Wednesday

Cerita Seks: Anita Guru Les Cantik Part 2


"Sudah ya, bu Anita pulang dulu", "iya bu", "makasih bu Anita" Anita kali itu baru selesai les privat dengan 3 muridnya itu, Kana, Bani dan Rizki. Sudah beberapa hari sejak kejadian hebat itu berlalu, Kana masih tidak bisa melupakan kebahagiaanya saat itu, Bani dan Rizki juga masih kepikiran terus. Setelah Anita pulang, 3 anak tadi mulai ngobrol lagi. "Na...", "oit Ban?", "beberapa hari ini... kamu gak ada sedihnya ye, senyuum mulu", "hehe iya bro lagi bahagia", "yee... dasar...bilang aja kalau...mmh..." Rizki mengganggu Bani agar tidak ngomong aneh aneh, "sst... Kalau temennya bahagia elu harusnya ikut bahagia dong", "duh, iye iye...",  Kana senyum saja melihat kelakuan dua temannya. "Haha, kalian mau disini dulu apa langsung pulang?", "aku pulang dulu deh ya, sini Ban pulang juga", "nanti deh, aku mau tanya...duh...", "udaah... kami pulang dulu Kana...", "haha...iya... makasih" Rizki memaksa Bani untuk ikut pulang. "duh ki... kan ane mau interogasi Kana", "gak usah... ngapain... kan kita tau sendiri gimana", "hmm, iya iya..." Bani ngobrol dengan Rizki dijalan, "Percaya aja Ban... nanti jatah kita ada sendiri", "iya deh, moga aja..." Jalan raya kali itu cukup ramai, Rizki melihat lihat kemacetan dilampu merah, ia tak sengaja melihat ada Anita diseberang jalan, sedang mampir kesebuah tempat makan.
"dah Ban, gue tinggal", "kemana Ki? arah rumahmu kan kesana?", "iya... mau kesana dulu... ada yang mau dibeli", "hmm iya udah..." Bani berjalan pergi, Rizki menyebrang jalan yang ramai itu. "eh, Rizki..." Anita tampaknya tidak lama, ia sudah keluar dari tempat makan itu, "eh, Bu Anita, habis makan ya bu?", "nggak jadi, menu favoritku sudah habis, rumah kamu didaerah sini ya?", "ehm... nggak bu, masih jauh", "hmm, jauh kok kamu jalan kaki?", "iya... udah biasa begini", "hmm, aku temenin jalan deh...", "bu Anita tempat tinggalnya didekat sini ya?", "iya gak begitu dekat sih, ayo" Rizki jadinya berjalan bersama Anita. Rizki agak canggung, mungkin karena suasananya berbeda, biasanya saat dirumah Kana, Rizki banyak bertanya dan bercakap cakap dengan Anita. "Bu Anita...", "iya Ki?", "hmm... ndak jadi bu", "loh kok gak jadi...", "lupa tadi mau tanya apa..." Rizki bingung sendiri, ia lihat Anita disebelahnya itu makin cantik saja. Tak begitu lama, Anita berhenti didekat sebuah rumah, "Rizki, nggak mampir dulu?", "loh, ini rumahnya bu Anita?", "mm, rumah orang sih, aku ngontrak disini", "ooh ngontrak ya bu?", "iya, dah ayo masuk dulu", "hmm, iya deh bu" memang Rizki berharap bisa mampir ketempat Anita. "maaf ya, belum dirapikan rumahnya", "nggak papa bu" Rizki melihat dalam rumah itu cukup berantakan. Rizki duduk saja dikarpet rumah itu, karena memang tidak ada sofa untuk tamu. Anita sempat pergi, lalu kembali sudah ganti pakaian. "Ni ada jajan sama minuman", "iya, makasih bu" Rizki senang sekali, ia lihat Anita memakai tanktop dan celana pendek, jauh berbeda dari saat mengajar dirumah Kana. "iya... oh iya tadi aku lupa kasih tau", "ada apa bu?", "besok libur dulu kelasnya", "hmm, iya bu, bu Anita ada kuliah ya?", "nggak, ada keperluan", "hmm iya bu" Rizki ngemil dan juga meminum hidangan yang diberikan Anita, ia mencoba agar tidak terlalu fokus melihati tubuh indah guru privatnya itu. Anita dan Rizki mengobrol beberapa saat, cukup lama tentunya bagi Rizki karena anak itu jadi makin fokus memandangi Anita. "... iya kalau dirumah gini maunya santai terus, jadi kadang lupa bersih bersih", "hmm... sekarang aja bu bersih bersih, biar Rizki bantu", "wah, beneran nih?", "iya bu", "iya bagus deh, ayo ki" Anita jadinya bersih bersih bersama Rizki. yang terlihat lebih banyak bekerja adalah Rizki, Anita tinggal memberi arahan, Rizki langsung bertindak. "...yang sini sudah bu", "siip, udah deh kayaknya bersih bersih sini aja", "ruangan lain nggak dibersihin sekalian bu?", "kasihan kamu nanti", "hmm, masih Rizki masih kuat kok bu", "hmm, iya udah yang terakhir ayo bersih bersih kamar", "iya bu" Rizki diajak pergi kekamar. Kamar Anita makin amburadul, pakaian dimana mana. "maaf ki, parah deh kalau kamarku", "tenang aja habis ini udah rapi bu" mereka mulai membersihkan kamar. Rizki sempat tegang sendiri, ia lihat bh Anita disekitar kasur, bahkan celana dalamnya juga, Rizki makin semangat membantu. "tolong itu ki, pakaianku", "iya bu..." Rizki merasa tubuhnya berdesir, ia sedang memegang bh Anita, setelah itu ia berikan ke pemiliknya. Anita sempat tersenyum melihat Rizki, "hihi... itu itu ki...", "...ini bu..." makin panas Rizki disuruh mengambil celana dalam Anita, untung ia masih kuat.
Setelah usai, terlihat Kamar Anita lebih rapi, "wah... kamarku jadi keliatan luas, makasih ya Rizki", "iya bu...", "Rizki keburu pulang nggak?", "hmm... nggak sih bu...", "hehe... sini sini..." Anita duduk diatas kasur, Rizki langsung mengingat suara Anita saat bersama Kana dulu. "hmm, bu...", "Udah sini bentar... nah..." Rizki malu malu mau naik dan duduk disamping Anita. Anita kemudian jadi ingat saat bersama Kana dulu, "mau ngapain bu?", "gak papa... sini hadap aku bentar", "iya..." Mereka berdua berhadapan, Rizki makin penasaran. "hmm... hehe...", "eh, bu..." Anita memeluk Rizki, mereka jadi berdekatan. "makasih ya Rizki", "iya bu...", "aku kangen deh... ada yang nemenin dirumah gini..." Anita tidak melepas pelukannya, membuat Rizki terbawa suasana, anak itu ikut memeluk Anita. "mm... bu Anita cari temen aja buat tinggal disini", "hehe... nggak deh, aku mending sendiri, mau minta Rizki tinggal disini juga mana boleh...", "hmm...iya..." Rizki berfikir mungkin ia akan senang bila bisa menemani hari hari Anita dirumah itu. Rizki bisa merasakan dada kenyal Anita menempel disekitar wajah anak itu, hangat tubuh Anita membuat Rizki merasa nyaman. "hmm...mmh... Rizki diem bentar ya...", "eh, bu..." Anita merobohkan tubuhnya, ia tiduran dikasur, otomatis Rizki ada diatas pelukannya. Anita mengelus rambut Rizki, membuat anak itu merasa senang sekali. "diem aja bentar... kamu peluk aku dong", "iya bu..." Rizki memeluk Anita, anak itu takut Anita tau kalau Rizki sebenarnya sudah tegang. "seneng deh ditemenin Rizki...", "iya... Rizki juga senang bu..." Rizki tak tahan dengan wangi tubuh Anita, begitu menggoda, anak itu kepalanya mendarat didada kenyal Anita, Rizki sudah tidak sabar lagi. "hmm, eh... Rizki...", "aduh, maaf bu..." Rizki tangannya berpindah menangkap buah dada Anita yang masih ditutupi tanktop itu. "hehe... nggak papa, dah pegang lagi...nah... kamu dah lama ya pengen pegang dadaku?", "mm...i...iya bu...", "nah udah pegang nih... lega belum?", "i...iya... tapi Rizki mau kayak Kana juga bu...aduh..." Rizki tadi melarang Bani menanyakan Kana, kini malah ia sendiri keceplosan langsung ngomong ke Anita. "hah? Kana...", "eh, ndak bu... itu..."  Rizki dan Anita duduk lagi dikasur itu. "Kana gimana?", "ndak bu... mm... Rizki pulang dulu deh bu..." Anita kemudian tau, pasti Rizki memergoki Anita bercinta dengan Kana. "sebentar... udah kamu disini aja", "tapi bu...", "tadi katanya mau kayak Kana itu? jadi mau apa enggak?" Rizki tersentak, ia kemudian memandang Anita yang tersenyum tengil itu. "mm... yang bener bu?", "iya... hih pasti kamu dikasih tau Kana ya soal itu?", "eh nggak kok bu, Kana gak bilang apa apa", "terus? kamu kok tau?", "iya...aku... denger aja suara bu Anita sama kana dikamar itu", "hmm, dasar kamu ya...", "m...maaf bu", "kalau gitu...cup...hehe... kamu harus dapet juga..." Rizki kaget, ia pikir ia akan dimarahi, tapi malah dicium Anita. Anita lalu memeluk Rizki dan mengajaknya tiduran dikasur lagi. "aduh...bu...", "hehe... kamu mau pulang... atau mau enak enak yang kayak Kana itu?", "mm... nggak jadi pulang dulu deh bu", "hehe... gitu dong... nah... ayo deh..." Anita mencopot tanktopnya, juga bhnya, Rizki melongo melihat buah dada Anita secara langsung, ia tak perlu lagi mengingat masa lampau. "wah...", "ayo Rizki mau pegang lagi apa endak? sekarang bisa pegang langsung...", "mm...iya...wah..." Rizki lupa cara berhenti, tangannya sudah berpindah memegang buah dada Anita yang kenyal itu. "punyaku gimana nih?", "mm... punya bu Anita besar ya... montok banget", "hehe... anak SMA sekarang udah pinter deh soal begini... aahn..." Rizki sudah terpaku, terbawa nafsu, ia remas buah dada Anita yang indah itu. "mmh, sakit ya bu?", "enggak... enak malah, liat deh putingku..." Rizki melihat puting susu Anita mengeras, ia pegang benda itu, ia mainkan sejenak. "wah...hmm...", "ahn... itu jangan dimainin terus... itu kan buat dihisap...", "oh iya..um..mmh...", "ahn... nakal Rizki... ibu gak suruh isep itu...haha..." Rizki sudah nyosor, mulutnya sibuk menikmati puting susu Anita. "mmh...mm...", "uuh... bentar deh..." Anita mengajak Rizki duduk lagi dikasur itu, cewek itu mencopot celana Rizki. "aduh bu...", "kenapa? tuh... punya kamu udah bediri juga...", "aah...uuh..." Anita menangkap batang kemaluan Rizki yang sudah tegak. "punya Rizki... lebih panjang deh dari punya kana...", "mmh... masa sih bu?", "iya... jadi pengen coba...um...mmh...mm..." Anita melahap penis tegak Rizki, dikulum dengan nikmat seperti menikmati eskrim yang segar. "uuh...wah..." Rizki begitu senang, akhirnya ia batangnya dioral guru favoritnya itu. "mmh...mm...mm...aah... eh bentar...liat Rizki..." anita berhenti, ia memegang buah dadanya, ia pasang dipenis Rizki. Batang kemaluan tegak anak SMA itu dihimpit dua gunung kenyal yang montok. "wah... paizuri...", "hmm? apa tuh ki?", "eh... ndak bu...uuh..." Rizki ingat adegan saat batang penis digesek buah dada kenyal, sebutannya paizuri, iya Rizki sering nonton film bokep Anime alias hentai. "hmm, gimana ki...enak nggak?", "mmh... enak banget bu...", "hehe... mm...mm... kepalanya nongol lagi sih...mm..." Buah dada Anita digesekan naik turun, Batang penis Rizki tenggelam dalam kenikmatan, namun bagian ujungnya masih muncul, dan Anita menjilatinya. Rizki tak akan lupa dengan adegan nikmat yang ia lakukan dengan Anita saat ini. "aduh...bu...mmh..." Rizki benar benar keenakan, ia pegangi kepala Anita yang bergerak naik turun, tubuh cewek itu memang digerakan untuk memuaskan Rizki. Beberapa saat berlalu, Croot Croot, Rizki klimaks, spermanya menyembur, jatuh dibuah dada Anita. "wah... mmh... spermanya Rizki banyak...dadaku jadi hangat..." anita duduk kembali, ia ratakan sperma ditoketnya, ia elus elus buah dadanya yang kini jadi makin menggoda. Rizki sempat lemas sejenak, tapi tegak lagi setelah melihat Anita mencopot celana pendeknya. "wah...bu Anita...", "mmh... liat ki... aku dah basah juga... tuh..." Anita membuka selangkangannya, menunjukan celana dalamnya yang basah, lalu ia copot juga, RIzki kemudian melihat memek guru privatnya itu. "wah...", "Rizki dulu kan denger aja, gak sempet lihat vaginaku kan? sini liat aja" Rizki melihat dekat, ia pandangi memek Guru Privatnya itu. Anita lalu menggesekan jarinya pada klistorisnya sendiri, ia mendesah kecil, membuat Rizki nafsunya bertambah. "wah...bu..." Rizki ikutan menggunakan jarinya, ia elus elus bibir vagina Anita, "baru pertama lihat langsung ya ki?", "iya...bu...mmh...mm..." Rizki nyosor lagi, kini mulutnya mencoba menikmati vagina Anita. "aahn...mmh...Rizki tau benar deh...ayo jilat aja nggak papa...aahn..." Rizki mulai menggunakan lidahnya, ia gerakan bebas mencicipi basahnya vagina Anita. "mmh...mm...sluurp...mm..." Rizki memegang dan mengelus paha mulus anita, sambil terus menyedot dan menjilati memek guru privatnya itu. "ssh...aah...mmh...nngh" Anita heran juga, Rizki begitu hebat beraksi. "mmh...mm...aah...", "udah ki... ayo ki...", "boleh ni bu?", "iya...nngh... bentar... pakai ini ya", "oh iya bu..." Rizki memakaikan kondom pada penisnya, lalu ia bersiap menikmati malam. "ayo Rizki... masukin ya...", "iya bu...mmh...aah..." Rizki kini ada diatas Anita, mulai ia siapkan pedangnya, ia cari lubang vagina Anita, lalu segera ia tancapkan, sleeb, masuk semua mengisi memek Anita. "aahn...ouh...yes...asik..mmh...", "uuh...wah..." Rizki akhirnya merasakan nikmatnya menyetubuhi Anita. mulai digerakan penis tegak itu pelan pelan, Rizki menikmati aksinya, "Ki... peluk aku...mmh", "iya...mmh...uuh...", "aahn... gesek terus Rizki sayang...aahn..." Rizki jadi termotivasi, segera ia gesekan penisnya maju mundur lebih cepat, ia penetrasi vagina guru privatnya dengan penuh semangat. Ditempat lain, Bani sedang penasaran, ia kirim pesan ke handphone Rizki, tapi belum juga dibalas, ia pikir pasti temannya itu sudah tidur, padahal Rizki sedang asyik menyetubuhi Anita. "mmh...uuh...bu Anita...ooh...", "nngh... uuh...", "mmh...mm...mm..." Rizki terus memuaskan Anita, anak SMA itu juga kembali meremas toket Anita, juga menciuminya. Rizki Benar benar lupa akan waktu, ia terus saja menggesekan batang kemaluannya, ia nikmati dinding vagina Anita yang berdenyut hebat. "aahn... nngh... Rizki...auh..mmh..." Anita makin suka saja bercinta dengan anak SMA, semangat dan penuh rasa ingin tahu. Beberapa saat itu, Anita dan Rizki bukan murid dan guru lagi, tapi pasangan mesrah yang saling memuaskan nafsunya. "aduh...uh...mmh...aah..." Croot Croot, Rizki akhirnya Klimaks, ia cabut penisnya keluar dari lubang kenikmatan. "uuh... lega deh...sini...", "mmh..uuh... makasih bu Anita..." Kondom dicopot, lalu Anita menjilati dan menghisap sisa Sperma dibatang penis Rizki. "mmh...aah... iya... dah ayo pakai lagi pakaianmu", "iya bu...", "wah udah jam segini, berani nggak pulang sendiri?", "berani bu", "iya harus berani, buktinya kamu dah berani perkosa gurunya sendiri", "aduh, m..maaf bu", "haha bercanda Rizki sayang..." Rizki bergegas berpakaian, ia lalu bersiap pulang. "m...makasih bu Anita", "iya, dah hati hati... eh... jangan kasih tau siapa siapa loh...", "iya bu Siap...", "hehe...dah...hati hati..." Rizki pulang, dengan amat lega, dan juga senang, ia bisa melampiaskan imajinasinya, dan merealisasikannya dengan begitu indah.
Esok Harinya, Anita mengirim pesan pada Kana kalau kelas hari itu diganti lain hari, Kana lupa memberitahu temannya, Rizki sudah tau pun juga tidak memberitahukan Bani, jadi Bani sore hari itu pergi kerumah Kana. "... Lah kamu gak ngasih tau aku Na...", "sori Ban, lupa, aku juga lagi ribet tadi dirumah, ayahku lagi pergi soalnya", "hmm iya udah deh" Bani akhirnya pulang sendirian. Sampai rumahnya ia juga mengirim pesan pada Rizki, "gak bilang Ki kalau libur lesnya", "eh... iya lupa, soalnya  sama bu Anita gak boleh bilang", "lah... aneh deh", "eh, maksudny emang aku lupa aja Ban, Sori haha" Bani heran juga, memang dari kemarin baru sore itu Rizki membalas chatnya. "Bani...bantu ibu bentar", "iya bu..." Bani dipanggil ibunya, ia ternyata disuruh membeli sesuatu. Bani pun pergi keluar. Ia langsung menuju toko tempat biasa ibunya beli sesuatu. Sampai Sana, Bani segera membeli barang yang diminta, setelah itu ia bergegas pergi. Langkah Bani pergi kali itu terhenti, ia melihat Anita dan Ayahnya Kana dalam mobil yang sedang berjalan pelan dijalan itu. Setelah mobil berjalan pergi, Bani masih termenung, kenapa Ayahnya Bani bersama Bu Anita? namun Bani memilih pergi kerumah dan memberikan barang pembelian tadi kepada ibunya. jadi Hari itu Bani tidak bertemu Anita,Rizki,Ataupun Kana secara langsung.
hari selanjutnya, Saat disekolah, Bani menyempatkan diri bertanya pada Rizki. "lusa elu kok gak bales sih Ki?", "mm...itu...pulsa ku habis bro", "halah... eh... tau nggak kemarin aku ketemu Ayahnya Kana sama bu Anita dalam satu mobil", "hah? katanya bu Anita kan kemarin ada urusan jadi gak bisa ketemu kita", "lah? apa emang urusannya sama Ayahnya Kana?", "ah entahlah, yang pending aku udah", "udah apa?", "eh...udah tau itu tadi, kalau Kana dan ayahnya sama sama dekat sama bu Anita", "hmm, iya bener" Bani masih belum tau kalau Rizki sudah pernah menikmati malam dengan Anita. Sore Harinya, Bani dan Rizki pergi kerumah kana untuk mengikuti les privat seperti biasa. "oi kalian", "hei kana...", "mana bu Anita?", "tadi dadakan kasih tau aku, bu Anita gak bisa dateng lagi", "halah...", "ya...dua kali ketipu gue", "sabar sabar, dah masuk dulu aja", "oke bro", "gak deh aku pulang aja", "lah kenapa ban?", "iya napa ban? sini ngobrol dulu", "gak deh, dah aku pulang dulu..." Bani berjalan pulang, Rizki memilih menemani Kana. Bani bergegas pulang, menyimpan tasnya, lalu ia pergi keluar, anak itu berharap bisa bertemu Anita dijalan seperti kemarin. Jadi ia tunggu saja didekat jalan Raya kemarin, namun ia tak melihat ada mobil kemarin, ataupun Anita. Sempat bersiap pulang, Bani melihat Ayahnya Kana, berjalan dari sebuah tempat makan. Bani memilih mengikutinya, dari jarak yang aman agar tidak ketahuan. Setelah diikuti, Ayahnya Kana berhenti disebuah Rumah. Bani tentu tidak tau, tapi itu adalah Rumah kontrakan Anita. Bani baru tahu setelah Anita keluar dan menyambut Ayahnya Kana.  "wah...makasih ya...", "iya... iya sudah aku pulang ya...", "iya, makasih ya buat semalem, hihi...", "hehe iya Anita sayang..." Bani menguping lagi, ia kini makin percaya, ada sesuatu antara Ayah Kana dengan Anita. Setelah Ayahnya Kana pergi, Bani memberanikan diri pergi kerumah kontrakan Anita itu. Setelah mengetuk pintu, beberapa saat Anita muncul, "wah... Bani...", "sore bu anita...", "iya...sini masuk dulu..." Bani kini yang menemani Anita dirumah itu.
Dari ketiga anak Sma itu, Bani yang terakhir kali terpukau pertama melihat Anita pakai tanktop dan celana pendek. "maaf ya bu, tiba tiba kesini", "hmm, nggak papa, tapi aku boleh tanya nggak?", "iya bu, ada apa?", "kamu tahu ini rumahku dari siapa?", "hmm... tadi liat ada Ayahnya Kana sama Bu Anita didepan sebentar", "ooh, aku kira dikasih tau Rizki", "memang Rizki tau rumah bu Anita?", "eh...nggak tau juga bu Anita, hmm eh itu ayo snacknya dimakan", "hmm iya bu makasih" Anita bingung, bagaimana kalau nanti Bani memberitahukan hal tadi kepada Kana? "mm... Bani...", "iya bu?", "jangan kasih tau Kana yah kalau tadi ayahnya disini", "ooh iya bu, tapi emangnya kenapa bu?", "iya bahaya nanti", "mm... nanti bahaya juga kalau Ayahnya tahu soal kana...eh...", "loh... bentar... Bani juga nguping pas aku dikamarnya Kana ya?", "aduh...endak...anu itu..." Bani mudah saja keceplosan, Anita tersenyum, lalu tertawa kecil, "Haha... udah nggak papa, jadi kamu bareng Rizki ya ngupingnya?", "hmm...iya bu...maaf....", "iya udah nggak papa...", "bu Anita kok tau kalau saya sama Rizki juga?'', "hmm... iya Rizki udah bilang ibu, udah minta maaf juga", "oh begitu ya...", "hmm, memang harus adil nih jadinya", "adil gimana bu?" anita tidak bisa kerumah Kana karena ia tidak mau kesana bersama dengan ayahnya kana, karena malam sebelumnya ia bercinta dengan Ayahnya kana. Anita berfikir lagi, kemarin dengan ayahnya kana, sebelumnya dengan Rizki, terus apa ia harus dengan Bani malam ini?
"Bani nggak keburu kemana mana kan?", "ndak kok bu, tadi kan emang niatnya les dirumah Kana", "iya udah, kalau gitu kali ini kamu les dirumah ini ya sama aku", "tapi buku saya dirumah bu", "iya kali ini lesnya gak butuh buku", "les apa emangnya bu?" Bani mulai bisa menebak jalan ceritanya. "udah ikut aja, sini kekamar aja" Bani tersenyum, pasti asyik bila ia diajak kekamar. Sampai kamar, Bani diajak duduk dikasur, anak SMA itu sudah senyam senyum, membuat Anita tak bisa menahan tawa, "lah bu Anita kok ketawa?", "haha...aduh aduh Bani... kamu emang lucu...", "lah... bani kan cuma duduk ini bu?", "iya... haha... lihat tuh kening kamu", "kenapa bu? eh", "cup... haha..." Anita mencium kening Bani, membuat anak SMA itu tersipu. "aduh bu Anita bikin malu" Anita sadar Bani memang paling lucu diantara Kana dan Rizki. "haha... gitu aja udah malu, sini sini", "aduh...bu...", "dah... sekarang kamu belajar jadi orang dewasa, mau nggak?", "wah... mau bu!", "ssst... jangan ramai, kalau ramai gak jadi belajar aja", "hmm maaf bu, iya Bani diem deh", "haha... emang kira kira kita belajar ngapain?", "mm...belajar itu bu...", "itu apa?", "ituloh... yang itu...", "orang kita belajar ngitung keuangan sehari hari kok", "yaah... ternyata....", "hahaha... ya enggak kali...sini sini...", "eh...bu anita..." Anita menangkap Bani, ia ajak tiduran dikasur. "haha... iya iya... kita belajar yang itu...", "yes...hihi...", "seneng bener ya, padahal juga gak boleh aslinya", "hmm, kan belajar aja bu", "iya iya...cup... langsung aja ya... belajar ciuman yuk...cup...mm..." Bani senang bukan kepalang, ia diajak berciuman, tentu ia tanggapi ciuman anita, ia balas dengan baik, "mm...cup..mmh...", "mmh...aah... wah kok kamu udah pinter...cup...mm...", "mmh...cup..mm..." Bani asyik beradu lidah dan juga berciuman dengan Anita yang cantik. "mmh...aah... Bani... berenti dulu...", "mmh...iya bu...", "tangannya nakal ya... kan belum disuruh pegang dadaku", "oh iya... m...maaf bu", "hmm, kalau mau pegang ya dibuka dulu, ayo bukain...", "i...iya bu..." Bani fokus pelan pelan mencopot tanktop Anita. "eits... satu dulu yang dibuka, sini cium aku lagi...cup..mmh...", "mmh...mm..." Bani tentu senang diajak ciuman lagi. "mmh...cup...mm...aah... sambil bukain ini deh Ban...cup...", "iya...mmh...mm..." sambil asyik ciuman, Bani membuka bh Anita, "mmh...cup...aah... Bani bisa enggak?", "yang belakang ini susah bu...", "hahaha... nih nih aku bantu...", "nah udah bu...wah..." Bani terpukau melihat buah dada Anita yang montok. "kamu bikin aku ketawa terus deh Bani...haha... ayo sini...cup...mmh..mm...", "mmh...cup...aah..." Bani diajak ciuman, anak itu kini sambil memegang buah dada Anita, dielus dan diremas pelan pelan. "mmh...mm..aah... udah... sini sini cium yang itu deh...", "wah iya...cup...mm...", "haha... lucu banget sih kamu ini..." Anita heran saja, setiap kelakuan Bani bisa membuatnya tertawa. Bani mulai mencicipi buah dada Anita, ia gemas sekali dengan benda kenyal milik guru privatnya itu. "mmh... bu Anita...aku boleh... cium yang ini?", "boleh boleh...ahn...haha... geli deh... kayak Bayi Bani minta cucu..." Bani asyik sendiri, ia cicipi puting susu Anita, dikecup dan dikenyot nikmat. "mmh...wah...mm..", "Bani... udah sini kamu...", "mmh...bu Anita..." Anita mencopot Celana Bani, ia melihat batang kemaluan anak SMA itu sudah tegak. "hahaha...aduh Bani...", "lah kok ketawa terus sih?", "iya itu...haha... sini sini..." Anita melihat batang kemaluan bani lebih pendek dari milik Rizki dan Kana. Anita mulai mengocok penis Bani, "wah...bu Anita...", "enak gak nih?", "iya enak...", "punya kamu lucu ya Ban... hayo geli gak nih kalo dijilat gini...mm...", "aah...geli", "mm...umm..mm..." Anita melahap batang penis Bani, ia sedot kuat, ia emut terus, "uuh..aduh...ngh...", "mm...mm...mmgh.." Croot Croot, Bani sudah klimaks, Anita mulutnya terisi sperma lagi. "m...maaf bu udah gak kuat", "mmgh...gleeg...mm...aah... iya gak papa...", "wah ditelan semua bu?", "iya, hebat kan aku?", "wah iya hebat" padahal Bani spermanya tidak terlalu banyak yang keluar. "dah, sini..." Anita melepas celananya sendiri, ia segera telanjang bulat, lalu ia nungging dan menunjukan memeknya pada Bani. "wuah... bu Anita...", "udah keliatan belum tuh?", "iya keliatan bu...wah...", "hei hei belum disuruh pegang...", "eh iya maaf...", "haha... iya iya pegang aja Bani...aahn...", "hmm, ini ya..." bani akhirnya bisa melihat vagina Anita juga. "mmh... buka coba Bani, liat aja...", "hmm, lubangnya dalem gak bu?", "hahaha.. dalem banget tu... punya kamu masuk semua nanti", "wah iya, aku masukin ya bu", "ssh bentar dulu... kalo mau masukin... jilat dulu punyaku itu", "oh iya bu siap...mm...mmh..", "iya gitu bener Bani...uuh..." Bani mulai menjilati bibir vagina Anita, ia juga mencoba memasukan lidahnya dan mencicipi dinding vagina Anita. "mmh..mm...rasanya aneh bu...", "hahaha... emang kamu kira manis?", "hmm iya nggak gitu bu...hehe...maaf...mmh...mm..." meski aneh, tapi rasa memek Anita membuat bani ingin terus menjilat lubang nikmat itu, bahkan Bani mulai menghisap hisap vagina Anita. "mmh...uuh...sssh...udah ban...", "mmh...iya sudah bu...", "dah... nih pake...", "gimana pakainnya bu?", "hahaha...iya pasang aja coba", "hmm, iya udah bisa bu" Bani sudah memasang kondom di batang penisnya. "pinter deh, udah ayo, biar kamu cepet dewasa", "iya bu...mmh...aku...masukin...oooh..." Bani benar benar senang, ia sodokan penisnya masuk, dan batangnya itu tenggelam semua divagina hangat Anita. "haha... gimana? enak gak?", "enak banget bu Anita...ooh..." Bani benar benar keenakan, Anita malah tertawa lagi, karena memang dua hari yang lalu ia disodok penis yang lebih besar dan panjang. "iya... deketan dong... pegang dadaku bisa enggak?", "mmh...bisa bu...mmh..." Sambil menusukan Penisnya, bani merapat dipunggung Anita, tangannya menangkap buah dada Anita yang menggantung. "aahn... ayo digesek dong Bani sayang...aahn...", "ooh...iya...mmh...uuh..." Bani senang sekali, ia bisa melakukan adegan seks doggy style dengan menggesekan penisnya di dinding vagina Anita yang hangat. "aahn...mmh...uuh..." Anita menikmati juga akhirnya, ia baru mencoba adegan doggy style itu, ternyata asik juga. Bani tangannya menahan buah dada Anita yang bergoyang, saat tubuh guru privatnya itu terus bergerak. Bani terus menabrakan penisnya maju mundur, ia sepenuh tenaga menikmati vagina Anita. "uuh...ooh...", "Bani... bentar..." Anita meminta ganti posisi, ia suruh Bani tiduran. "wah... Bu Anita...", "hehe... gantian aku yang gerak ya...ooh..." Anita menyiapkan lubang vaginanya, ia  pasang dipenis tegak bani yang tidur itu, sleeb, masuk semua. kini Anita yang bergerak melompat lompat, ia buat Bani benar benar keenakan. "uuh...waw...hebat...uuh...", "sini tangan kamu Bani...mmh...pegangin yang bener", "iya bu...wah...hmm...uuh..." Bani terpesona, ia lihat Anita begitu enjoy melompat lompat, Bani tangannya menahan buah dada Anita yang bergoyang hebat itu. Anita juga tidak berhenti tersenyum. Bani sungguh senang, sore itu terlalu indah baginya. Beberapa saat itu Bani terus dipuaskan dengan aksi Anita. Namun tak lama, Croot Croot, "aahn...wah udah keluar..." Anita berpindah, ia kini ada disebelah Bani. Anita mencopot kondom dipenis Bani, Anita juga menghabiskan sperma dibatang penis bani sambil ia bersihkan juga. "wah...mmh...makasih bu Anita...", "iya Bani... hehe... dah belajarnya udahan dulu ya", "iya bu, bani juga udah lega", "haha... udah lama pengen belajar begini ya sama aku?", "hmm...iya bu...hehe...", "haha dasar... sana pake pakaianmu" Bani berpakaian lagi. "m... sekali lagi makasih bu Anita", "iya iya, hmm, bisa nggak kamu jangan kasih tau siapa siapa soal yang barusan?", "siap bu, Bani gak kasih tau siapa siapa", "siip, udah kamu pulang ya, nanti dicariin loh", "i...iya bu", "iya udah... kalau belum pulang juga nanti aku laporin polisi, udah perkosa guru privatnya sendiri", "aduh jangan bu, iya ini Bani pulang", "hahaha... bercanda Bani...dah...makasih..." bani akhirnya pulang juga. Anita geleng geleng, heran saja, ia tak percaya kalau dirinya bisa ngeseks dengan banyak laki laki. Anita sempat melamun sejenak untuk berfikir. Dan akhirnya ia memilih memutuskan untuk tidak bersetubuh untuk beberapa saat. Anita sudah memuaskan 3 Anak SMA murid lesnya itu, jadi, ia ingin tahu dulu apa yang akan diberikan mereka untuk bisa mendapatkannya lagi.

No comments:

Post a Comment