Saturday

Cerita Seks: Life Live and Sex Risa Part 5


"...berapa harganya?", "harganya beragam sih... yang murah juga ada", "yang bagus aja jangan yang murah Fino...", "iya... kamu beneran mau beli kamera sendiri?", "iya... Fino pilih mana... aku difotoin orang... apa kamu yang fotoin aku?", "ya... aku aja yang fotoin kamu", "tuh... kalau orang lain yang fotoin... pada minta ngeseks nanti... iya kalo gak maksa... kalau aneh aneh nanti bahaya", "hmm iya iya...", "hehe... udah ketemu lagi nggak?" Risa dan Fino sedang duduk berdua sibuk menggunakan laptop, mereka mencari kamera SLR, permintaan Risa. Risa beberapa hari sudah live webcam sex lagi, fansnya sudah berbondong bondong kembali menonton live saat itu, karena Risa dari awal sudah tidak pake baju alias memamerkan toket bundarnya yang montok. Risa juga sudah mempromosikan akun sosial medianya, tentu pengikut ataupun followernya datang dengan cepat, Risa memang sudah cukup terkenal. Fino juga sudah bekerja beberapa hari, kerjanya hanya 4-5 jam saja, jadi ia tetap bisa menemani Risa dimana saja. "...ini aja ya Risa...", "hmm iya, sini biar aku yang kontak ya nanti", "hmm iya deh..." Risa yang menghubungi orang yang menjual kamera secara online itu.

Hari selanjutnya, Risa kini menunggu saja dirumah agar kameranya segera diantar. Hari sebelumnya ia sudah tawar menawar soal kamera itu, dan ternyata cepat saja sudah deal. "...permisi...", "iya silahkan masuk mas...", "wah...iya mbak..." Risa mengajak tamunya masuk. "Ini mas Rozik kan", "iya betul... ini pasti mbak Risa ya...", "iya mas...", "sesuai namanya ya... cantik bener", "hehe makasih... oh iya kameranya gimana mas..." Rozik segera mengeluarkan kamera SLR dari tasnya. "ini mbak...", "wah...hmm... beneran masih bisa kan ini mas?", "iya masih bagus kok mbak", "ayo dicoba dong mas... fotoin aku nih...", "hehe...iya..." Rozik memotret Risa yang bergaya centil itu. "dah liat mas... hmm  bagus ya", "iya... kamera bagus, yang difoto cantik... udah pas banget deh", "haha bisa aja mas... ini 2 juta aja kan mas?", "loh... dealnya kemarin 2,6 juta kan mbak", "hmm iya... tapi uangnya harus dipakai yang lain jadi berkurang mas... gimana ya..." Risa berlagak bingung sambil menunjukan lekuk tubuh indahnya. "iya... gimana ya mbak... kemarin ada yang nawar segitu enggak aku terima", "hmm, tapi kan beda yang nawar kan... gimana mas...", "aduh gimana ya...", "gini aja mas... sementara aku kasih 2 juta dulu... sisanya nyusul aja gimana?", "hmm gitu ya... tapi...", "tenang aja... aku nanti kan kontak mas rozik lagi, atau kalau mau mas Rozik nanti bisa kesini deh kalau mau nagih", "hmm... iya deh gak papa", "wah...makasih ya mas...", "i...iya..." Rozik mau tidak mau memilih menerima penawaran Risa, karena ia meleleh melihat kecantikan Risa. Kamera sudah jadi milik Risa, ia juga sudah memberikan uangnya kepada Rozik.
"Makasih mas... mas Rozik keburu pulang ndak?", "hmm, ndak juga sih mbak", "kalau gitu bantuin Risa bentar bisa gak mas... ajarin pakai kamera ini..." "ooh iya iya bisa", "yuk kelantai dua aja mas" Risa mengajak Rozik kelantai dua rumah kontrakan itu. Rozik segera menjelaskan bagaimana cara kerja menggunakan kamera SLR itu, tapi Risa tampak tidak juga paham. "...nah gitu mbak...", "aduh... masih gak faham mas...", "praktek aja deh mbak... bentar ya... aku foto mbak Risa...  sambil aku ganti ganti nih settingannya...", "ooh iya iya... " Risa jadinya dipoto beberapa kali, ia berpose dengan menggoda, tiap pose dipotret dengan settingan kamera yang berbeda. "yang ini kan udah terang kena lampu... kalau yang satu ini tadi disetting agar agak gelap...gini...", "ooh oke oke..." Risa disebelah Rozik, mendengarkan sambil melihat kamera yang ada ditangan Rozik. Rozik mulai gugup juga, Risa begitu dekat, bahkan Rozik bisa sesekali melihat isi tanktop Risa. "...nah... gimana... udah faham kan?", "iya udah ngerti sih... nanti juga sambil belajar deh...", "bagus deh kalau gitu", "sekalian mas... fotoin lagi ya...", "oh iya...wah... mbak Risa..." Risa malah mencopot bajunya, ia minta difoto pakai pakaian dalam saja. "kenapa mas... udah gak papa sambil coba kameranya kan...", "hmm iya...wah..." Rozik senang jadinya, ia sepertinya memilih untuk berlama lama saja dirumah Risa. Risa mulai mengambil posi menggoda, dari satu sudut kesudut lain, Rozik berusaha sehebat mungkin agar hasil jepretannya bisa membuat Risa terkesan. Rozik berusaha agar tidak gemetar saat mengambil foto, meski ia merasa dimabuk kepayang melihat lekuk tubuh indah Risa. "...lihat dong..wah bagus banget!", "iya... kan emang udah pas...", "iya... makasih ya mas Rozik...", "iya mbak Risa...", "dah... mas Rozik masih mau disini?", "hmm, itu... aku sih...", "kalau gitu ajarin Risa mindahin fotonya ke laptop ya", "ooh iya iya", "yuk keatas mas" Risa mengajak Rozik kekamarnya dilantai 3.
Rozik segera mengajari Risa, sambil sesekali ia lihati cewek itu, buah dada Risa mungkin hal yang paling berat untuk tidak dilihat oleh Rozik. "...nah gitu ya mbak.. tuh udah kepindah...", "hmm iya siip deh", "hm... mbak Risa tinggal sama siapa disini?", "itu... sama... suamiku..." RIsa mungkin sudah lupa kalau Fino masih belum menjadi suami aslinya, karena semua orang yang bertanya pasti ia jawab Fino adalah suaminya."ooh... gitu ya...", "iya... eh sini mas kameranya...", "iya...wah..." Risa mencoba mengambil foto selfie dengan kamera itu, ia menghadap kecermin dan memotret dirinya sendiri. ternyata bagus, Risa kemudian mengambil foto lagi, tapi cewek itu mencopoti semua pakaiannya. Rozik tentu hanya bisa melongo melihat hal itu, ia pandangi saja saat Risa berpose seksi membuat Rozik makin melayang. "...nah...hihi... minggir dikit mas... aku mau coba pindahin ke laptop", "hmm iya..." Rozik makin melongo, Risa yang telanjang itu ada disebelahnya. "...wah dah bisa... sip mas...hei mas Rozik...", "eh iya...", "hihi... eh... aku ada solusi nih mas soal uangku yang kurang", "gimana itu?", "hehe...mas Rozik pasti udah mau pegang Risa kan... dah pegang aja...", "wah... mbak..." Rozik tangannya dipandu memegang tubuh mulus Risa, tentu ia jadi senang. "hehe... tapi... kurangnya gak usah ya mas...", "hmm gimana ya...", "aduh...terserah deh mas Rozik mau pegang mana aja...", "wah yang bener nih", "iya... sini deh dikasur aja enak..." Risa malah menyerahkan tubuhnya itu, jadi dikasur itu Risa mulai tubuh mulusnya digrayangi dan dielus elus oleh Rozik yang sudah terhipnotis. "wah...hmm...", "tuh dah pegang semua... dah ya kurangnya gak usah mas", "i...iya deh... udah kurangnya gak usah...", "hehe siip deh...aahn... mmh..." Risa mulai mendesah, membuat Rozik makin tertarik. tubuh Risa terus digrayangi, buah dada montoknya juga mulai diremas remas. "wah...hmm...eh...", "mas... kan Risa bilang pegang aja...gak boleh dijilatin...", "aduh...tapi mbak...", "kalau mau jilatin... bayar dulu... sini seratus...", "hmm... tuh aku taruh sana ya cantik", "hehe iya...aahn...mmh...aduh putingku langsung dijilatin...aahn... iih dihisap juga" Rozik sudah tidak mau berhenti, segala yang diminta Risa pasti ia berikan asal bisa menikmati tubuh cewek itu. Rozik sekarang bukan hanya menggrayangi Risa, ia juga menjilati tubuh cewek itu, dari atas, kini bahkan turun ia jilati bibir vagina Risa. "mmh..mm...hmmh...", "aah...aah... geli ah...mmh", "mh...aah.. Risa memang luar biasa...", "mmh...iya... bentar mas Rozik..." Risa menghentikan Rozik, "ada apa?", "tambah lagi seratus...", "hmm iya... tuh udah...wah..." setelah itu Risa membuka pakaian Rozik, cewek itu menangkap penis tegak cowok itu. "nah kalau gitu Risa kan bisa ikut semangat...hihi", "wah...uuh... mmh" Senang sekali Rozik penisnya mulai dikocok Risa. Rozik menikmati saja, sambil ia pegang dan juga ia remas buah dada montok Risa. "mmh...enak kan mas...aah...", "iya...uuh... hebat deh... mbak Risa... aku tambah seratus lagi nih...", "wah... asyik... dah mas Rozik kita ganti posisi", "wah...Risa..." Risa menyuruh Rozik tiduran, cewek itu mengambil posisi diatas Rozik, ia langsung melahap penis tegak milik cowok itu, di emutnya dengan semangat. "mmh...umm..mmh...aah... mas Rozik cobain juga tuh vaginaku...mmh...", "wah iya...hmm..mmh...mm" dengan posisi 69 itu Rozik dan Risa berlomba menjilati kemaluan lawan mainnya. Entah berapa lama, Risa jadi ikut terangsang dan mau memuaskan Rozik.
"mmh...mmh...mmgh...ggh!" Croot croot, Rozik klimaks, spermanya mengisi mulut Risa. Risa kemudian turun dari tubuh Rozik, ia sibuk membersihkan wajah dan mulutnya. "ooh...maaf... mbak Risa... rasanya terlalu enak", "mmgh...aah... iya nggak papa...", "aku tambah deh serat...", "eits... tambah dua ratus... mas Rozik bisa ngeseks deh sama Risa... gimana?", "wah...iya dong... tuh udah...", "gitu kan enak jadinya... nah ayo...udah basah tuh lubangku... eits bentar... pakai ini mas", "hmm? wah lengkap ya Risa", "udah sst... ayo..." Risa menyuruh Rozik memasang kondom dikemaluannya, cowok itu menurut saja, agar ia bisa segera menusukan penisnya kevagina Risa. Setelah siap, Risa tiduran saja, Rozik mengambil posisi dan menyelipkan penisnya, ia angkat paha Risa agar bisa mengambil posisi lebih baik. "aku masukin ya mbak Risa...ouh...wah...nngh" Sleeb, Rozik menancapkan penis berpengamannya, mengisi memek Risa yang basah. "aahn...aah...wah...uuh...", "mmh... luar biasa...hangat...  nikmat...wah..." Rozik menggerakan penisnya sedikit saja, sudah begitu nikmat ia rasakan. Bila ia gerakan lebih mantap, kenikmatan berlebih mulai berdatangan memuaskannya. "aah...wah... aah... gesek terus mas...nngh" Rozik menabrakan penisnya maju mundur divagina Risa. Rozik bisa menyaksikan tubuh Risa yang bergoyang, cowok itu juga terhipnotis buah dada Risa yang berayun naik turun. "ooh... serasa disurga ya...wah...mmh...uuh" Rozik tak bisa berhenti, ia genjot terus memek Risa tanpa berhenti."aah...aah...aah...aahn...", "uuh... bentar mbak... enak gini deh..." Rozik meminta Risa tidur miring, lalu cowok itu tiduran juga dibelakang Risa. Rozik memeluk Risa dari belakang, sambil tetap ia hantam vagina Risa dengan penis tegaknya. Rozik bisa mencium wangi tubuh Risa yang tentu membuat siapa saja yang menciumnya akan terbawa nafsu birahi. "aahn...ouh...sssh...mmh..." Risa merasa senang juga mencoba ngeseks dengan adegan lain bersama Rozik. Dari belakang penis Rozik menyelinap bergerak maju mundur mempenetrasi memek Risa, cowok itu kini juga bisa memegang toket montok Risa, ia remas remas juga untuk menambah sensasi kenikmatan.  "uuh... mmh...ooh...", "aahn...mas Rozik... awas jebol tuh kondomnya... aah...aah..." mendengar itu malah Rozik makin semangat, ia hantam vagina Risa lebih cepat lagi, meski kondom yang dipakainya tidak mungkin jebol, Rozik berusaha sekuat tenaga, mewujudkan sesuatu yang mustahil, karena usahanya terus berbuah kenikmatan. Rozik menyetubuhi Risa dengan begitu nikmat, entah berapa lama yang penting ia lega. "uuh..aah...aduh..mmh...uuh" Rozik berhenti, belum ia tarik keluar penisnya itu, Croot Croot, Spermanya menyembur mengisi kondom yang mengamankan penisnya. baru Rozik menarik kendali , ia duduk dan mengurus sisa aksinya tadi. Risa beristirahat sejenak, setelah itu ia duduk juga sambil mengikat rambutnya yang berantakan. "hehe... mas Rozik... mau nambah lagi... brapa nih... tiga ratus... apa semuanya?", "aduh.. hmm udah deh mbak... nanti malah habis semuanya", "haha iya iya..." Rozik kemudian berpakaian, ia tidak mau terbawa nafsu lagi, uang yang diberikan Risa tadi sudah berkurang ditangannya. "hmm.. makasih ya mbak Risa...", "iya... mas Rozik udah deal kan gak ada yang kurang?" ,"hmm iya...", "awas kalau balik lagi minta lebih... aku laporin suamiku", "eh jangan... udah tenang aja... udah deal seratus persen", "hehe iya mas... makasih..." Rozik segera bergegas pergi dan pulang, ia anggap impas saja, tidak rugi kan dapat uang cukup juga dapat kenikmatan menyetubuhi Risa.
"...Aku Pulang... Risa...", "iya... Fino sayang udah pulang ya" Risa kali itu sudah beres beres dan sudah  bersantai dilantai dua sambil mengutak atik kamera SLR nya. "wah... kameranya udah dateng", "iya... habis ini aku ajarin kamu pakai ini ya", "enggak usah, aku udah ngerti kok", "yang bener? yaaah tadi aku udah minta ajarin lama padahal", "haha ya nggak papa... kalau Risa mau foto sendiri biar bisa juga", "hehe iya... Fino sayang... ayo istirahat dulu diatas", "pas juga nih aku mau istirahat, yuk" Risa mengajak Fino beristirahat. Mereka beristirahat cukup lama, setelah itu mereka beraktivitas seperti biasa. Risa baru memulai live shownya, sudah ditonton banyak orang. "...hehe iya... selamat datang yang baru on tuh... Risa mau tunjukin sesuatu..." Risa kemudian menunjukan kamera SLRnya itu, banyak komen pun datang. "ooh itu tuh yang buat fotoin tubuh mulus kamu", "kameranya bagus, kamunya cantik, pas deh serasi buat hibur malamku", "simpan kameranya Risa... aku mau liat toket kamu" Risa senyum senyum saja sambil menjawab pertanyaan penonton, ia juga sempat mengambil foto selfie. "...hehe... iya Risa biar makin eksis gitu... iya deh aku simpan kameranya... tuh keliatan nggak..." Penonton lebih tertarik melihat buah dada montok milik Risa. "bundar indah dan segar", "montok banget...", "digoyang dong sayang..." Risa mendekap buah dadanya agar terlihat makin besar, juga puting merah mudanya bisa dilihat para fansnya itu. Risa memutar musik, lalu ia bernyanyi, sambil bergoyang, ia mau penontonny senang. "...makasih... makin banyak yang ngirim makin asyik loh Risa goyangnya... yey tengkyuu... " makin malam makin ramai, Risa makin tak berhenti tersenyum saat hadiah dan poin diberikan kepadanya dari para penonton. Fino dilantai dua sampai bisa mendengar musik yang diputar Risa begitu keras. "Risa... kecilin dikit", "hmm ooh iya iya" Fino sempat naik untuk memberitahu Risa. "ngomong sama siapa Risa?", "wah ada yang nemenin ya?", "siapa tuh?" Risa jadi bingung, bagaimana ia menanggapi penontonnya. "ooh itu temanku... iya cewek juga... hmm dia gak mau ikut live show kok... hmm iya nanti Risa coba bujuk ya..." Risa jadi berfikir harus mencari teman cewek juga. "wah asyik kalau ada dua", "biar ada empat deh gunung kenyalnya", "ayo segera diajak live dong temannya". Risa tersenyum saja, ia mungkin akan off live show beberapa hari untuk mencari teman cewek. "iya... tenang aja ya... dah sebelum off... siapa yang mau pegang nih..." Risa sebelum menyelasaikan live webcam shownya, ia dekatkan buah dadanya kelayar laptop, tentu untuk memastikan fansnya gembira.
"... Risa... udah selesai?", "udah Fino..huuft..." Risa turun kelantai dua setelah live shownya berakhir, ia langsung beristirahat dipelukan Fino, cewek itu belum juga memakai baju. "kenapa Risa?", "hmm... aku harus cari temen cewek, aku udah janji bakal tunjukin ke fansku", "hmm... kamu punya temen yang se...profesi nggak?", "hmm ada beberapa... tapi... kan banyak yang jauh tempat tinggalnya", "iya kita cari tau nanti yang deket aja diajak kesini ya", "ooh iya betul... sip deh Fino...", "hehe iya...", "kita coba tidur dikamar itu aja yuk", "disitu sempit Risa..", "iya nggak papa... nanti aku tidur diatas kamu aja", "hmm maunya...haha", "hihi... Fino sayang pokoknya kita kesana... sekarang...cup..mmh..mm", "mmh...cup...mm...", "hehe...cup...aah... sini punyamu mana...hmm...", "aduh Risa...mmh", "hmm... ummh..mmgh..mm..." Risa membuka celana Fino, ia tangkap penis besar milik cowok itu, lalu ia kocok, dan ujungnya ia emut dan jilati juga. "Aduh... udah ayo deh kekamar sana itu", "hmm...mmgh..aah... bentar lagi asyik kok ini...", "hmm iya deh terserah Risa sayang...", "hehe...umm..mmgh..mm" Risa asyik sendiri  mengulum penis Fino, saat pemiliknya mencoba fokus nonton film di televisi. Lama lama Fino tidak bisa fokus, jadi ia elus elus tubuh RIsa juga. "uuh... Risa... mmh...", "bentar...mmgh.. mm..mmh...", "nanti muncrat banyak loh dimulut kamu", "mmgh...aah, iya banyakin deh kalau keluar...", "mmh...iya udah kalau gitu lebih dalem dong kamu emut punyaku..." Fino mendorong kepala Risa sedikit, cewek itu jadi mengulum penis Fino lebih jauh. "mmgh..mmh..mmh...", "uuh..ouh...aduh...ngh..." Croot crot croot, Fino benar benar memberikan sperma yang banyak untuk Risa, langsung masuk ke tenggorokan Risa, tanpa perlu dikunyah atau dirasakan dulu. Risa bangkit, ia sampai tersedak, "uhuk uhuk...mmgh...aah... uuh", "maaf Risa.. duh sampai nangis kamu...", "aah... ini nangisnya gara gara tersedak nih... kamu sih...", "iya maaf sayang...", "mmh... dah ayo kekamar itu", "iya iya... aduh bentar dimatikan dulu televisinya", "udah biarin biar rame... aku mau teriak teriak nanti...", "wah... iya udah Risa sayang..." Risa mengajak Fino kekamar dilantai dua itu. Risa mengajak suami suami-annya itu untuk ngeseks lagi. Setelah ini Risa pasti makin terkenal dan juga banyak yang mencari, ia tenang saja asal tetap bisa menikmati kegiatannya setiap hari.

1 comment:

  1. cerita ttg cewe sma/mahasiswi yg suka nyusuin

    ReplyDelete