Saturday

Cerita Seks: Fana Digenjot Penis Besar


Fana memang hanya menikmati hari hari tanpa cemas masalah uang, memang ia tinggal menunggu uang transferan dari orang tuanya. "mas... ojek ya", "iya... mau kemana mbak?", "mau ke bank mas", "ooh iya iya... mari mbak" Fana kali itu naik Ojek, Minta diantar ke bank untuk menarik uang. tukang ojek yang ditemui Fana langsung terpukau melihat seksi dan montoknya tubuh Fana. Fana segera saja dibonceng, diantar ke bank yang cukup jauh dari daerah tinggalnya. "maaf ya mas, Fana takut jatuh, jadi aku dempetan ya mas", "oh iya ndak papa... bagus malah, hehe... ooh jadi namanya mbak Fana ya", "iya mas saya Fana" Fana jadinya merapat dibelakang pria itu, buah dada montoknya menempel dipunggung tukang ojek itu. "hehe... saya Handoko mbak... mbak Fana baru pindah kesini ya?", "iya mas, udah agak lama sih", "ooh gitu ya... saya juga baru balik dari kerja luar kota mbak", "ooh gitu ya mas" Beberapa saat kemudian Handoko sampai dibank, Fana segera turun dari motor dan masuk kebank. Handoko menunggu Fana sampai selesai mengambil uang, tak lama Fana kembali juga. "sudah mbak Fana?", "udah mas, anter saya balik ya mas", "oke...hehe..." Kini Handoko mengantar Fana kembali kerimahnya. Handoko memilih mengendarai motornya pelan pelan, ia menikmati buah dada Fana dipunggungnnya, bila lewat jalan tidak rata, bisa ia gencet gencet gundung kenyal milik Fana itu. entah karena keasyikan berulah, motor Handoko jadi rewel.
"mas Han... kenapa motornya...", "aduh... mulai rewel lagi ini...", "rewel gimana mas?", "iya... gak biasa kena jalan bolong bolong gini..." Handoko kemudian sadar motornya mogok namun tepat berada didekat rumahnya. "gimana mas?", "saya benerin dulu deh... berhenti dirumah saya... itu udah deket", "ooh iya sudah mas" Handoko jadinya membawa pulang motornya, plus membawa Fana. sampai dirumah, Handoko segera membenarkan motornya, sedang Fana hanya duduk menunggu. "bentar ya mbak Fana", "iya mas gak papa, Fana gak keburu buru kok", "bagus deh... lagi panas panas gini enaknya berteduh dulu mbak", "iya mas, panas... Fana boleh pinjem toiletnya mas?", "oh iya masuk aja, dibelakang ya", "iya mas" Fana pergi kekamar mandi. Handoko segera memperbaiki motornya, setelah selesai, ia siap mengantar pulang Fana. Tapi Handoko belum melihat Fana kembali dari kamar mandi, jadi ia matikan motornya, ia parkir saja. Handoko masuk kerumahnya dan mencari Fana. Fana ternyata sudah tidak dikamar mandi, cewek itu sudah duduk disofa, telanjang dada pula. "wah... mbak Fana...", "eh... mas Han... saya numpang nampung susu bentar ya... tadi terlanjur keluar" Handoko bengong, ia lihat Fana sibuk meremas buah dada besarnya, puting susunya menyemburkan susu yang kini ditampung dalam gelas. "wah... mbak Fana bisa memproduksi susu?", "iya mas... eh iya saya pinjam gelasnya mas", "hmm iya iya...wah wah...hmm" Handoko jadinya duduk didepan Fana, pria itu melongo, baru pertama ia menyaksikan langsung puting susu perempuan sedang dipencet pencet dan mengalirkan susu segar. Handoko jadi tertarik, ia mendekat dan duduk disebelah Fana. "mmh... udah banyak ya...", "kenapa mbak Fana?", "ndak papa mas... cuman biasanya Fana emang lama gini ngurus dadaku ini", "hmm... bentar mbak...", "iya mas... nghh...", "wah... keluar terus mbak" Handoko mendekat dan memegang buah dada besae Fana, ia elus gunung besar itu, jari handoko kini disekitar puting kenyal Fana, dipencetnya puting kenyal itu, susu muncrat muncrat keluar. "iya...aah... kalo dipencet gitu keluar banyak mas...aah", "hmm ... um...mm...sluurp..mm...aah.. wah enak susunya mbak... saya bantu minum ya..." Handoko tak tahan, ia dekatkan mulutnya keputing Fana, langsung ia kenyot benda kenyal itu, ia hisap susu segar Fana, rasanya memang nikmat. "aah.. mmh... iya mas... mas Handoko tiduran aja dipangkuan Fana", "ooh iya bener...naah... umm..mm..sluuurp..aah..mm..." Fana bisa mengistirahatkan tangannya, cewek itu tinggal memegang buah dada montoknya, ia biarkan handoko sibuk menyedot susu dari puting kenyal Fana. "mas Han... motornya udah bisa ya?", "mm...sluurp... mm...aah.. udah mbak... habis ini ya saya anter pulang", "nanti aja mas kalau udah gak panas... ", "hehe iya deh... aku mau minum susunya mbak Fana aja dulu..umm...sluurp... mm...aah..mm", Handoko makin asyik saja, puting susu Fana yang besar diemutnya seperti permen,.dihisapnya terus susu keluar. Handoko membuka resleting celananya, ia keluarkan penisnya uang sudah tegak. Handoko memegang tangan Fana, ia pandu agar mengelus penis besarnya. "mas Handoko...", "tolong mbak kocokin punya saya ya...", "hmm iya mas... ini punya mas Handoko besar ya", "mm...sluurp..mm...ssp...aah... kenapa emangnya?", "nggak papa mas, soalnya biasanya gak besar gini", "gitu ya? bentar... hmm...hehe..." Handoko berhenti nyusu, ia malah kini mencopot celana yang dipakai Fana. Fana tak pernah pakai pakaian dalam, Handoko langsung saja memeriksa selangkangan Fana. "kenapa mas?", "buka dong mbak", "iya mas...aah...nngh", "hehe... pasti mbak Fana bingung ya... muat apa enggak punyaku dimasukan kedalem itu...", "mm... iya mas... kalo Fana liat kayaknya enggak bisa masuk...", "kalo enggak dicoba mana bisa tau...hehe...", "hmm iya juga sih mas", "hehe... sini mbak dicoba aja" Handoko duduk saja, ia siapkan penis tegaknya yang besar. Fana mendekat, ia menghadap kedepan, bokongnya mulai ia turunkan, kini bibir vagina Fana sudah menempel diujung penis Handoko. "mmh... nnghh...aaahn...", "uuh... nah itu masuk kok mbak", "iyaah...aahn... tapi sulit mas", "biar gampang gini mbak...", "aah... mas...aahn... aah...aah" Fana tubuhnya dipegang, ia dipaksa menurunkan tubuhnya, jadi sleeb, vagina Fana terisi penuh penis Handoko, batang kemaluan pria itu tak masuk semuanya, terlalu panjang dan lebar untuk memek sempit milik fana.  Fana kini duduk dipangkuan Handoko, tapi memeknya didobrak penis besar handoko. "ooh... masih sempit ya mbak lubangnya... gimana... tuh muat mbak...ooh", "aah...iya...aah... tapi... sesak mas...aah...", "iya... katanya sih makin besar yang masuk makin enak loh mbak rasanya... udah nyender aku aja mbak...nah... mbak Fana tinggal gerakin aja pinggulnya", "aah...iya...aahn.. ooh...mmh" Fana akhirnya percaya memeknya bisa dimasuki penis besar milik Handoko. Handoko memegang bokong montok Fana, ia angkat lalu ia turunkan, ia bantu Fana melompat lompat diatas penis besar Handoko. "hehe... bentar mbak Fana berdiri dulu", "aah...iya...nngh... iya mas... bisa masuk ya...uuh", "hehe... sini hadap aku mbak", "hmmh iya mas...", "nah... sekarang mbak Fana masukin sendiri coba tanpa aku bantu", "hmm iya mas... nngh" Fana kini menghadap Handoko, cewek itu mencoba sendiri menenggelamkan penis besar Handoko kedalam memeknya. ia turun kan tubuhnya, batang kemaluan Handoko mulai masuk, lalu Fana menurunkan tubuhnya dengan cepat, blees... memeknya dicoblos penis besar lagi. "wah... hebar mbak Fana", "aah...aah... masuk lagi...aah... mmh", "hehe... iya... uuh... nih aku goyangin didalem ya mbak...", "aahn... aah... itu... goyang...aah...ngh" Fana tak tahan, ia baru merasakan vaginanya begitu sesak karena diisi penis besar yang kekar. apalagi saat penis besar itu bergerak naik turun, gesekannya membuat Fana mendesah dan mengerang terus. Handoko tampak gembira sekali, Fana begitu penasaran dengan penis besar tegak itu. Handoko mengurus buah dada Fana yang melompat lompat, susunya muncrat terus. "mm..sluurp..mm... aku jadi mandi susu nih... mbak Fana suka banget ya kalau lubangnya digesek", "aah... mmh... rasanya...ooh... aku...mmh", "hehe... mm...sluurp... lanjutin aja mbak... umm..ssp..mm", "aah.. mas Han... nanti... keluar itu nggak...", "ooh iya dong... mau aku keluarin dimana?", "aah... itu... Fana mau... minum itu...aah", "wah... suka minum begituan...waw...hmm", "iya mas...mmh", "iya udah bentar lagi ya, kalo gitu aku cepetin ya", "aah...iya...aah...aah!... besarnya...aah... sampai...aah... perutku...aah...aahn..." Fana tak kuasa mendesah, saat Handoko mulai ikut bergerak, penis besarnya dihentakan maju mundur menggenjot memek Fana. Fana nafasnya terenga engah, ia julurkan lidahnya, tak kuasa ia menahan kenikmatan ngeseks dengan Handoko. "uuh... udah nih mbak... turun dulu ya...", "aah.. iya...aah..." Fana akhirnya merasakan memeknya bebas setelah penis handoko dikeluarkan. Fana duduk lemas disofa, Handoko didepan cewek itu, menunjukan batang perkasanya. "jadi mbak... mau minum itu...", "nngh..iya...mau..ummgh..nmmh..mmhf" mulut Fana dicekoki batang kemaluan Handoko, "dimulutnya mbak Fana juga cukup tuh", "mmh...ngfhgh...mmh", "ooh... ini mbak aku kasih... uuh" Croot croot crot, sperma menyembur, mengalir masuk sampai ketenggorokan Fana. "mmgh..mmhg..ghhhg...mmh" Handoko menarik penisnya, lalu terlihat mulut Fana penuh sperma. "ooh... leganya...", "haagh..mmaah...mm...gleeg.. mm...aaah... vitaminku..aah...mmh..." Fana jadi tergila gila dengan sperma pria yang lezat baginya. Setelah itu, Fana dan Handoko istirahat sejenak, setelah dirasa cuaca tidak terlalu panas, mereka berpakaian, dan bersiap pergi. mereka keluar dari rumah, "mbak Fana, kuat jalan enggak?", "kuat kok mas...eeh...hehe... ", "tuh kayak orang mabuk haha... nanti pegangan ya", "iya mas..." Handoko segera mengantar Fana pulang kerumahnya. "udah sampai mbak", "iya ..mmh, makasih ya mas", "iya... udah ndak usah bayar mbak ojeknya tadi", "jangan mas, kan mas Han udah repot", "udah... tadi udah diganti susunya mbak Fana...hehe...", "ooh gitu ya mas", "iya... nanti kalau mau saya anter lagi, gak perlu bayar deh, tapi saya minta susunya mbak fana ya", "ooh iya deh mas, ntar kalo mau kebank saya temuin mas Handoko","nah sip, haha..." Handoko kemudian pergi dengan senyum lebar. Fana segera masuk rumahnya, lalu segera ganti baju, ia pakai baju terusan saja. Ia istirahat dikamarnya. ia bisa tidur lama setelah itu, Fana pasti bisa mengingat begitu rasanya ngentot dengan pria yang punya kemaluan besar dan panjang.

No comments:

Post a Comment