Tuesday

Cerita Seks: Asti kembali Ke Kota



"ya nanti kamu kerumah tetangga sebelah ya ti, ngomongin masalah nganter kamu pulang", "iya pak, saya ngurus si kecil dulu" Asti memang dihari terakhirnya ada dirumah orang tuanya. Asti sebenarnya ingin berlama lama, tapi banyak pekerjaan yang harus ia lakukan dikota. Asti kini mengurus anaknya dirumah, setelah menyusui anaknya, juga kemudian anaknya tidur, Asti menuju rumah tetangganya. "permisi...", "iya... eh mbak Asti...", "hai Izam, lama tak jumpa", "iya mbak, mari masuk dulu" Asti bertemu Izam, anak dari tetangganya itu. Asti masuk kerumah itu, lalu betemu dengan bundanya Izam, Asti sempat mengobrol santai, "...ooh, besok balik soalnya mau kerja lagi?", "iya bu, apakah suaminya ibu bisa mengantar?", "suami saya lagi keluar kota nih Asti, bagaimana kalo Izam ini yang nganter" Izam memang juga ada disebelah ibunya, tapi anak itu melongo, ia terpaku melihat Asti yang menggoda. "hmm, Izam apa ndak sekolah?", "Izam masih libur sekolah, ada ujian kelas 3, eh izam... kok diem aja...", "eh... iya bu... eh... iya lagi libur mbak Asti", "hmm, gitu ya", "Izam udah pinter kok pake motor, ya udah kamu omongin sama Izam dulu ya Asti, saya kesawah dulu, soalnya saya ngurus sendiri tanpa suamiku", "ooh, iya bu..." Asti ditinggal, ia hanya bersama Izam dirumah tetangganya itu.


"Izam, ndak ikut kesawah?", "oh... nanti aja mbak, kan... ada mbak Asti ini dirumah", "iya sih..." Izam makin bingung, ia tak bisa berhenti melihati Asti. "m... mbak Asti, kesininya sama siapa?", "sama pamanku, tapi ditinggal pergi duluan", "hmm, gitu ya..." Izam tau Asti sejak lama, anak 17 tahun itu dulunya sering bermain bersama Asti. Izam bahkan ingat saat ia masih sd, Asti sudah berparas montok dan menggoda, kini justru makin menggoda. "Izam, kok diem aja?", "ah... enggak, anu... inget masa lalu mbak", "masa lalu?", "iya, inget pas dulu sering main sama mbak Asti", "ooh, iya, kamu sering mampir kerumah" Izam kemudian ingat, ia bahkan dulu suka sekali mengusik buah dada Asti, saat main dirumah Asti. Izam berfikir mungkin lebih nikmat bila mengusik buah dada Asti yang sekarang. "mmm... mbak Asti, nanti anaknya diajak kekota?", "enggak, dia tetep disini", "loh, kenapa?", "nanti kalo dirumah kasihan saya tinggal kerja", "ou iya juga sih, tapi kan... dia gak bisa nyusu nanti", "udah diurus ibuku kok zam, jadi aman kok", Izam makin penasaran, ia lama lama ingat kalo Asti itu tak bisa bohong. "ooh, kalo gitu nanti apa nggak mampet mbak", "mampet apanya?", "itu... susunya mbak asti...", "ooh, nggak lah, ini aja masih bisa menyusui aku", "hmm, kok bisa ya?", "dikota susuku keluar terus kok tiap harinya, banyak yang suka minum" mendengar itu Izam kaget sekali, "loh, kok gitu?", "ya mereka bantuin biar susunya nggak berhenti keluar" Izam makin bingung, suasana rumah membuatnya makin tertarik pada Asti. "ooh, kalo... Izam... coba minum susunya... mbak Asti... boleh ndak?", "oh, ndak papa zam, kan dulu kamu sering minta nyusu ke aku kalo gak salah ya?" Izam kemudian ingat, ia bahkan dulu suka menghisap puting Asti saat remaja, meski tak keluar susunya. "ehh... inget juga mbak Asti, aku jadi... pengen coba lagi", "Izam mau? bentar..." Izam tersenyum senang saat Asti membuka bajunya, lalu menunjukan buah dada besarnya. "wah... mbak Asti", "kenapa zam?", "gak papa... buah dadanya besar aja... ndak kaya dulu", "ooh iya, kan makin dewasa makin besar, terus...aah...mmh" Izam langsung menyambar puting Asti yang kenyal, dijilat dan dihisapnya dengan nikmat. "mm...mmh...mm...sluurp...mmm, wah keluar beneran susunya", "iya memang keluar zam...mmh", "mmmp...mmm...ssp...sluurp...aah, bentar ya mbak, mmm...", "iya zam...mmh" Izam mulai asyik minum susu, ia hisap puting Asti sampai susu mengisi mulutnya terus. Izam juga meraba dan meremas buah dada Asti, Izam akhirnya bisa kembali menikmati benda bundar kenyal itu, Izam sudah lama tak memegang benda itu sejak Asti menikah dan pergi kekota. Izam jadi ada dipangkuan Asti, ia tak takut bila ada orang datang kerumahnya, ia terlanjur menikmati susu segar milik Asti. "mbak Asti...mmm sluurp...mmm, besok berangkat pagi ya?", "ah... iya rencananya gitu", "gimana kalo berangkat nanti malem? biar besok paginya bisa istirahat", "hmm, betul juga sih zam, tapi kamu kan belum siap siap", "gampang aku malem nanti pasti udah siap kok", "ooh, ya kalo gitu nanti malam deh brangkat", "iya, mmm...sluurp...mmm... mbak Asti habis ini beres beres dulu aja", "iya zam" Izam tak lama berhenti menghisap puting Asti, ia membiarkan janda itu pulang dan bersiap pulang nanti malam.

"... ooh, kalo gitu gak papa", "iya bu, mbak Astinya biar bisa istirahat besok pagi", "iya, ini kamu susul asti?", "iya , biar langsung berangkat", "iya sudah, hati hati" Izam malam itu sudah berangkat kerumah Asti setelah berpamitan pada ibunya. sampai rumah Asti, Izam sudah ditunggu. "Mari mbak Asti", "iya... pak bu... saya berangkat... tolong urusin si kecil ya", "iya, hati hati" Asti tak lama sudah dibonceng Izam kembali menuju rumahnya dikota. "mbak Asti, pegangan ya", "iya zam" Asti sudah rapat dibelakang Izam, buah dada montoknya jadi penyemangat Izam agar segera mengantar Asti pulang. Memang perjalanan cukup lama, Izam beberapa kali berbicara pada Asti agar janda itu tak tertidur. "mbak, ngantuk?", "dikit zam", "tahan ngantuknya mbak, bentar lagi sampai loh", "iya zam" Izam memang mempercepat laju motornya, remaja 17 tahun itu sudah seperti pembalap saja, ia pacu kecepatan penuh. Akhirnya setelah beberapa jam perjalanan, Asti dan Izam sampai. "zam, cepat juga sudah sampai rumah, sama pamanku dulu lama banget perjalanannya" iya menang dulu asti diantar pamannya dengan motor butut berjalan rata rata 80 km/jam, sedang Izam memacu motor ninjanya rata rata diatas 100 km/jam. "kalo malam kan jalan sepi, jadi bisa dipercepat motornya", "iya, hmmh, aku.. ngantuk banget zam" Asti menyimpan barangnya, Izam masih istirahat diruang tamu. "mbak asti, rumahnya bagus juga" Asti tak menjawab, Izam mengira Asti masih sibuk mengurus barang bawaan. makin lama Izam tak mendengar suara Asti, remaja itu kemudian menuju kamar Asti, dan ia melihat Asti sudah tidur. Izam jadi berfikir aneh aneh, tapi memang itu yang ia harapkan dengan mengantar Asti malam itu. Izam mendekat, ia lihat Asti tidur pulas. Izam sempat pergi kedepan, mengamankan motornya, dan mengunci pintu. saat kembali kekamar, ia lihat Asti makin menggoda saja saat tidur. Izam langsung mendekat, ia buka baju Asti, ternyata Izam sudah ingin menjamah buah dada Asti, dan menghisap susu keluar dari puting janda muda itu. Tangan Izam mulai mengelus dan meremas buah dada Asti itu, susu segar keluar dari puting Asti, Izam mulutnya langsung menyambar puting Asti, dihisapnya kuat, susu sedap ia teguk lagi. beda dengan didesa, dirumah Asti itu Izam tak ada halangan untuk menikmati Asti. Sambil asyik minum susu Asti, Izam berani menelanjangi Asti, lalu remaja 17 tahun itu melihat selangkangan Asti, Izam terangsang sekali. Izam sudah segera telanjang juga, lalu ia merapat diatas Asti yang tidur itu. Izam sudah lama ingin merasakan nikmatnya menyetubuhi perempuan, segera remaja itu menyiapkan penis tegaknya, ia pasang dipintu vagina asti. sleeb, Izam merasakan sensasi pertama menusuk vagina hangat. sensasi nikmat itu makin menjadi ketika Izam menggerakan penisnya, ia juga menghisap puting Asti. Izam sibuk bergerak sendiri menyetubuhi Asti yang tertidur itu. Penis remaja itu bergerak maju mundur tanpa berhenti, Izam seperti mendapat energi baru meski tadi ckup lelah setelah berkendara. Izam tak percaya kenikmatan ngeseks membuatnya merasa sangat senang. Ia terus menggesek vagina Asti, juga menjamah buah dada besar itu, Izam tak peduli kalau Asti bangun. menit demi menit Asti masiy tidur, tapi tubuhnya bergoyang terus, puting susunya dihisap terus, memek basahnya digenjot juga, memang remaja 17 tahun itu sudah sejak kecil tertarik meniduri Asti. "mmh...aah... Izam...mmh", "eh... mbak Asti...uuh" izam melihat Asti terbangun, remaja itu menarik penisnya keluar dari lubang kenikmatan. "mmh... Izam...aah..." croor croot, izam malah klimaks, spermanya menyembur ketubuh Asti. "uuh... mhh...", "izam...mmh", "maaf mbak... tadi izam kedinginan, biar anget aku tidurin mbak asti, eh... ternyata...", "mmh... iya izam, aku juga udah nggak dingin kok...", "i...iya...", "mmh... izam...belum ngantuk ya?", "ini... ngantuk sih mbak", "ya sudah sini tidur, maap ya kamarnya cuma ini, jadi kamu sama aku aja", "iya mbak... hehe..." Izam kini tiduran disebelah Asti, sambil ia peluk Asti. "mmh... izam... masih mau nyusu ya?", "mm...mm... biar gak basah kekasur mbak, nanti kalo udah berhenti izam langsung tidur", "hmm, iya deh..." sambil menemani Asti, Izam juga masih menghisap puting susu Asti. tak lama Asti tidur lagi, izam baru tidur setelah puas minum susu.

pagi harinya, Izam bangun tidur, namun ia tak melihat Asti. Izam keluar kamar, lalu baru ia melihat Asti sedang bersih bersih rumah. "pagi mbak Asti", "Pagi izam", "mari saya bantu mbak", "oh iya" Izam pagi pagi membantu Asti, baru melek ia sudah sadarkan diri, setelah melihat Asti yang montok itu. setelah bersih bersih, Asti dan Izam duduk diruang tengah. "hmm... Izam sampai kapan libur?", "lusa baru masuk mbak", "ooh, gitu ya...", "iya... mbak Asti..." Izam tiba tiba memeluk Asti, "iya zam?", "mbak Asti... Izam... mau...", "hmm? kamu mau minum susu lagi ya?" Izam memang sudah sibuk meremas buah dada Asti dari luar bajunya, Izam sadar Asti tak akan marah padanya. "iya mbak...", "bentar ya... udah ini...aah...mmh" Izam langsung menyambar puting Asti, dipilin lalu dihisapnya, tak perlu lama susu segar diteguk izam dipagi hari. "mm...sluurp...mm..., mbak Asti habis ini mau ngapain?", "aku tadi udah cuci baju, mau jemur aja", 'mmm..sluurp...mmm, ya udah dijemur aja cuciannya", "kan kamu masih mau minum susu", "ya sambil mbak Asti jemur pakaian kan bisa", "ooh, iya udah" Asti berjalan menuju belakang rumah, lalu menjemur cuciannya, Izam masiu sibuk menghisap puting asti, entah dari depan atau dari samping. "mm...mm...hehe...", "mh...aahh...", "mbak asti, saya copot ya ini" Izam malah mencopot pakaian yang masih tersisa pada tubuh Asti. "kenapa zam?", "nanti basah, kena cucian, bisa kena susu juga, tuh pas gak aku hisap susunya masih keluar", "hmm, iya bener" Asti melanjutkan menjemur cucian, saat janda itu sudah telanjang. Izam terangsang lagi dipagi itu, kini ia dekap Asti dari belakang, ia elus bokong montok Asti, Izam bahkan menggesekan penisnya diselangkangan Asti. "hehe...ooh... mbak Asti, jemur disana itu masih kosong", "oh.. iya...mmh" Asti berpindah menjemur pakaian disisi lain, namun tetap Izam sibuk mengelus tubuh Asti. "hehe...mmh...ooh..." Izam memasukan penisnya kevagina Asti dari belakang, "aah... izam", "kenapa mbak? ini izam pegangin, biar mbak asti gak jatuh kalo jemur diatas itu", "iya...aah...mmh", "mh...uuh..." Izam malah menggesekan penisnya, Asti baru selesai menjemur cucian terakhir. "aah... izam... udah selesai njemurnya...aah...", "ooh... bentar mbak ya... pegangan aja ditembok dulu mbak" Asti nungging bersandar ditembok, Izam makin asyik saja menggesek vagina Asti dari  belakang. Remaja 17 itu tenaganya seperti tak habis habis, pagi itu ia semangat lagi ngeseks dengan Asti. "aah...izam...aah...", "hmmh... bentar mbak..lagi enak...ooh .." Izam asyik maju mundur menyodok memek asti, sedang janda muda itu menunggu saja, sambil merasakan geliat penis Izam menggesek vaginanya. beberapa menit berlalu, Izam mencabut penisnya keluar, "aah... mbak... mmh", "mmh... kenapa zam?", "ini mbak... ini..."," kenapa itu...mmh!" croot croot crot, sperma menyembur kewajah Asti yang sempat melihat kepenis tegak Izam. "uuh... maaf mbak... ", "mnh... izam...mmh...mmgh!" Izam malah menyodorkan penisnya, lalu ia masukan paksa kemulut asti. "aah... mbak... jilatin dong... uuh...", "mmgh...mmhh...mmm", "oh...mmh... udah mbak... mnh", "mmhg...iya..." sebentar saja izam meminta Asti mengulum penisnya. "mbak Asti, mending sekarang mandi deh", "hmm, iya bener", "tapi aku ikut ya, habis ini keburu pulang soalnya", "ooh, iya sudah" Asti malah diajak kekamar mandi, lalu Izam malah minta ngentot lagi dikamar mandi. Izam tak tau, ia bergerak sesuai nafsunya, dan memang ia senang bisa beberapa kali menyetubuhi Asti. Setelah ngeseks lagi dan juga selesai mandi, Izam dan Asti sudah berpakaian lagi, setelah pergi makan, Izam segera bersiap pulang. "mbak Asti, saya pulang dulu, terima kasih ya", "iya Izam..." Izam kemudian pulang dengan lega, sudah puas menikmati hari bersama Asti yang montok nan memanjakan. Esok harinya Asti sudah kembali bekerja, "Asti, gimana liburannya", "menyenangkan pak, saya bisa bertemu keluarga", "bagus bagus, sekarang saya juga mau senang senang dong, sini Asti", "iya pak... aahn...mmh" Asti kembali disibukan dengan kegiatan penuh seks dikehidupan kota.

2 comments:

  1. permisi kakak2 numpang promo ya
    yang suka main poker dan domino online, mari gabung di sini bersama kami di www.saranapelangi.com. kini hadir dengan 7 permainan yang dapat dimainkan dalam 1 website. dapatkan jackpot hingga ratusan juta setiap harinya. gak mau kalah teruskan main poker dan domino online ? ayo buruan gabung bersama kami di www.saranapelangi.com

    Saranapelangi.com adalah satu - satunya Website Dengan Player VS Player Tanpa Menggunakan Bot (tanpa ROBOT) 100% Fair Play!!!

    Hot Promo Dari SaranaPelangi!!!
    *Bonus Rollingan Sebesar 0,5%
    *Bonus Refrensi Sebesar 20%

    Tunggu Apalagi?!, Ayo Gabung Dan Main Bersama Kami!!!


    Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami di www.saranapelangi.com atau melalui android kami.

    - BBM : 2B47BB9C
    - CALL : +855964972098
    - WEECHAT : saranapelangi
    - SKYPE : saranapelangi
    - EMAIL : saranapelangi99@yahoo.com
    - FACEBOOK : saranapelangi99@yahoo.com

    WWW.SARANAPELANGI.COM

    ReplyDelete