Saturday

Cerita Seks: Bercinta Dengan Istri Kakakku


Siang itu Fino niatnya bersantai dirumah saja, tapi ia kali itu kedatangan tamu. "Fino...", "oh... mbak Saila" Saila adalah Istri kakaknya Fino, kali itu Saila mampir, dan kini bertemu Fino dan ibunya. Lagi lagi Fino terpana oleh paras cantik Saila, begitu cantik dengan kaos putih dan celana jeans pendek. "Fino, mbak Saila mau minta tolong", "iya bu, ada apa mbak Saila?", "kamu ikut kerumah ya sekarang, bantuin aku dirumah", "hmm, iya mbak", "saya... bawa Fino bentar ya bu...", "iya Saila... emang repot ya kalau suami kamu gak ada". Akhirnya Fino ikut bersama Saila pergi. Fino dibonceng oleh Saila, ia sebenarnya iri juga pada kakaknya, punya istri secantik mbak Saila. "mbak Saila...", "iya Fino?", "kakak kemana sih?", "keluar kota... katanya ada bisnis", "hmm..." Fino memberi jarak antara duduknya dengan Saila, makin dekat nanti Fino bakal terhipnotis wangi tubuh Saila itu. Tak lama mereka sampai dirumah Saila, saat langit sudah gelap dan mulai turun hujan. "ayo masuk Fino", "iya mbak..." segera mereka masuk rumah, saat hujan malah makin deras.
"tuh kan hujan lagi", "kenapa emangnya mbak?", "kalo hujan deras, rumah ini bakal bocor semua..." Fino memang tau benar, rumah peninggalan kakeknya itu memang diberikan pada kakaknya, dan ditinggali bersama istrinya, Rumah itu tampaknya belum dibetulkan juga. "iya kak... wah langsung bocor..." Fino bisa melihat air meresap dan menetes dari atap. "tuh kan... itu Fino ambil aja baskom buat nampung air yang bocor, aku ambil lagi dibelakang rumah", "oh iya mbak" Fino melihat Siala berjalan kebelakang rumah, anak sma itu heran, Saila kok mau saja tinggal dirumah bocor itu. Fino segera menempatkan baskom baskom di bagian yang bocor, tapi ia malah melihat makin banyak saja air menetes dari atap, banyak bagian lain yang bocor. "duh... ini Fino...", "iya mbak...wah..." Fino melihat Saila, cewek itu basah kuyub tubuhnya, "kenapa Fino?", "kok basah semua mbak?", "iya... embernya dihalaman rumah semua tadi, ya udah deh aku ambil tapi sempet kehujanan" hujan memang makin deras, tapi malah membuat Fino senang. "hmm... mana mbak embernya..." Fino menempat kan ember dan wadah lain untuk menampung air hujan yang bocor, dibantu Saila. Fino jadinya tidak fokus, ia bisa melihat tubuh Saila makin menggoda saat basah, kaosnya jadi seperti transparan, ia bisa melihat buah dada besar milik Saila, juga putingnya yang mengerucut. tak lama semua bagian yang bocor sudah teratasi, tinggal menunggu hujan terang. "makasih ya Fino...", "iya mbak, udah biasa kan bantuin mbak Saila" Memang sudah beberapa kali ia datang kerumah itu untuk membantu saila. "hehe... mumpung gak ada kakakmu nih... aku mau berterima kasih...cup...hehe..." Fino makin dimabuk kepayang, pipinya malah dicium saila. "aduh mbak Saila...", "kenapa Fino?", "kalo cium aku disini dong...eeh..." Fino keceplosan, ia malah minta cium di bibir. "ternyata Fino nakal ya...", "maaf mbak... tad..mmph...mm" Fino kaget, ia benar benar dicium dibibir oleh Siala, "cup..mm... nih aku kasih...cup.. mmh..mm" Saila malah mencumbu Fino, ia sibuk menggerakan lidahnya, membuat Fino makin tertarik. Fino tak mau diam saja, ia ikut menggerakan lidahnya, sambil juga mengecup bibir manis Saila. hujan masih turun dengan derasnya, saat Fino makin terbawa nafsu juga. Saila juga makin merapat saja pada Fino, buah dadanya menempel pada Fino, makin terangsang lah si Fino. "mmh...cup..aah... udah ya Fino... untuk kali ini aja...", "mmh... mbak Saila sih... bajuku jadi ikut basah...", "itu udah basah emang kena air hujan...eeh... Fino..."Fino terpaku pada buah dada besar milik Saila, perempuan itu tak pakai bh juga, Fino tangannya bergerak melesat mendarat di kedua gundukan kenyal milik Saila. "ini kak... basah banget sih...", "eh Fino...jangan... lepasin..." Fino tak bisa berhenti, tangannya bergerak sendiri mengelus dan meremas buah dada montok milik Saila meski masih ditutupi kaos basah. "aku peresin mbak...", "nggak usah...aah... lepasin... aku ganti baju deh...aah...", "yang ujung ini..." Fino jarinya sudak tak tahan, pegangnya puting susu Saila, ditarik dan dipencetnya. "aah... jangan... itu putingku...", "hmmh... iya ini basah banget..." Fino makin terangsang, ia menarik baju yang dipakai Saila sampai lepas, buah dada besar terjuntai bebas tanpa penutup membuat mata Fino terbelalak. Fino sampai gemetaran melihat puting susu Saila, langsung mulutnya melesat, ia masukan mulutnya, ia jilat dan kenyot puting susu Saila itu, ia akhirnya merasakan nikmatnya mencicipi puting susu. "Fino nakal! hih..." Saila menjewer telinga Fino, anak sma itu jadinya tertarik kesebelah, ia berhenti mengganggu buah dada Saila. "aduh mbak...m...maaaf..." setelah itu Fino jadinya malu, ia merasa bersalah. "huh... aku bilangin kakak kamu... baru tau rasa nanti...", "maaf mbak... maaf" Fino berucap maaf, tapi anak sma itu malah sibuk menutupi celananya, ternyata ia sudah sange, penisnya tegak dalam celana, dan Saila pun tau. "dasar Fino...", "ya udah mbak Fino pulang deh...", "eh... sini...hmm", "eh... mbak Saila...kok...", "gara gara liat buah dadaku... punyamu berdiri ya No...", "jangan dibuka mbak...aah" Penis tegak dikeluarkan dari celana, lalu dipegang tangan Saila. "hmm... gede juga No... kayak punya kakakmu...", "aah... mbak...wah..." Fino kaget bercampur takjub, ia mendapati Saila mengelus penisnya, lalu cewek itu juga mulai menjilati benda pusaka itu. "mmh...kamu kan udah nakal tadi... emut putingku...jadi...ummph..mmh" Fino tak percaya kalau kini penisnya masuk kemulut Saila, rasanya begitu menarik saat Saila menjilati penis anak sma itu. Fino tiduran dilantai yang basah karena air hujan bocor, saat penisnya mulai diemut oleh Saila yang ikutan terangsang. "aah...mbak...", "mmh... mm... kalau mau... kamu... balas aja No...Nih..." Saila berpindah, ia mengambil posisi diatas Fino, tapi bokong montoknya tepat didepan wajah Fino. "mbak...wah..." Saila mencopot celananya, terlihatlah selangkangannya yang menggugah nafsu birahi, Fino terpukau melihat memek milik Saila. "tuh... ayo...aahn... iya gitu..mmh...ummh" Saila lanjut ngemut penis Fino, saat Fino juga mulai menjilati memek basah Saila. Hujan sudah membuat rumah itu basah, tapi orang dalam rumah itu basah karena nafsu seks yang tinggi. entah berapa lama Asik adu ngemut kemaluan lawan main, Saila dan Fino tak berfikir hal lain selain menikmati saat itu. "mmh...mm...sluurp..aah..mbak...auh" Croot croot, "mmgh...Fino..." Saila mendapati sperma membasahi mulutnya.
Saila berpindah, ia duduk sambil membersihkan wajahnya, juga Fino yang membersihkan penisnya. "mmh... maaf mbak", "iya... udah udah sampe sini aja... kita udah kelewatan... mana belum selesai ini ngurus rumah bocor..." Saila membenarkan baskom dan ember yang roboh tersenggol saat Saila dan Fino bercumbu dan beraksi tadi. Saila belum sempat berpakaian lagi, memeknya masih bebas terlihat, tentu Fino meluhat terus bagian itu, dan membuat anak SMA itu penisnya tegak lagi. Melihat Saila sibuk, dan ada memek yang siap ditancap, Fino kehilangan kendali, ia mendekati Saila, ia pegang penisnya sendiri, lalu ia dorong dengan tepat masuk kevagina Saila, Sleeb, "aah...mmh", "aaih...aah... Fino... kurang ajar... kok jadi... begini...aahn" Saila kaget mendapati memeknya terisi penis besar yang bergerak maju mundur. "aah... aku... belum puas mbak...aah", "aah... Fino... kamu...aah... udah gak tahan ya...uuh", "aah...mmh" Fino memegang pinggul Saila, sehingga anak SMA itu mampu menggenjot memek basah Saila dengan cepat juga nikmat. dinding vagina basah membuat penis Fino dapat bergerak nikmat maju mundur dalam lubang hangat nan nikmat itu. "aduh... Fino... ini... jadi roboh semua embernya...aah..." Karena begerak terus, mangkok baskom dan ember jadi roboh semua, bukannya membantu mengurus rumah yang bocor itu, Fino malah ngentot dengan pemilik rumah itu. "nngh...uuh...mbak Saila...ooh" Fino sudah terlalu fokus, ia amat senang, bisa ngeseks dengan istri kakaknya itu, sudah cantik, montok, dientot enak pula. "Fino... kamu... dengerin aku gak sih...aah... aduh..." Saila tak bisa menghentikan Fino, anak SMA itu menggenjot memek Saila tanpa berhenti, karena rasa yang terlalu nikmat baginya, pengalaman ngeseks pertama dengan istri orang. Entah Fino sadar atau tidak, hujan sudah mulai Reda, tapi ia masih saja menggenjot memek Saila, sambil sesekali ia remas buah dada montok milik perempuan itu. "aah...aah...mbak...aku...mau...uugh", "eh...Fino...aahn" Croot croot crot, Fino menyemburkan spermanya mengisi memek Saila, puas sekali ia ngentot sambil basah basahan. "nngh... Fino nakal...", "mmh...maaf mbak.. "iya... kamu persis kakak kamu... nafsunya gede ya... sekarang kamu urus ini semuanya, kamu beresin gih", "iya mbak...maaf ya..." Fino jadinya harus membereskan baskom, mangkok dan ember yang berserakan, ataupun yang terisi air. yah Fino sudah senang akhirnya bisa ngeseks dengan Saila.

Hari selanjutnya, Saila tampaknya sudah memanggil tukang untuk membenarkan rumahnya yang atapnya bocor. Tapi kali itu ia kembali memanggil Fino, "hmm... mbak Saila, ada apa nih?", "kamu gak sibuk kan No?", "enggak kok mbak...", "hehe... sini sini..." Fino baru juga sampai diruma Saila, sudah diajak kekamar. "mm... mbak...", "Fino... nng... kamu... ngeseks sama aku lagi... mau nggak?" Blaar, ternyata Saila malah ketagihan untuk kembali ngentot dengan Fino. "w...wah... yang bener mbak...aah.. jangan ngawur", "hmm... iya... aku... cup...mm...cup...","cup...mm...ya udah mbak...yuk...mm" Fino mau mau saja, mana tega ia biarkan Saila sange sendiri, ia puaskan saja nafsu istri kakaknya itu. senangnya Saila, ternyata ia rindu berat beradegan diranjang. "cup..mm...aah...hehe... Fino, dulu kan kamu masih aku larang... sekarang... nih...gih... kamu mau apain aja boleh..." Saila melepas bajunya, buah dada besar nan menggoda membuat Fino bertambah nafsu seksnya. tanpa ragu ia tangkap benda kenyal itu, Fino meremas dan menggoyangkan buah dada besar itu dengan bebas. "mbak...ooh...mmp...mmmh" Fino tak tahan dan langsung melahap puting susu Saila, disedot dan dikenyot dengan nikmat, ia realisasikan imajinasinya yang sudah terpendam lama, untuk menyedot dan mencicipi puting susu dengan bebas dan nikmat. "uuh kalah deh kakakmu... kamu kek bayi minta susu... eh, hape ku bunyi", "mmh..mmm...mmp" Fino tak terganggu, ia terus menikmati buah dada dan puting susu Saila, saat pemiliknya mengangkat telepon. "Halo...oh sayangku... iya aku dirumah ini... iya udah dibenerin kok gentengnya..." Fino tau itu pasti kakaknya yang menelepon, "mmh..mmmh..mmh" Fino malah membuat suara saat mengenyot puting susu Saila. "hah? ooh itu si Fino lagi...makan habis bantuin benerin genteng... iya... kamu pulang kapan? ... ooh gak papa... kan ada Fino... nanti kalau butuh apa... aku minta bantu dia kok...iya... oke sayang...muuaach...hehe..." telepon usai, Saila kemudian geleng geleng dan tersenyum melihat Fino. "mm...itu tadi kakakku ya mbak?", "iya... uuh dasar... tau ada telpon malah bersuara...", "eeh....iya maaf mbak..." lagi lagi Fino mendapati telinganya dijewer. "nah... karena kamu nakal... sekarang... kamu harus puasin aku...hehe..." Saila melepas semua pakaiannya yang tersisa, lalu tiduran dikasur, dan membuka kedua pahanya, menunjukana vagina basahnya pada Fino. "hehe... siap mbak Saila" Fino pun bergegas, ia siapkan penis tegaknya, ia dekati Saila, ia pasang penisnya masuk kepintu kenikmatan, didorong nikmat, Sleeb, "aahn... ooh yeaah... ayo Finoo...aaahn...", "mbak Saila...ooh... aku suka...mmmh" Fino kali ini diatas tubuh montok saila. Fino sudah bebas menikmati Saila, mau ia genjot terus vaginanya, kenyot puting susu juga boleh, asal ia bisa menjaga rahasia, dan juga terus memuaskan Saila istri kakaknya sendiri itu. Saila juga begitu, karena terobsesi rasa nikmat seks yang sama, ia anggap saja Fino seperti suaminya, meski ia sadar, sepertinya lebih asyik ngentot dengan Fino.

1 comment: