Saturday

Cerita Seks: Anita Guru Les Cantik Part 3


Sudah Sebulan berlalu, sejak Anita telah memuaskan 3 anak SMA murid lesnya itu. Kini Anita sudah banyak diberi hadiah oleh Kana, Rizki, ataupun Bani. Jelas pasti 3 anak SMA itu ingin menikmati lagi adegan ranjang dengan Anita. Saat les dirumah Kana pun 3 anak itu makin giat belajar, seperti berlomba menunjukan kemampuannya pada Anita, tentu Anita makin senang. Kali itu Kana, Rizki dan Bani sudah menunggu, mereka ada dirumah Kana dan sudah duduk dikarpet menunggu Anita. "Lah Kana, kok udah kamu kerjain?", "iya kan nanti biar bu Anita senang, tau kalau aku pinter", "tapi kalau salah ya percuma,haha", "ya liat aja nanti bro,hehe" tak lama Anita tiba. "Sore anak anak...", "Sore bu...wah...", "maaf ya, tadi gak sempet ganti baju, gini gak papa ya" jaket Anita dilepas, lalu 3 Anak SMA didepannya itu melihat Anita pakai tanktop, bukan baju atau kemeja seperti biasanya. "wah iya nggak papa bu", "yang penting kan kita belajar", "iya bu ndak papaa", "hehe...iya sudah..." Anita memang sengaja, ia mau melihat reaksi tiga muridnya itu. Mereka segera belajar lagi, seperti biasa, hanya saja 3 anak SMA itu kembali fokus terus melihati dada Anita yang menonjol. Anita sadar akan hal itu, bahkan ia sengaja tidak pakai BH, jadi bila ia menunduk, buah dadanya terlihat menggantung, bahkan sesekali puting susunya terlihat dimata 3 Anak SMA itu. "...tuh masih salah ini kana...", "i...iya bu biar saya benerin", "sip, Bani sudah belum?", "eh, belum bu...", "ayo nanti ketinggalan temannya loh, tuh Rizki sudah  selesai, Rizki?", "eh, iya Ban ayo cepet" Anita bisa melihat jelas, 3 anak itu benar benar terpesona dengan dirinya. Saat mereka semua sudah Selesai, dan les privat sudah selesai, Anita memakai jaketnya lagi, lalu segera berpamitan, "Nah sampai ketemu besok ya anak anak...", "iya makasih bu..." Anita kemudian pergi.
"ya ampun... dadanya bu Anita..." Bani langsung berbicara dulu, "iya... hmm besarnya tadi", "hmm, tumben bener ya..." mereka bertiga sempat diam, mungkin untuk mengingat adegan mereka sendiri sendiri, saat menikmati buah dada Anita yang besar nan sintal.
"duh jadi pengen pegang lagi...", "iya sam...heh Bani...", "eeh...nggak nggak itu...", "kamu juga Ki... tadi mau bilang iya sama kan?", "napa Na... kayak kamu enggak aja...lah..." mereka saling melirik, lalu "Kalian pernah pegang dadanya bu Anita ya!?" mereka bersamaan berteriak. "lah,haha..." Rizki yang pertama tertawa, "yah, gimana lagi", "wah wah memang kalian", "Napa Kana, kamu tuh yang ngawalin", "hah? kok kalian tau?", "iya, dulu itu pas kami pulang dulu, bu Anita nggak pulang, malah nemenin kamu kan?", "i...iya... wah kalian ngintip ya?", "enggak ngintip, nguping aja, Eh..", "wah Bani...dasar...", "udah Kana, aku juga nguping pas itu", "hmm, iya udah... lah elu kapan Ki pegang dadanya bu Anita?", "iya...dulu sempat kerumahnya", "waaah... elu kerumahnya juga ya, jadi beneran!" Bani berteriak sendiri, "lah, elu emang kapan Ban?", "hehe, iya sama aku pas dirumah bu Anita, asik deh...", "jangan jangan... kalian... ngeseks sama Bu Anita", "loh, kayak kamu enggak aja Kana...eh Ban elu jadi...", "lah elu..." Mereka saling kaget, memang belum saling memberitahu, karena dilarang Anita. "udah udah... intinya, kita semua pernah ngeseks sama bu Anita", "iya, plus pernah pegang dadanya", "pernah jilat memeknya juga", "Heeh..., gak usah diperjelas", "hehe sori...". "oke...diurutin dulu, pertama aku nih ya...", "iya habus kamu aku Na...", "habis Rizki aku nih...eh... sebelum aku sih ayahmu Na...", "hah! ayahku?", "eh... anu..." Bani sudah mengungkapkan semua, "eh iya kamu pernah bilang ya Ban, liat bu Anita sama ayahnya Kana", "i...iya... menurutku sih nggak cuman ketemuan", "wah, masa Ayahku ngeseks sama Bu Anita juga?", "aku gak tau loh bro", "cuma nebak aja...hmm... aku pulang dulu Na..", "eh aku juga pulang ya Na..." Bani dan Rizki segera pulang saja. Malamnya, Kana masih penasaran, apa ayahnya benar benar lebih dekat dengan Anita bahkan sudah pernah bersetubuh. "Kana...", "iya yah...", "aku keluar lagi ya", "i...iya yah...tapi yah...", "kenapa?", "eh, nggak yah, hati hati..." Ayahnya Kana baru pulang sudah pergi lagi. Kana pergi kekamarnya, ia mengirim pesan saja kepada Anita. "Malam Bu Anita..." tak lama Anita membalas, "iya Kana", "maaf bu, saya mau tanya sesuatu", "hmm iya tanya aja", "bu Anita apa memang berhubungan dengan Ayah saya sudah lama?" Kana menunggu, namun ia tidak dapat balasan dari Anita. Kana menyimpan saja pertanyaanya untuk esok hari.
Hari selanjutnya, saat Sore Hari, Kana sudah menunggu, tidak ada yang datang juga. Bani dan Rizki juga tidak muncul. Tidak lama, Anita datang menemui Kana. "Sore kana...", "iya bu Anita...", "kamu nunggu Bani dan Rizki ya?", "iya bu", "mereka nggak kesini, udah ayo masuk dulu" Anita masuk kerumah bersama Kana. "mereka kemana bu?", "hmm bentar... jadi gini... aku udah bilang mereka, kelas hari ini libur dulu", "kenapa bu?", "iya... aku mau ngobrol lagi sama kamu Na...", "hmm iya bu, apa soal...ayahku ya?", "hm...iya..." Anita akhirnya mulai memberanikan diri ngobrol dengan Kana empat mata. Anita segera menjelaskan, Ayahnya kana memang dekat dengannya, bahkan jauh sebelum ia mengadakan les privat dirumah Kana. Anita menjelaskan detail, memang ayahnya Kana berharap menjadikan Anita istrinya. Anita beralasan ingin menyelesaikan kuliah dulu baru menikah, lalu biaya kuliah Anita dibayarkan Ayahnya Kana,bahkan kontrakannya juga dibayarkan. Kana terdiam dan juga kaget, ternyata begitu ceritanya. "Jadi... bu Anita... mau menikah dengan ayahku...", "gimana ya... iya mungkin begitu...", "kok mungkin bu?", "iya... gimana ya..." Kana melihat ada keresahan dalam kata kata Anita. "apa bu Anita nggak ingin jadi istrinya ayahku?", "bukan begitu...", "iya kalau nggak mau ya jangan diterusin bu", "hmm, iya sih, tapi...", "oh iya, kuliahnya bu Anita..." Kana kemudian diam saja. "huft... Maaf ya kana... bukannya mau memperalat atau apa, tapi kan ayahmu yang...", "iya iya, bu Anita nggak salah, aku juga senang bu Anita mau cerita...", "hmm, maaf ya Kana...", "minta maaf sama Ayah dong bu... kalau aku malah senang bu Anita nggak jadi ibuku", "loh...kenapa?", "bu Anita kan masih muda, cari suami yang umurnya nggak begitu jauh kan lebih baik", "hmm...", "terus kalau nikah sama ayah aku jadi keinget terus, soal yang dulu itu", "hehe...iya betul juga", "nah... ya udah Bu Anita bilang Aja keayah dengan jujur", "tapi... ibu takut dimarahi, kan ibu udah habisin banyak uang", "hmm, ya udah, Kana ikut ngomong ke ayah", "Kana..." Jadi Anita dan Kana menunggu Ayahnya Kana pulang, ketika pria itu tiba, Kana membantu Anita menjelaskan semuanya, juga mengakhiri permasalahan.
"Kana... kemarin bu Anita ketempatmu ya?", "iya Ban", "terus, gimana Na?", "iya gak gimana gimana Ki, iya aku ajak ngobrol, terus aku ajak ketemu ayahku"Kana diajak ngobrol bani dan Rizki di SMA mereka. "hmm, terus jadinya gimana?", "iya udah aman deh, ayahku gak jadi niat nikah sama bu Anita", "hmm gitu ya, terus bu Anita gimana?", "iya tetep jadi guru les kita dong", "oalah, bagus dah kalau gitu", "napa kalian? takut gak ketemu bu Anita ya? haha..." Kana tau benar, pasti Bani dan Rizki juga peduli dengan Anita. Hari itu juga, saat Sore Hari, 3 anak SMA itu sudah dirumah Kana. Tak Lama Anita datang juga, "Sore anak anak", "Sore bu Anita..." Anita kembali mengenakan pakaian layaknya guru yang baik.  "udah lama nunggu?", "nggak kok bu, saya baru dateng", "hehe... iya sudah ayo dimulai saja" mereka belajar seperti biasa, bahkan lebih semangat lagi, karena tau Anita tidak akan meninggalkan mereka. Rizki,Kana dan Bani sama sama tau dan sama sama setuju, untuk bisa memertahankan Anita dengan cara mendapatkan hasil terbaik disekolah mereka nanti. "Terima kasih bu...", "iya... beneran ya... kalian harus dapet hasil terbaik", "siap bu...  kami pastikan hasil terbaik, kan bu Anita sudah ngajar dengan baik juga", "iya bagus...", "kalau nilai kami jelek nanti bu Anita hukum aja deh", "haha iya... dah aku pulang dulu ya" Anita kali itu selesai mengajar. Rizki, Bani dan Kana tidak bubar sendiri sendiri, mereka menyempatkan belajar dulu bersama, mereka mau hasil terbaik.
Waktu cepat berlalu, Mereka bertiga juga sudah belajar banyak dari Anita, mereka lebih menghormati Anita, meski masih menyimpan ingatan indah saat bersama cewek itu diwaktu berdua saja. Anita sudah tau hasil belajar 3 muridnya memang sudah makin baik. 3 anak SMA itu yakin bisa melalui semua pelajaran dengan baik setelah ini. "Bu Anita kemana?", "hari ini nggak bisa kesini katanya", "ooh iya udah, ayo belajar deh", "iya bentar, katanya tapi besok kita disuruh kerumahnya", "besok? besok kan hari minggu", "enggak tau sih... kalian tau rumahnya kan", "tau dong", "iya udah besok kita kesana", "wah... mungkin aja", "sst... jangan asal tebak dulu... disimpen dulu tuh pikiran, kita liat besok", "siap... dah belajar bentar lah..." 3 anak SMA itu belajar bersama sejenak, meski Anita tidak kerumah Kana itu. Esok harinya, Kana, Rizki dan Bani berangkat menuju rumah kontrakan Anita, yang jelas lebih santai tanpa membawa buku pelajaran. "ini rumahnya bu Anita?", "iya bener Na...", "udah ayo..." mereka mengetuk pintu, setelah dibuka, Anita segera muncul. "ayo cepet masuk...", "wah...iya bu..." Anita menyuruh 3 muridnya itu segera masuk. Pintu ditutup, 3 anak SMA itu kemudian bengong, mungkin sudah lama mereka tidak melihat Anita memakai pakaian yang amat minim. "Hehe... Halo...", "i...iya bu...", "tumben bu..." Anita mulai senyam senyum, membuat 3 anak SMA didepannya bingung. "hehe... makasih kalian udah mau datang...", "iya bu... kami kan kangen bu...", "iya... takutnya bu Anita sakit atau apa kok gak ke rumah", "bu Anita... nggak papa kan?" Anita makin tersenyum manis, "iya... Bani... Kana... Rizki...aku nggak papa kok... aku seneng kalian udah ada disini semua", "hehe... iya bu..." Mereka bertiga masih bingung, tapi penasaran. "tau nggak... aku tu kangen banget sama kalian...", "i...iya sama bu...", "sini... aku pengen peluk kalian...", "mmh...hmm..." Anita mengajak mereka berpelukan. "hehe... nah... aku mau kasih tau sesuatu", "apa itu bu?", "aku... setelah ini mau pindahan...", "loh... pindah kemana bu?", "ada deh... kalian gak boleh tau", "loh kok gitu sih bu...", "hehe... udah... setelah itu... mungkin ibu gak bisa ke rumah Kana lagi... aku liat kalian udah pinter pinter... udah giat belajar juga... udah gak perlu bantuanku", "loh...nggak gitu bu...", "iya... tenang aja nanti tetep aku mampir nemuin kalian kok"," hmm, iya bu..."  3 anak SMA itu sempat murung, tapi segera tersenyum setelah melihat senyuman Anita. "dah... ikut aku yuk..." Mereka bertiga diajak pergi kekamar.
"bu Anita...", "Kana, Bani, Rizki...", "iya bu?", "kalian sayang aku nggak?", "sayang banget bu!", "hehe... sayang karena apa nih... karena udah pernah ngeseks sama aku ya?" Anita senyum senyum, 3 anak SMA didepannya malu malu. "b...bukan bu...", "kan bu Anita udah ngajarin kita... banyak hal...", "iya... jadi kami..." Anita mendekati 3 anak SMA itu, "iya iya... sekarang aku mau tau seberapa sayang kalian sama aku ya... ayo copot pakaian kalian...", "lah...bu...", "udah ayo... kalau gak mau brarti kalian gak sayang aku..." Anita menunggu dan duduk didepan mereka, tak lama 3 anak SMA itu mencopot pakaian mereka sendiri. "udah bu...", "tuh... udah pada berdiri juga... belum diapa apain" penis 3 anak SMA itu sudah tegak, Anita makin senang. "iya ini...itu bu...aah...", "wah...bu...uuh", "bu Anita...ah..." Anita bergantian mengocok 3 penis tegak dihadapannya. "kalian kok malu malu sih kalau barengan gini... pas sendiri sama aku biasanya gak gini...", "mm... iya beda ceritanya bu...", "hehe gitu ya...  takut aku bandingin? nggak lah... punya kalian hebat semua kok..." 3 anak SMA itu masih malu malu. Anita berhenti mengocok penis 3 muridnya, ia kini pergi kekasur dan tiduran dengan begitu menggoda. "bu Anita...", "sini... bukain sini ayo... kalian sayang aku nggak?", "hmm...iya bu..." mereka akhirnya mendekati Anita dikasur itu. mudah saja pakaian minim yang dipakai Anita itu dilepas, kini tubuh mulusnya membuat 3 anak SMA itu melongo, jelas mereka sudah kangen melihat keindahan tubuh Anita. "tuh gampang kan... kalian...aah...mmh... wah udah gak malu malu nih...gitu dong..." Kana sudah sibuk mengelus tubuh Anita, Bani dan Rizki jadi ikutan. "maaf ya bu... udah kangen nih...", "iya bu... udah lama...", "bu Anita tetap cantik dan seksi ya..." Anita jadi senang, ia memang sudah ingin merasakan rangsangan nikmat pada tubuhnya itu. "tuh...hehe...mmh... sini Kana...cup...mmh..mm...", "bu...mmh...cup..mm..." Anita mengajak Kana bercumbu, bibir mereka bertemu, lidah mereka beradu lagi. Bani sibuk mengelus tubuh Anita, ia paling tertarik mengelus bagian bawah tubuh guru cantiknya. Rizki sudah sibuk mengelus dan meremas buah dada montok milik Anita itu. "mmh..mm...cup...aah... gantian ya... Rizki...sini...", "oh iya bu...cup...mmh...mm...", "cup..mm..aahm...mm..." Kini Rizki yang dapat jatah berciuman dengan Anita. "mmh...aah...hmm...", "cup...aah... Bani sekarang...", "iya bu Anita...cup..mmh..mm..." Anita sudah mencumbu 3 muridnya itu, ia membagi kasih sayangnya.
"aah... makasih...hehe... eeh udah digesek gesek aja itu punya kalian...hmm..." selain menjamah dan menggrayangi tubuh Anita, 3 anak SMA itu juga sibuk menggesekan penis tegaknya pada tubuh Anita, meski belum kelubang kenikmatan. "mmh...udah gak tahan bu...", "gitu ya...hehe... ya udah... pelajaran terakhirnya... ujian ngeseks aja yach... gimana anak anak?", "wah iya bu...mau...", "hehe... oke deh...  aturannya gimana? masih inget?", "hmm... harus pakai...kondom bu?", "iya betul... karena Kana jawab duluan... boleh deh masukin duluan..." Anita membuka selangkangannya, memeknya ditunjukan pada Kana. "wah...hmm...", "hei mana kondomnya hayo?", "oh iya...dimana bu?", "hehe itu itu ambil dalem sana" Kondom diambil dari lemari, 3 anak SMA itu segera memakaikannya dirudal masing masing. Kana segera mendekat dan memegang kedua paha Anita, lalu ia tempelkan penis berpengamannya dibibir vaagina guru cantiknya. "mmh...bu... aku...", "iya lanjut aja Kana... kan ini lagi ujian... ayo...aahn....aah... hebat masuk semua punya Kana...aah..." Kana mendorong penisnya masuk, sleeb, masuk semua dalam vagina Anita. Anita tampak sudah kangen merasakan memeknya ditusuk penis tegak. "ooh... iya...mmh... betul nggak gini bu...gerakinnya...", "aah...iya gitu... gesek terus ya Kana...", "iya...mmh..ooh" Kana senang ia bisa memulai pertama untuk menggesek memek guru favoritnya. Tak lama, Anita meminta Kana berhenti, "Kana... gantian dulu ya... Ayo Bani sini...", "oh iya bu...hmm" Bani akhirnya dapat giliran, ia kini merapat diatas tubuh Anita, ia tanpa perlu diajari sudah bisa menyodokan penisnya masuk ke memek Anita. "aah...hebat juga ya Bani...iya gitu ya...aah...", "uuh...mmh...iya bu...hmmh" Bani akhirnya bisa menusukan penis tegaknya kememek Anita lagi. Selanjutnya, Bani diminta pindah, kini waktunya Rizki. "nngh... Rizki...wah...aahn...langsung masuk ya...hebat Rizki..." Rizki memilih segera menusukan penisnya kememek Anita, karena ia sejak tadi hanya berdiri sambil mengocok penisnya. "uuh...akhirnya...yes...", "ngh...iya gitu bagus...ah..aah...", "ooh...bu Anita.." Rizki menggesekan penisnya terus membuat dinding vagina Hangat Anita tak berhenti dipenetrasi. "aah...ngh... kalian semua...aah... dapet seratus...", "ooh makasih bu Anita...", "iya... sekarang... terserah kalian deh mau ngapain...", "wah...iya bu", "aahn...Rizki..." Rizki kini yang tiduran dikasur, Anita ada diatasnya. Anita masih merasakan lagi memeknya disodok penis berpengaman milik Rizki. Bani tampak mau ikut beraksi, dari belakang ia siapkan penisnya, ia dorong dorong dilubang pantat Anita. "mmh... aku masukin sini ya bu...", "aahn...wah... iya Bani...aauh... sesak...hebat..." sleeb , lubang pantat Anita ikut dimasuki penis. Anita mendesah terus, apalagi kini memek dan lubang pantat nya disodok penis tegak bergantian. "bu Anita....", "iya...Kana...ummh...mmh..mmgh..." Kana bagian depan, jadi ia minta Anita mengulum penisnya, dan cewek itu tentu mau. Jadi Anita digangbang 3 muridnya itu. dari depan belakang dan juga bawah, Anita terus disetubuhi dengan nikmat. "ooh...aku sayang bu Anita...", "iya...aah... bu Anita yang terbaik...", "makasih bu Anita...ooh.." 3 anak SMA itu benar benar senang. Entah berapa lama mereka menyetubuhi Anita, yang jelas mereka secara bergantian sudah klimaks, Croot crot Croot, kondom yang terpasang menahan sperma agar tidak muncrat kelubang kenikmatan Anita. Setelah itu 3 anak SMA itu berhenti dan istirahat dulu, Anita mengambil nafas lebih, sambil masih tersenyum. "huft...hhm...hehe... Kalian semua hebat ya...", "bu Anita juga hebat kok...", "hehe... iya... udah sampai disitu aja? kalian katanya sayang sama aku...", "loh bu Anita masih...", "hehe... itu kondomnya masih ada banyak toh...", "wah... itu...", "ayo... yang masih sayang aku siapa?" Sontak 3 anak SMA itu bersemangat lagi. "Aku bu...", "aku sayang bu Anita...", "bu Anita emang hebat..." Anita tersenyum senang sekali. "Iya...hehe... ayo anak anak... cup...mmh...aahn..." Anita dan 3 anak SMA itu meneruskan aksinya. Kana, Bani dan Rizki benar benar senang dan bahagia, meski mungkin itu saat terakhir bisa bercinta dengan Anita, mereka bertiga akan mencurahkan rasa sayangnya pada guru tercintanya itu. Anita tau ini momen terbaik dihidupnya untuk sekarang ini, jadi ia akan memberikan yang terbaik untuk murid murid kesayangannya.

No comments:

Post a Comment