah berbunyi, segera ia buka pintu. "permisi mas  Zuhdi", "iya pak ada apa?", "mas Zuhdi apa ndak melihat ada sosok misterius yang lewat sini?", "hmm nggak ada itu pak", "hmm... kalau ada yang aneh bilang kewarga ya pak, soalnya tadi ada maling berkeliaran", "ooh iya pak siap" Pria tadi segera pergi. "hm... cari siapa itu tadi mas?' ,"gak tau katanya ada maling... ada ada saja ya", "hehe iya iya...huh.." Sayla memang tampak ketakutan, meski ZUhdi tidak begitu mengerti. Suasana sempat hening dirumah itu, hanya suara televisi yang berbunyi. Sayla sesekali melihat kearah Zuhdi, Zuhdi pun ikut ikutan melihat, dan langsung melihat kearah lain. Sayla  tersenyum nakal, ia kemudian mendekati Zuhdi, ia duduk disebelah cowok itu. Sayla kemudian mendaratkan kepalanya dibahu kiri Zuhdi, tentu membuat pria itu membatu. "hm... Sayla...", "hmm... kasian ya mas Zuhdi...", "Kasian gimana...", "masak cowok baik seperti mas Zuhdi tinggal sendiri dirumah ini... harusnya kan ada yang dampingin...", "ooh...gitu ya...hehe...hmm..." Zuhdi sudah dag dig dug hatinya saat didekati Sayla. Sayla makin berulah, ia peluk juga tangan kiri Zuhdi, ia tempelkan buah dada montoknya, Zuhdi makin membatu jadinya. "maaf ya mas Zuhdi... sayla cuma bisa nemenin hari ini...", "hehe...iya gak papa..", "andai Sayla bisa lebih lama... pasti asyik ya..." Zuhdi sudah melayang fikirannya, sungguh ia senang. Entah berapa lama Sayla bertahan diposisi yang sama, Zuhdi sampai kesemutan, juga keenakan.
Saat Hari makin malam, Zuhdi masih diposisi yang sama, karena ternyata Sayla sempat ketiduran. "hmm... Sayla...", "mmf...hoam... aduh... maaf ya mas Zuhdi... Sayla ketiduran...", "hehe iya gak papa kok... kamu lanjut aja tidur dikamar ya", "hmm iya... loh... mas Zuhdi ikut juga dong..." Zuhdi sontak kaget, "loh...tapi...", "ayo... Sayla takut tidur sendiri...", "iya tapi...", "ayo...udah...", "eeh...wah.."  Sayla menarik ZUhdi dan ia ajak cowok itu pergi kekamar. sampai kamar, Sayla langsung tiduran dikasur. "mas Zuhdi...sinii..." begitu menggodanya suara Sayla, Zuhdi tak berkutik dan ia pun duduk saja dikasur itu. Sayla kemudian bangkit, dan duduk disebelah Zuhdi. "hmm... gak jadi tidur Say?", "hmm... udah gak begitu ngantuk sih...", "ooh gitu ya...", "tapi...aku..." Sayla tampak berpose menggoda, Zuhdi komat kamit  mencoba menahan diri. "tapi kenapa...", "aku... hmm... mas Zuhdi... makasih ya Sayla dibolehin nginep disini...", "i...iya...", "karena mas Zuhdi gak mau uang... mas Zuhdi minta ganti apa nih... pasti Sayla kasih..." Zuhdi tadi sempat tenang, kini jadi dag dig dug der lagi. "aduh... gak minta apa apa kok Say...", "beneran nih mas... kalau gitu aku yang minta sesuatu aja gimana...", "m...minta apa say...wah..." Sayla menggigit bibirnya sendiri seraya menggoda, ia menaruh tangannya didada, seraya mengangkat buah dadanya keatas, sehingga terlihat begitu bundar hampir keluar dari tanktopnya. "Disini... agak dingin ya mas...mmh...", "i...iya ya...gak biasanya begini..eh...sayla...", "mas Zuhdi... Sayla butuh kehangatan...mmh..." Sayla mendekat dan memeluk Zuhdi, meski cowok itu masih terlihat bingung harus bagaimana. "aduh...Sayla...", "mas Zuhdi...mana tangannya...udah sini...aahn...mmh...aah..." Sayla menangkap tangan Zuhdi, lalu ia pandu untuk memegang toketnya itu. Zuhdi malah jadi tegang, saat yang ia pegang itu justru kenyal dan begitu menggoda. "Sayla...wah..", "mas... hmm...uuh...wah...aahn..." Zuhdi mungkin tak bisa menahan tangannya yang ternyata malah sudah mulai meremas buah dada montok Sayla itu tanpa dipandu lagi. Zuhdi sudah memegang toket montok Sayla, diremas pelan pelan seraya menikmati. "Sayla...", "terus aja mas gak papa... ahn... Sayla lepas deh biar enak..." Sayla segera telanjang dada, ia tunjukan buah dada menggodanya pada Zuhdi, Zuhdi melongo melihat bundar dan indahnya gunung kembar milik cewek cantik itu. "wah...hmm...", "terus mas...hmmh... uuuh...wah pasti itu...mmh...", "eh Sayla...itu wah.." Sayla membuka celana yang dipakai Zuhdi, tentu penis tegak milik cowok itu pun muncul setelah lama tersimpan. "aduh besarnya... tuh punya mas Zuhdi udah minta diurusin kan...sini...", "wauh...mmh..." Zuhdi merasakan kenikmatan lagi, penisnya dipegang dan mulai dielus elus oleh Sayla. "tenang aja mas Zuhdi... Sayla pasti berikan yang terbaik buat mas Zuhdi ya...hm...hehe...ahn..." Zuhdi saking keenakannya, ia masih terus meraba dan meremas toket Sayla sembari penisnya dikocok oleh cewek itu. Entah bagaimana Zuhdi tak pernah mengira bakal ada kesempatan baginya merasakan nikmat dunia. Beberapa saat kemudian, Zuhdi tampak tak kuasa menahan rasa yang tertahan sejak tadi, Croot croot, Spermanya muncrat, dan jatuh ditangan Sayla. "aduh...uh..maaf Say...", "gak papa sayang...hmm...".
Sayla tampak tak malu malu dan langsung mencopot semua pakaian tersisa ditubuhnya, ia lalu berpose menggoda dikasur itu. "wah..Sayla...", "hm.. mas Zuhdi...eh... Sayang... aku gak mau kecewain kamu... hari ini diriku ini milikmu deh yang..." Zuhdi meleleh, sungguh ia begitu senang dengan apa yang ia lihat, seketika ia mendekat, dan memeluk Sayla. "m...makasih Sayla...", "hmm iya iya..sst... udah ayo dicopot dulu dong.." Zuhdi bergegas mencopot pakaiannya juga. Setelah itu Sayla sudah tiduran dikasur, Zuhdi segera merapat diatas tubuh cewek itu. "hmm... beneran ini Sayla...", "iya... ayo sini...tuh...udah basah punyaku...", "wah...mmh...bentar ya say...ah...mmh.uuh..." Zuhdi menyiapkan penisnya yang sudah tegak lagi, ia gesek gesek dibibir vagina Sayla, setelah itu ia coba memasukan batangnya itu kedalam lubang kenikmatan, sleeb, masuk perlahan. "aaahn...ouh...", "s...sakit ya say...", "enggak kok ...aah... enak kok...ayo lagi...ah...aaahn..." Sleeb, penis didorong makin dalam, dan kini sudah masuk sempurna mengisi memek hangat sayla. Akhirnya Zuhdi pun bercinta dengan Sayla malam itu. "auh...Sayla...hebatnya..wah...", "ahn... sayang...ah...mmh...cup..mmh...mmf..." Sayla memeluk Zuhdi sehingga merapat diatas tubuhnya, lalu ia ajak cowok itu bercumbu, tentu Zuhdi menurut dan ikut menikmati. Makin erat saja Zuhdi menyetubuhi Sayla, saat diluar sana masih ada beberapa warga yang berkeliaran untuk patroli bilamana ada maling lagi. Tentu warga warga itu bertindak sia sia, malingnya saja sedang asyik memuaskan Zuhdi dimalam itu. "mmh...aah...uuh...", "ayo...ah... puasin Sayla mas...anggap Sayla... punya mas Zuhdi...selamanya...ahn..ouh..." Zuhdi jadi makin bersemangat tentunya, ia kini mulai menggerakan penisnya itu maju mundur, sleeb sleeb sleeb, begitu nikmat ia rasakan saat penisnya itu bergesekan dengan dinding vagina hangat Sayla. "Say...ouh...aku..mmh...", "ssh...aahn...iya...lanjutin...aah...sampai kamu puas say...aaaanngh...ouh..." Sayla tubuhnya bergoyang terus, seiring hantaman maut penis Zuhdi kememek becek cewek itu. Lupa sudah Zuhdi akan uang uang yang ditunjukan Sayla tadi, tubuh aduhai Sayla lebih berharga dan sangat memuaskan. terus saja Zuhdi beraksi, penisnya makin cepat melaju, dihantamnya vagina Sayla sampai menyentuh rahimnya. "ooh..nngh..uuh... ", "sayang...ahn..aah..ah...ouh...lagi yang...aahn..." Terus Sayla mendesah dan meronta minta lebih, tentu makin lama makin bersemangat Zuhdi, makin bergairah saja malam itu. Andai saja warga warga itu lewat didekat rumah Zuhdi, dan berhenti sebentar, pasti bisa mendengar suara persetubuhan didalam rumah itu. Tapi memang lagi untungnya si Sayla, cewek itu bisa memuaskan Zuhdi dengan bebas. "aduh..ngh..aah..." Zuhdi berhenti, ia tarik penisnya keluar dari memek Sayla. "kenapa sayang..nngh...", "aku mau...aduh..." Croot croot, muncrat sperma dari penis Zuhdi mendarat diatas perut Sayla. "ooh keluar lagi ya..hehe...mmh...", "huuh... m..makasih ya Sayla...", "iya mas Zuhdi sayang... ayo lagi dong...", "lagi? hmm...iya bentar ya...uuh..", "kalau capek aku yang gerak dek gak papa...hihi...aahn..." Zuhdi tidak perlu minta pun Sayla akan terus melanjutkan aksi persetubuhan itu. Zuhdi benar benar puas, Sayla bahkan memberikan pelayanan dengan posisi seks lainnya. Sampai lemas sampai puas Zuhdi malam itu bercinta dengan Sayla.
Waktu cepat berlalu, Pagi itu Zuhdi bangun kesiangan, capek ia menyetubuhi Sayla malam kemarin. Saat itu ia bangun dan tidak melihat Sayla, pakaian dan juga tas milik cewek itu. Yang ditemukannya hanya secarik kertas, dan beberapa uang yang ditinggal Sayla. "Mas Zuhdi, terima kasih udah bolehin Sayla nginep sehari, maaf kalau mintanya aneh aneh, atau tingkahku yang gak bener, tapi mas Zuhdi pasti puaskan? hehe... itu ada uang buat mas Zuhdi, kalau mau dipakai ya gak papa, kalau gak mau disimpan aja dulu kali aja nanti dipakai ya... terima kasih mas... sampai jumpa..." Zuhdi tersenyum, sambil geleng geleng ia, berfikir keras bagaimana ia bisa bertemu Sayla, dan dipuaskan oleh bidadari itu. Uang yang ditinggal Sayla itu disimpan oleh Zuhdi. ZUhdi tampaknya tak akan pernah tau kalau Sayla itu yang dicari cari warga. Zuhdi hanya faham, kalau Sayla adalah bidadari yang pernah datang memberikan keindahan dunia untuknya, meski hanya sehari saja.

No comments:

Post a Comment