Tuesday

Cerita Seks: Buah Dada Favoritku



"mbak Nina...", "oh kalian... masuk aja...", "misi ya mbak... hehe..." Nina kedatangan tamu, Odin dan Santo, dua bocah yang sering mampir ketempatnya. "bawa apa itu kalian?", "ini ada buah mbak", "ooh... banyak yah..." Nina duduk bersama Odin dan Santo diruang tengah. Nina memang tinggal dirumah itu sendiri, keluarganya sedang sibuk mengurus rumah baru ditempat lain. "mbak Nina suka buah apa?", "apa aja suka dong", "hmm gitu ya...", "sini aku bantu kupas buahnya...", "iya mbak" Nina sibuk sendiri, sedang Odin dan Santo malah melongo melihati cewek itu. "mm... mbak Nina", "iya Odin?", "mbak Nina...umur berapa?", "hmm? aku umur 20", "ooh... pantesan", "pantes kenapa?", "mbak Nina cantik yah", "haha bisa aja ya Odin, ini ayo dimakan buah nya", "iya mbak" mereka bertiga makan buah bersama, Odin dan Santo sambil melihat toket besar Nina.

"mm enak ya", "iya enak mbak... seger...mm", "kalian harus banyak makan buah, biar sehat", "hmm iya mbak", "mbak Nina sering makan buah ya...", "iya dong", "pantes mbak Nina sehat", "hehe... kalian belum jawab loh suka buah apa tadi", "hmm? eh iya mbak", "apa aja suka deh mbak", "nggak boleh, harus pilih dong", "hmm, bingung mbak" Odin dan Santo memang bingung tampaknya, buah yang mereka inginkan ada pada Nina. "bingung gimana? ndak ada disini ya buahnya? brarti kalian suka buah anggur ya?", "bukan mbak... anggur kan kecil", "iya mbak, yang bundar tapi... besar...", "apa ya? semangka ya?", "bukan mbak, terlalu besar", "tapi kalo dibelah dua mungkin... hampir sama mbak", "hmm? buah apa sih?" Nina bingung, tapi ia kemudian melihat Odin dan Santo, mereka melamun melihati kaos Nina, cewek itu kemudian sadar, ia kemudian membusungkan dadanya, ia lihat Odin dan Santo. "eh...mbak...", "nakal ya... kalian mau bilang buah dada aja sulit banget", "eh... mbak Nina..." Nina menjewer telinga dua bocah itu. "nakal nakal, masih kecil pikirannya ya...", "eh... maaf mbak", "becanda aja mbak", "huh... kalian ini ya...", "aduuh" Odin dan Santo mengelus telinganya yang memerah karena habis dijewer. Nina kemudian tersenyum, "kalian ini, ada buah yang bisa dimakan, malah pengen yang nggak bisa", "i...iya...maaf mbak", "emang kalian mau apain buah dadaku? hmm?" Odin dan Santo jadi malu, "n...ndak mbak...maap", "loh gimana sih? jadi kalian ini mau buah dada beneran apa ndak?" Odin dan Santo jadi bingung. Nina tersenyum saja, ia kemudian mendekati dua bocah itu. "eh...mbak Nina...", "kalau mau beneran... aku kasih deh..." Odin dan Santo kaget, mereka tak tau Nina bakal menjawab seperti itu. "y...yang bener mbak", "loh iya... iya udah kalau nggak mau...", "iya iya mau mbak...eeh..." Santo sampai keceplosan. Nina kemudian malah membuka kaosnya, Odin dan Santo terperanga. "nih... buah dadaku..." dua bocah itu tercengang, bisa melihat dua buah dada, meski masih setengahnya karena masih dihalangi bh. "wah...mbak Nina...", "tuh... emang punyaku gede ya?", "i...iya mbak... kayak semangka dibelah dua...", "masa sih?", "iya mbak...hmm" Odin dan Santo melongo, wajah mereka makin dekat dengan dada Nina. Nina wajahnya memerah, ia sebenarnya malu, tapi melihat dua bocah itu, ia jadi tersenyum. "naah... udah liat kan? sana sekarang habisin buah kalian tadi" Nina menjewer dua bocah itu lagi. "eeh... aduh", "iya iya mbak" , "udah... kalian emang ya" Nina kemudian memakai kaosnya lagi. Odin dan Santo lanjut memakan buah buahan yang mereka bawa, meski yang mereka fikirkan adalah buah dada besar milik Nina. "udah habis mbak", "siip, sana cuci tangan dulu" Odin dan Santo pergi kebelakang untuk mencuci tangan.
