Wednesday

Cerita Seks: Life Live and Sex Risa Part 1

"Malam Risa....", "iya Mas..." Risa baru saja lewat didekat pos kamling tempatnya tinggal. "Aduuh itu Risa makin hari makin cantik ya", "iya bener, mana tiap hari ketemu juga...wah...", "sst... jamnya jaga nih... bukan waktunya liatin cewek", "halah Fino nih gak sehat apa gimana... itu kan Risa cewek can...aduh...", "iya tau tau... udahlah" Fino memang sedang berjaga dengan dua temannya di pos kamling itu. Fino tau juga tentang Risa, cewek itu dulu adik kelasnya waktu smp. Bila Fino ikut memikirkan Risa, ia pasti yang lebih tau, dulu masih imut, sekarang tampil seksi dan menggoda. "udah Fino disini ya", "iya kami mau muter", "hmm oke oke" Fino ditinggal sendiri. Dua temannya pergi, niatnya sih keliling memeriksa kondisi malam itu, tapi mereka sebenarnya mau mampir ketempat Risa.
"Mana rumahnya tuh cewek?", "sst... masih agak jauh...", "iya... menurut kamu kenapa itu cewek sering pulang malem sih?", "sibuk kerja kali", "hmm mungkin aja..." Mereka tak lama sampai didepan rumah Risa, disekitar rumah itu sih cukup sepi juga. "sepi ya...", "rumahnya Risa juga udah tutup...", "bentar... kita cek kebelakang", "ngapain?", "udaah..." dua orang itu pergi lewat gang sempit disebelah rumah Risa, mereka menuju kebelakang rumah. "ngapain sih...", "sst... denger gak?", "hmm? itu... suara Risa ya?", "lah iya... itu kamarnya mungkin, masih dinyalain lampunya". Makin penasaran mereka berdua mencoba mengintip, mereka bahkan rela naik pohon dibelakang rumah Risa untuk mengintip. "wah... liat...", "ssst... dah diem... fokus..." mereka memilih menutup mulut, dan membuka mata lebar lebar, mereka melihat Risa sedang ganti baju sambil bernyanyi. Jendela kamar Risa cukup lebar, tentu dua cowok itu bisa melihat jelas. Dari dalam kamar Risa pasti tidak keliatan diluar ada apa, tapi dari luar terlihat jelas terang tubuh Risa yang kini hanya dibalut bh dan Celana dalam.

Dua pria yang nangkring dipohon itu hanya bisa melongo dan mempertahankan posisi. "lah... kok gak pake baju...", "sst...", "itu malah nyalaiin laptop sih...", "sst diem..." Dua cowok itu heran, Risa tidak melanjutkan ganti bajunya, cewek itu masih memakai celana dalam dan bh saja.
makin tegang dua orang itu diatas pohon, mereka sempat bingung kenapa Risa sibuk dengan laptop, namun akhirnya mereka mengerti. "Hai... malam semua..." Suara Risa terdengar jelas, dua pria diatas pohon itu tau, Risa pasti sedang merekam sesuatu. "ketemu lagi nih sama Risa... muuah...hihi..." Dua cowok itu makin tegang, mereka tau Risa pasti sedang live webcam sex, atau bisa dibilang sedang ngobrol online dengan orang banyak, tapi cewek itu juga menunjukan tubuh indahnya. "... Iya... malam terakhirnya Risa dikamar ini... tapi tenang ya... nanti Risa lanjut lagi ditempat lain...hihi..." Udara dingin diluar tidak membuat dua pria nangkring dipohon itu berhenti melongo melihati Risa. "... dibuka... gak boleh dong... iya emang terakhir disini... tapi gak boleh buka bh dong..." Dua pria itu makin tegang mendengar kata kata Risa. "... kirim dulu dong hadiahnya... nanti Risa baru buka...wah... waduh banyak sekali...." Risa terlihat bergoyang senang, yang diluar rumah juga ikut senang. "Ukurannya? 34C... masa gede sih... haha....iya udah Risa buka ya... pada siap gak? udah pantengin layar aja nih... mulutnya ditutup tuh...hayo hayo... bentar susah tau nyopotnya..." Dua pria diatas pohon itu makin tegang, dan juga penasaran.
"WOI TURUN LU PADA!" dua pria dipohon itu kaget, mereka kemudian melihat kebawah, ternyata si Fino. takut ketahuan Risa, dua pria itu terpaksa turun dari pohon. "Aduh Fino...sst...", "lu ngapain pake naik pohon segala... kalo pagi gak keliatan ape buah dipohon itu?", "sst... bukan gitu...", "lah terus ngapain sih?", "udah udah diem dulu" Dua pria itu meminta Fino mengecilkan suaranya. Mereka kemudian Kaget, mereka melihat jendela kamar Risa dibuka, "Halo... mas mas jangan rame dong..." Fino kemudian ikut kaget juga, "eh...iya Risa..." tiga pria itu melihat Risa sudah telanjang dada. "hehe iya makasih mas..." Risa kembali menutup jendelanya, cewek itu melanjutkan live show nya. "Hei kalian jadi..mpph", "sst... udah kedepan dulu Fino..." Fino diajak pergi kedepan rumah, mungkin disana mereka bisa ngobrol lebih baik tanpa mengganggu Risa. "duh... dasar lu pada...", "sori Fino... mumpung bisa liat tadi", "iya... kamu bisa liat juga kan tadi..." Fino tidak bisa membantah, ia juga senang melihat buah dada montok milik Risa itu. "hmm... tapi ini gak bener... aku bilangin pak Rt aja...", "hei jangan... bro...", "kamu kan juga liat... anggap aja impas... lagian tadi kata Risa udah terakhir loh..." Fino bingung, ia kan datang ketempat tadi itu karena kuatir dengan teman temannya itu. "terakhir? apaan?", "udah udah... aku balik ke pos deh", "iya aku juga... udah nggak lanjut deh Fino... udah liat soalnya...haha..." Dua teman Fino pergi dengan senanya, iya mereka sudah melihat buah dada montok Risa. Fino masih heran, ia sempat garuk garuk kepala, tak lama ia juga berfikir untuk kembali.
"Mas Fino..." langkah Fino terhenti. "Risa?" Fino melihat Risa keluar rumah, kini sudah memakai jaket dan celana pendek. "Hehe... maaf mas, mas Fino udah mau pergi ya?", "hmm ndak juga sih... maaf tadi...", "oh itu tadi...nggak papa mas....", "hmm iya udah...", "eh mas, bisa masuk kerumah sebentar?", "mm...bisa  kok bisa...", "hehe... ya udah masuk yuk..." Fino jadinya tersenyum, ia jadinya diajak masuk kerumah Risa. "udah pada tidur ya Risa?", "aku lagi sendiri mas, sini mas langsung kekamar aja", "oh... iya iya..." Fino sempat bingung, tapi ia ikuti saja apa kata Risa. Fino sudah dikamar dengan Risa, ia lihat ada laptop diatas meja, Fino juga melihat Risa melepas jaketnya, cewek itu sudah memakai bh lagi. "sini mas duduk aja...", "hmm iya...", "tadi kok tiba tiba rame dibawah mas?", "oh itu tadi... itu dua temenku tuh... naik kepohon belakang itu, kayaknya habis ngintip kamu..." Fino berusaha ngobrol sebiasa mungkin, meski ia sebenarnya tegang melihat Risa dengan pakaian amat minim. "oh gitu ya...hahaha...", "haha iya... sori ya Risa...", "hmm ndak papa mas Fino... jadi tadi aku habis online", "online?", "iya... jadi..." Risa dengan lantang menjabarkan apa yang ia lakukan tadi, Fino seketika kaget, namun ia kembali berusaha tampil keren dan biasa saja. "ooh... gitu ya...hm...", "jadi mungkin mereka kaget juga gak pernah liat langsung gitu", "hmm iya bener... itu udah selesai tapi ya?", "sudah tadi mas", "hmm iya sudah... sekarang Risa mau istirahat kan?", "hmm iya...", "ya udah aku balik aja ya", "tapi mas...", "kenapa Risa?", "malam ini mas Fino disini aja nemenin Risa ya..." Fino kaget dan juga senang. "kamu takut ya sendiri? iya juga ya nanti kalau ada yang mau ngintip lagi...", "nah iya itu mas... plis ya mas Fino tidur sini ya...", "i...iya deh...", "hore...hehe... eh maaf mas... " Risa saking senangnya sempat memeluk Fino. "iya nggak papa...hehe..." Fino hanya duduk saja, ia melihat Risa sedang menyimpan laptopnya, kemudian membenarkan kasurnya sebentar, lalu cewek itu sudah tiduran dikasurnya. "Mas Fino... sini loh...", "aduh aku disini aja nggak papa", "udah mas gak papa... sini..." Fino malu malu mau, ia akhirnya mau juga tiduran disebelah Risa. "misi ya Risa", "iya... mas Fino hadep sini lah..." Fino tadinya membelakangi Risa, ia memutar badannya, ia kini berhadapan dengan Risa. "hmm iya...", "mas Fino...", "iya...", "masih inget nggak Risa pas smp dulu?", "hmm... inget sih...", "gimana tuh mas?", "kamu masih... imut gitu...", "hehe iya... kalau sekarang mas?", "sekarang kan... kamu udah dewasa", "terus...", "udah... cantik juga...", "hehe... iya... duh dingin mas deketan dong..." Fino jadinya dipeluk Risa. "eh... Risa... nggak pake baju dulu?", "enggak deh... nanti mas Fino gak bisa liat dong...", "aduh Risa... tadi kan udah liat.. eh...", "eh iya... aduh tadi aku lupa nggak pake bh", "tenang aja... temenku udah.. eh...", "biar deh mereka mas... sekarang mas Fino fokus nemenin aku yah..." Risa membuka bhnya lagi, toket montoknya bisa dilihat Fino. "kok dibuka Risa...", "kan tadi mas Fino udah liat... jadi gak perlu Risa sembunyikan lagi...hihi...", "Aduh Risa...", "kenapa mas?" Risa tersenyum centil, cewek itu malah memandu tangan Fino, dan didaratkan di buah dadanya. "eeh... Risa...", "udah gak papa... mas Fino apa gak mau pegang?", "hmm ini...", "hehe... iya gak papa... tuh... iya elus aja mas..." Fino sudah terhipnotis, ia elus saja buah dada mulus milik Risa, "wah...Risa...", "kenapa mas...punyaku kecil ya...", "enggak... besar loh ini...", "hehe iya... aw...", "eh maaf...", "enggak papa kok..hihi... " Fino sudah mulai bernafsu lebih, ia kini mulai penasaran dan mengelus puting merah muda milik Risa. "wah...", "mas Fino mau nyusu nggak?", "wah... Risa... emang kamu...", "hehe becanda... Risa belum bisa nyusuin mas Fino...", "hmm eh... Risa..mmh...", "tapi kalau mas Fino mau cicipi puting aku boleh kok..." Risa tangannya memegang kepala Fino, didorong dan kini mendarat di buah dada cewek cantik itu. "mmh...Risa..hmm..." Fino bisa mencium wangi tubuh Risa, cowok itu juga bisa merasakan kenyalnya buah dada yang mengelus wajahnya. "kenapa mas... aahn... iya itu tuh mas jilat aja...aw... malah langsung diisep sama mas Fino...hihi...", "mmh...mm...mmph" Fino mulutnya sudah sibuk mencicipi puting Risa yang menonjol itu. "ouh... mas Fino..." Fino berhenti, kepalanya menjauh, ia kini wajah mereka berdua berhadapan. "Risa...", "hehe... sini mas...cup...mh..." senang saja Fino diajak bercumbu, ia ladeni cewek cantik lawan mainnya itu. "mmh...cup..mmh...", "mmh...cup...aah...", "mmh...cup..uummh...", "mm...aah... waw hebat deh mas Fino...", "hehe iya...", "mas Fino... dulu sempet kepikiran suka sama Risa enggak?", "hmm, sempat sih...", "kalau sekarang?", "sekarang ya... suka banget dong...hehe...", "haha mas Fino... bentar mas...", "eh Risa..." Risa sibuk mencopoti pakaian Fino. "udah mas Fino pasti senang... pasti mas Fino udah... wah tuh... udah berdiri begini juga..." Risa sudah langsung memegang penis Fino yang tegang. "uh Risa...itu...", "iya mas... nih udah Risa kocokin tuh...hihi...", "aduh...mmh..." Fino merasakan nikmat berlebih, penisnya sedang dikocok tangan halus si cantik Risa. "mas Fino... kalau setelah ini mas Fino jagain Risa terus... mau enggak?", "auh... mau dong...mmh...", "hihi... kalau mau... aku kasih yang spesial deh tiap hari", "wah...yang bener Risa?", "iya beneran deh...hehe...liat deh..ummh..mm...", "wah Risa... ouh" Risa tiba tiba berpindah, ia sibuk menjilati penis Fino yang tegak, tak lama ia emut juga batang tegak itu. "mmh..mmp..mmh..." Risa tak tanggung tanggung, ia emut batang penis Fino dengan hebat, kepalanya naik turun, Risa juga menghisap hisap penis tegak itu. "aduh...Risa...mmh..." Fino lupa kapan terakhir merasa penisnya begitu puas, mungkin saat ia SMA, kini sudah lulus ia dapat lagi kenikmatan dari Risa. "mmh..mm...m...mmgh!" Croot croot, Fino klimaks, ia isi mulut Risa dengan sperma. Risa bangkit, ia duduk, dan menelan sperma dimulutnya, "Risa... maaf", "mmgh...mmh...mm..aah...nggak papa mas... enak kok..." Risa sibuk membersihkan wajah dan mulutnya, Fino melihat saja sudah begitu terpesona.
"Risa...", "mmh... iya mas Fino...", "tadi kata temanku, kok kamu bilang terakhir...", "oh iya... hari ini terakhir aku dirumah mas", "kamu mau kemana?", "iya ceritanya panjang, nanti aku ceritain ya", "iya, tapi...", "intinya, mas Fino habis ini mau kan ikut Risa pergi dari tempat ini?", "hmm itu...", "Risa gak bisa bebas kalau dirumah mas, jadi aku mau ngontrak diluar, dan plis... mas Fino temenin aku ya...", "hmm gitu ya... nanti aku...", "iya mas Fino jadi suamiku deh diluar nanti... gimana?", "wah... serius nih?", "iya serius...", "wah... aku mau aja deh", "nah gitu dong... hehe...", "iya... loh Risa..." Risa terlihat senang, ia kemudian melepas pakaian yang tersisa pada tubuhnya. "dah buat mas Fino aku kasih yang spesial deh malam ini", "wah.. Risa...", "penggemarku aja belum pada liat loh... tapi mas Fino udah liat... ini punya Risa..." Risa membuka selangkangannya, ia tunjukan memeknya pada Fino. "wah punya Risa...", "hehe... jangan dipelototin gitu mas... hihi...", "tapi itu..hmm..." Fino sudah melongo berat, ia lihati memek Risa yang dihiasi bulu tipis diatasnya. "kalau dilihat aja enggak enak mas, ayo sini mas...ahh.." Fino kembali memaksa kepala Fino mendekat, kini ke memek cewek itu. "mmh...wah..mmh...mm...mmf...", "aw... langsung dijilatin ...aahn..." Fino tanpa ragu menggunakan lidahnya menjilati bagian intim Risa itu. "mmh...mm...sluurp..mm.." tau memek Risa sudah basah, langsung dihisap cairan didalamnya oleh FIno, "aahn...wah hebat...mas Fino..nngh...", "mmh..mm...", "aah... udah mas..." Risa menghentikan Fino, Fino bangkit, dan menghadap Risa. "Risa...", "mas, udah ayo pakai dulu nih..." Risa memberi kondom pada Fino. "wah... Risa...", "ayo udah pakai... hmm sini aku pasangin deh..." Penis Fino tegak lagi, dan sudah diberi pengaman sekarang. "wah...", "nah udah siap... mas Fino mau kan puasin Risa?", "iya... buat Risa apa aja deh...", "hehe... gitu dong... ayo mas..." Risa tiduran dengan tenang, Fino mengambil posisi diatas cewek itu. "siap ya Risa...", "iya mas... ayo...ah...", "aku... masukin deh...mmh..." Penis tegak Fino sudah mulai digesekan dipintu masuk lubang kenikmatan, setelah itu langsung ia dorong masuk, sleeb, "aahn...aaah...ouh..." penis berpengaman milik Fino masuk semuanya mengisi memek Risa. "uuh...wah... mmh..." Fino tau Risa pasti sudah tidak perawan, karena terasa penisnya bisa masuk seketika, tapi ia sadar memek Risa rasanya enak juga untuk digesek. "ayo mas... gesekin dong...", "uuh...iya... mmh", "awh...mmh... iyess... enak kan mas... ngentot sama aku...nngh...", "iya Risa...uuh...mmh..." Fino mulai menggerakan tubuhnya, ia hentakan penisnya maju mundur. Risa tampak senang, cewek itu selalu ingin bercinta dikamarnya, karena biasanya ia ngeseks diluar. Fino memegang toket montok Risa yang bergoyang itu, kini ia bisa mengambil kendali sepenuhnya, ia begitu senang bisa menyetubuhi Risa. "ayo... terus mas...nngh...iyah...ooh...", "risa...cup...mmh..mm...aah..." Fino sesekali meremas toket Risa, juga menjilati puting merah muda milik cewek itu.
Fino meneruskan kewajibannya memuaskan Risa, sedang dua temannya dipos kamling sedang kebingungan. "Hei si Fino tadi gak balik balik sih", "iya... langsung pulang kali tu anak", "hmm iya mungkin, sial juga dia ikut liat toketnya si Risa tadi", "aah biar, dia mana liat si Risa goyang dikamarnya tadi", "haha benar juga ya..." Dua pria itu jelas terlalu sombong, mereka tidak tau kalau mereka yang rugi, karena kini dirumah Risa si Fino sedang menggenjot memek cewek yang mereka intip tadi. Fino bahkan diajak ngentot dengan posisi yang lain. "aahn... ouh... iya gitu mas enak...uuh...", "risa... kamu suka gaya yang ini ya?", "iya suka banget... ayo gesek lagi mas...aahn..." iya kini Risa tiduran tengkurap, tapi ia angkat bokongnya, jadi memeknya bisa disodok dengan hebat, dan juga lebih dalam lagi, Risa memang ingin merasakan dinding vaginanya digesek terus, bahkan rahim Risa seperti mau ditabrak juga oleh penis Fino. "ooh... mmh...Risa...mmh..." Fino tinggal memegangi bokong montok Risa untuk berpegangan, jadi ia bisa menusukan batang penisnya dengan hebat ke vagina hangat Risa. "uuh...mas Fino hebat...aahn... mas Fino... bilang sayang dong buat aku...", "iya... Risa sayang... kamu suka nggak sayang?", "iyaah... aku suka banget yang...aku sayang mas Fino...aahn!" mendengar dipanggil sayang, Fino makin hebat menghujam vagina Risa dengan penis tegaknya, sleb sleb sleb, tubuh mereka bergoyang terus diatas kasur itu. Risa tak rugi memilih lawan main yang hebat. Malam mungkin bergulir cukup cepat, tapi terasa cukup lama bagi Risa dan Fino yang terus menikmati adegan seks mereka diatas ranjang. "Risa sayang...uuh..mmh...", "Finoku...sini...cup..mmh.." kini mereka sedang dalam pelukan yang erat, memek dan penis mereka masih beradu. "cup..mmh... Risa... aku...mau...nngh..", "ooh... iya... bayangiin aja... nggak pake pengaman, isi memek Risa ya... ayo...aahn...aahn...mmh" Croot croot crot, Fino akhirnya klimaks setelah berpuluh menit menyetubuhi Risa. Ia tarik pistol tumpulnya, ia copot kondom yang sudah terisi sperma itu. "huft... Risa... Terima kasih...", "aku dong yang makasih..hehe...", "hehe iya...", "dah pake dulu bajunya mas, lalu kita istirahat", "hmm iya Risa...", "tapi mas Fino bisa bangun pagi kan?", "hmm bisa bisa", "kalau gitu... nanti kalau bangun bersihin kamarku ya... ", "oke siap...", "terus mas Fino pulang ambil pakaian deh...", "wah langsung berangkat nanti?", "iya dong... kan aku udah bilang hari terakhir disini...", "ooh iya deh, buat Risa pasti siap" Fino sudah berpakaian, Risa memilih pakai pakaian dalam saja, ia menutupi tubuhnya dengan pelukan Fino, juga selimut hangat menutupi tubuh mereka berdua. Fino dan Risa terlelap tertidur setelah puas bercinta dikamar itu. malam itu mungkin akhir bagi risa ada dikamar itu, namun awal bagi Fino untuk menemani Risa. Fino tak tau apa yang direncanakan Risa selanjutnya, tapi ia sudah berkomitmen, dan pasti akan menjaga Risa selalu.

No comments:

Post a Comment