Friday

Cerita Seks: Bocah Nikmati Mama Muda

"permisi mbak Gigi...", "oh iya... ooh ada Fadil..." Fadil kali itu mampir kerumah tetangganya yang bernama Gigi. "ini mbak... dikasih ibuk...", "oh iya makasih..." Fadil memberikan barang pemberian pada Gigi. Fadil jelas terpesona pada Gigi yang berparas montok itu. "iya mbak... hm... si Atan ada mbak?", "itu lagi main... kamu mau nemenin atan?", "iya deh mbak... kasian sendiri...", "ooh iya iya..." Fadil tau Gigi memiliki seorang anak bernama Atan yang sudah mulai masuk TK. Fadil memang bila kerumah Gigi selalu mengajak Atan bermain. Mereka kini ada diruang tengah, duduk bersama diatas karpet. "...mas Fadil ayo main ini", "hmm...iya iya..." Fadil sebenarnya tak begitu tertarik main dengan Atan, ia lebih fokus untuk melihat Gigi. Gigi kali itu memakai tanktop dan celana sedang, Fadil sampai hafal baju apa saja yang biasa dipakai Gigi karena memang selalu itu itu saja, tapi memang selalu minim. "...heeh... Atan gak boleh gitu...", "iih mama... mas Fadil loh gak marah...", "iya tapi kan nanti kasian...", "hmm... mama... aku haus...", "hmm... iya iya..." Fadil sudah tersenyum senang saja, karena memang Gigi itu masih menyusui anaknya. Gigi mulai mengeluarkan buah dada montoknya dari tanktop yang sudah disingkap keatas itu.
"hm..mm...mm..." sudah nyusu saja si Atan pada ibunya. Fadil melihat sudah ikut merasa haus jadinya. "Fadil... kamu haus juga nggak?", "hmm... anu... iya sih mbak...", "iya udah sini kamu ikut minum susu...", "hmm iya iya...wah..." Fadil memang sudah sering datang, dan beberapa kali dibiarkan untuk ikut nyusu juga. Fadil segera mendekati Gigi, buah dada kiri jadi jatahnya, karena yang kanan dihisap Atan. Puting susu Gigi yang menonjol itu langsung diemut oleh Fadil, disedotnya pelan pelan seperti biasa, suur, air susu mengalir kemulutnya, segera dinikmati saja oleh Fadil. Gigi tampak sudah terbiasa, bahkan ia tampak senang. "... Atan... habis ini tidur ya... nanti malem kerumah nenek...", "hmm..aah... gak mau ma...", "loh nanti biar gak ngantuk disana..." Gigi sibuk bicara, Fadil sudah sibuk meremas toket besar ibu muda itu, sambil terus menyedot puting susu kenyalnya. "hmm iya mama..." Atan malah langsung berhenti nyusu dan pergi begitu saja kekamar. Fadil malah masih sibuk nyusu, Gigi bahkan tak menyuruh bocah itu berhenti. "hmm...sluuurp..aah... mbak Gigi nanti malam mau keluar?", "iya... kerumah neneknya Atan...bentar Fadil... aku sambil tiduran aja gimana?", "hm... wah iya iya mbak..." Gigi menyempatkan diri melepas tanktopnya, lalu ia kemudian tiduran saja diatas karpet itu. setelah itu Fadil dengan berani menangkap dua buah dada Gigi yang besar dan montok itu, segera diremas remasnya, Fadil kemudian sibuk melihat air susu muncrat keluar dari dua puting susu Gigi. "aahn... Fadil... itu udah keluar... nggak kamu minum?', "oh iya mbak...m...sluurp..aah..mm..." Fadil begitu saja naik keatas tubuh Gigi, lalu sambil masih meremas buah dada besar ibu muda itu, Fadil mulai menjilati susu yang membasahi buah dada Gigi, kemudian baru ia lanjut menyedot puting susu ibu muda itu, bergantian dari kiri dan kanan. Gigi entah mengapa begitu menikmati tubuhnya yang dirangsang itu. "mmh... Fadil gak keburu pergi kan?", "mmh...sluurp...aah... nggak kok mbak...", "kalau gitu disini dulu ya... kamu minum susu aja deh sampe lega", "hehe iya mbak...umm...sluurp...aah..umm..." Fadil makin ganas saja jadinya menikmati toket besar milik Gigi itu.
Gigi merasakan ada benda berdenyut yang ada diatas perutnya, ia tau itu pasti penis milik Fadil yang sudah  tegak. "hm... Fadil...", "iya mbak...", "bentar ya...hmm...nah..", "eh...mbak Gigi..." Gigi membuka celana Fadil sampai penis bocah itu keluar dan terlihat tegak. "itu dari tadi udah tegak ya... kasian kalau kamu biarin dicelana...", "ooh...iya mbak...umm..mmh..." Fadil kaget, sudah beberapa kali ia dekat dengan Gigi baru kali ini sampai celananya dicopot. Fadil lanjut saja nyusu dengan enak. Fadil menempel lagi diatas tubuh Gigi, ia biarkan saja penisnya yang tegak berdenyut menempel diatas perut Gigi. sambil nyusu terus, Fadil agak menurunkan tubuhnya, kini batang penisnya jadi ada diatas celana Gigi. "mmh...aahn... ooh..." Gigi malah mendesah kecil, Fadil jadi kemana mana fikirannya. "mmh...sluurp..aah...mm...eh...aduh...uuh..." Fadil tiba tiba tidak tahan, Croot crot, ia semburkan cairan kejantanannya dicelana Gigi. "Fadil... bilang dong kalau mau... pipis...", "m...maaf mbak.. gak tau ini...mmh..." Fadil menjauh dari tubuh Gigi. Gigi kemudian melepas celananya juga, bahkan Gigi sudah telanjang bulat. "gak papa deh nanti aku cuci... Fadil...hei..." Fadil melongo, baru kali itu ia bisa langsung melihat selangkangan indah Gigi, makin tidak karuan saja pikirannya. "eh...mbak...", "malah ngelamun.. nah udah ayo sini nyusu lagi.." ,"eh...i...iya mbak..." Fadil jadi agak kaku, ia jadi bingung, tapi ia mendekat saja ketubuh Gigi yang sudah tak ditutupi apa apa itu. ia daratkan tubuhnya diatas Gigi, lalu ia mulai kembali mengurus toket montok ibu muda itu. Gigi tampak menunjukan ekspresi penasaran. Fadil sadar tadi penisnya sempat klimaks dan lemas, tapi sudah tegak lagi. "Fadil...", "iya mbak..", "agak turunin badan kamu...", "hmm gini mbak...", "iya...nah..aahn...gitu... udah kamu lanjut ya..." Gigi kini sambil mengelus elus rambut Fadil, ibu muda itu malah menikmati rangsangan yang diberikan Fadil. penis remaja itu kini tegak dan berdenyut menempel dibibir vagina Gigi. Fadil agak kebingungan, ia berfikir apakah ia sekarang sudah ngeseks dengan Gigi? Fadil kemudian memutuskan menurunkan tubuhnya sedikit lagi, lalu ia naikan lagi, bocah itu kemudian merasakan penisnya terasa masuk sedikit ke lubang diantara dua paha Gigi itu. "mmh...wah..ngh...mmh.." Fadil mencoba mendorong penisnya, dan makin masuk kedalam, makin dalam, lalu sleeb, masuk semua tertelan memek hangat Gigi. "aahn...mmh..ouh..." Gigi kemudian memeluk Erat Fadil, tentu membuat bocah itu kaget. "mbak Gigi...kenapa..", "gak papa...auh...ayo lanjutin dil...enak kok...aah..." Fadil tentu menurut, ia lanjut saja mengurus toket ibu muda itu, kini sambil membiarkan penisnya yang tegak dalam memek Gigi. dibiarkan saja rasanya sudah nikmat bagi Fadil, jelas bocah itu tau ia sudah mulai ngeseks dengan ibu muda. Fadil mencoba menggerakan tubuhnya naik turun perlahan, dan ia takjub merasakan kenikmatan berlebih saat penisnya itu beradu dengan dinding vagina Gigi. Bocah itu lalu melihat Gigi, ternyata ibu muda itu menutup mata, lalu mulutnya mulai ngoceh tidak jelas. Fadil tak tau apa yang dirasakan gigi, tapi bocah itu memutuskan meneruskan aksinya, karena ia rasakan begitu nikmat. ia dorong terus penisnya itu maju mundur, sleb sleb sleb, terasa begitu nikmat sampai Fadil lupa untuk menyedot puting susu Gigi. "hm...um...mm...sluurp...mm..." ketika Fadil kembali menyedot puting susu Gigi yang mengeras itu, Fadil bisa merasakan susu yang keluar lebih banyak, dan ia tinggal meneguk saja air nikmat itu. "aahn...nngh..oooh...hmm..uuh... Fadil...", "mmh...aah... iya mbak...uuh...", "kalau... mau pipis lagi... harus bilang loh...uuh...", "hmm iya mbak...mmh..." Fadil terus menyetubuhi Gigi, tanpa ragu ia nikmat ibu muda itu, hari masih siang, Fadil masih punya banyak waktu.
Beberapa menit berlalu, Fadil kemudian merasakan ada sensasi yang sama seperti saat ia akan klimaks, jadi ia sempatkan menyabut penisnya keluar dari lubang kenikmatan, lalu ia menjauh dari Gigi. "mmh... kenapa Fadil...", "itu mbak...mau pipis...", "hmm...sini...", "eh... mbak Gigi...ouh..." Fadil masih berdiri, Gigi tiba tiba bangkit dan menangkap penis Fadil yang tegak itu, lalu dikocoknya dengan nikmat. "udah ayo keluarin dil...", "mmh...aah...wah.." Gigi mendekatkan kepalanya lalu ia emut penis bocah itu, ia sedot sedot memaksa Fadil agar cepat klimaks, tentu saja kemudian, Croot croot  crot, sperma menyembur keluar, mengalir cepat kemulut Gigi. "mmgh...ggh...mm...gleeg..mm...aah...hmm..." Fadil bingung kenapa semua cairan yang keluar itu malah diminum oleh Gigi. "mbak... itu kan...", "hmm...udah gak papa...makasih ya Fadil...", "iya mbak Gigi..huft..." Fadil merasakan tubuhnya agak lemas, seperti lelah habis menikmati tubuh Gigi tadi. "kamu capek ya... udah sana kamu tidur aja temenin si Atan...", "hmm iya mbak Gigi..." Fadil berpakaian dengan baik lagi, lalu pergi kekamar dan tidur disebelah Atan. Gigi tampaknya ingin ngeseks lebih lanjut, meski lawan mainnya itu bocah tapi ia tak mempersalahkan hal itu, semenjak ditinggal suaminya, memang Gigi tak ada yang mengajak ngeseks.


Beberapa hari berlalu, Fadil tidak pergi kerumah Gigi. Ia lebih sering dirumah. kali itu saja Fadil tiduran dikamarnya sambil memikirkan, bagaimana nikmatnya aksinya dulu bersama Gigi. Tapi Fadil takut dimarahi oleh Gigi bila datang kesana lagi, takutnya terjadi apa apa. Namun Fadil dibuat bingung kali itu. "Fadiil, dicariin mbak Gigi itu..." Fadil dipanggil orang tuanya. "i...iya..." Fadil segera kedepan. "nah ini dia... " Fadil heran malah kini Gigi yang mencarinya. "hm... aada apa mbak Gigi?", "hm... itu dicariin Atan... temenin dia dirumah tuh", "ooh iya mbak.. bentar ya..." setelah berpamitan, Fadil pergi bersama Gigi kerumah ibu muda itu. Sampai sana, Fadil sudah ditunggu Atan, tentu untuk diajak bermain. Fadil mulai bermain lagi dengan Atan. "...hehe.. kena mas Fadil...", "duh iya...haha..." Gigi kemudian baru muncul, Fadil melihat Gigi makin buka bukaan saja, kini Gigi memakai tanktop putih dan rok mini. "Atan... ayo makan dulu... tuh udah mama siapin...", "hmm iya ma..." Atan pun mulai makan didekat Gigi dan Fadil. "hmm... Fadil...", "iya mbak Gigi...", "sini bentar...hm...", "eh...mbak Gigi...wah..." Gigi mendekat, lalu menurunkan celana Fadil, ia langsung menangkap penis milik remaja itu, ia elus dengan asyik. "hehe... hmm... tuh bentar aja udah tegak ya dil...", "i...iya...uuh..." Fadil mana tahan, penisnya tiba tiba ditangkap dan dikocok, tentu saja ia langsung terangsang. "nah...bentar..." Gigi berhenti, ibu muda itu tiba tiba malah menurunkan tubuhnya, ia tunjukan bokongnya pada Fadil. Tentu karena hanya memakai rok mini, vagina ibu muda itu terlihat jelas, Gigi juga tak memakai celana dalam. "wah... m...mbak Gigi..", "ayo sini dek masukin punya kamu itu..", "i...ini ya mbak..", "iya ayo...nnh...nah....ooh.." Fadil menurut saja, ia mendekat kemudian dari belakang ia sodokan penisnya kememek Gigi. Atan makan saja dengan tenang, "wah aku gak diajak maiin nih...", "aahn... iya nanti kalau udah makan kamu main lagi sama mas Fadil ya...ooh..." Gigi menikmati saat memeknya kembali terisi penis. Fadil bingung apa maunya si Gigi itu, tapi ia rasa memang nikmat untuk menubrukan penisnya kedalam bagian intim ibu muda itu. Fadil mulai menggerakan penisnya itu maju mundur, tampak Gigi malah senang. Gigi tubuhnya pun bergoyang, seiring memeknya yang dihantam terus oleh penis tegak milik Fadil. Beberapa menit itu Fadil memuaskan nafsu Gigi agar memeknya disodok, harus terhenti ketika Atan sudah selesai makan. "udah ma...", "auh iya... udah kamu main lagi sama mas Fadil ya..", "iya..." Gigi bangkit, Fadil kemudian memakai celana dengan benar lagi. Gigi mengurus piring yang digunakan Atan tadi dulu, meski ia masih belum puas. Fadil menemani Atan main lagi, meski penisnya masih terasa tegak. ".. eh bentar ya aku kekamar mandi", "iya mas" Fadil pergi kekamar mandi, karena merasa tak tahan.
Setelah itu Fadil kembali menemui Atan, tapi sampai diruang tengah, Fadil sudah melihat Atan kembali nyusu ditoket montok Gigi. "tuh mas Fadil udah selesai...", "hm..mm...iya...", "udah ayo kamu tidur siang... ", "masih haus ma...", "iya tidur sambil minum susu ya... ditemenin mas Fadil juga kok", "wah iya deh ma...", "ayo Fadil...hehe..." Fadil pun ikut kekamar bersama Gigi dan Atan. Sampai disana, Gigi kini ada ditengah, Atan disebelah kiri, Fadil disebelah kanan, untung kasur itu cukup untuk mereka. Gigi menghadap kearah Atan, memang tugasnya untuk memberikan ASI pada anaknya itu. "mm..mm.." Atan nyusu dengan tenang. Gigi tak diam saja, ia mengarahkan tangannya kebelakang, ia kembali mencoba mencopot celana Fadil. "eh...mbak Gigi...", "hehe... ayo lagi dil...nih..." Gigi mengangkat roknya, kini bokong montok Gigi terpampang. Fadil menurut lagi, ia copot celananya dengan benar, ia siapkan penisnya itu, meski tadi sempat buang muatan, kini penisnya itu sudah tegak lagi. "hmm... bentar ya mbak...", "susah ya dil... gini gini..nah...aahn.." Gigi memandu penis Fadil itu agar mengarah tepat ke memek ibu muda itu, dan setelah sudah pas, sleeb, dari belakang Fadil menusukan lagi penisnya kememek Gigi. "mmh..uuh...wah..", "sst Fadil...hehe...mmh..." Gigi meminta Fadil untuk diam, karena tampaknya Atan sudah mulai ngantuk. sambil menunggu Atan tertidur, Fadil masih menusukan penisnya itu maju mundur perlahan kememek hangat Gigi. Gigi juga menahan desahannya, ia menunggu dengan sabar. Setelah Atan terlihat tidur. Gigi menarik penis Fadil keluar dari memeknya, lalu ibu muda itu memilih menghadap kearah Fadil. "m...mbak Gigi...aku...ummh..mm..", "cup..mh...mmhf...ssst... hehe..mm..cup...mm..." Fadil terdiam, mulutnya itu disambar cumbuan Gigi. mereka berciuman, wajah Gigi begitu dekat, Fadil jadi melayang fikirannya. Buah dada montok ibu muda itu juga mulai menempel pada Fadil. Fadil pun menangkap toket montok Gigi, diremas remasnya lagi. "mmh...mm..aah...", "aah... oh iya kamu belum minum susu dil...hehe...", "iya mbak..umm..mm..sluurp..." Kini Fadil mengangkat buah dada montok Gigi kearah wajahnya, kini ia sedot lagi puting susu ibu muda itu. suur suur... susu segar nikmat itu ia sedot terus, ia teguk dengan enak. "ooh... Fadil... kamu harus sering kesini habis ini yah...", "hmm...sluurp...ah... kenapa mbak..", "biar bisa begini tiap hari...okeh.." Gigi memampangkan wajah memerah mempesona, membuat Fadil meleleh. "i...iya mbak...", "hehe...udah ayo lanjut... eh itu belum kamu masukin loh..", "hmm iya mbak..ngh...mmh..", "aah...mmh..hmm..mmh.." Fadil kini lebih mudah menancapkan penisnya kememek Gigi dari depan, bahkan juga lebih mudah untuk menggerakannya. Kini Fadil dan Gigi asyik bersetubuh lagi, meski Atan ada didekat mereka. Gigi begitu menikmati, saat toketnya dijamah Fadil, saat memeknya disodok penis remaja itu, juga saat susunya keluar dari puting kenyalnya. Gigi seperti merasa bebas lagi untuk bercinta, meski dengan Fadil yang lebih muda darinya. "mmh..eh.. mbak...", "sst... gini lebih enak...aahn..." Fadil diminta menghadap keatas, lalu kini Gigi mengambil posisi diatas tubuh remaja itu. kini memek Gigi tampak jelas dimata Fadil, juga bagaimana penisnya itu tenggelam di vagina ibu muda itu. "wah..mmh...", "nah... ayo Fadil mau nyusu lagi nggak...aah..mmh..." Kini buah dada montok Gigi terlihat menggantung indah didepan wajah Fadil, Fadil tinggal melahap puting susu yang ada didepan mulutnya itu, ia emut lalu ia sedot beberapa kali, setelah itu ia tinggal membiarkan air susu itu mengalir sendiri kemulutnya. Fadil kini tinggal diam dan menikmati, karena tampak Gigi yang sibuk menggoyangkan tubuhnya naik turun. Gigi bahkan tampak begitu semangat, sambil menggoyangkan pinggulnya, ia gerakan tubuhnya naik turun, tentu memeknya jadi terus disodok oleh penis tegak milik Fadil. "mmh...aah...sluurp..mm...", "aah... awh Fadil...uh..." Fadil menggunakan tangannya untuk mendorong dua buah dada Gigi ketengah, lalu Remaja itu bisa melahap dua puting susu Gigi sekaligus, tentu mulutnya sampai penuh air susu, ia terus saja minum cairan nikmat itu, biar saja sampai kembung. Gigi juga makin terangsang, bahkan terlihat cairan kewanitaan mengucur dari memeknya dan membasahi penis Fadil. Mereka asyik terus bersetubuh penuh kenikmatan.
Bermenit menit mereka asyik ngeseks, Fadil kembali merasakan sesuatu akan keluar. "mmh...aah...mbak aku mau keluar itu...", "aah... biarin aja dil...ayo keluarin aja...", "tapi mbak...ouh...", "udah gak papa...ngh..nngh...aaahn..." Fadil tak tahan dengan kenikmatan berlebih yang ia rasakan, Croot crot croot, spermanya muncrat dalam memek Gigi. "aah...uuh...", "ngh...ahn..." Gigi pun bisa merasakan bagaimana cairan persetubuhan bergejolak dalam rahimnya. Gigi mengangkat tubuhnya sedikit, terlihat jelas penis Fadil dihajar cairan persetubuhan dari memek Gigi. Setelah itu Gigi tiduran lagi disebelah Fadil. "mbak Gigi...", "iya dil..", "apa gak papa kalau...", "sst udah gak papa... enak gak sih kalau kita gitu tadi...", "i..iya enak sih mbak..", "ya udah... nanti diterusin lagi ya... hehe...cup...", "hmm iya mbak...hehe..." Fadil ikut senang bila Gigi senang. Tentu Gigi dan Fadil akan ngeseks lagi dihari hari selanjutnya, sampai mereka benar benar puas bersetubuh.

2 comments: