Saturday

Cerita Seks: Life Live and Sex Risa Part 2

"Risa... ini rumahnya?", "iya mas Fino,hihi...", "hmm iya udah ayo masuk" Fino sudah sampai dirumah kontrakan yang bakal dihuni Risa juga. Rumah itu menurut Fino tampak kecil dari luar, tapi ketika sudah masuk kedalam, Fino rasa rumah itu cukup untuk berdua, atau bila ada orang lagi mungkin bisa sampai 4 orang. "asyik mas ada 3 lantai rumahnya", "iya... sampai bawah genteng juga ada ruangan", "ayo mas barang barangnya ditaruh kamar", "hmm iya" Mereka pergi kelantai 3, disana ada kamar yang bagus, ada balkoninya juga yang menghadap kebelakang rumah. "wah ada balkoninya, serasa kayak dirumah, bisa liat keluar", "hmm iya...", "mas Fino gak berubah fikiran kan? masih mau nemenin Risa?", "nggak dong, masih pengen nemenin Risa kok", "hehe makasih..." Risa dan Fino segera menata kamar, juga barang bawaan mereka.  "Risa... udah nih kamarnya", "iya... sip deh...", "tinggal yang bawah ni ya", "iya... mas Fino urus yah yang bawah... aku mau ketempat yang punya rumah, mau urusin soal biaya", "ooh, iya Risa siap" Risa pergi keluar rumah menuju tempat pemilik rumah asli. Fino memilih bersih bersih lantai dua dan lantai satu, sambil ia cek juga perabot rumah itu.
"Permisi...", "iya...wah... risa", "hehe iya... pak Junaidi, saya udah beres beres rumahnya kok", "ooh bagus deh kalau gitu, masuk dulu ya Risa..." Risa diajak masuk kerumah pak Junaidi itu. Mereka duduk di sofa ruang tamu. "pak Junaidi nggak sibuk kan?", "oh ndak, lagi libur kerja kok", "ooh bagus kalau gitu", "kamu tinggal dirumah itu... bareng siapa?", "itu... sama suamiku...", "loh... kapan Risa nikahnya?", "hmm baru beberapa minggu lalu pak", "ooh, kok saya baru tau, tau tau udah ada yang punya", "hehe iya...", "oh iya Risa... soal bayar kontrakannya...", "iya, gimana pak? Risa kalau sekarang masih belum bisa bayar", "hmm iya nanti sih juga bisa... tapi gimana ya... kan bulan pertama ini soalnya...", "hmm iya, maaf pak, Risa belum kerja lagi, juga belum ada uang, mungkin kalau dibayar pakai yang lain Risa bisa ganti pak", "hmm, yang lain gimana Risa?", "ya... yang lain pokoknya pak, selain uang deh, Risa pasti mau ganti", "ooh...hehe... bentar deh, emang Risa kerjanya apa?", "oh iya saya belum jelasin ya pak, tapi kalau disini gak enak bahas tentang kerjaan saya", "loh kenapa?", "mending saya jelasin aja dikamar pak Junaidi, gimana pak?", "wah.. boleh boleh... mari..." Senang saja Junaidi diajak kekamar, mumpung rumahnya juga sedang sepi, ia ajak Risa yang menggoda itu kekamar.
Dirumah kontrakan, si Fino baru selesai mengurus lantai dua, ia mau melanjutkan bersih bersih  lantai satu. Tapi Fino tiba tiba berhenti, ia kemudian ingat, tentang laptop Risa. Fino naik kelantai tiga menuju kamarnya, ia mencari keberadaan laptop Risa. dicari disana sini, akhirnya ketemu didalam tas Ransel milik Risa. Fino menaruh laptop itu dimeja kamar itu. Fino kemudian tertarik untuk menyalakan laptop itu, ia nyalakan segera, ia ingin tahu isi dari laptop Risa. Dekstopnya cukup rapi, hanya ada beberapa icon. Fino menelusuri lebih dalam kefolder pribadi Risa, ia berfikir karena nanti akan bersama Risa lebih lama, ia ingin mengerti lagi tentang cewek itu. Fino  menemukan folder berisi foto foto Risa, kumpulan foto cewek itu dari kecil sampai dewasa. Fino jadi ingat imutnya Risa saat masih SMP, ia bandingkan dengan foto cewek itu saat dewasa, jauh berbeda, tapi tetap sama cantiknya. Makin dalam Fino mencari, ia menemukan folder video, Fino akhirnya harus mengambil kursi dan duduk menghadap laptop Risa, karena Video dalam folder lain itu berisi rekaman aksi Risa dikamarnya. Fino memutar satu video, ia lihat Risa begitu asyik bergoyang mengikuti iringan musik, Fino tersenyum karena tampaknya Risa itu tidak ada habisnya tersenyum dan selalu tampak gembira. FIno memutar Video lain, ternyata malah makin hot, Risa menunjukan tubuh mulusnya, hanya dalam balutan pakaian dalam, cewek itu mengelus tubuhnya sendiri dari atas sampai bawah, Fino jadi lupa mengurus lantai satu. Fino jadi fokus memeriksa Laptop Risa lebih lama.
"...nah jadi begitu pak...", "ooh gitu ya...hehe... jadi Risa sering nih... pake bh sama celana dalam aja dikamar?" di rumah Junaidi, Risa telah menjelaskan tentang pekerjaannya, bahkan ia buka baju dan celananya, mungkin agar penjelasannya lebih detail dengan bukti nyata. "iya pak, hihi", "hmm... emang suami kamu nggak marah kamu sibuk dikamar begitu?", "enggak kok pak, dia udah tau, juga udah setuju", "ooh begitu, haha...", "iya jadi itu tadi pekerjaan saya pak", "sebentar Risa" Risa mau memakai pakaian lagi, tapi dihentikan Junaidi. "ada apa pak?" Junaidi sedang meneliti tubuh mulus Risa, pria itu akhirnya punya ide bagus. "untuk bulan ini gak usah bayar kontrakan deh Risa", "wah... bener ini pak?", "iya bener", "wah... makasih pak...eh maaf pak... hihi... " Risa saking senangnya tak sengaja memeluk Junaidi, membuat pria itu makin tertarik. "hehe ndak papa... tapi...", "tapi kenapa pak?", "Risa buka dong bh dan celana dalamnya juga", "hmm, gitu ya pak... sebentar pak..." Risa mau mau saja, ia mulai melepas bhnya. "wah...Risa...", "hmm? iya pak...", "bentar... deketan sini", "hmm iya...aahn...", "hehe... dada kamu bagus ya..." Junaidi langsung memegang toket montok Risa, ia elus pelan pelan, sambil ia rasakan kenyalnya benda indah itu. "aah... iya... hmm pak Junaidi...", "hehe iya Risa...", "pak junaidi mau ajakin Risa ngeseks ya buat ganti bayar kontrakan?", "hmm anu itu...", "kalau iya... ya nggak papa kok pak, Risa udah mikir begitu tadi", "wah... hehe... emang gak takut dimarahin suami kamu?", "dia kan sibuk dirumah tuh pak...jadi...ahn..." Risa kaget, toketnya mulai diremas remas, puting merah mudanya juga disentuh sentuh. "hehe... jadi mau kan? sekali aja buat ganti bulan ini ya...", "hmm...aah... iya pak...", "hehe bagus deh...sini cantik...cup...mmh", "pak...mh...mm...cup..mm" Risa mengikuti kemauan Junaidi, ia balas ciuman pria itu. Risa tampaknya memang ingin memuaskan Junaidi sebagai ganti bayar kontrakan. "mmh...cup..hehe...", "aah...pak Junaidi... saya belum buka celana ini", "iya nanti deh... kamu tiduran dulu ya...", "iya pak...ahn...mmh...", "hehe...hmm..." Risa tiduran dikasur, tubuhnya mulai dijelajah Junaidi dengan penuh nafsu. dirabanya tubuh Mulus Risa, dari bahu, tangan, dada, sampai kebawah. "Nanti dirumah itu kamu live show lagi kan dikamar?", "aah...iya pak...", "nanti aku bakal lihat Risa ya...", "hmm iya pak...aahn...", "hehe... wah putingnya Risa warnanya bagus..cup..mmh...mm" Puting merah muda milik Risa itu mulai diganggu, yang kiri dimainkan jari nakal, yang kanan dijilat dan diemut Junaidi yang makin bernafsu. "aahn... uuh...", "hehe... Risa belum bisa nyusuin orang yah?", "aah... belum pak", "hmm, gak pada deh... sini aku yang bukain celana dalam kamu", "iya pak...mmh..." celana dalam Risa dilepas juga, memek Cewek itu kini terlihat jelas, membuat Junaidi senang. "wah... waw...hihi...", "kenapa pak...aah.." Junaidi mengelus selangkangan Risa, jari nakalnya juga segera bergerak merayap mengelus bibir vagina Risa. "hehe... Risa gak keburu pulang kan?", "aah... nggak kok pak...", "kalau gitu kita seru seruan dulu disini... hehe...", "aahn...ouh...iya..." Risa memeknya mulai di obok obok. Junaidi terus merangsang tubuh Risa, dan tentu pria itu akan minta rangsangan juga dari Risa.
Fino dirumah kontrakannya tadi sudah tegang sendiri didepan laptop, karena Fino menemukan video Risa sedang ngentot dengan pria, bukan hanya satu video, ada beberapa. ia sudah memutar dua video, di video ketiga itu bahkan Fino sudah sibuk mengocok penisnya sendiri. "aah... mmh... memekku...ouh...", "hehe... Risa suka ya memeknya digenjot terus?", "iya...aku suka...auh..mmh..." suara laptop bahkan dikeraskan, Fino memang benar benar fokus. "hehe... uuh... ini Risa...", "aah iya manah..umm...mmh...", "nih... kamu suka pejuh kan...uuh" Fino melihat Risa kini mengulum penis seorang pria divideo itu, tak lama crot juga, Risa juga menelan sperma pria itu tadi. Video tiga hampir selesai, dibagian akhirnya Risa berkata sesuatu "hayo... yang mau senang senang sama Risa... harus liat live shownya Risa terus ya... yang kirim hadiah terus... nanti Risa ajak senang senang... oke...hihi..." Video selesai, Fino juga sempat klimaks dan menyelesaikan aksinya sendiri. Fino kemudian sempat membersihkan sisa beraksinya, ia kemudian sempat duduk untuk berfikir. Dari video video itu, Risa memang senang sekali diajak ngeseks, tapi memang tak ada pria yang klimaks didalam vagina Risa, Fino berfikir pasti Risa ingin agar tetap bisa live show tanpa gangguan dari segala macam masalah urusan perut. Fino memilih mematikan laptop Risa, ia kemudian pergi melanjutkan bersih bersih lantai satu.
Fino tidak curiga kenapa Risa belum kembali, padahal memang kini Risa sedang bersama Junaidi si pemilik rumah kontrakan itu. "uuh... mmh... wahh Risa...", "mmh..mm...mmp..aah... enak gak pak?", "enak banget...ayo lagi Risa...", "iya..mmh...mmp...hmmh" Risa dan Junaidi sudah sama sama telanjang, kini Risa sedang sibuk mengulum penis tegak milik Junaidi, diemutnya batang tegak itu dengan hebat, sudah lama ia beraksi, jadi Junaidi juga sudah klimaks, Croot crot, sperma menyembur, mengisi mulut Risa, langsung ditelan saja oleh cewek itu. "wah... hebat Risa..." Junaidi mundur dan beristirahat sejenak, ia lihati saja si Risa yang sibuk menjilati sisa Sperma ditangan dan wajah cewek itu, Junaidi tidak tau kenapa Risa suka menelan sperma. "mmh...hehe... iya pak...", "wah udah jam segitu... ayo Risa", "kenapa pak...ahn...", "takut istri saya pulang... jadi langsung aja ya...", "bentar pak... pake ini ya", "wah udah disiapin...iya udah deh" Junaidi menurut, ia pakai kondom dipenisnya itu. setelah itu Risa mengambil posisi, cewek itu mau ditiduri Junaidi. "nah ayo pak... katanya keburu ketahuan nanti... hihi...", "iya bentar, dah aku masukin ya...auh...wah..." Sleeb, penis tegak Junaidi dimasukan kedalam vagina Risa, pria itu senang tampaknya, ia sudah lama tidak merasakan enaknya menusuk vagina yang berdenyut nikmat, entah sudah berapa lama tidak bersetubuh dengan istrinya. "aahn...wah masuk semua...ouh... hebat pak Junaidi...uuh..", "hehe...belum loh... aku belum gerakin nih...uuh" Junaidi mulai menggesekkan batang penisnya, sleeb sleeb sleeb, begitu nikmat ia rasakan, apalagi sambil melihat wajah Risa yang masih tersenyum itu. "aahn...ouh... mmh", "sini Risa...uuh...cup...mm...", "aahn... aduh dadaku...mmh... dijilat terus...ooh" Junaidi juga lama tidak merasakan nikmatnya menjilati buah dada mulus, ia mungkin tau buah dada Risa tak seperti milik istrinya, tapi ia tidak bisa membandingkan, semua buah dada itu indah dan enak untuk dinikmati. "uuh..mmh...mmh..." Junaidi mempercepat sodokannya, penisnya melesat keluar masuk memek Risa itu. "aahn...mmh... kalau gak pakai kondom... bisa diisi penuh ini perutku nanti...aahn", "iya Risa... bisa banjir tuh...", "aahn... anggep aja gak pakai pak... pak Junaidi tutup mata aja... bayangin aja...", "hmm iya...ooh... aku mau... isi yang banyak perut kamu...uuh" Junaidi menutup matanya meski masih terus beraksi, Risa senyumnya dihiasi tawa kecil, tapi ia tahan agar pak Junaidi bisa fokus dan bisa puas. "aahn...iya...inget jamnya juga pak...", "hmm iya Risa..," Junaidi terus menyetubuhi Risa, sampai ia benar benar lega. "aahn...aah...ouh", "risa...aku... keluarin...ouh..." Croot croot, Junaidi menganggap ia isi penuh memek Risa, meski nyatanya  spermanya ditampung dalam Kondom. Setelah lega, pak Junaidi beristirahat, ia biarkan Risa berpakaian. "Pak Junaidi, pas gak tuh waktunya?", "uuh...iya habis ini pulang itu dia...", "kalau gitu Risa balik dulu ya pak...", "iya... makasih ya Risa...", "iya pak... eh itu spreinya diganti aja pak, bahaya loh nanti kalau ketahuan", "oh iya, untung kamu ingetin, wah..." Risa pergi dengan tertawa kecil, Junaidi panik sendiri membersihkan kamarnya dari bekas aksinya menikmati Risa.
"mas Fino...", "Risa... lama bener kamu kok baru balik...", "hehe... iya... tadi habis diskusi sama pak Junaidi, hasilnya bulan ini kita gak perlu bayar kontrakan", "wah hebat... kamu pasti disuruh bersih bersih rumah ya... buat ganti bayar?", "ehm... iya bener deh...haha..." Fino berfikir Risa selesai bersih bersih juga, karena cewek itu tampak berkeringat. "haha... udah bersih semuanya Risa", "wah... mas Fino hebat...hihi...", "aah biasa aja Risa...", "udah sekarang mas Fino mau istirahat kah?", "iya tapi mau mandi dulu sih...", "hmm iya udah ayo mandi bareng aja mas" Fino sempat kaget, "wah... Risa...", "inget kan mas... mas Fino dirumah ini kan jadi suamiku... jadi kita ngapa ngapain juga gak papa...hihi...", "haha... bisa aja kamu Risa...", "iya udah aku kekamar mandi dulu... mas Fino harus nyusul", "iya Risa..." Risa pergi kekamar mandi duluan. Fino membereskan peralatan bersih bersihnya, ia sempatkan kelantai tiga untuk mengambil handuk. Fino lalu ingat laptop Risa, segera ia simpan lagi benda penting itu ke tas ransel Risa. Fino kemudian baru menyusul Risa kekamar mandi. "masuk aja mas..." Fino buka pintu kamar mandi, langsung ia lihat Risa sudah telanjang, tubuh cewek itu sudah basah semua, Risa juga sudah memakai sabun disekujur tubuhnya. "wah... Risa...", "hmm... kenapa mas... taruh sana handuknya, nah... sini sini...", "eh... hehe..." Fino tubuhnya mulai basah juga. "mana biar Risa sabunin mas Fino ya...", "iya...aduh... Risa...", "iya mas...", "aku boleh panggil sayang lagi nggak?", "boleh kok..hihi...", "hehe... makasih ya Risa sayang...", "iya Fino sayang... aduh... bentar ya burung habis ini kamu yang disabunin... haha...", "hehe sori Risa..." Fino tidak sengaja mengelus penis tegaknya kepaha Risa. Risa menyabuni tubuh Fino, yang terakhir ia urus adalah penis tegak Fino. "nah sekarang kamu...hihi...", "ouh Risa...hmm", "mas Fino... nanti mas Fino mau cari kerja lain lagi kan?", "aah...iya nanti...", "tapi kerjanya yang santai aja, yang gak lama juga... biar bisa nemenin Risa dirumah...", "iya Risa... iya nanti itu...uuh" Risa mengajak berbicara tentang pekerjaan, tapi cewek itu masih sibuk mengocok penis Fino dan membuat pemiliknya tidak fokus. "hehe... sip...sini mas..." Risa mendekat didepan Fino, batang penis Fino dihimpit dua paha mulus cewek itu, dan digesek tepat dibawah bibir vagina Risa. "wah...asikk...", "asik? haha... enak ya sayang?", "enak...hebat deh Risa...uuh", "hehe... tangan kamu mana... sini...", "wah... puting kamu tegang ya... Risa...wah..." Fino diminta memegang toket montok Risa, Fino bisa merasakan dibagian tengah tangannya itu ada puting tegang milik Risa. "iya mas... sehari belum live... jadi tegang nih...", "aduh Risa... besok deh bisa live show lagi...", "kok besok...", " eh iya nanti deh bisa...", "hehe...aahn...mmh...", "Risa uuh... "Croot Croot, Fino klimaks, spermanya menyembur melewati selangkangan Risa. Risa kemudian membersihkan penis lawan mainnya itu dari sisa sisa sperma.
"yey udah keluar...hihi... ayo kesitu mas...", "iya... hmm..." Risa tampaknya senang dikamar mandi itu ada bak mandi yang agak luas. Fino dan Risa sudah ada didalam bak mandi, Risa ada diatas pelukan Fino. "mas Fino...", "iya Risa...", "seneng gak tinggal sama aku... walau baru sehari sih...", "seneng dong... baru dateng kerumah ini aja tadi... udah kepikiran, pasti seru deh tinggal sama Risa", "haha... bisa aja mas Fino...aduh punya mas Fino udah tegak lagi..." Risa bisa merasakan penis Fino bergerak menepuk nepuk bibir vagina Risa. "iya Risa... siapa yang tahan deh sekamar mandi sama kamu... didalam bak mandi lagi...", "hehe... iya udah... sini  mas...", "wah... Risa...ouh..." Risa tangannya menangkap penis Fino, lalu dipandu, dan dimasukan kememek cewek itu. "aahn... uuh.... enak ya mas... sambil berendem... kita ngeseks juga...", "iya... asik pasti...mmh...", "aah... pegangin aku mas...", "iya Risa...uuh" Fino memegang tubuh Risa, saat cewek cantik itu sibuk menggerakan tubuhnya naik turun, dan merasakan memek beceknya digesek batang tegak milik Fino. suara air bak mengalir tumpah itu menggantikan suara tabrakan memek Risa dan penis Fino. "mmh...aahn...ouh...", "risa... sebentar...sayang...", "hmm iya..." Risa diminta berhenti, Fino mengajak Risa keluar dari bak mandi. "Risa...aku pengen tanya", "tanya aja mas...", "hmm, boleh aku nanti... keluarin itu didalem?", "loh... mas Fino, kan...", "iya aku coba dilubang lain aja", "hah? wah... ide bagus mas!...haha..." Risa malah senang, cewek itu lalu memutar badannya membelakangi Fino, cewek itu malah nungging, ia menunjukan bokong montoknya. "beneran ini Risa?", "iya... tuh dah tinggal di...cus...hihi..", "aku coba ya...", "iya ayo mas... aku juga penasaran loh..." Fino memegang bokong montok Risa, ia remas remas sejenak, lalu Fino menyiapkan batang penisnya. Fino ternyata bersiap menusukan pedangnya kelubang pantat Risa. "siap ya Risa...mmh", "aah... dorong lagi mas...aah...", "iya ini Risa...ouh...wah... masuk deh...ooh", "aahn...aah...aah...", "risa... sakit ya...", "enggak... aku baru rasain... jadi penasaran... ayo mas...", "iya...mmh..." Sleeb, penis Fino mulai masuk dan menggesek lubang lain ditubuh Risa itu. Lubang itu lebih sempit, dan tentu tantangan baru bagi Risa yang ternyata baru pertama kali lubang pantatnya disodok penis. "aahn...asiik... sama enaknya kayak ngentot biasa ya mas...", "iya bener Risa...uuh...", "aahn... mas Fino mau keluarin didalem? coba deh mas...", "wah beneran ya?", "iya... aah...sini pegangin Risa mas...", "iya Risa sayang...ouh..." Dengan asyik Risa dan Fino mencoba ngeseks dengan adegan baru, doggy style di kamar mandi itu. Risa tampak mendesah lebih sering, cewek itu juga tampak ekspresinya juga berbeda. Fino terus menusukan penisnya maju mundur, ia berimajinasi saja, ia anggap sedang menggesek dinding vagina risa, dan ia akan siap menyemburkan spermanya didalam. "aahn...aah.. uuh...sssh...mmh... ouh...", "Risa... kamu emang hebat", "iya...mas Fino juga hebat...aah..." Pasangan seks itu terus melanjutkana adegan barunya dengan penuh penasaran, beberapa menit berlalu, Fino sudah siap klimaks. "Risa...aku keluarin didalem nih", "iya mas... ayo cepet...aah...aah...aaaahn!" Croot croot croot, Sperma menyembur hebat dilubang pantat Risa, Risa bahkan sampai mengangkat kepalanya keatas, bereaksi dengan hasil ngeseks nya dikamar mandi itu. Penis Fino ditarik keluar, Risa kemudian diberdiri dan dipegangi Fino, "Risa...", "aah...aah...mmh" Risa sedang merasakan sperma yang mengalir keluar dari lubang pantatnya. "kamu nggak papa?", "nggak papa mas... akhirnya bisa ngerasain juga... mmh", "hehe iya... makasih Risa", "iya makasih juga mas Fino..." Mereka berdua menyelesaikan mandinya, lalu mereka segera pergi kekamar untuk ganti baju. "Risa, aku istirahat dilantai dua aja ya", "loh, disini aja mas bareng akuh...", "katanya nanti kamu mau live show...", "hehe iya... udah nanti mas Fino aku bangunin deh...", "hmm iya udah deh..." Mereka berdua sudah berpakaian, dan sudah berpelukan diatas kasur. "dilantai dua emang seluas ini kamarnya mas?", "enggak sih... lebih kecil", "hmm... maaf ya sementara kalau aku live show mas FIno dilantai bawah dulu yah...", "iya... kan emang aku jagain kamu juga", "hehe, emang mas Finoku sayang ini hebat...hihi" Risa dan Fino memilih tidur dulu, sambil berpelukan, dengan senyum lega diwajah mereka.

1 comment:

  1. Request cerita antara bocah kecil Papua dong dengan ibu muda, thanks gan..

    ReplyDelete