setelah mencuci tangan, dua bocah itu malah ngobrol di belakang, "duuh... buah dadanya mbak Nina besar ya...", "iya... mulus banget juga...", "iya... duh pengen pegang deh tadi", "ngawur, nanti marah lah mbak Nina...", "iya... udah untung tadi kita dibukain...hehe...", "Hayo? ngomongin buah dadaku lagi?" Kagetlah Odin dan Santo, asyik ngobrol malah tiba tiba ada Nina dibelakang mereka. "eh... ndak mbak...aduuh", "aduh..maap mbak" masih sakit, telinga mereka dijewer lagi. "nakal ya... huuh kalian ini" Nina kemudian menghentikan ulahnya, karena melihat dua bocah itu kesakitan. "aduuh... maap mbak", "kami kan... gak bisa boong", "iya... duh emang ya...mau kalian apa sih?", "ndak mbak... ampun", "kalian kalo ngomong nggak lengkap sih...", "eeh... mbak..." Nina malah membuka kaosnya lagi, kembali dua bocah itu terpaku. "kalau mau pegang... ya bilang dong dari tadi..." Nina membuat dua bocah itu pecah imajinasinya. "w...wah... yang bener mbak...", "iya... pegang aj...aah...hee pelan aja kali...", "hehe...hmm...maaf mbak...", "hihi... hmm..." dengan gesit Odin dan Santo menangkap buah dada Nina, dipegangnya malu malu, meski masih ditutupi bh. Nina tampaknya penasaran dengan kemauan dua boca itu. "bentar bentar...", "wah mbak...asyiik" senangnya mereka saat Nina malah mencopot bhnya juga. melotot mereka, melihat puting susu Nina yang mencuat dan menggoda, "heh... malah bengong...", "eh...mmh...mbak Nina emang seksi banget ya", "iya...duuh...", "gak jadi pegang nih? aku tutup lagi loh", "eh iya iya...hehe..hmm...wah...", "halus banget...hmm" Buah dada Nina dipegang langsung, yang kiri diurus Odin dan kanan diurus Santo. dipegang dan dielusnya buah dada itu, saat diremas perlahan juga terasa amat kenyal. "aah...mmh", "maap mbak...sakit ya?", "ndak kok... ndak apa...", "hmm...ini ya... putingnya mbak Nina...", "aahn... ngh" Nina merasa geli, dan amat geli saat puting susunya disentuh, bahkan mulai dielus elus. Odin dan Santo makin nakal, mereka terus meremas buah dada Nina, juga memainkan puting susu Nina. "hehe..hmm", "hmm...aku mau...umm... mmh..mmm", "eh Odin...aah... jangan dimasukan mulut, aahn...nngh" Nina tak tahan geli luar biasa saat puting susunya diemut Odin, mulut bocah itu asal nempel saja tanpa ijin. Santo jadi ikut ikutan, dilahapnya puting Nina, dihisap dan dikenyot. Nina tak pernah merasakan sensasi luarbiasa saat dua puting susunya  dipilin dan dikenyot, juga buah dadanya diremas terus. Heran ia bahkan penasaran dengan rasa nikmat itu, tapi ia melakukannya dengan dua bocah itu yang memainkan buah dadanya.
Nina jadi lemas karena buah dadanya dimainkan terus, "eh... udah...aah...", "mmh... kenapa mbak?", "aku udah lemes ini... hmmh", "hmm iya udah mbak..." Nina dibiarkan, cewek itu kemudian pergi saja kekamarnya tanpa menghiraukan Odin dan Santo. sampai kamar ia langsung tiduran, tapi kemudian ia baru sadar, kalau ia salah langkah. "eh... kalian..." Odin dan Santo ikut kekamar, dua bocah itu belum puas, Nina yang belum sempat pakai kaos lagi akhirnya terpaksa kembali mendapati buah dadanya dipegang dan diremas. "hmm... disini lebih enak emang mbak", "iya, mbak Nina juga bisa santai...mmp..mmh" puting susu Nina memang makin mencuat, tentu kembali dikenyot mulut nakal Odin dan Santo. Nina tak bisa menolak, tubuhnya sudah terangsang, cewek itu hanya bisa mendesah dan ikut menikmati. "aah...eeh...mmh", "hmmh...mm... hehe..." Odin tampak sadar ini sudah waktunya menikmati Nina seluruhnya. Odin membuka celana Nina, "eeh... jangan Odin...", "wah...hmm..." celana dalam Nina ikut dilepas juga, terlihat sudah selangkangan Nina dengan jelas, dihiasi bulu bulu halus. "mm...mmh... aah... Odin emang nakal mbak..." Santo tampak lebih fokus mengurus buah dada Nina terus, "hehe...hmm...uuh" Odin mulai mengelus paha Nina, lalu mengarah keselangkangan Nina, sampai kini jari jari nakal digesekan dipintu kemaluan Nina. "aah...aah...Odin...aduh...mmh", "enak kan mbak? dari pada mbak Nina gesek sendiri... mending Odin bantuin...hmmm" Nina memang tau benar, rasa gelinya lebih terasa saat Odin yang menggesek bibir vagina cewek itu.Nina tak menyangka ia malah digrayangi dua bocah itu. Odin dan Santo sudah terangsang berat, mereka ikut telanjang, lalu Nina tau penis mereka sudah tegak. Odin membuka kedua paha Nina, memek Nina terlihat sudah, makin nakal Odin jadinya. "jangan...aah...odin...", "hehe... tenang aja mbak...ummh...mmmp...mm" Odin nyosor saja, mulutnya menempel dipintu masuk, lidahnya dijulurkan kedalam, Odin sudah lama ingin menghisap memek Nina itu, kini dijiltinya dengan lincah, dihisapnya cairan didalam vagina Nina. "aah...aah...aah..." Nina tak kuasa menahan geliat didalam memeknya. "wah... sampe goyang goyang mbak Nina ya..." Santo naik diatas Nina, ia kini menempelkan penisnya diantara dua buah dada Nina. Santo lalu menggesekan penisnya, sambil ia tahan kedua tangan Nina agar ia bisa leluasa beraksi. "aah...kalian...auuh...", "hmmh... ooh... putingnya mbak Nina... aku tabrakin nih...hmm" Santo menyenggol puting Nina dengan penis remajanya, makin terangsang saja ia jadinya. Odin juga tampak seperti kehausan, ia hisap lubang vagina sarah bagaikan sumber air ternikmat. "mmh...sluurp...mmm", "aah...aah...aaahn!" spluurt, Odin malah mendapati cairan mengalir lebih banyak dari lubang itu, tentu ia hisap semuanya, saking terbawa rasa nikmat, Odin bahkan klimaks, croot croot, ia basahi kasur dengan sperma. Santo juga tak kuat, ia juga membasahi buah dada Nina dengan spermanya. dua bocah itu sempat berhenti sejenak, untuk melihat Nina yang bergoyang sendiri merasakan reaksi divaginanya.
