Saturday

Cerita Seks: Life Live and Sex Risa Part 3

"... baguskan kamar baru Risa... hehe... iya dong Risa pinter pilih rumah juga..." Risa sedang live webcam sex dikamarnya itu. Fino ada dilantai dua, bersantai sambil nonton televisi. Risa dikamar lantai tiga itu tampaknya sedang bisa live show lagi menggunakan laptopnya. pengikutnya masih banyak, tampak banyak yang memberi komentar karena rindu melihat si cantik Risa, juga keindahan tubuhnya. "Risa... kamar baru, gaya baru juga dong...", "Risa sekarang livenya gak usah pakai baju aja udah...", "Risa dikamar itu keliatan makin seksi...", "Risa aku mau entot kamu..." Komen komen yang banyak membuat Risa senang dan juga gembira. "ahaha... iya deh Risa mulai live gaya baru deh... nih...hihi..." Risa tadinya masih pakai bh dan celana dalam, kini cewek itu melepas bhnya, membuat penonton ramai memberi like ataupun komen. "hore...", "Risa memang cantik... udah gak usah ditutupin cantik...", "Punya Risa besar sekali...", "Risa puting susunya tunjukin juga..." Memang Risa sudah menunjukan buah dada montoknya, tapi Risa menutupi puting Susunya. "...tuh udah Risa bukain... gak boleh ditunjukin dong kalau yang itu... iih nafsu semua ya...hihi.... Risa bukain kalau dikirim hadiah..." Segera saja para penonton ramai mengirim hadiah langsung, ada yang mengirim point, ataupun uang langsung ke akun webcam Risa. "Aku kasih 1000 point buat Risa... bukain Risa...", "Risa aku kasih tambah uangnya kalau dibuka... buka dong cantik.." Risa jadinya senang, "...makasih cinta cintaku...hihi... ayo siap ya semua... " Penonton masih ramai mengirim komen dan likenya.

sedang Asyik beraksi, pintu kamar Risa dibuka, ternyata itu si Fino. Risa seketika menoleh, ia tinggal kan Laptopnya sejenak membuat penonton kebingungan. "Risa... mau minum apa?", "iih kan Risa lagi live", "eh maaf Risa...", "hehe ndak papa... Risa mau susu deh Fino Sayang...", "hmm iya bentar ya" pintu ditutup lagi, Risa kembali didepan layar laptop. "maap ya tadi ada iklan bentar...hihi...eh iya lupa...tada...." Risa akhirnya menunjukan puting susunya. "waw indah sekali...", "pentilnya Risa...aku mau cium..mmmh", "putingnya merah muda... bagus..." Risa tertawa kecil karena komentar penonton itu. "haha... bagus kan ya... siapa yang mau cium... gak bisa tau... nih nih... cium aja layarnya... ayo cepet dicium dong layarnya..." Risa menggencet toket montoknya, lalu cewek itu mendekatkan putingnya kearah leptop, pasti ditempat lain dilayar masing masing penonton tampak puting merah muda Risa dengan jelas. Pasti disana orang orang sedang sibuk mencium layar, bahkan menjilati layar masing masing, ada juga yang diam saja alias sibuk duduk sambil mengocok penis. Risa memang idola banyak orang, cewek itu juga tampil selalu menggoda. "udah aku cium cantik...", "udah aku emut puting kamu... enak...", "dikenyot enak banget itu..." Risa makin senang, cewek itu pasti terangsang juga karena komen penonton. Risa sudah duduk manis lagi agak jauh dari layar. "hehe... udah kan...hehe... kenapa kenapa... mau pegang... iya pegang aja nih ayo kalau bisa... haha..." Risa malah meremas remas buah dadanya sendiri, membuat penonton makin gaduh pastinya, hadiah jadi makin banyak terkirim, point akun webcam sex Risa makin banyak. "Ayo remas terus toketnya...", "Risa memang hebat... aku mau jilat itu...", "buah dadanya Risa memang paling indah..." Risa senang sekali, dikamar itu ia bisa berakting lebih bebas daripada saat dirumahnya sana.
Pintu kamar Risa dibuka lagi, Fino sudah membawa segelas susu. Risa segera menemui cowok itu. "Makasih Fino sayang...cup... dah ya...", "hehe iya..." gelas diambil, lalu Risa langsung menutup pintu. Fino hanya dapat ciuman, tapi cowok itu sudah senang, ia kembali kelantai dua untuk menonton pertandingan bola ditelevisi. Risa kembali dihadapan layar, kini sambil menunjukan gelas yang berisi susu itu. "minum dulu ya teman teman...mm...aah... enak deh minum susu..." Risa minum susu, netizen webcam sexnya makin ramai juga. "Waduh susu... itu susunya Risa ya...", "ayo Risa keluarin dong susu segarnya", "aku mau susu Risa...pasti enak..." Risa geleng geleng saja, "ini bukan susu Risa... ini susu sapi...hihi... tapi liat deh...tuh... kalau gini kayak susunya yang keluarin Risa..." Risa menumpahkan sedikit susu itu kebuah dadanya, benda bundar itu dilumuri susu, puting merah muda Risa juga basah, sempat susu menetes melewati puting kenyal itu. "aduuh gak kuat mau kenyot toket Risa...", "basah deh toketnya... aku mau jilat dong...", "adu Risa ayo ngentot..." Makin malam makin ramai saja penontonnya, Risa meneruskan live shownya dengan gembira. "...iya kan udah liat banyak nih... sekaran Risa ngantuk... mau tidur ya... iya dimatikan dong live shownya... bahaya nanti kalau liat Risa tidur dientot orang, kalian nanti iri...hehe... daah...muah..." Risa menyelesaikan live shownya, ia matikan juga laptopnya setelah itu.
"...kok bisa gak masuk sih...wah...eh Risa...udah selesai?" Fino sedang asyik nonton pertandingan, lalu Risa muncul kelantai dua itu. "udah Fino... mmh... Ayo tidur yuk..." Risa datang langsung mendekat dan mendarat dipangkuan Fino. "hmm... iya bentar lagi ya Risa...", "udah ayo... nonton apa sih...", "itu ada pertandingan bola...", "yaah, udah matiin aja...", "hmm iya deh iya..." Fino menurut dan mematikan televisi, meski ia sedikit kesal karena tim jagoannya yang sedang main belum juga menang. "hehe asyiik...", "dah yuk kekamar", "gendong...", "hmm... iya iya..." Fino menggendong Risa menuju lantai tiga, lalu segera pergi kekamar. Fino membaringkan Risa dikasur, lalu cowok itu ikut tiduran. "hehe maaciih...", "iya Risa...", "mmh... selimutnya dong...", "iya... gak pakai baju dulu?", "ndak deh... gak papa...", "hmm iya udah..." Fino segera menemani Risa tidur. Fino tidak mengganggu Risa tidur, ia tau pasti cewek itu lelah juga online cukup lama.
Esok paginya, Fino bangun, Risa juga masih ada dipelukannya. Fino heran saja, tidurpun Risa masih senyum, memang cewek itu selalu senang. Fino kemudian melihat buah dada Risa, memang cewek itu semalam juga tidak pakai baju. Fino kemudian memegang buah dada Risa, dielusnya pelan pelan, seraya berfikir benda indah itu memang yang bisa mendatangkan uang, dan juga memuaskan siapa saja. "mmh... hoaam... pagi Fino...", "eh...pagi Risa...", "mmh... hmm... aduh pagi pagi udah pegang pegang ih...", "hehe... aku cek in ini... takut buah dada kamu masuk angin...", "iiih...hahaha... yang ada akunya yang masuk angin tau", "hehe iya iya...", "mmh... masih ngantuk nih...", "kamu istirahat lagi deh... aku kebawah dulu ya", "iya Fino sayang..." Risa tiduran lagi, saat Fino pergi kebawah. Fino pergi mandi, setelah itu ia menyiapkan sarapan. Setelah siap, Fino kembali kekamar dan ganti baju. "Risa... udah ayo makan dulu", "hmm iya...nngh... kamu mau kemana?", "mau naruh lamaran, katanya suruh kerja?", "hehe iya iya... temenin aku makan dulu", "aduh...iya iya... nih pake baju dulu ya", "iya..." Risa memakai tanktopnya. Risa dan Fino kemudian segera makan sarapan dilantai dua. Risa senang saja, Fino cowok yang baik, bertanggung jawab dan juga cukup tampan, tidak salah ia pilih pasangan, cewek itu sudah tidak memanggil Fino dengan kata mas lagi, karena cowok itu sudah dekat dengannya. "... enak nggak?", "enak kok Fino...hihi...mm...", "sip deh... dah aku keluar dulu yah...", "iya... semangat ya..." Fino sudah selesai duluan dan segera pergi keluar.
Risa pagi itu selesai sarapan memilih pergi cuci muka saja, lalu pergi kekamar  inginnya tidur lagi. Tapi Risa mendengar bel berbunyi, jadi ia turun dan membuka pintu depan. "pagi..mbak Risa kan...", "iya pak... pak ini siapa?", "Saya pak RT sini mbak", "ooh pak Rt, silahkan masuk pak" Risa pagi itu kedatangan tamu, pak RT daerahnya itu. mereka segera duduk diruang tamu. "mbak Risa ngontrak ya disini", "iya pak betul", "hmm, sama siapa?", "sama...itu...suami saya", "dimana suaminya mbak?", "lagi keluar pak tadi", "ooh iya sudah, anu mbak Risa... saya cuma mau minta data dirinya mbak Risa sama suaminya juga, buat data RT saja" Risa bingung jadinya, ia belum menyiapkan surat surat. Pak RT didepan Risa itu tidak curiga dengan gerak gerik Risa, karena pria itu sibuk memandang tubuh Risa yang indah, apalagi ia terpaku memandang ada gundukan besar dalam tanktop yang di pakai Risa. "ehm... kalau nunggu suami saya dulu aja gimana pak?", "oh iya nggak papa kok", "pak RT nggak keburu kan?", "oh iya, lagi gak repot kok", "ooh iya sudah pak, mending... nunggu nya dilantai dua saja yuk pak", "hooh iya bagus bagus...hehe" Pak RT diajak pindah, mungkin memang lebih santai dilantai dua, bisa sambil nonton tv, juga dilantai dua itu bisa duduk dikarpet. Risa menunggu saja Fino pulang, dengan pak Rt itu. tapi mungkin sudah cukup lama juga. "pak Rt, sepertinya suami saya masih lama pulangnya", "ooh ndak papa ndak papa, saya tunggu kok", "hmm iya... bentar pak" Risa melangkah kedapur mini dilantai dua itu, ia buka kulkas, lalu ia ambil minuman untuk pak Rt. "wah makasih mbak Risa", "iya pak sama sama" Pak Rt itu senang senang saja duduk sambil memandangi Risa yang cantik dan juga tampil menggoda. Risa sebenarnya tau juga kalau pak RT itu sering mencuri pandang kearah tubuhnya"suaminya lagi kerja ya mbak?", "hehe...iya betul sedang kerja...", "ooh begitu ya", "iya... pak RT, saya tinggal mandi dulu ya pak...", "ooh iya iya" Risa naik kelantai tiga untuk mengambil handuk. Risa kemudian turun lagi karena memang kamar mandi ada dilantai satu. "Permisi pak", "wah...iya mbah Risa..." Pak RT sempat melihat Risa lewat tangga, cewek itu hanya memakai handuk ditubuhnya. Risa lewat dan pergi kelantai satu, lalu kekamar mandi, segera cewek itu mandi. pak RT dilantai dua itu kebingungan, ia sangat ingin turun dan mengintip Risa, tapi ia memilih duduk saja dilantai dua, tapi ia masih kepikiran juga, ia gelisah, karena ia berimajinasi tentang tubuh indah Risa. Risa tampak sudah selesai mandi, langkah kakinya terdengar naik tangga. "permisi pak...", "iya...", "eh, pak Rt, untuk data datanya memang yang dikumpulkan apa saja ya?" Risa tidak naik kelantai tiga, ia hanya pakai handuk menutup tubuhnya, malah menemui pak Rt. "oh itu... banyak sih mbak", "apa saja pak?" Risa malah duduk, membuat Pak RT komat kamit makin tertarik. "mm... iya ini mbak listnya", "mana pak...oh ini ya..." Risa agak menunduk saat melihat list di catatan pak Rt, jadi buah dadanya bisa terlihat dimata pak RT. "banyak kan mbak?", "iya banyak ya pak...hmm..." Risa fokus melihat list itu, lalu handuknya malah roboh, jadi buah dadanya terlihat jelas begitu montok, membuat pak RT melotot. "iya... kalau perlu... dibaca ulang mbak...", "iya pak...eh... maaf pak handuknya jatuh...", "ooh iya ndak papa" Risa membenarkan handuknya lagi."ehm... surat surat saya ada dikamar sih pak, tapi saya ndak ngerti beberapa surat yang ada dilist itu ada apa enggak, pak Rt bisa bantu saya liatin surat dikamar nggak?", "ooh bisa bisa", "hmm kalau gitu mari pak keatas", "iya...hmm" Pak Rt tentu senang sekali, ia diajak pergi keatas, lalu masuk kekamar Risa. "maaf ya pak berantakan", "ooh iya ndak papa...", "hmm...ini kayaknya pak..." Risa membuka tas ranselnya dan mengeluarkan surat surat yang hanya menjelaskan tentang biodata Risa saja. "ini sudah semuanya ya?", "masih ada lagi pak, tapi lupa tempatnya, saya cari dulu", "ooh iya iya" Risa pergi kelemari dan berlagak seperti mencari sesuatu. Tak lama handuknya roboh lagi, kini sampai lepas semua, jadi Risa benar benar telanjang. Pak RT menoleh, lalu ia benar benar kaget, ia terpaku dan fokus melihat Risa yang sibuk mengecek kekiri dan kanan. Pak Rt kini bisa melihat keseluruhan tubuh indah Risa, buah dada montok milik cewek itu,  juga puting merah mudanya. "ini ada lagi pak" Risa mengambil beberapa lembaran kertas, lalu memberikannya pada pak Rt. "ooh ini...", "iya pak... ini surat apa ya?" Risa merunduk didepan pak Rt. Pak RT makin melotot saja karena buah dada besar Risa menggantung didepan matanya, pria itu juga bisa melihat selangkangan Risa yang menggoda. Risa sebenarnya sengaja, tapi ia berlagak seperti bingung dan tidak tau handuknya sudah lepas. "ini fotocopy akte lahirnya mbak Risa", "ooh itu iya... eh... aduh...kapan lepasnya ya? maaf ya pak", "ooh iya nggak papa, sudah begitu dulu aja mbak, mending cari surat suratnya lagi", "oh iya betul pak" Risa kemudian memutar badan dan membelakangi pak Rt. cewek itu malah mempertontonkan bokong montoknya, juga memeknya, ia menunduk dan mencari cari sesuatu dirak meja. "ketemu lagi disitu mbak? mungkin surat milik suaminya mbak Risa...", "iya bentar pak Risa cari ya... aduh dimana..." Risa sibuk berlagak mencari sesuatu, kini bahkan cewek itu makin menunduk, pak Rt kini sudah melongo, wajahnya tepat dihadapan bibir vagina Risa. Risa tiba tiba mundur, dan wajah pak Rt menempel diselangkangan Risa. "mmh...mm", "aah.. maaf pak Risa nggak sengaja. "hehe ndak papa ndak papa" Risa kemudian berbalik dan kini duduk dibawah didepan pak Rt. "maaf ya pak... aduh... kalau hari ini kayaknya masih ndak bisa Risa kasih datanya pak...", "hmm iya udah nggak papa kok nanti juga bisa", "benar ya pak... nanti ya..." Risa agak berdiri, kini ia pamer buah dada didepan pak Rt. "iya bisa bisa...", "wah makasih pak Rt....eh maaf pak..." Risa tiba tiba memeluk pak Rt, toketnya menempel diwajah pria itu. "mmh...mm...hmm" Pak Rt sudah terangsang, pria itu reflek dan memeluk Risa, cewek itu tidak bisa menghindar. "aahn...pak Rt...", "mmh...mm...mm" Risa merasakan toketnya sedang dijilati pak Rt. " aah... pak Rt...nngh" Risa mencoba menjauh, tapi ditahan pak Rt, tapi cewek itu terus mencoba, justru mengarah kekasur. "mmh...aah.. Risa...", "aah...pak Rt..." Risa kini dibawa dan diajak keatas kasur. "Risa... sudah nanti surat suratnya bisa kapan kapan, gak kamu kasih pun nggak papa", "yang benar pak?", "iya benar... tapi... saya mau pegang kamu sebentar ya...mmh..", "aahn...pak Rt...ouh..." Pak Rt benar benar terangsang, ia tangkap buah dada Risa yang montok, ia remas remas dengan nikmat, pria itu juga langsung menjilati benda bundar itu. Risa sih tidak masalah, karena masalah surat surat data sudah tidak akan dibahas lagi. Pak Rt mulai menjilati puting merah muda Risa. "mmh...mm..mm", "aahn...geli pak Rt...uuh..." Risa malah membuat Pak Rt makin bernafsu. "uuh... mbak Risa..." pak Rt tiba tiba berhenti, dan menyempatkan diri membuka pakaian. "nngh... pak Rt...", "lihat Risa..." Pak Rt menunjukan batang penisnya. Risa sebenarnya mau tertawa, tapi cewek itu menahan dirinya dan memilih tersenyum, penis pak Rt tak sebesar milik Fino. "wah... pak Rt ini sudah tegang...", "iya... gara gara kamu", "aduh maaf ya pak... sini pak..." Risa menangkap penis pak Rt, ia elus elus saja. "uuh... mmh...mbak Risa...", "mmh...pak...aah...mmgh..mmm" Pak RT memegang kepala Risa seraya minta sesuatu, dan Risa tau, jadi Risa langsung memasukan penis tegak milik Pak Rt kemulutnya, ia emut saja untuk memuaskan pria itu. "uuh..wah hebat...mmh", "mmh...mmgh, aah... mmh...", Pak RT senang penisnya diemut sicantik Risa, pria itu tangannya berpindah dan memegang buah dada montok Risa. Pria itu senang sekali, sambil penisnya dipuaskan, ia bisa mengelus dan meremas buah dada montok Risa yang kenyal. Risa tanpa berhenti terus mengulum penis pak Rt beberapa menit itu. "wah...nngh...uuh...aah" Croot crot, Risa merasakan cairan sperma mengalir mengisi mulutnya menuju tenggorokannya. Penis pak Rt dikeluarkan, Risa lalu berakting batuk batuk, tapi cewek itu menelan sperma pak Rt. "mgmh...uhuk..mmgh...gleeg...aah...", "wah... hebat ditelan semua", "aah... pak Rt... uuh..." Risa kemudian berlagak memeknya gatel, ia elus sendiri bibir vaginanya. "wah... kenapa cantik...", "ini pak jadi... gatel... aah...", "hehe... aduh sini deh...umm...mmh..mm", "aah pak... auuh... aah sekarang malah dijilat pak RT, aduuh..." Risa memang sengaja, ia mau memeknya dijilat pak RT. dengan senang hati pak Rt menjilati vagina Risa, juga mencicipi cairan didalamnya. "mmh..mm...cup...ssp...mm...", "aahn...aah...nngh...ouh...aah... sudah pak...aah...", "mmh... hehe... iya..." Pak Rt kemudian menyiapkan penisnya yang sudah tegak lagi itu. "pak Rt... sebentar...", "iya mbak Risa...wah...", "pakai kondom ya pak...", "ooh siap mbak... aman aman...hehe" Pak RT sempat berfikir Risa akan menolak, eh malah dikasih kondom, tentu pak RT segera memakainya. "iya pak, mmh...nngh...", "saya masukin ya mbak...hehe...", "iya pak...aah...ahn...ouh..." Sleep, Penis yang sudah berpengaman itu segera melesat masuk kedalam vagina Risa. Pak RT senang sekali bisa mencicipi vagina Risa. "ooh...wah...luarbiasa...", "aah...aah.. sesak... punya pak Rt... besar ya...aahn..." Risa hanya ingin pak Rt lebih semangat saja. "ouh...iya dong...mmh...uuh..." Pak RT benar benar semangat, ia gesek penisnya maju mundur menghantam vagina Risa. tubuh Risa jadi bergoyang, Cewek itu menahan tangannya disamping, ia biarkan buah dadanya itu bergoyang naik turun. Pak Rt melihat jelas toket montok Risa yang bergoyang cantik, membuat pria itu makin semangat saja. Sudah terasa nikmat, pemandangan yang dilihat juga indah, pak Rt merasa beruntung sekali. Pak Rt terus menyetubuhi Risa, dengan penuh rasa senang. "aah...aah...aah... Pak RT... jangan ditabrak rahimku..auh...", "wah... sampai ya... hebat dong...", "aah...pak...aah..." padahal tidak  begitu hebat juga, Risa hanya ingin pak Rt lebih semangat dan pasti klimaks lebih cepat. Pak Rt memeluk Erat Risa, ia hantam memek Risa sekuat tenaga, penis berpengamannya melesat maju mundur secepat mungkin. "uuh...mmh...enak sekali...nngh", "aahn...aah...pak RT aduh...ouh.." Risa mendesah terus, membuat Pak Rt makin melayang merasakan nikmatnya ngentot dengan bidadari. beberapa menit itu terus berlalu, pak RT benar benar puas, dan juga siap klimaks. "uuh...Risa...aduh..ngh" Crot crot croot, Pak RT Klimaks, penisnya menyemburkan sperma dalam kondom itu. Segera penis itu ditarik keluar. Risa kemudian bangkit dan melepas kondom di batang yang lemas itu, setelah itu ia bersihkan penis pak Rt dengan cara ia jilat dan hisap sisa spermanya. "mmh..mmh...nah... sudah pak", "wah...makasih ya Risa...", "iya pak... ini bekasnya tadi saya simpan ya pak... saya tunjukin ke suami saya", "loh loh jangan Risa", "loh biar dia tau kalau pak Rt habis dari sini minta data itu tadi", "aduh jangan... sini sini... sudah kamu gak usah bilang aku dari sini ya, sudah kapan kapan saja datanya", "ooh iya sudah pak" Pak Rt segera berpakaian, lalu bersiap pulang. "makasih mbak Risa, saya pergi dulu ya", "iya pak sama sama...hihi..." Pak Rt segera pergi, ia sudah puas menikmati Risa. Risa membersihkan kamarnya itu, lalu menyimpan berkas berkasnya. Setelah itu Risa harus turun lagi untuk kekamar mandi. Risa belum sampai kekamar mandi melihat Fino baru datang. "Risa... baru mau mandi?", "hmm...iya...habis olah raga...", "hmm iya sudah", "eh... Fino sayang temenin kekamar mandi ya", "loh loh... Risa...", "udah ayo sayang...cup...hehe..." Fino baru datang, sudah diajak ngeseks lagi dikamar mandi. Risa memang tadi habis disetubuhi Risa merasa sudah banyak terangsang, tinggal ia tuntaskan saja dengan teman hidupnya, apalagi ia lebih suka ngeseks dengan Fino yang penisnya lebih besar.

No comments:

Post a Comment