"aah...aah...mmh...", "mbak Nina... hehe...", "aah... santo...jang..mmmgh..mmh" Santo memaksa Nina, ia sodorkan penisnya, dimasukan kedalam mulut Nina. "ooh... udah mbak... enak seh... jilat aja mbak... kayak jilat buah buah tadi...", "mmgh...mmh...mm", "uuh...luar biasa..n" Nina masih lemas dikasur, tapi mulutnya disuguhi penis remaja. "hehe... asik deh...hehe...uuh...ooh", "mmgh...hangaghn....Odgin...aaagh...mmh!" Nina kelabakan, ia tak bisa mengelak, ternyata memeknya dimasuki penis Odin, Sleeb, masuk semuanya, Nina akhirnya merasakan lagi memeknya disodok penis, sudah lama ia tak diajak bersetubuh, malah kini ia diperkosa dua bocah. "ooh...enak mbak...uuh", "ini juga enak din...hmmh", "iya iya... emang enak semuanya... mbak Nina emang favoritku..." Odin dan Santo berlomba menggerakan penisnya, memuaskan hasrat seksnya. Santo tak bisa mengungkapkan nikmat yang diberikan Nina saat penis remajanya dijila dan diemut. Odin juga terus menggesekan penisnya, ia akhirnya tau, memang nikmat rasanya menggenjot memek perempuan. Entah berapa lama, Odin dan Santo asik menyodokan penisnya di mulut dan vagina Nina. Nina heran benar, dua bocah itu seperti sudah ahli saja, sudah tau adegan seks, bahkan bisa menyetubuhi Nina. Setelah beberapa saat, Odin mencabut penisnya dari mulut Nina, "mmh...ooh... gila... uuh", "Santo... kamu...mmh!" Croot croot, sperma menyembur dari penis santo kewajah Nina. "uuh...uh...maaf mbak... nggak kuat...", "hmmh...Odin...kamu...aah...", "hmmh...iya mbak iya...ini ini...", Odin membebaskan vagina Nina, lalu ia menunjukan penisnya pada Nina. "eh... kamu...bhhmmh!" croot croot crot, Odin ikut ikutan menyemburkan spermanya kewajah Nina. "ooh...lega...mmh" dua bocah itu lemas dan istirahat disebelah Nina. Nina mengumpulkan tenaga, sambil membersihkan wajahnya. setelah Nina sudah tenang dan bisa bangun, ia tersenyum. "Odin? Santo?", "iya mbak? aaah!", "aduu mbak! aduh aduh!" Nina merubah raut wajahnya jadi marah, Nina menjewer dua bocah itu lagi. "nakal ya kalian... tadi kan mbak kasih ijin buat pegang buah dada, kok bisa sampe ngentotin aku sih kalian?", "aduh...maaf mbak... udah gak tahan mbak", "aah... aduh... iya mbak... mbak Nina juga mau gitu...aah", huuh... jadi kalian selama ini kesini emang pengen perkosa aku ya?", "eeh.. ndak mbak", "ndak mbak... ndak...", "halah gak usah bohong", "aduuh... iya iya... sakit mbak ampun", "aduuh...ampun mbak...iya iya..." Nina kemudian berhenti menjewer dua bocah itu. ia memeluk mereka berdua, lalu kepala mereka ditempelkan di buah dada Nina. "hmm... udah lega belum? udah bisa perkosa aku? hmm?", "m...maaf mbak... tapi emang lega sih", "iya maaf mbak... kalau mbak Nina ndak suka kami nggak ganggu lagi deh", "hehe... kalian hebat emang ya.... hmmh" Nina tiduran dikasur, ia minta Odin dan Santo memeluknya dikanan dan dikiri. "hmm? mbak?","mbak Nina?", "Kalian nggak boleh nakal lagi ya...", "iya mbak", "iya janji mbak", "sip... tapi nanti kalau aku yang minta kalian temenin aku... kalian harus mau..." Odin dan Santo heran, tentu mereka jadi senang. "w...wah... iya mbak siap", "baik mbak hehe...", "tapi nanti... jangan asal main gesek aja... kalo tadi sampai keluar didalem terus aku hamil, kalian mau tanggung jawab?", "eeh.. ampun mbak", "kami kan masih remaja", "makanya... nanti pakai pengaman ya kalau main lagi... mau nggak?", "hehe...iya mbak" serentak Odin dan Santo menjawab. Nina kemudian tersenyum, tampaknya ia sudah tak tau kenapa bisa seperti itu, tapi cewek itu merasa Odin dan Santo sudah menjadi teman setianya, bahkan merekalah satu satunya yang menemaninya. Yah, ia fikir sebagai ganti menemaninya, Nina sesekali membiarkan Odin dan Santo menikmati tubuh indahnya.

3 comments: